EFEKTIFITAS KONSELING BIDAN TERHADAP KEIKUT SERTAAN IBU HAMIL TRIMESTER III
MENJADI ASEPTOR KONTRASEPSI IUD PASCA PLASENTA
DI POLI OBGYN UPTD RSUD BALI MANDARA
4 Asa Mutia Sari Pengaruh Konseling Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konseling bidan terhadap
2017 Bidan Terhadap Tingkat tingkat pengetahuan dan minat menjadi akseptor IUD post plasenta di Kecamatan
Pengetahuan Dan Minat Ungaran Barat. Metode Penelitian ini menggunakan pre eksperimental one group
Menjadi Akseptor IUD pretest-posttest design. Sebanyak 42 sampel diambil secara consecutive sampling
Post Plasenta di dari ibu hamil yang melakukan konseling di tempat praktik bidan. Subyek diberi
Kecamatan Ungaran Barat kuesioner pretest dilanjutkan dengan konseling, dan diberi kuesioner setelahnya.
Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil Rerata usia responden yaitu 26,33
± 5,485 tahun, 30 responden dengan kehamilan pertama dan 12 responden
kehamilan bukan pertama. Pengetahuan ibu tentang IUD pada pretest reratanya
5,79 ± 1,025 dan pada posttest reratanya 7,81 ± 1,065. Terdapat perbedaan tingkat
pengetahuan yang bermakna setelah dilakukan konseling (p=0,000), serta minat
antara pretest dan posttest dengan nilai perbedaan rata-rata (mean) sebesar 3,83
dan nilai p=0,000 (p<0,05).
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah konseling berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan dan minat menjadi akseptor IUD Post Plasenta di Kecamatan
Ungaran Barat.
5 Andrianto Pengaruh Konseling Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efek konseling antenatal yang
Kurniawan Antenatal terhadap dilanjutkan selama awal persalinan versus konseling pada persalinan awal pada
2019 Tingkat Penerimaan IUD penerimaan penggunaan AKDR postpartum. Metode penelitian yang digunakan
Pasca Salin:Non RCT adalah eksperimen kuasi. Wanita hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan
eksklusi dilakukan konseling selama kunjungan antenatal dan dilanjutkan saat
awal persalinan saja dimasukkan dalam kelompok kontrol. Mereka yang dilakukan
selama awal persalinan hanya ditugaskan untuk kelompok kontrol. Konseling
dilakukan dengan menggunakan konseling kartu yang dirancang khusus yang
diperkenalkan oleh BKKBN. Luaran utama yang dilihat adalah pemasangan
AKDR postpartum. Uji chi square, risiko relatif dan regresi logistik digunakan
untuk analisis statistik.
Penelitian ini mendapatkan hasil Sebanyak 144 subjek terbagi dalam 72 subjek
sebagai kelompok yang terpapar dan 72 sebagai kelompok kontrol. Kedua
kelompok sebanding dalam hal usia, paritas, pendidikan, cara persalinan, dan
riwayat penggunaan AKDR sebelumnya. Tingkat pemasangan IUD pada
kelompok yang terpapar adalah 52,8% dibandingkan dengan 26,4% pada kontrol
(RR 2,00; 95% CI 1,28-3,12). Faktor-faktor lain yang berkontribusi pada
penerimaan AKDR postpartum adalah cara persalinan dan penggunaan AKDR
sebelumnya. Regresi logistik menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan
berkontribusi terhadap penerimaan AKDR postpartum (OR 8,42; 95%)
penggunaan AKDR sebelumnya (OR 8,42; 95% CI 1,68-42,27) cara persalinan
(OR 4,96; 95% CI 1,86- 13,26), sementara waktu konseling adalah yang ketiga
(RR 2,93; 95% CI 1,36-6,32).
Kesimpulan: Konseling yang dilakukan selama ANC berlanjut pada periode
persalinan dini meningkatkan penerimaan AKDR postpartum secara signifikan.
Faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap penerimaan penggunaan AKDR
adalah riwayat penggunaan AKDR sebelumnya dan cara persalinan.