Anda di halaman 1dari 7

RESUME

KONSEP NUTRISI IBU HAMIL DAN MENYUSUI :


HYPEREMISIS GRAVIDARUM DAN IBU MENYUSUI

Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet

DOSEN : Irisanna Tambunan, S.Kep., Ners., M.KM

Oleh
SITI NURAENI
191FK01124
3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI
KENCANA BANDUNG

2021
HYPEREMISIS GRAVIDARUM

A. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan


muntah berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga
menggganggu kesehatan dan pekerjaan sehari – hari (Arief. B., 2009).

B. Etiologi

Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Ada beberapa


teori menjelaskan terjadinya hiperemesis gravidarum, namun tak ada satupun
yang dapat menjelaskan proses terjadinya secara tepat (Simpson, et al., 2001).
Teori tersebut antara lain Teori Endokrin, Teori Metabolik, Teori Alergi, Teori
Infeksi, dan Teori Psikosomatik (Family Nurse Practitioner Program, 2002; Tiran,
2004).

C. Manifestasi Klinik

Menurut berat ringannya gejala, hperemesis gravidarum dapat dibagi dalam


tiga tingkatan (Manuaba, 2001; Winkjosastro, 2005).
a. Tingkat I

Muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum. Pada


tingkatan ini klien merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100x/menit,
tekanan darah sistol menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh,
turgor kulit berkurang, lidah kering, dan mata cekung.
b. Tingkat II

Klien tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, sehu
kadang-kadang naik, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.

c. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu
meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
wernicke ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah
hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esophagus, lambung dan
retina.

memenuhi kebutuhan nutrisi Hyperemesis Gravidarum

1. Penuhi kebutuhan vitamin B6


Hiperemesis gravidarum, menurut American Family Physician,
terjadi pada 200 kehamilan. Hal pertama yang harus Anda lakukan ketika
Anda mengalami hiperemesis gravidarium adalah mengendalikan rasa
mual dan muntah Anda agar tidak semakin parah dan membuat Anda
dehidrasi atau kekurangan nutrisi.
Mengatasi hal ini sebenarnya cukup mudah, menurut Australian
Family Physician, Anda hanya perlu memenuhi kebutuhan vitamin B6.
Asupan harian yang dibutuhkan oleh ibu hamil yang mengalami kondisi
ini adalah 25 miligram vitamin B6 yang harus Anda dapatkan tiga kali
sehari.
Vitamin B6 memiliki peran penting dalam tubuh, vitamin ini
membantu tubuh menggunakan makanan untuk dijadikan energi,
membawa oksigen ke seluruh tubuh, dan membentuk hemoglobin.
Memenuhi kebutuhan vitamin B6 dari makanan seperti beras
merah, gandum, ikan, daging ayam atau bebek, kacang-kacangan, dan
sayuran yang berwarna hijau. Jika Anda ingin mengonsumsi vitamin B6
dari suplemen atau multivitamin, pastikan dulu Anda berkonsultasi dengan
dokter kandungan Anda.
2. Konsumsi makanan yang tinggi karbohidrat
Menurut Journal Obstetric & Gynecology, ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarium harus mengonsumsi makanan yang
tinggi karbohidrat dan kaya protein dibandingkan mengonsumsi lemak
atau asam lemak.
Makanan tinggi karbohidrat ini bisa Anda temui pada makanan
seperti pasta, roti, beras, biskuit dan sereal. Makanlah sedikit demi sedikit
atau buat dalam porsi yang kecil tapi sering seperti satu atau dua jam
sekali. Jangan banyak minum supaya cairan tubuh tetap seimbang.
3. Pilih makanan tinggi energi
Hiperemesis gravidarium mungkin membuat Anda jadi sulit
makan. Namun di satu sisi, Anda harus tetap memenuhi kebutuhan nutrisi
harian Anda. Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah tetap konsumsi
makanan yang paling mudah Anda makan yang tidak menimbulkan rasa
mual.
Pilihlah makanan yang tinggi energi dan protein, produk susu
sangat disarankan untuk Anda yang mengalami kondisi ini.
Memilih yogurt yang dicampurkan ke buah, melelehkan mentega
di atas sayuran, mengoles mentega dan selai untuk roti bakar Anda, atau
minum susu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Anda di saat Anda
mengonsumsi sedikit makanan.
IBU MENYUSUI

Selama kehamilan tubuh calon ibu menyiapkan diri untu pemberian ASI
dengan cara penyimpanan energi dalam bentuk lemak ekstra sebanyak 2,5-3,5 kg
yang tidaka akan segera hilang sesudah melahirkan. Lemak ini memberikan kalori
ektra yang diperlukan untuk produksi air susu selama beberapa bulan pertama.

