Anda di halaman 1dari 3

https://id.wikipedia.

org/wiki/Sejarah_demokrasi
https://rumahpemilu.org/sejarah-demokrasi/

DEMOKRASI

1. SEJARAH DEMOKRASI
Menurut Encyclopaedia Britannica, demokrasi adalah secara harafiah dikuasai oleh
rakyat. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani demokratia yang berarti pemerintahan
rakyat. Konsep-konsep (dan nama) demokrasi dan konstitusi sebagai suatu bentuk
pemerintahan bermula di Athena kuno sekitar 508 SM. Di Yunani kuno, tempat
berdirinya banyak negara kota dengan berbagai macam bentuk pemerintahan, demokrasi
ditanding dengan bentuk-bentuk pemerintahan yang dikendalikan oleh segelintir orang
terkemuka (aristokrasi), oleh satu orang (monarki), oleh para tiran (tirani), dan
lain sebagainya.

Aristoteles membagi sistem pemerintahan ke dalam dua penilaian, yakni yang buruk
dan baik. Dalam kategori pemerintahan oleh satu orang, monarki adalah bentuk yang
baik, sedangkan tirani buruk. Kategori pemerintahan oleh sedikit orang, aristokrasi
berkarakter baik, dan oligarki yang buruk. Kategori pemerintahan oleh banyak orang,
poliarki baik, sedangkan demokrasi buruk.
“Kenapa demokrasi buruk? Karena keputusan diambil oleh banyak orang yang tidak
selalu baik kemampuannya. Jadi, bisa jadi buruk keputusannya.

Demokrasi menghilang selama berabad-abad hingga muncul kembali pada 1500an dalam
bentuk teori-teori kekuasaan. Kekuasaan negara yang super kuat, disokong oleh
legitimasi dari gereja semasa abad pertengahan dikritik. Lahir teori kontrak sosial
yang dicetuskan oleh John Locke dan Thomas Hobbes, juga teori kekuasaan lain oleh
Voltaire dan J.J.Rosseau. Lahirnya piagam Magna Carta. Magna Carta merupakan piagam
yang dikeluarkan di Inggris pada 15 Juni 1215 yang membatasi monarki Inggris, Raja
John, dari kekuasaan absolut

Mereka mengemukakan prinsip dasar kehidupan bersama. Bagi mereka, kedaulatan negara
tidak dari Tuhan. Negara dibentuk berdasarkan kesepakatan di antara rakyatnya. Maka
ada kontrak sosial, yaitu kontrak yang dibikin oleh orang-orang di suatu komunitas,
berjanji untuk hidup bersama sehingga ada pembagian pekerjaan, pembagian tugas.

Dalam teori kontrak sosial juga diakui bahwa setiap warga memiliki kedudukan yang
setara, serta hak dan kewajiban yang sama. Negara wajib melindungi hak-hak
individu, seperti hak sipil dan hak hidup. Kekuasaan negara pun mesti dikontrol.

Dalam perkembangannya, muncul teori trias politica (Montesquieu & John Locke),
yakni kekuasaan negara dibagi menjadi tiga bagian. kekuasaan dipisahkan menjadi
kekuasaan membentuk undang-undang (legislatif), kekuasaan melaksanakan undang-
undang (eksekutif), serta kekuasaan mempertahankan dan mengadili pelanggaran atas
undang-undang (yudikatif), kalo John Locke menggunakan istilah federatif. Teori ini
berkembang di Amerika sebagai negara baru merdeka pada tahun 1776.

Pada 1940an, cikal bakal gagasan demokrasi modern sampai pada teori demokrasi
konstitusional. Kekuasaan pemerintah harus dibatasi oleh undang-undang dasar untuk
mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Teori ini diadopsi oleh negara-negara baru pasca
meletusnya Perang Dunia II, sementara negara-negara lama menjadikannya bahan untuk
memperbaiki konstitusi negara.

