Anda di halaman 1dari 8

RESUME

TEKNIK PENDEKATAN DAN KOMUNIKASI PADA LANSIA

Diajukan sebagai salah satu Tugas Keperawatan Gerontik

DOSEN : Eki Pratidina, S.Kp.,MM

SITI NURAENI
191FK01124
3B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG

2021
A. TEKNIK PENDEKATAN DAN KOMUNIKASI PADA LANSIA

Lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas (permensos 5 tahun
201 tentang Standar Nasional Rehabilitas Sosial Lanjut Usia).

Klasifikasi (WHO) mengelompokan usia lanjut menjadi empatmacam meliputi:

 Usia pertengahan (middle age) kelompok usia 45 samapai 59 tahun)


 Usia lanjut (elderly) kelompok usia antara 60 samapai 70 tahun)
 Usia lanjut usai (old) kelompok usia antara 75 sampai 90 tahun)
 Usia tua (veryold) kelompok usia di atas 90 tahun

Ada empat perubahan pada lansia yaitu perubahan aspek psikososial, penurunan
fungsi fisik, perubahan dalam peran sosial di masyarakat Dan perubahan yang terkait
dengan pekerjaan

B. Strategi berkomunikasi dengan orang yang sudah lanjut usia :


1. Karakteristik lanjut usia
2. Perkembangan komunikasi pada lansia
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada lansia
4. Hambatan komunikasi pada lansia dan cara mengatasi

C. Karakteristik lanjut usia


1. Komunikasi lansia sering dikaitkan dengan kemunduran fisik yang terjadi dan
penyakit akibat proses menua
2. Untuk mempermudah memahami bagaimana melakukan pendekatan ataupun
bagaimana strategi komunikasi pada lansia, perawat perlu tahu masalah dan
penyakit yang sering dihadapi oleh lansia
3. Gangguan komunikasi pada lansia sering terjadi karena masalah masalah fisik
yang dialami dan penurunan fungsi dari panca indra nya seperti penurunan
penglihatan pendengaran pengecapan penciuman dan perabaan

D. Perkembangan komunikasi pada lansia


1. Terjadi perubahan aspek fisik berupa perubahan neurologis dan sensorik,
perubahan visual dan pendengaran
2. Perubahan tersebut dapat menghambat proses penerimaan dan interpretasi
terhadap maksud komunikasi.
3. Menjadi penyebab lansia mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.
4. Penyebab kesulitan komunikasi pada lansia adalah perubahan kognitif yang
berpengaruh pada tingkat intelegensia, kemampuan belajar, daya memori dan
motivasi klien
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi pada lansia
1. Faktor klien atau lansia : meliputi kecemasan dan penurunan sensori (penurunan
pendengaran dan penglihatan, kurang hati-hati, tema yang menetap, misal
kepedulian terhadap kebugaran tubuh, kehilangan reaksi, mengulangi kehidupan,
takut kehilangan kontrol, dan kematian)
2. Faktor perawat: meliputi perilaku perawat terhadap lansia dan ketidakpahaman
perawat.
3. Faktor lingkungan : meliputi lingkungan yang bising dapat menstimulasi
kebisingan lansia dan terganggunya penerimaan pesan yang disampaikan

F. Keterampilan komunikasi perawat dengan klien lansia


1. Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri serta menjelaskan
tujuan dan lama wawancara
2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab berkaitan dengan
pengunduran kemampuan untuk merespon verbal
3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang
Sosio kulturalnya
4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan dalam
berpikir abstrak
5. Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan
respon nonverbal, seperti kontak mata secara langsung duduk dan menyentuh
pasien
6. Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda kepribadian pasien dan
distres yang ada
7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dan wawancara
pengkajian
8. Perawat harus memperlihatkan respon pasien dengan mendengarkan dengan
cermat dan tetap mengobservasi
9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi
pasien
10. Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin
11. Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif
terhadap suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan
12. perawat harus mengkonsultasi hasil wawancara kepada keluarga pasien atau
orang lain yang sangat mengenal pasien
13. Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara

Hambatan komunikasi pada lansia dan cara mengatasi. Berhubungan dengan


keterbatasan fisik yang terjadi akibat dari proses menua (aging proses) Antara lain
fungsi pendengaran yang menurun mata yang kabur tidak adanya gigi suara yang mulai
melemah dan sebagainya. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas berkomunikasi
dengan lansia, diperlukan penguasaan terhadap cara-cara mengatasi hambatan
komunikasi

G. Cara mengatasi hambatan berkomunikasi pada lansia


1. Menjaga agar Tingkat kebisingan minimum
2. Menjadi pendengar yang setia sediakan waktu untuk mengobrol
3. Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik
4. Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas
5. Jangan berbicara dengan keras atau berteriak bicara langsung dengan telinga
yang dapat mendengar dengan baik
6. Berdiri di depan klien jangan terlalu jauh dari lansia
7. Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana
8. Beri kesempatan bagi klien untuk berpikir
9. Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua
kegiatan rohani
10. Berbicara pada tingkat pemahaman klien
11. Selalu menanyakan respon terutama ketika mengajarkan sesuatu tugas atau
keahlian

Empat aspek pendekatan komunikasi pada lansia :

1. Pendekatan fisik
Mencari informasi tentang kesehatan objektif, Kejadian yang dialami,
Perubahan fisik organ tubuh, Tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan
dikembangkan serta kebutuhan Penyakit yang dapat dicegah progresivitas nya
2. Pendekatan aspek psikososial
Karena pendekatan ini sifatnya abstrak dan mengarah pada perubahan
perilaku umumnya membutuhkan waktu yang lebih lama. Untuk melaksanakan
pendekatan ini perawat berperan sebagai konselor, advokat, suporter, dan
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing atau sebagai penampung masalah-
masalah rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab bagi klien
3. Pendekatan sosial
Untuk meningkatkan keterampilan berinteraksi dengan lingkungan.
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, bercerita, bermain, atau mengadakan
kegiatan-kegiatan kelompok berupa implementasi dari pendekatan ini agar klien
dapat berinteraksi dengan sesama lansia ataupun dengan petugas kesehatan.
4. Pendekatan spiritual
Perawat harus bisa memberikan kepuasan batin dalam hubungannya
dengan Tuhan atau agama yang dianutnya terutama ketika klien dalam keadaan
sakit atau mendekati kematian. Pendekatan spiritual ini cukup efektif, terutama
bagi klien yang mempunyai kesadaran tinggi dan latar belakang keagamaan
yang baik.

F. Teknik komunikasi pada lansia

1) Teknik asertif : Asertif adalah menyatakan dengan sesungguhnya terima klien


apa adanya. Perawat bersikap menerima yang menunjukkan sikap peduli dan
sabar untuk mendengarkan dan memperhatikan klien serta berusaha untuk
mengerti atau memahami klien. Sikap ini membantu perawat untuk menjaga
hubungan yang terapetik dengan lansia.
2) Responsif: reaksi spontan perawat terhadap perubahan yang terjadi pada klien
dan segera melakukan klarifikasi tentang perubahan tersebut. Teknik ini
merupakan bentuk perhatian perawat kepada klien yang dilakukan secara aktif
untuk memberikan ketenangan klien. Berespons berarti bersikap aktif atau tidak
menunggu permintaan dari client. Contoh: apa yang ibu pikirkan saat ini?
Apakah yang bisa saya bantu untuk ibu?
3) Fokus: dalam berkomunikasi sering kita jumpai lansia berbicara panjang lebar
dan mengungkapkan pernyataan pernyataan di luar materi dan tidak relevan
dengan tujuan terapi. Sehubungan dengan hal tersebut, perawat harus tetap fokus
pada topik pembicaraan dan mengarahkan kembali komunikasi lansia pada
TOPIK untuk mencapai tujuan terapi. Sikap ini merupakan upaya perawat untuk
tetap konsisten terhadap materi komunikasi yang diinginkan.
4) Suportif: lansia sering menunjukkan sikap labil atau berubah-ubah. Contoh
tersenyum dan mengangguk ketika lansia mengungkapkan perasaannya sebagai
sikap hormat dan menghargai lansia berbicara. Contoh ungkapan-ungkapan yang
bisa memberi support atau motivasi kepada lansia sebagai berikut. "Saya yakin
bapak dapat mampu melakukan tugas bapak dengan baik". Jika bapak
memerlukan saya siap membantu
5) Klarifikasi: klarifikasi adalah teknik yang digunakan perawat untuk memperjelas
informasi yang disampaikan client. Hal ini penting dilakukan perawat karena
seringnya perubahan yang terjadi pada lansia dapat mengakibatkan proses
komunikasi lancar dan kurang bisa dipahami. Klasifikasi dilakukan dengan cara
mengajukan pertanyaan ulang atau meminta klien memberi penjelasan ulang
dengan tujuan menyampaikan persepsi. Contoh "coba ibu jelaskan kembali
bagaimana perasaan ibu saat ini"
6) Sabar dan ikhlas: perubahan yang terjadi pada lansia terkadang merepotkan dan
seperti kekanak-kanakan. Perubahan ini harus disikapi dengan sabar dan ikhlas
agar hubungan antara perawat dan klien lansia dapat efektif.sabar dan ikhlas
dilakukan supaya tidak muncul kejengkelan perawat yang dapat merusak
komunikasi dan hubungan perawat dan klien.
DAFTAR PUSTAKA

Ns. NOVI HERAWATI, S.Kep, M.Kep, Sp. Kep. J. Link Youtube :


https://youtu.be/HVgtzwhnwv8. Diakses tanggal 29 Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai