Anda di halaman 1dari 27

Nama : Tsania Syifa Aulia

NPM : 212151126
Jurusan : Pendidikan Matematika - 2021 D

Tugas Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia

1. Kutai :
a) Kapan kutai berdiri?
Kerajaan Kutai berdiri pada tahun 400 M. dengan rajanya yang
bernama Mulawarman beserta masyarakatnya ketika itu telah memberi
sedekah kepada para Brahmana, dan para Brahmana telah membangun
yupa (tiang batu) sebanyak 7 (tujuh) buah, sebagai tanda terima kasih
kepada raja yang dermawan. Hal tersebut menjadi sebuah buktii bahwa
nilai-nilai sosial dan nilai Ketuhanan sudah ada sejak zaman kerajaan
tersebut
b) Apa bukti Kutai berdiri?
Ada nilai Ketuhanan. Dasar dari nilai-nilai Pancasila adalah ke
tuhanan. Manusia dapat memiliki sifat beradab kalau manusia itu
bertuhan. Adanya bangunan yupa (tiang batu) sebanyak 7 (tujuh) buah,
sebagai tanda terima kasih kepada raja yang dermawan.
c) Nilai- nilai apa yan berkembang di Kutai?
Nilai Pancasila pada masa kerajaan
Kutai:
1) Nilai Ketuhanan : memeluk agama Hindu
2) Nilai Kerakyatan : rakyat Kutai hidup sejahtera dan makmur
3) Nilai Persatuan : wilayah kekuasaannya meliputi hampir seluruh
kawasan Kalimantan Timur
2. Sriwijaya :
a) Apa perbedaan system pemerintahan Sriwijaya dan Majapahit?
Yamin mengatakan bahwa berdirinya Negara Indonesia tidak dapat
dipisahkan dari beberapa kerajaan lama yang merupakan nenek moyang
Bangsa Indonesia. Negara Indonesia dibentuk melalui tiga fase, yaitu:
Pertama, zaman Sriwijaya di bawah Wangsa Syailendra (600-1400 M)
dengan bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit
(1293-1525 M) dengan bercirikan keprabun. Kedua tahap tersebut
merupkan Negara Indonesia lama. Dan tahap ketiga adalah Negara
Kebangsaan Modern, yaitu negara Indonesia merdeka (Sekretariat Negara
RI, 1995:11).
b) Apa bukti bahwa di Sriwijaya kehidupan ekonominya sudah berkembang?
Sriwijaya dikenal sebagai Kerajaan Maritim yang mengadakan
jalur perhubungan laut. Sistem perdagangan telah diatur dengan baik,
supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasarannya. Selain itu
juga ada badan yang bertugas mengurus pajak, harta benda kerajaan,
kerohaniawann yang menjadi pengawas teknis pembangunan dan patung-
patung suci sehingga kerajaan dapat menjalakan sistem negaranya dengan
nilai ketuhanan.
c) Jelaskan nilai – nilai Pancasila yang terdapat di zaman Sriwijaya!
1) Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama Budha dan Hindu
yang hidup berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya
terdapat pusat kegiatan pembinaan dan pengembangan agama
Buddha;
2) Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India
(Dinasti Marsha). Pengiriman para pemuda untuk belajar ke India
menunjukan telah tumbuh nilai nilai politik luar negeri yang bebas
aktif. Bahkan ada dosen luar biasa yang bernama "Darmakitri";
3) Nilai sila ketiga, sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya telah
menerapkan sebuah konsep Negara kepulauan, hal tersebut sesuai
dengan konsep dari wawasan nusantara;
4) Nilai sila keempat, Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan
yang luas meliputi Siam dan Seme-nanjung Melayu;
5) Nilai sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan
perdaga
3. Majapahit:
a) Bagaimana kerajaan Majapahit berdiri?
Kerajaan Majapahit merupakan sebuah kerajaan di Indonesia yang
berdiri dari sekitar tahun 1293 sampai dengan abad ke 16 M. Kerajaan ini
mencapai puncak kejayaannya dan menjadi Kemaharajaan yang mampu
menguasai wilayah yang luas pada masa kekusaan Hayam Wuruk, dengan
maha patihnya Gajah Mada, serta dibantu oleh laksamana Nala. Berkuasa
dari tahun 1350-1389 M, wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya
membentang dari Semananjung Melayu (sekarang Malaysia) sampai Irian
Barat melalui Kalimantan Utara.
b) Jelaskan nilai- nilai yang terdapat di kerajaan majapahit!
Menurut Kaderi (2015:31-32) nilai-nilai dari Pancasila pada zaman
Majapahit diuraikan berikut ini:
1) Nilai-Nilai keagamaan, (ketika itu agama yang di anut rakyatnya
adalah agama Hindu dan Budha) ke duanya dapat hidup
berdampingan secara damai, yang menunjukan adanya realitas
kehidupan agama pada saat itu (Budha dan Hindu);
2) Dari segi persatuan dan persatuan, dapat dikaji dari sumpah palapa
yang diucapkan oleh patih Gajah Mada yang disampaikannya dalam
sidang ratu dan menteri menteri di Paseban Keprabun Majapahit pada
tahun 1331 M, yang berisikan cita-cita mempersatukan seluruh
nusantara raya;
3) Dari segi nilai-nilai politik dan nilai musyawarah raja Hayam Wuruk
telah memiliki penasehat di bidang pemerintahan. Namun karena
berbagai perselisihan dan perang saudara pada awal abad ke XV,
akhirnya kerajaan Majapahit runtuh pada permulaan abad ke XVI
(sekitar tahun 1520).
c) Jelaskan istilh- istilah yang mulai dikenal di Majapahit yang berkaitan
dengan nilai- nilai pancasila!
Agama yang didianut pada zaman Kerajaan Majapahit ini adalah
Agama Hindu dan Budha yang saling hidup berdampingan secara damai
dan dikenal beberapa istilah dan nilai-nilai Pancasila pada Kerajaan
Majapahit, yaitu sebagai berikut:
1) Nilai sila pertama, terbukti pada waktu Agama Hindu dan Budha
hidup berdampingan secara damai. Istilah Pancasila terdapat dalam
buku Negarakertagama karya Empu Prapanca dan Empu Tantular
dengan karyanya buku Sutasoma yang terdapat Seloka persatuan
nasional yang berbunyi Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrua yang artinya, walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua
dan tidak ada agama yang memiliki tujuan berbeda;
2) Nilai sila kedua, terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk
dengan Kerajaan Tiongkok, Ayodya, Champa, dan Kamboja.
Disamping itu juga menjalin persahabatan dengan negara-negara
tetangga;
3) Nilai sila ketiga, terwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya
dalam Sumpah Palapa yang di ucapkan oleh mahapatih Gajah Mada
dalam sidang ratu dan menteri menteri pada tahun 1331 M.;
4) Nilai sila keempat, terdapat semacam penasehat dalam tata
Pemerintahan Majapahit yang menunjukan nilai-nilai musyawarah
mufakat. Menurut Prasasti Kerajaan Brambang (1329 M), dalam tata
Pemerintahan Kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat
kerajaan. Kerukunan dan gotong royong dalam kehidupan
masyarakat telah menumbuhkan adat bermusyawarah untuk mufakat
dalam memutuskan masalah bersama;
5) Nilai sila kelima, terwujud dengan berdirinya kerajaan selama
beberapa abad yang ditopang dengan kesejahtera an dan kemakmuran
rakyatnya.
4. Bagaimana kerajaan- kerajaan Islam?
Kerajaan-Kerajaan Islam Islam diterima dengan baik di nusantara
dan ma-suk secara damai. Hampir semua wilayah di nusantara menjadi
kerajaan-kerajaan Islam sebelumnya bercorak Hindu-Budha seperti kerajaan
Demak, Mataram Islam dll.
5. Jelaskan perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan!
Bangsa Eropa menjelajahi dunia termasuk bangsa Portugis yang
pertama kali mendarat pada tahun 1511 M, kemudian disusul Spanyol dan
Belanda. Dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit, maka secara bersamaan
berkembanglah kerajaan-kerajaan Islam, seperti kerajaan Demak, Mataram
Islam dan mulailah berdatangan orang-orang Eropa di nusantara, seperti
Portogis, Spanyol yang ingin menguasai pusat perdagangan dan rempah-
rempah, namun lama kelamaan peranan mereka meningkat menjadi penjajah.
Sehingga pada tahun 1511 M, wilayah Malaka di kuasai oleh Bangsa
Portugis.
Demikian pula dengan Belanda yang masuk ke Indonesia sejak
abad ke XVI telah melakukan paksaan paksaan, sehingga banyak
mendapatkan perlawanan dari rakyat nusantara ketika itu. Bahkan sejak abad
ke XVII Belanda makin meningkatkan kekuasaannya di seluruh wilayah
Indonesia. Dengan kondisi yang demikian maka perlawanan rakyatpun terjadi
diberbagai wilayah nusantara, yang antara lain:
a. Pada tahun 1817 M. di Maluku perlawanan dipimpin oleh Patimura;
b. Pada tahun 1819 M. di Palembang dipimpin oleh Baharuddin;
c. Pada tahun 1821-1837 M. di Minangkabau dipimpin oleh Imam bonjol;
d. Di Jawa Tengah tahun 1825-1830 M. dipimpin oleh Pangeran
Diponegoro;
e. Pada tahun 1860 M. di Aceh dipimpin oleh Teuku Umar, Teuku Tjik di
Tiro, panglima Polim;
f. Pada tahun 1894-1895 M. di Lombok dipimpin oleh Anak Agung Made;
g. Pada tahun 1900 M. di tanah batak dipimpin oleh Sisingamangaraja;
h. Dan perlawanan lainnya oleh rakyat diberbagai wilayah nusantara.
Perlawanan rakyat tersebut dilakukan dengan semangat perlawanan
terhadap penindasan dari Bangsa Belanda. Namun karena ketiadaan persatuan
dalam perlawanan terhadap penjajah tersebut, maka semua perlawanan
tersebut selalu kandas. Sehingga pada tahun 1830-1870 M. Bangsa Belanda
makin meningkatkan jajahannya dengan menerapkan sistem monopoli
melalui tanam paksa, serta mewajibkan pajak terhadap rakyat.
6. Mengapa ada penjajah di dunia?
Renaissance yang menjadi kan bangsa Eropa kembali bangkit,
dengan berkembangnya ilmu pengtehuan dan seni kemudian melahirkan
sebuah teknologi. Konsekuensi dari adanya itu maka terjadilah industri, hasil
indsutri membutuhkan pasar, maka terjadilah kapitalisme. Semakin
banyaknya kebutuhan bahan baku, modal, dan pasar hasil industri, inilah
yang menyebabkan adanya kolonialisme. Perkembangan di Eropa berdampak
kurang baik bagi bangsa-bangsa timur karena menjadikan nya sebagai
wilayah jajahan. Ekspansi Bangsa Eropa ke timur dikenal juga dengan istilah
3G (Gold, Glory, Gospel).
7. Mengapa Indonesia merdeka?
Dengan adanya penjajahan maka menimbulkan rasa kesadaran
nasionalisme dalam diri masyarakat dan menyadarkan bahwa perlawanan
yang dilakukan secara sendiri-sendiri tidaklah akan efektif, sehingga perlu di
bina rasa pesatuan dan persatuan bersama dalam melawan penjajah. Hal
tersebut sesuai dengan salah satu nilai dari sila dalam Pancasila. Dan dengan
kondisi demikian menyebabkan pendudukan Bangsa Belanda berakhir.
Perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme dimulai pada
saat ditemukannya kesdaran humanisme, liberalisme, serta nasionalisme.
Paham-paham itulah yang pada akhirnya membawa kepada kemerdekaan
bangsa bangsa di dunia.
8. Jelaskan proses terwujudnya kebangkitan nasional!
Rasa kebangsaan mulai muncul yang diawali oleh kaum gerakan
terpelajar. Gerakan ini melakukan perlawanan terhadap penjajah bukan lagi
dengan fisik, melainkan dengan pemikiran.
Rasa persatuan mulai muncul karena tokoh-tokoh terpelajar
membentuk berbagai organisasi-organisasi pergerakan nasional. Setiap
