Anda di halaman 1dari 9

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS SILIWANGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Jalan Siliwangi Nomor 24 Tlp. (0265) 323532 Tasikmalaya 46115

NASKAH UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL

Mata Uji/Kode : Analisis Vektor / KJ23215135


Hari/ Tanggal : Rabu, 4 Oktober 2023
Jurusan : Pendidikan Matematika
Dosen : Elis Nurhayati,M.Pd

Petunjuk :
1. Kerjakan secara berkelompok sesuai dengan kelompok pada kegiatan perkuliahan
2. Kerjakan sesuai intruksi yang tertera pada lembar soal
3. Aplikasi yang digunakan di bebaskan sesuai dengan kreatifitas masing-masing kelompok
4. Terdapat cover yang berisi identitas tugas, identitas mata kuliah, penyusun, identitas intasi
5. Kumpulkan dalam bentuk soft file ( Word ) dengan format : UTS_Kelompok_KELAS
upload pada link yang disediakan dibawah dan paling lambat hari Jum’at, 13 Oktober
2023 pukul 23.59 wib.
~ Selamat Mengerjakan ~

1. Buatlah desain isi buku sesuai dengan materi yang telah di diskusikan yaitu bahan diskusi
1, bahan diskusi 2, bahan diskusi 3 dan bahan diskusi 4 dan lengkapi dari berbagai
sumber yang ada.
2. Dari bahan diskusi tersebut kategorikan berdasarkan :
1) Definsi
2) Sifat-sifat dan pembuktiannya
3) Contoh soal minimal 3
4) Latihan soal minimal 5 dengan kunci jawaban simpan di lampiran
3. Bahan tambahan wajib : Analisis Vektor Seri Buku Schaum
Bahan tambahan selain wajib minimal 2 Buku
4. Setelah dikategorikan, kemaslah materi tersebut dalam tampilan design buku sekreatif
mungkin di kerjakan satu bahan diskusi dalam satu file !

https://drive.google.com/drive/folders/1tf6vFsLLmITfLazNwTVJK7NyYz6cbRZ1?usp=sharing
CONTOH

DESAIN MATERI BUKU ANALISIS VEKTOR

( Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Analisis Vektor )

UJIAN TENGAH SEMESTER

Dosen Pengampu : Elis Nurhayati.,M.Pd

Disusun Oleh

Kelompok 1

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023
A. Definisi perkalian titik pada bidang
Perkalian titik dari dua vektor A dan B dituliskan dengan 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ (dibaca A titik B)
A.B dapat didefinisikan dengan dua cara yaitu:
1) Secara geometri: A.B didefinisikan dengan besar vektor 𝐴⃗ dikalikan besar vektor
𝐵⃗⃗. Cosinus sudut yang dibentuk oleh 𝐴⃗ dan 𝐵⃗⃗.
Jika 𝜃 adalah sudut yang dibentuk oleh 𝐴⃗ dan 𝐵⃗⃗ maka definisi

tersebut dapat dirumuskan dengan = 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = |𝐴⃗||𝐵⃗⃗| cos 𝜃 , 0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋

2) Secara analitik: misalkan 𝐴⃗ = 𝐴1 𝑖⃗ + 𝐴2 𝑗⃗ dan 𝐵⃗⃗ = 𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗ adalah dua


vektor pada bidang dengan sistem koordinat tegak lurus XY maka A.B
didefinisikan dengan:
𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = 𝐴1 𝐵1 + 𝐴2 𝐵2
Dari kedua definisi tersebut terlihat bahwa 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ hasilnya adalah sebuah
skalar (atau bilangan riil), bukan sebuah vektor.
Dengan menggunakan definisi (1) maka didapatkan:
𝑖⃗.𝑖⃗ = |𝑖⃗|. |𝑖⃗|cos 0° = 1.1.1 = 1
𝑗⃗.𝑗⃗= |𝑗⃗|. |𝑗⃗|cos 0° = 1.1.1 = 1
𝑖⃗.𝑗⃗= |𝑖⃗|. |𝑗⃗| cos 90° = 1.1.0 = 0
𝑗⃗.𝑖⃗ = |𝑗⃗|. |𝑖⃗|cos 90° = 1.1.0 = 0
Dengan menggunakan definisi (2) juga menghasilkan hasil yang sama yaitu:
𝑖⃗.𝑖⃗ = (𝑖⃗ + 0𝑗⃗). (𝑖⃗+ 0𝑗⃗) = 1.1 + 0.0 = 1
𝑗⃗.𝑗⃗= (0𝑖⃗ + 𝑗⃗).(0𝑖⃗ + 𝑗⃗) = 0.0 + 1.1 = 1
𝑖⃗.𝑗⃗= (𝑖⃗+ 0𝑗⃗). (0𝑖⃗ + 𝑗⃗) = 1.0 + 0.1 = 0
𝑗. 𝑖⃗ = (0𝑖⃗ + 𝑗⃗). (𝑖⃗+ 0𝑗⃗) = 0.1 + 1.0 = 0
Hasil perkalian titik dari vektor satuan pada bidang dengan menggunakan kedua
definisidi atas dapat disimpulkan dalam bentuk tabel
. i j
i 1 0
j 0 1
Kedua definisi di atas saling bergantungan, dimana dari definisi (1) dapat
diturunkandefinisi (2) sebaliknya definisi (2) dapat diturunkan definisi (1).
a. Definisi Perkalian Titik dalam Ruang
Seperti halnya pada bidang, dalam ruang pun perkalian titik dari dua vektor 𝐴⃗ = 𝐴1𝑖⃗ +
𝐴2 𝑗⃗ + 𝐴3 𝑘⃗⃗ dan 𝐵⃗⃗ = 𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐵3 𝑘⃗⃗ dapat didefinisikan dengan dua cara yaitu:

1) Secara geometri, 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ didefinisikan dengan besar vektor 𝐴⃗ Dikalikan

dengan besar vektor 𝐵⃗⃗ cosinus sudut yang dibentuk oleh 𝐴⃗ dan 𝐵⃗⃗ atau dapat
dirumuskan dengan:
𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = |𝐴⃗||𝐵⃗⃗| cos 𝜃 , 0 ≤ 𝜃 ≤ 𝜋. Dimana 𝜃 adalah sudut yang dibentuk oleh 𝐴⃗
dan 𝐵⃗⃗

2) Secara analitik, perkalian titik dari dua vektor 𝐴⃗ dan 𝐵⃗⃗ didefinisikan dengan:
𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = 𝐴1 𝐵1 + 𝐴2 𝐵2 + 𝐴3 𝐵3
Dengan menggunakan kedua definisi tersebut diperoleh hasil yang sama terhadap:
𝑖⃗. 𝑖⃗ = 1, 𝑖⃗. 𝑗⃗ = 0, 𝑖⃗. 𝑘⃗⃗ = 0, 𝑗⃗. 𝑖⃗ = 0, 𝑗⃗. 𝑗⃗ = 1, 𝑗⃗. 𝑘⃗⃗ = 0, 𝑘⃗⃗. 𝑖⃗ = 0, 𝑘⃗⃗. 𝑗⃗ =
0 𝑑𝑎𝑛 𝑘⃗⃗. 𝑘⃗⃗ = 1
Hasil tersebut dapat disimpulkan dalam bentuk tabel
. i j k
I 1 0 0
J 0 1 0
K 0 0 1
Definisi (1) dan (2) saling bergantungan, dimana dari definisi (1) dapat
diturunkandefinisi (2) begitupun sebaliknya.
B. Sifat-sifat perkalian titik, buktikan sifat-sifat tersebut
Sifat-sifat perkalian titik pada bidang dan ruang
Misalkan 𝐴⃗ = 𝐴1 𝑖⃗ + 𝐴2 𝑗⃗ , 𝐵⃗⃗ = 𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗ dan 𝐶⃗ = 𝐶1 𝑖⃗ + 𝐶2 𝑗⃗ adalah tiga
buah vektor pada bidang dengan sistem koordinat XY dan k adalah sebuah bilangan
riil, maka berlakusifat-sifat berikut:
2
1) 𝐴⃗. 𝐴⃗ = |𝐴
| ⃗
Bukti:
𝐴⃗.𝐴⃗ = (𝐴1𝑖⃗ + 𝐴2𝑗⃗). (𝐴1𝑖⃗ + 𝐴2𝑗⃗)
= 𝐴2 + 𝐴2 (definisi 2)
1 2
2
= |𝐴⃗|

2) 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = 𝐵⃗⃗. 𝐴⃗


(sifat komutatif)
Bukti:
𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = (𝐴1 𝑖⃗ + 𝐴2 𝑗⃗). (𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗)
= 𝐴1𝐵1 + 𝐴2𝐵2 (definisi 2)
Karena 𝐴1, 𝐵1, 𝐴2, 𝐵2 bilangan-bilangan riil, maka 𝐴1𝐵1 = 𝐵1, 𝐴1 dan 𝐴2𝐵2 = 𝐵2, 𝐴2.
Jadi 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = 𝐵1 𝐴1 + 𝐵2 𝐴2 = 𝐵⃗⃗. 𝐴⃗
3) 𝐴⃗. (𝐵⃗⃗ + 𝐶⃗) = 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ + 𝐴⃗. 𝐶⃗ (sifat distributif)

𝐴⃗. (𝐵⃗⃗ + 𝐶⃗) = (𝐴1 𝑖⃗ + 𝐴2 𝑗⃗). [(𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗) + (𝐶1 𝑖⃗ +


𝐶2 𝑗⃗)]
= (𝐴1𝑖⃗ + 𝐴2𝑗⃗). [(𝐵1 + 𝐶1)𝑖⃗ + (𝐵2 + 𝐶2)𝑗⃗]
= 𝐴1(𝐵1 + 𝐶1) + 𝐴2(𝐵2 + 𝐶2) (definisi 2)
= (𝐴1𝐵1 + 𝐴1𝐶1) + (𝐴2𝐵2 + 𝐴2𝐶2) (sifat bilangan riil)
= [(𝐴1𝐵1 + 𝐴1𝐶1) + 𝐴2𝐵2] + 𝐴2𝐶2 (sifat asosiatif pada bilangan riil)
= [𝐴1𝐵1 + (𝐴1𝐶1 + 𝐴2𝐵2)] + 𝐴2𝐶2 (sifat asosiatif pada bilangan riil)
= [𝐴1𝐵1 + (𝐴2𝐵2 + 𝐴1𝐶1)] + 𝐴2𝐶2 (sifat komutatif pada bilangan riil)
= [(𝐴1𝐵1 + 𝐴2𝐵2) + 𝐴1𝐶1] + 𝐴2𝐶2 (sifat asosiatif pada bilangan riil)
= (𝐴1𝐵1 + 𝐴2𝐵2) + (𝐴1𝐶1 + 𝐴2𝐶2) (sifat asosiatif pada bilangan riil)
= 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ + 𝐴⃗. 𝐶⃗ (definisi 2)
4) 𝑘(𝐴⃗. 𝐵⃗⃗) =

(𝑘𝐴⃗). 𝐵⃗⃗ Bukti:

𝑘(𝐴⃗. 𝐵⃗⃗) = 𝑘 [(𝐴1 𝑖⃗ + 𝐴2 𝑗⃗). (𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗)]


= 𝑘(𝐴1𝐵1 + 𝐴2𝐵2) (definisi 2)
= 𝑘𝐴1𝐵1 + 𝑘𝐴2𝐵2 (sifat distributif pada bilangan riil)
= [(𝑘𝐴1)𝑖⃗ + (𝑘𝐴2)𝑗⃗. (𝐵1𝑖⃗ + 𝐵2𝑗⃗)]
= [𝑘(𝐴1𝑖⃗ + 𝐴2𝑗⃗). (𝐵1𝑖⃗ + 𝐵2𝑗⃗)] (sifat distributif)
= (𝑘𝐴⃗). 𝐵⃗⃗
5) 0. 𝐴⃗ = 0
Bukti:
0. 𝐴⃗ = (0𝑖⃗ + 0𝑗⃗). (𝐴1𝑖⃗ + 𝐴2𝑗⃗) = 0. 𝐴1 + 0. 𝐴2 = 0
6) Jika 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = 0 dimana 𝐴⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝐵⃗⃗ bukan vektor-vektor nol, maka 𝐴⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝐵⃗⃗ tegak
lurus. Bukti:
𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = |𝐴⃗||𝐵⃗⃗| cos 𝜃 = 0

𝐴⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝐵⃗⃗ bukan vektor nol, maka |𝐴⃗| ≠ 0 𝑑𝑎𝑛

|𝐵⃗⃗| ≠ 0 Akibatnya cos 𝜃 = 0 maka 𝜃 = 90°

Jadi terbukti bahwa 𝐴⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝐵⃗⃗ tegak lurus.


7) 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ ≤ |𝐴⃗||𝐵⃗⃗|
(ketidaksamaan schwarz)
Bukti:
Jika salah satu dari 𝐴⃗ = ⃗0⃗ atau 𝐵⃗⃗ = ⃗0⃗ maka jelas ketidaksamaan schwarz itu

benar. Sekarang misalkan 𝐴⃗ 𝑑𝑎𝑛 𝐵⃗⃗ bukan vektor nol, dan misalkan 𝜃 adalah

sudut antara kedua vektor itu, maka 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = |𝐴⃗||𝐵⃗⃗| cos 𝜃 karena |𝑐𝑜𝑠𝜃 | ≤ 1
maka jelaslah, bahwa

|𝐴⃗. 𝐵⃗⃗| = |𝐴⃗||𝐵⃗⃗| cos 𝜃 ≤ |𝐴⃗||𝐵⃗⃗|


C. Contoh Soal / Kasus

1. Jika didefinisikan 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = |𝐴⃗||𝐵⃗⃗| cos 𝜃, dimana 𝜃 adalah sudut yang dibentuk
oleh 𝐴⃗ dan

𝐵⃗⃗ dengan 𝐴⃗ = 𝐴1𝑖⃗ + 𝐴2 𝑗⃗ + 𝐴3 𝑘⃗⃗ dan 𝐵⃗⃗ = 𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐵3 𝑘⃗⃗ adalah dua vektor

pada ruang dengan sistem koordinat tegak lurus XY, maka 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = 𝐴1 𝐵1
+ 𝐴2 𝐵2 + 𝐴3 𝐵3 , buktikanlah!
Jawaban:
Pembuktian!
𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = 𝐴1 𝐵1 + 𝐴2 𝐵2 + 𝐴3 𝐵3

Misalkan, 𝐴⃗ = 𝐴1 𝑖⃗ + 𝐴2 𝑗⃗ + 𝐴3 𝑘⃗⃗ dan 𝐵⃗⃗ = 𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐵3 𝑘⃗⃗

𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = (𝐴1 𝑖⃗ + 𝐴2 𝑗⃗ + 𝐴3 𝑘⃗⃗). (𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐵3 𝑘⃗⃗)

𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = [𝐴1 𝑖⃗(𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐵3 𝑘⃗⃗)] + [𝐴2 𝑗⃗(𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐵3 𝑘⃗⃗)] + [𝐴3 𝑘⃗⃗(𝐵1 𝑖⃗ + 𝐵2 𝑗⃗
+ 𝐵3 𝑘⃗⃗)]

𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = (𝐴1 𝑖⃗. 𝐵1 𝑖⃗ + 𝐴1 𝑖⃗. 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐴1 𝑖⃗. 𝐵3 𝑘⃗⃗) + (𝐴2 𝑗⃗. 𝐵1 𝑖⃗ + 𝐴2 𝑗⃗. 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐴2 𝑗⃗. 𝐵3 𝑘⃗⃗)
+ (𝐴3 𝑘⃗⃗. 𝐵1 𝑖⃗

+ 𝐴3 𝑘⃗⃗. 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐴3 𝑘⃗⃗. 𝐵3 𝑘⃗⃗)


Dengan mengingat bahwa 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = |𝐴⃗||𝐵⃗⃗| cos 𝜃 maka hal ini berlaku juga
untuk vektor satuan sehingga 𝑖⃗.𝑖⃗ = |𝑖⃗||𝑖⃗| cos 0° = (1)(1)(1) = 1, dan ini akan sama
untuk 𝑗⃗.𝑗⃗ dan

𝑘⃗⃗. 𝑘⃗⃗.
Jadi, 𝑖⃗. 𝑖⃗ = 𝑗⃗. 𝑗⃗ = 𝑘⃗⃗. 𝑘⃗⃗ = 1. Semua perkalian dot vektor satuan yang
sejenis akan menghasilkan 1.
Untuk perkalian dot antar vektor satuan yang tak sejenis akan memberikan nilai 0,
sebagai contoh 𝑖⃗. 𝑗⃗ = |𝑖⃗||𝑗⃗| cos 90° = (1)(1)(0) = 0. Dengan demikian semua perkalian
vektor satuan tak sejenis akan menghasilkan nilai nol.

𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = (𝐴1 𝑖⃗. 𝐵1 𝑖⃗ + 𝐴1 𝑖⃗. 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐴1 𝑖⃗. 𝐵3 𝑘⃗⃗) + (𝐴2 𝑗⃗. 𝐵1 𝑖⃗ + 𝐴2 𝑗⃗. 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐴2 𝑗⃗. 𝐵3 𝑘⃗⃗)
+ (𝐴3 𝑘⃗⃗. 𝐵1 𝑖⃗

+ 𝐴3 𝑘⃗⃗. 𝐵2 𝑗⃗ + 𝐴3 𝑘⃗⃗. 𝐵3 𝑘⃗⃗)

𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = (𝐴1 . 𝐵1 . 𝑖⃗. 𝑖⃗ + 𝐴1 . 𝐵2 . 𝑖⃗. 𝑗⃗ + 𝐴1 . 𝐵3 . 𝑖⃗. 𝑘⃗⃗) + (𝐴2 . 𝐵1 . 𝑗⃗. 𝑖⃗ + 𝐴2 . 𝐵2 . 𝑗⃗. 𝑗⃗ +
𝐴2 . 𝐵3 . 𝑗⃗. 𝑘⃗⃗)

+ (𝐴3 . 𝐵1 . 𝑘⃗⃗. 𝑖⃗ + 𝐴3 . 𝐵2 . 𝑘⃗⃗. 𝑗⃗ + 𝐴3 . 𝐵3 . 𝑘⃗⃗. 𝑘⃗⃗)


𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = (𝐴1 . 𝐵1 (1) + 𝐴1 . 𝐵2 (0) + 𝐴1 . 𝐵3 (0)) + (𝐴2 . 𝐵1 (0) + 𝐴2 . 𝐵2 (1) + 𝐴2 . 𝐵3 (0))
+ (𝐴3. 𝐵1(0) + 𝐴3. 𝐵2(0) + 𝐴3. 𝐵3(1))
Akhirnya akan diperoleh bahwa:
𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = (𝐴1 𝐵1 ) + (𝐴2 𝐵2 ) + (𝐴3 𝐵3 ) 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐴⃗. 𝐵⃗⃗ = 𝐴1 𝐵1 + 𝐴2 𝐵2 + 𝐴3 𝐵3

https://drive.google.com/drive/folders/1tf6vFsLLmITfLazNwTVJK7NyYz6cbRZ1?usp=sharing

Anda mungkin juga menyukai