Asi memiliki keunggulan dan keistimewaan sebagai nutrisi dibandingkan


suber nutrisi lainnya. Komponen makro dan mikro yang terkandung di dalam asi
sangat penting dibutuhkan pada tiap tahapan pertumbuhan bayi. Komponen makro
terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan komponen mikro adalah
vitamin dan mineral.

kebutuhan nutrisi ibu menyusui meliputi;

1. Protein Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal


ketika menyusui. Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang
dianjurkan.
2. Cairan Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan.
Dianjurkan ibu menyusui minum 2 – 3 liter perhari, dalam bentuk air
putih, susu dan jus buah.

Vitamin dan Mineral Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih
tinggi dari pada selama hamil. Kompenen nutrient dalam ASI antara lain; protein,
laktosa dan lemak. Kadar protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60 % diantaranya
berupa whey yang lebih mudah dicerna dari pada kasein (protein utama susu sapi).
Lemak di dalam ASI merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A
dan karotinoid. Dalam ASI juga terdapat Asam Amino (sistin dan taurin) yang
tidak terdapat dalam susu sapi. Sistin digunakan untuk pertumbuhan somatik dan
taurin untuk pertumbuhan otak.

Nutrisi pada ibu menyusui Memberikan air susu ibu (ASI) pada bayi
memiliki banyak manfaat, antara lain menekan risiko infeksi telinga dan saluran
napas, serta mengurangi risiko bayi mengalami kesulitan buang air besar. Untuk
menjaga kualitas dan jumlah ASI, ibu menyusui disarankan untuk mengonsumsi
sekitar 2000 -2500 kalori per hari, banyak minum air putih, dan istirahat yang
cukup. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ibu menyusui perlu mengonsumsi
beragam jenis makanan dengan gizi seimbang.

Makanan yang baik untuk ibu menyusui perlu mengandung berbagai


nutrisi berikut:

1. Karbohidrat kompleks
Seperti gandum, kacang-kacangan, sayur, dan buah, merupakan
pilihan yang baik untuk mencukupi kebutuhan energi selama masa
menyusui.
2. Protein
Menurut penelitian, asupan protein yang cukup dari ASI berperan
penting dalam pertumbuhan otak bayi, sehinga akan mendukung
kecerdasannya kelak. Makanan yang merupakan sumber protein antara
lain adalah telur, daging tanpa lemak, ikan, produk olahan susu, kacang-
kacangan atau biji-bijian, serta gandum utuh.
3. Lemak sehat
Sebaliknya, pilihlah makanan dengan lemak sehat yang
mengandung omega-3. Lemak sehat bisa didapatkan dengan mengonsumsi
ikan laut, alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, serta minyak zaitun.
4. Zat besi
Zat besi memegang peranan penting dalam proses perkembangan
otak bayi. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan mengonsumsi
makanan yang kaya kandungan zat besi, seperti daging, kacang-kacangan,
sayuran hijau, dan gandum utuh.
5. Kalsium

Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt, juga sayuran berwarna
hijau merupakan sumber kalsium yang baik. Makanan lainnya yang juga tinggi
kalsium adalah tahu, tempe, susu kedelai, serta jus atau sereal yang sudah diberi
tambahan kalsium.

DAFTAR PUSTAKA

dr. Kevin Adrian. ( 30 April 2016 ). Nutrisi Penting dari Makanan Ibu Menyusui
agar Bayi Cerdas. Website : https://www.alodokter.com/nutrisi-penting-dari-
makanan-ibu-menyusui-agar-bayi-cerdas.

Iswandiari, Yuliati. 3 Cara Agar Ibu Hamil Tak Kurang Gizi Meski Sering Mual
dan Muntah Parah. Website :
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/prenatal/nutrisi-hiperemesis-
gravidarium/.

Runiari. N, 2010, Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis


Gravidarum: Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai