Anda di halaman 1dari 2

NILAI-NILAI PANCASILA PADA MASA KERAJAAN SRIWIJAYA

Kerejaan Sriwijaya berdiri pada abad ke VII , di bawah kekuasaan Wangsa Sailendra
dikenal sebagai kerajaan Mataram. Sistem perdagangan yang telah diatur dengan
baik, supaya rakyat mengalami kemudahan dalam pemasaran. Selain itu juga sudah
ada badan yang bertugas mengurus pajak, harta benda kerajaan, kerohaniawan
yang menjadi pengurus teknis pembangunan dan patung-patung suci sehingga
kerajaan dapat menjalankan system negaranya dengan nilai-nilai ketuhanan.

Cita-cita kesejahetraan bersama dalam satu Negara telah tercermin dalam kerajaan
Sriwijaya sebagainama tersebut dalam perkataan Marvuai Vannua Criwijaya
siddhayatra subhika (suatu cita-cita yang adil dan makmur).

Pada dasarnya nilai-nilai kebudayaan Kerajaan Sriwijaya telah mengandung nilai-


nilai pancasila, yaitu sebagai berikut:

a) Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya agama hindu dan budha yang
hidup berdampingan secara damai. Pada Kerajaan Sriwijaya terdapat pusat
kegiatan pembinaan dan pengembangan agama budha.
b) Nilai sila kedua, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India (dinasti
marsha). Pengirimna pemuda untuk belajar ke India mununjukan telah
tumbuhnya nilai-nilai politik yang bebas aktif.
c) Nilai sila ketiga, sebagai Negara Maritim, Kerajaan Sriwijaya telah menerapkan
konsep Negara kepulauan sesuai dengan konsep nusantara.
d) Nilai sila keempat, Kerajaan Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang luas
meliputi Siam dan Semenanjung Melayu.
e) Nilai sila kelima, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat pelayanan dan perdagangan
sehingga kehidupan masyarakat sangat makmur.
NILAI-NILAI PANCASILA PADA MASA KERAJAAN MAJAPAHIT

Sebelum Kerajaan Majapahit berdiri telah berdiri kerajaan di Jawa Tengan dan Jawa
Timur secara silih berganti yaitu, Kerajaan Kalingga pada abad ke-VII, Kerajaan
Sanjaya pada abad ke-VIII, sebagai refleksi puncak budaya kerajaan tersebut
dibangunnya Candi Borobudur dab Candi Prambanan.

Agama yang di anut pada zaman Kerajaan Majapahit ini ialah Agama Hindu dan
Budha yang hidup Kerajaan Majapahit, yaitu sebagai berikut:

a) Nilai sila pertama, terbukti pada waktu agama Hindu dan Budha hidup
berdampingan secara damai. Istilah pancasila terdapat dalam buku
Negarakertagama karangan Empu Prapanca dan Empu Tantular yang
mengarang buku Sutasoma yang terdapat sloka persatuan nasional yang
berbunyi Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua yang artinya,
walaupun berbeda-beda namun tetap satu tujuan dan tidak ada agama yang
memiliki tujuan berbeda.
b) Nilai sila kedua, terwujud pada hubungan baik Raja Hayam Wuruk dengan
kerajaan tiongkok, ayoda, Champa, dan Kamboja. Disamping itu juga
menjalin persahabatan dengan Negara-Negara tetangga.
c) Nilai sila ketiga, terwujud dengan keutuhan kerajaan. Khususnya dalam
Sumpah Palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam siding
Ratu dan Mentri-mentri pada tahun 1331
d) Nilai sila keempat, terdapat semacam penasehat dalam tata pemerintahan
Majapahit yang menunjukan nilai-nilai musyawarah mufakat. Menurut Pasasti
Kerajaan Brambang (1329), dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit
terdapat semacam penasehat kerajaan. Seperti, Rakryan I Hino, I Sirikan dan
I halu yang yang berarti memberikan nasehat pada Raja. Kerukunan dan
gotong royong dalam kehidupan masyarakat telah menumbuhkan adat
bermusyawarah untuk mufakat dalam memutuskan masalah bersama.
e) Nilai sila kelima, terwujud dengan berdirinya kerajaan selama beberapa abad
yang ditopang dengan kesejahretaan dan kemakmuran rakyat.

Anda mungkin juga menyukai