Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet
Oleh
SITI NURAENI
191FK01124
3B
2021
HYPEREMISIS GRAVIDARUM
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinik
Klien tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih menurun, lidah
kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun, sehu
kadang-kadang naik, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
c. Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, serta suhu
meningkat. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
wernicke ensefalopati. Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus menunjukkan terjadinya payah
hati. Pada tingkatan ini juga terjadi perdarahan dari esophagus, lambung dan
retina.
Selama kehamilan tubuh calon ibu menyiapkan diri untu pemberian ASI
dengan cara penyimpanan energi dalam bentuk lemak ekstra sebanyak 2,5-3,5 kg
yang tidaka akan segera hilang sesudah melahirkan. Lemak ini memberikan kalori
ektra yang diperlukan untuk produksi air susu selama beberapa bulan pertama.
Vitamin dan Mineral Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih
tinggi dari pada selama hamil. Kompenen nutrient dalam ASI antara lain; protein,
laktosa dan lemak. Kadar protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60 % diantaranya
berupa whey yang lebih mudah dicerna dari pada kasein (protein utama susu sapi).
Lemak di dalam ASI merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A
dan karotinoid. Dalam ASI juga terdapat Asam Amino (sistin dan taurin) yang
tidak terdapat dalam susu sapi. Sistin digunakan untuk pertumbuhan somatik dan
taurin untuk pertumbuhan otak.
Nutrisi pada ibu menyusui Memberikan air susu ibu (ASI) pada bayi
memiliki banyak manfaat, antara lain menekan risiko infeksi telinga dan saluran
napas, serta mengurangi risiko bayi mengalami kesulitan buang air besar. Untuk
menjaga kualitas dan jumlah ASI, ibu menyusui disarankan untuk mengonsumsi
sekitar 2000 -2500 kalori per hari, banyak minum air putih, dan istirahat yang
cukup. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ibu menyusui perlu mengonsumsi
beragam jenis makanan dengan gizi seimbang.
1. Karbohidrat kompleks
Seperti gandum, kacang-kacangan, sayur, dan buah, merupakan
pilihan yang baik untuk mencukupi kebutuhan energi selama masa
menyusui.
2. Protein
Menurut penelitian, asupan protein yang cukup dari ASI berperan
penting dalam pertumbuhan otak bayi, sehinga akan mendukung
kecerdasannya kelak. Makanan yang merupakan sumber protein antara
lain adalah telur, daging tanpa lemak, ikan, produk olahan susu, kacang-
kacangan atau biji-bijian, serta gandum utuh.
3. Lemak sehat
Sebaliknya, pilihlah makanan dengan lemak sehat yang
mengandung omega-3. Lemak sehat bisa didapatkan dengan mengonsumsi
ikan laut, alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian, serta minyak zaitun.
4. Zat besi
Zat besi memegang peranan penting dalam proses perkembangan
otak bayi. Oleh karena itu, ibu menyusui disarankan mengonsumsi
makanan yang kaya kandungan zat besi, seperti daging, kacang-kacangan,
sayuran hijau, dan gandum utuh.
5. Kalsium
Susu dan produk olahannya, seperti keju dan yoghurt, juga sayuran berwarna
hijau merupakan sumber kalsium yang baik. Makanan lainnya yang juga tinggi
kalsium adalah tahu, tempe, susu kedelai, serta jus atau sereal yang sudah diberi
tambahan kalsium.
DAFTAR PUSTAKA
dr. Kevin Adrian. ( 30 April 2016 ). Nutrisi Penting dari Makanan Ibu Menyusui
agar Bayi Cerdas. Website : https://www.alodokter.com/nutrisi-penting-dari-
makanan-ibu-menyusui-agar-bayi-cerdas.
Iswandiari, Yuliati. 3 Cara Agar Ibu Hamil Tak Kurang Gizi Meski Sering Mual
dan Muntah Parah. Website :
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/prenatal/nutrisi-hiperemesis-
gravidarium/.