OLEH
Demokrasi Konstitusional
Pakistan
Tak lama setelah mencapai kemerdekaan, pelopor kemerdekaan
Muhammad Ali Jinnah meninggal, dan setelah kematiannya pada tahun
1951, Liaquat Ali Khan terbunuh. Meninggalnya kedua pemimpin ini
sangat mempengaruhi perkembangan politik selanjutnya, karena
pemimpin lainnya tidak memiliki otoritas di tingkat nasional. Selain
itu, Liga Muslim, partai politik yang memelopori kemerdekaan
Pakistan dari India pada masa pra-kemerdekaan, kehilangan
popularitas, terutama di timur. Akibatnya, Pakistan mengalami krisis
kepemimpinan dan kekacauan politik.
Indonesia
a. budaya, meningkatkan standar ekonomi kehidupan, dan
mempromosikan kehidupan sosial dan politik yang demokratis. Pada
hakekatnya, persoalannya berkisar pada pembuatan sistem politik
dengan kepemimpinan yang memadai untuk pembangunan ekonomi
dan pembangunan bangsa, dengan partisipasi rakyat, sambil
menghindari munculnya kediktatoran, baik diktator itu individu, partai,
maupun militer. Dilihat dari perkembangan demokrasi, sejarah
Indonesia dapat dibagi menjadi empat periode, yaitu:Masa Republik
Indonesia I (1945-1959), yaitu masa demokrasi (konstitusional) yang
menonjolkan peranan parlemen serta
partaipartai dan yang karena itu dapat dinamakan Demokrasi
Parlementer.
b. Masa Republik Indonesia II (1959-195), yaitu masa Demokrasi
Terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari
demokrasi konstitusit www.bacaan-indo.blogspot.com 128 Dasar-
Dasar Ilmu Politik onal yang secara formal merupakan landasannya,
dan menunjukkan beberapa aspek demokrasi rakyat. c. Masa
Republik Indonesia III (195-1998), yaitu masa Demokrasi Pancasila
yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem
presidensial. d. Masa Republik Indonesia IV (1998-sekarang), yaitu
masa Reformasi yang menginginkan tegaknya demokrasi di
Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik-praktik politik yang
terjadi pada masa Republik Indonesia III.
BAB V
KOMUNISME, DEMOKRASI MENURUT TERMINOLOGI
KOMUNISME, DAN PERKEMBANGAN POST-
KOMUNISME
Demokrasi Rakyat
Menurut peristilahan komunis, demokrasi rakyat adalah bentuk
khusus demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletar (a special
form of democracy fulilling the functions of proletarian
dictatorship). Bentuk khusus ini tumbuh dan berkembang di negara-
negara Eropa Timur seperti Cekoslovakia, Polandia, Hongaria,
Rumania, Bulgaria, dan Yugoslavia, serta Tiongkok.
Ciri-ciri demokrasi rakyat berbentuk dua: a) Suatu wadah front
persatuan (united front) yang merupakan landasan kerja sama dari
partai komunis dengan golongan-golongan lainnya dalam penguasa;
b) Penggunaan beberapa lembaga pemerintahan di negara yang
lama. Di China gagasan demokrasi rakyat dipengaruhi oleh
pemikiran-pemikiran Mao Zedong yang melancarkan gagasan
mengenai Demokrasi Baru (New Democracy). Front persatuan juga
diakuinya sebagai wadah kerja sama Partai Komunis China yang
dominan dengan beberapa partai kecil lainnya.
Konstitusionalisme
UUD sebenarnya tidak dapat dilihat lepas dari konsep
konstitusionalisme, suatu konsep yang telah berkembang sebelum
UUD pertama dirumuskan. Ide pokok dari konstitusionalisme
adalah bahwa pemerintah perlu dibatasi kekuasaannya (the limited
state), agar penyelenggaraannya tidak bersifat sewenangwenang.
Sementara itu, sarjana ilmu politik Andrew Heywood mengartikan
konstitusionalisme dari dua sudut pandang. Dalam arti sempit,
konstitusionalisme adalah penyelenggaraan pemerintahan yang
dibatasi oleh UUD. Dengan kata lain, konstitusionalisme ada apabila
lembaga-lembaga pemerintahan dan proses politik dibatasi secara
efektif oleh aturan-aturan konstitusionalisme. Sedangkan dalam arti
yang lebih luas, konstitusionalisme merupakan perangkat nilai dan
aspirasi politik yang mencerminkan adanya keinginan untuk
melindungi kebebasan dengan melakukan pengawasan (checks)
internal maupun eksternal terhadap kekuasaan pemerintah. Jadi,
dalam arti ini konstitusionalisme merupakan bagian penting dari
demokrasi konstitusional.
4. Tahun 1959 (UUD Republik Indonesia 1945. UUD ini mulai 1959
berlaku di seluruh Indonesia, termasuk Irian Barat).
5. Tahun 1999 (UUD 1945 dengan amandemen dalam masa
Reformasi). Lazimnya memang setiap pergantian UUD
mencerminkan anggapan bahwa perubahan konstitusional yang
dihadapi begitu fundamental, sehingga mengadakan amandemen
saja terhadap UUD yang sedang berlaku dianggap tidak memadai.