organisasi tersebut memiliki dasar yang disebut ideologi. Ideologi-ideolgi
itulah yang akan memberikan warna atau karakter terhadap ideolologi
Pancasila.
Secara umum, ideologi yang ada pada masa ini dibedakan menjadi
dua, yakni ideolgi kebangsaan dan Islam. Latar belakang perbedaan ideologi
itu disebabkan oleh latar belakang pendidikan. Bagi yang sekolah di sekolah
umum kemudian melanjutkan studi ke Barat merekalah yang membawa
paham nasionalisme, kebangsaan yang cenderung liberal. Sementara ideologi
Islam mereka yang berlatara belakang pendidikan pesantren dan lulusan timur
tengah.
9. Apa efek berdirinya Budi Oetomo?
Pada tahun 1908 lahirlah suatu Gerakan kebangkitan nasional yang
dipelopori oleh Wahidin Sudirohusudo dan diberi nama Budi Utomo.
Gerakan ini merupakan awal pergerakan nasional untuk mewujudkan suatu
bangsa yang merdeka.
Menurut Kaderi (2015: 33-34) dengan beridirinya Budi Utomo
pada Tanggal 20 Mei 1908 tersebut akhirnya lahir pula berbagai pergerakan
nasional lainnya, seperti:
a. Serikat Dagang Islam (SDI) pada tahun 1909, yang kemudian berubah
menjadi gerakan politik;
b. Syarikat Islam (SI) pada tahun 1911, yang dipimpin oleh H.O.S
Cokroaminoto;
c. Indische Partij pada tahun 1913, dipimpin oleh oleh tiga serangkai, yaitu:
Douwes Dekker, Cipto Mangunkosomo, Ki Hajar Dewantara;
d. Partai Nasional Indonesia (PNI) tahun 1927 yang di pelopori oleh
Soekarno, Ciptomangunkusomo, Sartono, beserta tokoh-tokoh lainnya;
e. Para pemuda memunculkan sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928, yang isinya adalah satu bahasa satu bangsa dan satu tanah air
Indonesia;
f. Pada tahun 1931 PNI dibubarkan oleh pengikutnya, kemudian diganti
dengan Partai Indonesia atau Pertindo;
g. Pada tahun 1933, berdiri Pendidikan Nasional Indonesia oleh golongan
demokrat yang antara lain Hatta, Syahrir, dengan semboyan Kemerdekaan
Indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.
10. Jelaskan tentang sumpah pemuda!
Terbentuknya partai-partai serta ormas-ormas pada pergerakan
nasional menjadikan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk bersatu.
Perjuangan rintisan kesatuan nasional kemudian diikuti dengan Sumpah
Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang isinya bahwa pemuda indonesia sepakat
untuk satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia. Lagu Indonesia
Raya pertama kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penegak
kebangkitan kesadaran berbangsa dan bernegara (Kaelan, 2016: 27).
11. Mengapa BPUPKI didirikan? Apa tugas dan fungsinya?
Pada 8 Maret 1942 Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati,
Subang, Jawa Barat. Awalnya Jepang disambut baik oleh Indonesia karena
menjanjikan kemerdekaan apalagi dengan propaganda Jepang dengan
semboyan 3A yaitu:
1) Jepang Pelindung Asia;
2) Jepang Pemimpin Asia;
3) Jepang Cahaya Asia.
Faktanya penderitaan pada masa penjajahan Jepang lebih sangat
dirasakan masyarakat Indonesia dengan dengan adanya konsep romusa/kerja
paksa (dikirim ke Burma, membangun jalan, dll), pengambilan paksa harta
kekayaan rakyat, perbudakan, eksploitasi kekayaan alam Indonesia (minyak,
padi, tebu, kina, jarak, dll).
Perumusan Dasar Negara Indonesia merdeka mulai dibicarakan
pada masa persidangan pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945). BPUPKI
didirikan pada 29 April 1945, menyusul pernyataan Perdana Menteri Jepang
pada tanggal 7 September 1944, yang mengucapkan janji historisnya bahwa
Indonesia pasti akan akan diberi kemerdekaan pada masa depan. Dalam
rancangan awal Jepang, kemerdekaan akan diberikan melalui dua tahap:
pertama melalui BPUK kemudian disusul dengan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Tugas BPUPKI hanyalah melakukan usaha-usaha penyelidikan
kemerdekaan, sementara tugas penyusunan rancangan dan penetapan Undang-
Undang Dasar (UUD) menjadi kewenangan PPKI. Tetapi, skenario tersebut
berubah karena keberanian dan kreativitas para pemimpin bangsa yang
berhasil menerobos batas-batas formalitas (Latif, 2011:9).
Memasuki Tahun 1945, Posisi Jepang melemah dari sekutu.
Pendaratan sekutu (AS) di Irian dan Jatuhnya Pulau Saipan mengancam posisi
Jepang di Indonesia. Pada tanggal 29 April 1945 bertepatan dengan hari ulang
tahun Kaisar Jepang, beliau atas nama pemerintah Jepang kembali
memberikan hadiah ulang tahun berupa janji (yang ke dua) untuk
memerdekakan Bangsa Indonesia dengan tanpa syarat. janji itu disampaikan
kepada Bangsa. Indonesia, seminggu sebelum Jepang menyerah. Atas dasar
maklumat Pembesar Tertinggi Sipil dari Peme rintah Meliter Jepang di
seleuruh Jawa dan Madura (Maklumat Gunseikan) No. 23 Bangsa Indonesia
di perkenankan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Bahkan mereka
menganjurkan agar Bangsa Indonesia harus berani mendirikan Negara
Indonesia merdeka di hadapan negara-negara yang menjadi musuh Jepang,
serta kaki tangan NICA (Netherlands Indie Civil Administration), yang ingin
kembali untuk menjajah Bangsa Indonesia. Untuk memperoleh simpati dan
dukungan dari Bangsa Indonesia, maka pada tanggal 29 April 1945
dibentuklah suatu Badan Penyelidik Usaha Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) yang selanjutnya disebut badan penyelidik (Dokuritsu
Zyunbi Choo-sakai) (Kaderi, 2015: 34-35)

12. Apa dasar bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan? Apa hasil


sidang BPUPKI pertama? Siapa anggota BPUPKI yang berasal dari
Arab dan dari Belanda?
Pada bulan September 1944 Perdana Menteri Jepang
mengumumkan secara resmi bahwa Jepang berniat untuk memberikan hadiah
kemerdekaan kepada Bangsa Indonesia. Oleh karena itulah Pemerintah
Jepang segera mengadakan langkah-langkah yang dianggap perlu untuk
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Menindaklanjuti hal itu, Jepang
kemudian membentuk Dokuritsu Zyunbi Choosakai (Badan Penyelidik Usaha
usaha Persiapan Kemerdekaan).
BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.
Badan ini kemudian mengadakan dua kali sidang, yaitu pada tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945, serta pada 10-17 Juli 1945. Dalam sidang yang
pertama inilah mulai di kemukakan usul dan pendapat mengenai dasar negara
yang akan dipakai sebagai fondasi dari Indonesia merdeka
13. Apa tujuan dibentuknya BPUPKI?
Tujuan terbentuk BPUPK adalah mempelajari dan menyelidiki hal-
hal penting yang berhubungan dengan pembentukan Negara Indonesia
Merdeka.
14. Apa hasil sidang tanggal 29 Mei, tanggal 30 Mei dan 1 juni 1945?
Sidang pada hari pertama 29 Mei 1945, ketua BPUPKI,
melontarkan pertanyaan apa dasarnya kalau indonesia itu merdeka? Yamin
dalam pidatonya beliau telah menyampaikan rumusan yang terdiri ata lima
dasar, yaitu:
1) Peri Kebangsaan;
2) Peri Kemanusiaan;
3) Peri Ketuhanan;
4) Peri Kerakyatan;
5) Peri Kesejahteraan.
Namun usulan tersebut mengalami perubahan disaat beliau
menyampaikannya secara tertulis, sebagai mana berikut ini:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa;
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia;
3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab;
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak sanaan dalam
permusyawaratan perwakilan;
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Menurut beberapa catatan sejarah pada 29 Mei 1945 Muh. Yamin
tidak berbicara Pancasila bahkan beliau sempat ditegur oleh dr. Radjiman
karena Yamin membicarakan wilayah Indonesia padahal seharusnya
membahas dasar negara. Pendapat lain mengatakan bahwa yang menggali
Pancasila satu-satunya Soekarno, Seokarno sendiri mengatakan bahwa beliau
adalah penggali Pancasila tapi yang merumuskannya adalah panitia 9
(sembilan) dalam sidang BPUPKI.
Berikutnya pada sidang hari ke 2 (dua) pada tanggal 30 Mei 1945
tokoh yang tampil adalah Ki Bagoes Hadikoesoemo dan K.H. Wahid Hasyim,
mereka me ngusulkan agar yang menjadi dasar Negara Indonesia adalah
ajaran Islam, namun mereka tidak menyampaikan sesuatu rumusan sebagai
tindak lanjutnya. Kemudian pada sidang hari ketiga pada tanggal 31 Mei
1945, tokoh yang tampil sebagai pembicara utama adalah Mr. Soepomo.
Beliau mengemukakan 5 (lima) dasar Negara Indonesia adalah:
1) Persatuan;
2) Kekeluargaan;
3) Keseimbangan lahir dan bathin;
4) Musyawarah;
5) Keadilan rakyat.
Pada hari terakhir masa persidangan pertama tokoh yang tampil
menyampaikan rumusan dasar Negara Indonesia adalah Ir. Soekarno. Beliau
mengusulkan rumusan dasar negara tersebut diberi nama Pancasila, yang
berisikan sila-sila sebagai berikut:
1) Kebangsaan-Nasionalisme;
2) Perikemanusiaan-Internasionalisme;
3) Mufakat-Demokrasi;
4) Keadilan Sosial;
5) Ketuhanan Yang Maha Esa.
Lebih lanjut Ir. Soekarno mengatakan, bahwa ke 5 (lima) sila itu
bisa diperas hingga menjadi 3 (tiga) dan dinamai Tri Sila, yang terdiri dari:
1) Sosio Nasionalisme;
2) Sosio Demokrasi;
3) Ketuhanan.
Kemudian apabila tri sila tersebut diperas lagi menjadi satu maka
dinamai eka sila yaitu gotong royong. Mana kala kita memperhatikan
rumusan-rumusan tentang konsep dasar Negara Indonesia, yang disampaikan
pada masa persidangan pertama, oleh tokoh-tokoh seperti tersebut di atas,
sejarah telah membuktikannya bahwa mereka mempunyai peran yang besar
dalam menggali apa yang menjadi dasar negara Republik Indonesia pada saat
ini (Kaderi, 2015: 40)
Pancasila ditawarkan Soekarno sebagai phi losofische Groundslag
(dasar, flsafat, atau jiwa) dari Indonesia merdeka. Setelah selama tiga hari
beberapa anggota BPUPK berpidato dan menawarkan aneka gagasan
mengenai dasar apa yang dipakai bagi Indonesia merdeka nanti. Soekarno
mengingkan dasar negara itu harus 5 (lima), karena rukun Islam ada 5 (lima),
pandawa juga ada 5 (lima). Pada sidang yang pertama (31 Mei 1945),
Soepomo menguraikan tiga teori tentang berdirinya suatu negara. Aneka teori
tersebut adalah: teori individualistis (Tomas Hobbes, John Locke, Rousseau,
Herbert Spencer, dan Laski sebagai pijakan flosofsnya), teori golongan/ kelas
(dengan Marx, Engels, dan Lenin sebagai filosof rujukannya), dan teori
integralistik (dengan Spinoza, Adam Muller dan Hegel sebagai pijakan
flosofsnya).
Setelah 1 Juni semua pulang kecuali yang dari Jakarta. Yang ada di
Jakarta kumpul di rumah Soekarno pada 22 Juni ada 38 orang, dari 38 itu
diambil 9 (sembilan) sehingga disebut panitia 9 (sembilan) untuk
merumuskan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, setalah 22
Juni berhenti kembali. Sampai akhir rapat pertama, masih belum di temukan
kesepakatan untuk perumusan dasar negara, sehingga akhirnya dibentuklah
panitia kecil untuk menggodog berbagai masukan. Ketua BPUPKI meminta
agar semua usulan tersebut diajukan kembali secara tertulis, dan paling
lambat tanggal 20 Juni 1945 sudah diserahkan ke BPUPKI.
15. Apa tujuan dibentuknya panitia 8?
Ketua BPUPKI meminta agar semua usulan tersebut diajukan
kembali secara tertulis, dan paling lambat tanggal 20 Juni 1945 sudah
diserahkan ke BPUPK. Untuk menindak lanjuti masalah tersebut maka
dibentuklah sebuah kepanitiaan yang diberi nama panitia kecil, yang
beranggotakan 8 (delapan) orang, dengan tugas utamanya adalah menampung
semua rumusan dan usul-usul yang telah disampaikan pada masa persidangan
pertama, untuk diteliti dan dipelajari. Mana kala telah selesai diserahkan
kembali kepada ketua BPUPK melalui Sekretariat. Adapun susunan panita
kecil (panitia 8) tersebut adalah:
1) Ir. Soekarno, sebagai Ketua;
2) Drs. Moh. Hatta, anggota;
3) M. Soetardjo Kartohadikoesoemo, anggota;
4) K.H. Wahid Hasyim, anggota;
5) Ki Bagoes Hadikoesoemo, anggota;
6) Rd. Otto Iskandardinata, anggota;
7) Mr. Mohammad Yamin, anggota;
8) Mr. Alfred Andre Maramis, anggota.
16. Jelaskan 9 pokok permasalahan yang merupakan hasil kerja panitia 8!
9 (sembilan) pokok masalah sebagai berikut:
1) Permintaan agar Indonesia merdeka dengan selekas lekasnya;
2) Tentang masalah dasar negara;
3) Masalah unifikasi dan federasi;
4) Bentuk pemerintahan dan kepala negara;
5) Tentang warganegara;
6) Masalah pemerintah di daerah;
7) Masalah agama dan hubungannya dengan ne-gara;
8) Masalah perbedaan, dan
9) Masalah keuangan.
17. Sebutkan 4 masalah pokok hasil rapat gabungan panitia kecil!
Panitia 8 (delapan) yang baru dibentuk melakukan pertemuan pada
tanggal 22 Juni 1945 dengan para anggota BPUPK, yang ketika itu di hadiri
oleh 38 (tiga puluh delapan) anggota. Namun demikian Soekarno
menegaskan bahwa pertemuan itu adalah sebagai rapat pertemuan antara
panitia kecil dengan para anggota Dokutsu Junbi Choosakai. Ada beberapa
pokok masalah yang di bicarakan dalam rapat gabungan tersebut, yaitu:
1) Penetapan bentuk negara dan Penyusunan Hukum Negara;
2) Permintaan kepada pemerintah Jepang untuk selekas lekasnya
mengesahkan Hukum Dasar.
3) Meminta kepada pemerintah Jepang diadakan Badan Persiapan selekas
mungkin yang tugasnya me nyelenggarakan negara Indonesia merdeka di
atas hukum dasar yang telah disusun.
4) Tentang pembentukan tentara kebangsaan dan tentang keuangan. (Kaderi,
2015: 41)
18. Apa hasil panitia 9!

Setelah melakukan lobi politik antara empat orang dari kaum


kebangsaan (nasionalis) dan empat orang dari pihak Islam, tanggal 22 Juni
1945 panitia sembilan kembali bertemu dan menghasilkan rumusan dasar
negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang berisikan:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk
pemeluknya;
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab;
3) Persatuan Indonesia;
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak sanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan;
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
19. Apa koreksi untuk piagam Jakarta?
Perjalanan sejarah mencatat bahwa Piagam Jakarta ini mengalami
koreksi. Akhirnya tujuh kata dalam sila pertama dicoret menjadi Ketuhanan
Yang Maha Esa demi mengakomodasi semua pihak yang nantinya hidup
bersama di Negara Indonesia yang merdeka. Zaman menunjukkan bahwa ada
perbedaan pandangan dalam perumusan sila-sila Pancasila (Dewantara, 2017:
57).
Agus Salim dalam tulisannya Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Lahirnya Pancasila, mengemukakan ketika membuat rancangan Pernyataan
Kemerdekaan dan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 di masa
itu tidak ada diantara kita seorang pun yang ragu-ragu bahwa dengan pokok
dasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu yang kita maksudkan aqidah,
kepercayaan agama. Kesimpulan yang disampaikan Haji Agus Salim itu ialah
Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan konsep tauhid, tidak ada Tuhan selain
Allah (Nasar, 2018: vi).
Kesimpulan, sidang BPUPK 1 dilaksanakan pada tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni menghasilkan Pancasila, namun belum disepakati
rumusan-rumusannya. Rapat Panitia 9 (sembilan) pada 22 Juni melahirkan
Piagam Jakarta dan menyepakti rumusan-rumusan Pancasila.
20. Apa agenda utama rapat BPUPKI kedua?
Sidang ini berlangsung dari tanggal 10-16 Juli 1945 yang
menghasilkan pasal-pasal dalam Undang Undang Dasar (UUD). Agenda
utamanya adalah mambahas rancangan undang-undang dasar (UUD). Terdiri
dari dua tim, yakni perumus dan perancang ketua Soekarno, tim ekonomi
ketua Drs. M. Hatta, pembela tanah air oleh Abikusno Cokro, tim penghalus
bahasa: ketua oleh Husein Jayadingrat.
21. Sebutkan 5 sidang komisi pada sidang BPUPKI ke-2!
Terdiri dari dua tim, yakni perumus dan perancang ketua Soekarno,
tim ekonomi ketua Drs. M. Hatta, pembela tanah air oleh Abikusno Cokro,
tim penghalus bahasa: ketua oleh Husein Jayadingrat.
Pada masa persidangan ini pembahasan dipusatkan pada
Rancangan Undang-Undang Dasar beserta pem bukannya. Panitia perancang
Undang-Undang Dasar (UUD) yang diketuai oleh Soekarno menyetujui
bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) diambil dari Piagam
Jakarta. Kemudian untuk merumuskan Undang Undang Dasar (UUD), Panitia
perancang membentuk lagi panitia kecil yang diketuai oleh Prof. Dr. Hussein.
Akhirnya pada tanggal 14 juli 1945 Soekarno melaporkan hasil kerja panitia
perancang Undang-Undang Dasar (UUD) kepada sidang, yang menyatakan
hal-hal berikut:
1) Pernyataan Indonesia merdeka;
2) Pembukaan Undang-Undang Dasar; dan
3) Batang Tubuh Undang-Undang Dasar (Kaderi, 2015: 42)
22. Apa hasil sidang BPUPKI kedua?
BPUPKI (II) yang berlangsung 10-16 Juli 1945 menghasilkan
pasal-pasal atau batang tubuh Undang Undang Dasar (UUD) 1945 serta
kesepakatan rumusan dasar negara yang termuat dalam naskah Piagam
Jakarta
23. Jelaskan tentang proses mempersiapkan proklamasi!
Memasuki bulan Agustus 1945, posisi Jepang dalam Perang Dunia
II sudah semakin lemah, terutama setelah bom atom yang dijatuhkan di
Hirosima dan Nagasaki. Pada tanggal 7 Agustus, Soekarno, Hatta dan
Rajiman dipanggil ke Saigon. Kemudian pada 8 Agustus Soekarno diangkat
menjadi ketua PPKI, 9 Agustus terbentuklah PPKI. Soekarno di ajak bolak-
balik oleh Jepang agar tidak tahu keadaan Jepang. Pada 14 Agustus 1945
Soekarno di cega turun dari pesawat. Untuk segera memerdekakan, setelah
diskusi panjang bahkan per bedaan pendapat antara golongan muda dan
golongan tua yang dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok, malam tanggal
16 Agustus 1945 kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan kemederkaan.

Untuk mempersiapkan Proklamasi, pada tengah malam Seokarno-


Hatta pergi ke rumah Laksamana Maeda dan telah berkumpul B.M Diah,
Bakri, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, Chaerul Saleh, dkk., untuk
menegaskan bahwa pemerintah Jepang tidak ikut camput tentang proklamasi.
Setelaha ada kepastian maka Seokarno-Hatta mengadakan pertemuan pada
larut malam dengan Mr. Achmad Soebardjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M
Diah, Bakri, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, Dr. Buntaran dan beberapa
anggota PPKI untuk merumuskan redaksi naskah Proklamasi. Pada pertemuan
tersebut, konsep Soekarnolah yang diterima dan ketik oleh Sayuti melik.
Kemudian pada pagi hari tanggal 17 Agutus 1945 di Pegangsaan Timur No 56
Jakarta, tepat hari jumat legi, jam 10 pagi waktu Indonesia Barat (jam 11.30
waktu jepang), Bung Karno. dengan didampingi Bung Hatta membacakan
naskah Proklamasi dengan khidmat dan diawali dengan pidato (Kaelan, 2016:
39).
Proklamasi 17 Agustus 1945 merupakan sumber hukum bagi
berdirinya Negara Republik Indonesia. Walaupun sebenarnya pada waktu
dicetuskannya Proklamasi tersebut Indonesia sudah memenuhi syarat sebagai
suatu negara, dengan alasan:
1) Ada rakyatnya, yaitu Bangsa Indonesia;
2) Ada daerahnya, yaitu tanah air Indonesia, yang dulu dinamakan Hindia
Belanda;
3) Ada kedaulatannya, yaitu sejak diucapkannya Proklamasi kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 1845.
24. Apa arti proklamasi ditinjau dari segi politik dan hukum?
Kemerdekaan pada prinsipnya memiliki pengertian secara politik
dan hukum. Secara politik berarti berakhirnya kekuasaan kolonial, secara
hukum berarati berlakuknya hukum nasional dan tidak belakunya hukum
kolonial.
25. Apa tugas PPKI? Jelaskan susunan kepengurusannya!
Tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk PPKI (Dokuritsu Jyunbi Inkai).
Tugas PPKI: melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan menyiapkan pemindahan
kekuasaan dari pihak Jepang ke Indonesia. Pemilihan anggota PPKI
dilakukan oleh Marsekal Terauchi (penguasa perang tertinggi Jepang untuk
Asia Tenggara). Anggota PPKI berjumlah 21 orang (12 Wakil Jawa, 3
Sumatera, dan 2 wakil Sulawesi, 1 Kalimantan, 1 Nusa Tenggara, 1 Maluku
dan 1 penduduk China)
1) Ketua PPKI : Ir. Sukarno
2) Wakil Ketua : M. Hatta
3) Penasihat : Ahmad Subarjo
4) Anggota :
1. Anang Abdul Hamidan;
2. Andi Pangeran Pettarani;
3. Pangeran Hario Purubojo;
4. Pangeran Ario Suryohamijoyo;
5. Dr. G.S.S.J. Ratulangie;
6. Dr. K. R. T. Radjiman Wedyodiningrat;
7. Dr. M. Amir;
8. Drs. Yap Tjwan Bing;
9. Haji Abdul Wahid Hasyim;
10. Haji Teuku Mohammad Hasan;
11. Ki Bagus Hadikusumo;
12. Ki Hajar Dewantara;
13. Mas Sutarjo Kartohadikusumo;
14. Mr. Abdul Abbas;
15. Mr. I Gusti Ketut Puja;
16. Mr. Raden Iwa Kusuma Sumantri;
17. Mr. Raden Kasman Singodimejo;
18. Mr. Yohanes Latuharhary;
19. Muhammad Ibnu Sayuti Melik;
20. Prof. Dr. Mr. Raden Supomo;
21. Raden Abdul Kadir,;
22. Raden Adipati Wiranatakusuma;
23. Raden Oto Iskandardinata;
24. Raden Panji Suroso
26. Jelaskan beberapa perubahan piagam Jakarta yang tercantum dalam
pembukaan UUD!
Dalam Piagam Jakarta Dalam Pembukaan UUD 1945
Diubah Menjadi
Kata : muqadimah Pembukaan
… dalam suatu hukum dasar negara Dalam suatu undang-undang dasar
Indonesia negara Indonesia
… dengan berdasar ketuhanan … dengan berdasar Ketuhanan Yang
dengan kewajiban menjalankan Maha Esa
syariat islam bagi pemeluknya.
Menurut dasar kemanusiaan yang Kemanusiaan yang adil dan beradab
adil dan beradab.
Alinea II: … Pintu gerbang negara Pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia indonesia

