com
ABSTRAK
Latar belakang:Pencapaian Contraceptive Prevalence Rate (CPR) sebesar 57,9% menunjukkan bahwa KB belum
berjalan secara optimal salah satunya menyangkut pemanfaatan konseling KB sebagai upaya menghindari
kehamilan yang tidak direncanakan. Masa nifas merupakan masa yang tepat dalam menggunakan kontrasepsi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan yang diberikan oleh tenaga kesehatan akan
meningkatkan minat calon akseptor kontrasepsi.
Objektif:Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemanfaatan konseling kontrasepsi
pasca persalinan.
Metode:Penelitian ini menggunakan metode Randomized Controlled Trial (RCT) untuk memberikan
konseling kepada pasangan dan individu. Subyek penelitian ini adalah ibu hamil trimester akhir dengan
teknik Simple Random Sampling dan kemudian diacak untuk menentukan kelompok intervensi dan kontrol.
Analisis bivariabel menggunakan uji statistik Chi Square dengan CI 95 % dan nilai P < 0,05 serta analisis
multivariabel regresi logistik binomial.
Hasil dan Diskusi:Proporsi penggunaan kontrasepsi postpartum pada kelompok intervensi dibandingkan
dengan kelompok kontrol adalah selisih persentase 86%. Variabel umur istri dan informasi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pemanfaatan alat kontrasepsi pasca persalinan.
Kesimpulan:Penggunaan konseling berpasangan pada ibu hamil efektif meningkatkan pemanfaatan
kontrasepsi pasca persalinan.
ABSTRAK
Latar Belakang: Rendahnya kemampuanTingkat Prevalensi Kontrasepsi (CPR)yaitu 57,9% menunjukkan
bahwa program Keluarga Berencana (KB) belum berjalan dengan optimal. Salah satunya adalah konseling
penggunaan KB sebagai upaya menghindari kehamilan yang tidak direncanakan. Periodepascapersalinan
merupakan masa yang tepat dalam memakai kontrasepsi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa
konseling secara berpasangan dengan melibatkan suami istri yang diberikan oleh petugas kesehatan akan
meningkatkan calon minat akseptor terhadap pemakaian kontrasepsi.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan utilisasi kontrasepsi pascapersalinan melalui konseling.
Metode: Metode penelitian ini adalah menggunakan desainUji Coba Terkontrol Acak (RCT)dengantidak
menyilaukanyaitu memberikan konseling kepada pasangan dan konseling kepada individu. Subjek
penelitian ini adalah ibu hamil trimester akhir dengan teknik pengambilan sampelContoh acak sederhana
139
Vol. 4 | No.3 | Desember 2017| Jurnal Kesehatan Reproduksi: 139-145
PENDAHULUAN
guna mendukung terwujudnya pembangunan
Program keluarga berencana memiliki makna
kesehatan yang lebih baik. Konseling
yang strategis, komprehensif dan fundamental
kontrasepsi dapat membantu calon atau
dalam mewujudkan manusia Indonesia yang
suami istri untuk mengambil keputusan serta
sehat dan sejahtera. Penelitian yang dilakukan
mewujudkan kesehatan reproduksi sehingga
oleh Mujiati1menjelaskan mengenai UU Nomor 52
Tahun 2009 tentang perkembangan upaya konseling dapat membantu dalam
kependudukan dan pembangunan keluarga menurunkan angka kematian ibu.3
menyebutkan bahwa keluarga berencana adalah Kontrasepsi sebaiknya digunakan pada waktu
upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak, dan atau sebelum melakukan hubungan seksual untuk
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, pertama kalinya setelah melahirkan.4
melalui promosi, perlindungan, dan bantuan Hingga saat ini masih banyak juga ibu-ibu yang
sesuai hak reproduksi untuk mewujudkan menolak menggunakan kontrasepsi. Penelitian
keluarga yang berkualitas.1Berdasarkan penelitian yang dilakukan Romero-Guttierrez menjelaskan
Glasier2di negara-negara dengan tingkat bahwa dari 1025 responden didapatkan 50%
kelahiran yang tinggi, keluarga berencana menggunakan kontrasepsi dan 50% tidak bermanfaat baik untuk
kesehatan ibu dan bayi,
menggunakan kontrasepsi. Beberapa alasan
dengan diperkirakan dapat menurunkan 32% yang disampaikan adalah karena minimnya
kematian ibu dengan mencegah kehamilan informasi yang didapatkan sehingga menunda
memakai kontrasepsi hingga
yang tidak diinginkan dan dapat menurunkan
periodepascapersalinan berakhir. Selain itu mereka
10% kematian anak, dengan mengurangi jarak
juga menutup bahwa memakai perlindungan
persalinan kurang dari 2 tahun.
melindungi kenyamanan dalam melakukan
Salah satu upaya dalam meningkatkan hubungan seksual.5
pemakaian kontrasepsi adalah dengan konseling. Pada beberapa penelitian ditemukan bahwa salah
Konseling merupakan suatu upaya untuk satu yang mempengaruhi konseling pada pemakaian
meningkatkan kualitas sumber daya manusia kontrasepsi adalah karena dukungan suami, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Romero-Guttierrez
dalam rangka meningkatkan kesadaran, kemauan
dimana 50% ibupascapersalinan menolak
serta kemampuan untuk hidup sehat termasuk
menggunakan kontrasepsi karena tidak
didalamnya mengenai reproduksi kesehatan
140
Linda Shintiana dkk., Dampak Konseling Individu dan Konseling Berpasangan
Terhadap Penggunaan Kontrasepsi Pascasalin:Percobaan acak terkontrol(RCT)
Tempat penelitian ini adalah di Klinik Bersalin ini adalah ibu hamil pada trimester ke tiga yang
Permata Bunda dan Klinik Bersalin Sayang Ibu telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Kabupaten Paser. Waktu yang dipilih oleh peneliti
adalah selama tiga bulan dengan pertimbangan masa
menindaklanjutiyang dilakukan adalah 42 hari.
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
hamil trimester ketiga yang memeriksakan diri ke
klinik bersalin Permata Bunda dan Sayang Ibu
kabupaten Paser dan bertempat tinggal di
kabupaten Paser. Subjek atau sampel penelitian
Analisis univariabel dalam penelitian ini dengan usia suami yang tidak mengalami banyak
responden dan homogenitas terlihat pada tabel 1. terpapar informasi mengenai kontrasepsi pasca
Didapatkan hasil bahwa semua variabel bersifat persalinan yaitu sebesar 52%. Jumlah anak atau
homogen (P>0,05). Sebagian besar usia responden paritas responden sebagian besar adalah yang
pada istri berada di usia 18-30 tahun, berbeda belum mempunyai anak sampai yang
141
Vol. 4 | No.3 | Desember 2017| Jurnal Kesehatan Reproduksi: 139-145
memiliki 2 anak (0-2). Pendidikan istri mayoritas kontrasepsi pasca persalinan terbanyak yang
masih berpendidikan rendah yaitu 64% dipakai oleh responden yaitu sebanyak 50.7%
sedangkan pendidikan suami memperlihatkan pada kelompok berpasangan dan 44.7% pada
hasil yang berbeda yaitu sebagian besar kontrol, sedangkan MOP tidak dipilih sama sekali
berpendidikan tinggi. Suntik merupakan metode oleh responden
Konseling
Variabel Berpasangan Individu X2 p
n % n %
Usia Istri
18-30 54 67.5 53 66.3 0,03 0,867
> 30 26 32.5 27 33.7
Usia Suami
18-30 39 48.7 42 52.5 0,23 0,635
> 30 41 51.3 38 47.5
Paparan Informasi
Belum pernah 39 48.7 43 53.7 0,40 0,527
Pernah 41 51.3 37 46.3
Paritas
0-2 62 77.5 65 81.3 0,34 0,558
>2 18 22.5 15 18.7
Pendidikan Istri
Rendah 55 68.7 47 58.7 1.73 0,188
Tinggi 25 31.3 33 41.3
Pendidikan Suami
Rendah 15 18.7 7 8.7 3.37 0,066
Tinggi 65 81.3 73 91.3
Keterangan: n = jumlah sampel X2=Kotak Chip =nilai-p
Pengaruh pemberian konseling individu dan istri serta suami terhadap penggunaan kontrasepsi pasangan pada penggunaan
kontrasepsi pasca persalinan dilakukan masing-masing persalinan dilakukan dengan uji statistikchi kuadratdengan
142
Linda Shintiana dkk., Dampak Konseling Individu dan Konseling Berpasangan
Tabel 2. Pengaruh konseling individu dan pasangan pada penggunaan kontrasepsi pasca persalinan
Penggunaan Kontrasepsi
Hasil analisis pada variabel usia istri informasi menunjukkan hasil yang bermakna
menunjukkan hasil yang signifikan secara dengan nilai signifikan sebesar 0.024 (p<0.05) dan
statistik sebesar 0.022 (p<0.05) dan CI=1.03- CI=1.03-1.52. Nilai RR menjelaskan bahwa ibu hamil
1.48. Nilai RR menjelaskan bahwa usia istri pada yang pernah terpapar informasi memiliki risiko 1,25
kelompok >30 tahun memiliki risiko 1,23 lebih lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi pasca
besar untuk memakai kontrasepsi pasca persalinan dibandingkan dengan yang belum
persalinan dibandingkan dengan kelompok usia pernah terpapar informasi.
18-30 tahun.Hasil analisis pada variabel paparan
Penggunaan Kontrasepsi
143
Vol. 4 | No.3 | Desember 2017| Jurnal Kesehatan Reproduksi: 139-145
Hasil analisis pada penelitian ini yaitu Hal ini sejalan dengan penelitian Tehrani yang
memberikan konseling individu dan berpasangan menyatakan bahwa umur istri mempengaruhi
pada penggunaan kontrasepsi pasca persalinan penggunaan kontrasepsi dimana wanita dengan
menunjukkan hasil yang signifikan (p<0.05). usia <20 akan berisiko tidak menggunakan
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh kontrasepsi 1.3 kali dibandingkan dengan
Sriwenda (2009) di kota Bandung menunjukkan wanita usia 21-35 tahun karena masih ingin
bahwa konseling yang diberikan kepada suami menambah anak.9
istri lebih efektif dalam meningkatkan pemakaian Paparan informasi menunjukkan hasil yang
kontrasepsi dan meningkatkan pemahaman suami bermakna secara signifikan terhadap
istri mengenai KB sehingga keputusan yang penggunaan kontrasepsi pasca persalinan,
diambil adalah keputusan bersama.8 dimana dari 78 responden yang pernah terpapar
Dalam penelitian ini diperoleh bahwa pada informasi kontrasepsi pasca persalinan 81% nya
istri yang berumur lebih dari 30 tahun akan menggunakan kontrasepsi pasca persalinan
meningkatkan risiko untuk menggunakan setelah 42 hari. Sejalan dengan penelitian yang
kontrasepsi pasca persalinan sebesar 1.23 kali dilakukan Westoff dan Rodriquez dimana dalam
dibandingkan yang berumur dibawah 30 tahun. penelitiannya menyatakan bahwa terdapat
144
Linda Shintiana dkk., Dampak Konseling Individu dan Konseling Berpasangan
145