Selang berikutnya, lahir teori rule of the law (rechtsstaat, Pasal 1 ayat 3) atau
aturan hukum. Pemerintahan mesti dijalankan berdasarkan hukum, supremasi hukum
mesti ditegakkan, hak-hak warga negara dijamin oleh konstitusi, dan bahwa hak
setiap warga negara adalah sama dihadapan hukum.

Muncul juga teori-teori seputar kedaulatan rakyat atau demokrasi modern. Henry B
Mayo misalnya, seorang ilmuwan politik yang mengoleksi pengertian demokrasi dari
banyak pemikir sejak peradaban Yunani kuno hingga zaman modern, menyimpulkan bahwa
ada lima nilai demokrasi. Satu, menyelesaikan perselisihan dengan damai dan
terlembaga. Dua, menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur. Tiga,
membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. Empat, mengakui serta menganggap
wajar keanekaragaman. Lima, menjamin tegaknya keadilan.

Tolak ukur negara demokrasi


- Mengutip Robert Dahl, ada lima standar demokrasi, yakni partisipasi yang efektif,
persamaan hak pilih, akses Informasi, kontrol agenda publik, dan persamaan hukum
- Miriam Budiarjo menyertakan enam syarat sebuah pemerintahan dapat disebut
demokratis. Enam syarat itu antara lain perlindungan konstitusional, pemilu yang
bebas, kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan berserikat dan berkumpul, serta
adanya pendidikan warga negara

Konsolidasi Demokrasi
Pada dekade 80 hingga 90-an, setelah adanya istilah transisi demokrasi, muncul
istilah konsolidasi demokrasi. Istilah ini lahir dalam konteks transisi dari musim
negara otoriter pada tahun 1960an kepada sistem pemerintahan demokrasi.

Tahun 60 hingga 70an, pemerintahan otoriter kuat banget. Indonesia, ada rezim
Soekarno. Ganti rezim juga sama. Amerika Latin, semuanya rezim militer. Eropa Timur
juga semuanya rezim militer dan otoriter. Tapi tahun 70an sampai 80an, mulai
bertumbangan. Makanya ada istilah transisi. Dari rezim otoriter ke demokrasi.
Setelah masa transisi, dikenal istilah konsep konsolidasi demokrasi.

Konsolidasi demokrasi, menurut Przworski, terjadi apabila semua elite politik dan
masyarakat yakin untuk menjadikan demokrasi sebagai satu-satunya cara dalam
mengelola dan mengakhiri aneka masalah kebangsaan dan kenegaraan. Ia dapat dicapai
melalui stabilisasi, institusionalisasi, dan legitimasi.

Derajat Demokrasi
- Pertama, demokrasi di tataran prosedural. Jika pemilu dilakukan dan ada kompetisi
yang bebas di antara peserta pemilu, namun belum menciptakan pemerintahan yang
demokratis, maka itu digolongkan sebagai dmeokrasi prosedural.
- Kedua, demokrasi agregatif. Artinya, semua keputusan penting diambil oleh
kelompok mayoritas. Demokrasi telah mencerminkan kepentingan mayoritas, namun
sebagai dampaknya, kepentingan minoritas dikesampingkan
- Ketiga, demokrasi deliberatif. Pada tataran ini, pemilu dilakukan secara reguler,
dan kepentingan diambil berdasarkan diskusi yang panjang dengan memperhatikan
kepentingan kelompok-kelompokminoritas
- Keempat, demokrasi partisipatif, yaitu semua orang dapat berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan. Kalau dia yakin orang yang duduk di pemerintahan tidak
menyalurkan aspirasinya, dia bisa menyampaikan aspirasinya sendiri. Meski pada
titik tertentu, dia harus mengalah karena kepentingan yang lebih besar yang harus
diutamakan

Dari sudut pandang bentuk pemerintahan, demokrasi ada dua jenis yaitu:
Demokrasi langsung atau murni (direct atau pure democracy). ex: Referendum,
Inisiatif, Pembatalan,
Demokrasi tidak langsung (indirect atau representative democracy). ex: parlemen
atau kabinet, Bentuk presidensial, Bentuk kesatuan.
========================================

Anda mungkin juga menyukai