27. Apa hasil sidang PPKI kedua tanggal 19 Agustus 1945?


Menetapkan wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi dan menunjuk
gubernurnya. Menetapkan 12 departemen beserta menteri-menterinya.
Mengusulkan dibentuknya tentara kebangsaan. Pembentukan komite nasional
di setiap provinsinya.
28. Apa hasil sidang PPKI ketiga tanggal 22 Agustus 1945?
Dalam sidang PPKI III disepakati hasil sidang tersebut yaitu
dibentuknya Komite Nasional, Dibentuknya Partai Nasional Indonesia, Di
bentuknya tentara kebangsaan. Adapun hal-hal yang terkandung dalam jiwa
dan semangat 45 di antaranya adalah sebagai berikut:
a) Pro Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai tanah air dan
mendahulukan kepentingan tanah air;
b) Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat
terhadap perjuangan ke merdekaan;
c) Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar agama, antar suku, antar golongan
dan antar bangsa;
d) Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab;
e) Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.
Semangat kebangsaan merupakan semangat yang tumbuh dalam
diri warga negara untuk mencintai serta rela berkorban untuk kepentingan
bangsa dan negara. Pada pendiri negara dalam perumusan dan penetapan
Pancasila sebagai dasar negara telah menunjukkan komitmen kebangsaan.
Pancasila sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
sudah final. Bersifat final karena telah menjadi kesepakatan nasional
(konsensus) yang diterima secara luas oleh seluruh Bangsa Indonesia.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengesahan Pancasila terjadi pada
tanggal 18 Agustus 1945 dalam sidang PPKI I bersamaan dengan pengesahaan
Pembukaan dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
29. Jelaskan apa yang terjadi terhadap pancasila pada era pasca
kemerdekaan!
Provokasi Belanda yang menyatakan bahwa Proklamasi hadiah dari
Jepang dan Indonesia belumlah merdeka, serta belum diakui bangsa lain
sebelum berhaluan liberal. Maklumat X Wakil Presiden 1948 berubah
menjadi liberal karena desakan barat yang menyatakan Indonesia belum
merdeka. Puncaknya Indonesia terpecah belah menjadi Republik Indonesia
Serikat Namun, Indonesia tidak setuju dengan Republik Indonesia Serikat
(RIS) sehingga kembali ke NKRI. Setelah Indonesia bersatu lagi dan berlaku
Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950.
Menurut Kader (2015: 17) dalam Konstitusi Republik Indonesia
Serikat (RIS) 29 Desember 1949 S.d. 17 Agustus 1950, Draft Pancasila ketika
itu adalah:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa;
2) Peri Kemanusiaan;
3) Kebangsaan;
4) Kerakyatan;
5) Keadilan Sosial.
Sedangkan dalam Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) tahun
1950, yang berlaku mulai 17 Agustus 1950 S.d. 5 juli 1959 naskah Pancasila
yang tercantum konstitusi RIS tersebut adalah:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa;
2) Peri Kemanusiaan;
3) Kebangsaan;
4) Kerakyatan;
5) Keadilan Sosial.
Undang-undang yang masih sementara maka harus diganti,
pergantian Undang-Undang Dasar (UUD) yang baru diupayakan melalui
pemilu 1955. Pemilu 1955 bertujuan untuk memilih anggota legislatif dan
konstituante. Dewan Konstituante yang bertugas membuat Undang-Undang
Dasar (UUD) yang baru. Konsituante mulai bekerja November 1956 sampai 5
(lima) Juli 1959. Kegagalan Konstituante dalam membuat Undang-Undang
Dasar (UUD) yang baru berakhir dengan Dekrit Presiden 5 (lima) Juli 1959.
Dektrit dalah tindakan sepihak penguasa. Momentumnya karena
negara dalam keadaan bahaya. Diktum (isi): 1) bubarkan Konstituante, 2)
kembali pada UUD 1945, 3) segera bentuk MPRS dan DPAS. Konsideran:
Piagam Jakarta/Syariat Islam menjiwai Undang-Undang Dasar (UUD) 1945,
Dasar hukumnya yakni darurat subjektif (Seokarno).
Pancasila yang berlaku sekarang adalah yang termuat dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang pada saat rancangan
pembukaan hukum dasar Negara Indonesia dengan Piagam Jakarta (Jakarta
Char-ter) sebagai Gentlemen Agreement (persetujuan para tokoh). Piagam
Jakarta memperoleh pengakuan yuridis melalui konsideran kelima atau
terakhir keputusan Presiden RI No. 150 tahun 1959 tanggal 5 (lima) Juli 1959
mengenai Dekrit Presiden Republik Indonesia tentang kembali kepada
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pada lem-baran negara tahun 1959 No.
75 yang menyatakan bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta
tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai Undang-Undang Dasar 1945 merupakan
suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut (Riyanto, 2010: 59-60).
Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Bangsa Indonesia mengalami era yang
cukup bersejarah lainnya, yakni orde lama, orde baru, dan reformasi.
30. Jelaskan perkembangan pancasila pada 3 periode pemerintahan (orde
lama, orde baru, orde reformasi)!
1. Era Orde Lama (5 Juli 1959-11 Maret 1966)
Pada masa orde lama, Indonesia disibukan dengan konsolidasi ke
dalam babak kedua, terutama dalam menata kekuatan-kekuatan yang ada
di masyarakat. Pada periode ini kelompok yang kecewa terhadap
kebijakan pemerintah mencoba melakukan makar, seperti DI/TII, PRII
dan Permesta. Di dalam pemerintahan, kabinet jatuh bangun, sebagai
akibat dari adanya polarisasi kepentingan politik yang sangat tajam.
Melihat kondisi yang demikian maka Presiden Soekarno selaku Presiden
Republik Indonesia telah mengeluarkan Dekrit Presiden untuk kembali ke
Undang Undang Dasar (UUD) 1945. Kemudian atas dasar pengalaman
dan keyakinannya dalam menjalankan pemerintahan, Presiden Soekarno
lebih memilih menerapkan demok-rasi terpimpin dari pada demokrasi
liberal.
Pada demokrasi terpimpin, ini eksistensi Pancasila terganggu oleh
konsepsi Nasakom (Nasionalisma, Agama, dan Komunis) yang menjadi
daya tawar Seokarno untuk kepentingan politik internasional. Terdapat
beberapa pelanggaran terhadap UUD 1945, tidak berjalannya Pancasila,
puncaknya terjadi Gerakan 30 September tahun 1965.
2. Era Orde Baru (11 Maret 1966 - 21 Mei 1998)
Munculnya Orde Baru, ditandai dengan terjadinya berbagai aksi
yang dilakukan oleh beberapa elemen masyarakat yang timbul dimana-
mana. Semua aksi tersebut menuntut:
a. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya;
b. Pembersihan Kabinet dari unsur-unsur Gerakan 30 S PKI;
c. Penurunan Harga.
Ketiga tuntutan tersebut dikenal dengan istilah tritura (tiga tuntutan
rakyat), sebagai perwujudan dari rasa keadilan, kesejahteraan dan
kebenaran. Karena kuatnya aksi dan tuntutan rakyat menyebabkan
Presiden Soekarno tidak mampu lagi menguasai negara. Hingga Presiden
sebagai Panglima Tertinggi mengeluarkan surat perintah 11 Maret 1966
(Supersemar) yang memberikan kekuasaan penuh kepada panglima
angkatan darat yang ketika itu dijabat oleh Letnan Jenderal Soeharto
(Kaderi, 2015: 52)
Selanjutnya dalam sidang MPRS/IV/1966, yang salah satu
ketetapannya adalah menerima dan memperkuat surat perintah Sebelas
Maret (supersemar), yang dituangkan dalam Ketetapan No.
IX/MPRS/1966. Sehingga dengan demikian Supersemar yang semula
bersumber dari hukum tata negara yang bersifat darurat, telah berubah
menjadi bersumberkan pada kedaulatan rakyat (pasal 1 ayat 2 Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945). Kemudian dalam perjalanan
pemerintahannya, orde baru telah melaksanakan pemilihan umum tahun
pada 1973, yang menghasilkan terbentuknya MPR pada tahun 1973,
dengan misi yang diembannya adalah berdasarkan Tap X/MPR/1973,
yang meliputi:
a. Melanjutkan pembangunan lima tahun dan menyu-sun serta
melaksanakan rencana lima tahun II sebagai garis besar haluan
negara (GBHN);
b. Membina kehidupan masyarakat agar sesuai dengan Demokrasi
Pancasila;
c. Melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan
orientasi pada kepentingan nasional.
Sejak saat itu, Orde Baru secara berangsur-angsur melaksanakan
program programnya dalam rangka untuk merealisasikan pembangunan
nasional, sebagai perwujudan dari pelaksanaan dan pengamalan nilai-
nilai dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 secara murni
dan konsekuen (Kaderi, 2015: 53).
3. Era Reformasi
Reformasi terjadi disebabkan oleh 1) krisis monoter, 2) krisis
ekonomi, 3) krisis politik. Masa reformasi mengandung makna sebagai
suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang atau menata
kembali, hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada
format/bentuk semula, sesuai dengan nilai nilai ideal yang dicita-citakan
rakyat.
Setelah Orde Baru berkuasa sekian lama (sekitar 32 tahun), Bangsa
Indonesia menghadapi bencana hebat, sebagai dampak krisis ekonomi di
Asia, terutama Asia Tenggara ketika itu. Kondisi tersebut berdampak
negatif terhadap Negara Indonesia. Misalnya, stabilitas politik menjadi
goyah dan hancurnya tatanan ekonomi nasional (Kaderi, 2015:53 54).
Ekonomi rakyat menjadi semakin terpuruk, sistem ekonomi
menjadi kapitalistik, dimana kekuasaan ekonomi di Indonesia berada
pada sebagian kecil penguasa dan konlomerat. Praktek Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (KKN) tumbuh dengan subur. Terjadi penyalahgunaan
kekuasaan oleh para pejabat dan pelaksana pemerintahan. Sistem politik
yang berlaku adalah sistem "Birokratik Otoritarian", dan sistem
"Korparatik". (Nasikun, 1998:5).
Konsentrasi kekuasaan yang hampir seluruhnya berada di tangan
penguasa berakibat kondisi ekonomi rakyat menjadi semakin parah.
Puncak dari semua kejadian tersebut timbullah berbagai gejolak dan
gerakan moral politik, yang menuntut dilakukannya Reformasi di segala
bidang, khususnya dibidang ekonomi, politik, serta dibidang penegakkan
hukum. Akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 Presiden Soeharto
mengundurkan diri, dan Presiden kemudian digantikan oleh Wakil
Presiden Prof. Dr. B.J. Habibie, yang diikuti dengan pembentukan
"Kabinet Reformasi Pem bangunan".
Diangkatnya Habibie sebagai Presiden, dipaksa harus berfikir cepat
dalam menyelesaikan agenda reformasi, diantaranya dalam ekonomi,
politik, hukum, dan
a. Reformasi Ekonomi
Reformasi ekonomi mempunyai tiga tujuan utama:
1) Merestrukturisasi dan memperkuat sektor keuangan dan
perbankan;
2) Memperkuat basis sektor riil ekonomi;
3) Menyediakan jaringan pengamanan sosial (Forrester, 2002:35)
b. Reformasi Politik
Presiden dan pimpinan DPR menyepakati tiga masalah utama politik,
yaitu:
1) Menyelenggarakan Sidang Isitemewa MPR;
2) Menyelenggarakan pemilihan umum pada per tengahan tahun
1999 bukan tahun 2002, sebagaimana tercantum di dalam Garis-
Garis Besar Haluan Negara;
3) Menyelenggarakan Sidang Umum MPR yang baru dipilih dan
memilih Presiden dan Wakil Presiden yang akan menjabat mulai
1 Januari 2000.

Beberapa agenda tambahan lain dalam bidang politik itu antara lain:

1) Membatasi masa jabatan presiden hanya dua masa jabatan saja;


2) Mencabut ketetapan MPR No.5/1998 yang telah memberikan
kekuasaan luar biasa kepada presiden;
4) Mencabut ketetapan MPR No.5/1978 tentang referendum
terlebih dahulu sebelum dapat dilakukan amandemen terhadap
Undang-Undang Dasar (UUD);
5) Mencabut ketetapan P4, program penyebarluasan Pancasila
(Forrester, 2002:37-38).
c. Reformasi Hukum
Reformasi sistem perundang-undangan, khususnya yang
berhubungan dengan hak asasi manusia (Forrester, 2002: 40).
d. Hak Asasi Manusia
Agenda hak-hak asasi manusia yang dilakukan dengan
melepaskan tahanan politik dan narapidana. Tahanan politik
dilepaskan dengan syarat: tidak pernah terlibat dalam kegiatan yang
bertujuan mengubaha falsafah negara, tidak pernah terlibat dalam
tindakan kriminal atau teroris, dan bukan anggota
Secara umum, pemerintahan B.J.Habibie juga mengantar kan
rakyat Indonesia untuk melakukan reformasi secara menyeluruh
karena ada beberapa hal penting yang menjadi tuntutan rakyat di Era
Reformasi, yakni: 1) Perubahan pemerintahan yang sentralisasi
menuju pemerintahan yang desentralisasi; 2) penghapusan dwi
fungsi ABRI, 3) Perubahan orientasi sistem perekonomian nasional;
1) Perubahan sistem kepartaian; 5) Desakralisasi UUD 1945 dan; 6)
Kebijaksanaan yang parsipatoris; (Kaderi, 2015:67).

Perkembangan kehidupan Pancasila yang timbul tenggelam


selama reformasi, mendapatakan beberapa perkembang an misalnya
pada pemerintahan SBY dengan dibentuknya pusat Pendidikan
Pancasila dan konstitusi di Cisarua Bogor. Di syahkannya UU. No.
12 tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi yang mewajibakan
kembali mata kuliah Pendidikan Pancasila.

Upaya Pemerintah Presiden Joko Widodo dengan mengeluarkan


Keppres No. 24/16 tentang Hari Lahir Pancasila dan Perpres No. 54
Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi
Pancasila (UKP-PIP) yang selanjutnya berubah menjadi Badan
Pembinaan Ideolagi Pancasila (BPIP). Sebagai upaya
membangunkan kembali pentingnya Pancasila.

Salah satu pihak yang harus paling depan dalam mengawal


eksistensi Pancasila yaitu Perguruan Tinggi. Kemudian telah
terbentuknya Forum Pusat Kajian Pancasila dan Kebangsaan
(FPKPK) yang salah satu program kerjanya yaitu "Pendirian dan
pengembangan pusat-pusat kajian kajian pancasila dan/atau
kebangsaan di perguruan tinggi negeri dan swasta". Selain itu,
diperkuat oleh amanat UU No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi menyatakan bahwa salah satu mata kuliah wajib dalam
kurikulum pendidikan tinggi yaitu Pendidikan Pancasila
Tugas Lanjutan :

a) Mencari informasi tentang mengapa ada masyarakat yang menentang


pancasila?
1. Lunturnya kepercayaan generasi muda terhadap pancasila sebagai
dasar Negara, tidak terlepas dari kiprah elit di negeri ini baik di
lembaga Eksekutif, Legislatif, maupun Yudikatif serta elit yang
berkiprah dalam bidang lainnya. Watak oportunis elit kita yang ada di
lembaga Negara menjadi salah satu faktor hilangnya legitimasi
generasi muda terhadap pancasila. Adanya praktek materialism state,
aparatus Negara, yang tidak peka terhadap penderitaan rakyat.
Aparatus Negara berfoya-foya dengan gaya hidup "high class",
menimbulkan rasa iri bagi masyarakat khususnya bagi generasi muda
saat ini.
2. Adanya prilaku koruptif dikalangan elit bangsa. Setiap hari media
massa menyajikan berita tentang korupsi elit yang memwabah hampir
diseluruh instansi Negara mulai dari pusat hingga ke daerah.
Mentalitas elit yang bobrok tersebut menjadikan generasi kita banyak
yang tidak menaruh harapan dengan pancasila. Karena pancasila
tidak bisa lagi dijadikan pijakan moral, penuntun jalan bagi
kehidupan elit di negeri ini. Ketiga, Negara gagal dalam menyikapi
berbagai kekerasan yang terjadi beberapa tahun terakhir. Kekerasan
yang ada menjadi indikasi bahwa Negara gagal menciptakan
kenyamanan bagi masyarakat. Kekerasan-kekerasan menjadi
pertanda bahwa nilai-nilai toleransi yang diajarkan oleh pancasila
lambat laun mulai pudar.
3. Jebakan pragmatisme. Tidak bisa dipungkiri bahwa, dewasa ini
generasi muda kita terjebak dalam gaya hidup pragmatisme. Memilih
jalan pintas untuk mencapai tujuan. Anak muda terjebak dalam
lingkaran kapitalisme global yang merasuki segala sendi kehidupan.
Anak muda (pelajar dan mahasisa) sekarang ini, banyak yang tidak
memiliki sikap kritis, banyak memilih hidup hura-hura. George
Ritzer dalam The McDonalization of Society (1993) mengatakan
bahwa paradigma hidup dalam alam modern saat ini adalah
rasionalitas formal. Sebuah kondisi yang menginginkan segala
sesuatunya lebih cepat, efisien dan rasional. Dalam tahapan tersebut,
kultur eksploitasi dari sistem kapitalisme tidak bisa dihindarkan.
Kondisi semacam ini menumpulkan kritisisme. Generasi muda,
menjadi budak kapitalisme yang terus menggerogoti nilai lokal.
Pemuda kita lebih banyak mengkonsumsi nilai-nilai asing
dibandingkan menjaga dan melestarikan budaya lokal. Pemuda kita
terjebak dalam kehidupan egoistik. Peduli hanya terhadap
kepentingannya sendiri, tanpa lagi mempedulikan kepentingan orang
lain bahkan kepentingan bangsa dan Negara sekalipun.
b) Mengapa kita mempertahankan pancasila?
Kita harus mempertahankan Pancasila karena dengan
mempertahankan Pancasila berarti mempertahankan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Mengganti Pancasila dengan dasar negara
yang lain berarti mengancam keberadaan negara Indonesia.
Pancasila sangat penting dalam kehidupan di Indonesia, karena
mencakup semua pedoman hidup bernegara dan berperilaku sesuai dengan
norma-norma yang berlaku di Indoensia dan membantu dalam
mewujudkan cita-cita dan pencapaian bangsa. Maka dari itu kita harus
saling menjaga dan turut serta dalam melestarikan butir-butir nilai
Pancasila. Agar tidak berhenti sampai ke generasi kita saja, kita sebagai
generasi penerus harus menurunkan wawasan dan pengetahuan kita
tentang Pancasila dan juga tidak lupa menurunkan rasa nasionalisme dan
semangat juang demi Indonesia yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai