NIM : 11000121140613
Kelas : I
• PENGERTIAN DEMOKRASI
Demokrasi berasal dari kata bahasa Yunani yaitu “Demos” dan “Kratos”. “Demos”
bermakna rakyat atau khalayak, sementara “Kratos” bermakna pemerintahan. Demokrasi
sebagai sistem pemerintahan yang mengizinkan dan memberikan hak kebebasan kepada
warga negaranya untuk berpendapat serta turut serta dalam pengambilan keputusan di
pemerintahan. Berikut beberapa pengertian demokrasi menurut para ahli :
a. Aristoteles
Prinsip demokrasi adalah kebebasan, karean hanya melalui kebebasanlah setiap warga
negara bisa aling berbagi kekuasaan di dalam negaranya.
b. C.F. Strong
Demokrasi adalah sistem pemerintahan dimana mayoritas rakyat berusia dewasa turut
serta dalam politik politik atas dasar sistem perwakilan, yang kemudian menjamin
pemerintahan mempertanggungjawabkan setiap tindakan dan keputusannya.
c. Haris Soche
• SEJARAH DEMOKRASI
Sistem demokrasi sudah dipraktikan sejak zaman Yunani kuno, dengan sistem tersebut
rakyat terlibat langsung dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
keberlangsungan negara.
Jadi seluruh perkara kenegaraan harus dibicarakan langsung dengan para rakyatnya.
Demokrasi murni atau langsung adalah sistem yang digunakan pada zaman itu.
Demokrasi pertama yang dikenal di dunia berada di Athena. Sekitar abad ke-6 SM
perkembangan demokrasi berlangsung di kota Athena, yang merupakan salah satu kota
terpenting pada masa itu.
Demokrasi di Athena diterapkan sejak diberlakukannya konstitusi Athena pada tahun 594
SM oleh Solon, seorang negarawan yang menjabat sebagai archon atau pemimpin kota
Athena. Sistem demokrasi ini menggantikan sistem aristokrasi dimana Athena dikuasai
oleh para aristocrat atau bangsawan, kemudian sistem demokrasi ini diperkuat oleh
Kleisthenes pada tahun 508 SM.
Kondisi tersebut membuat Cleisthenes dikenal sebagai bapak demokrasi Athena. Saat itu
Athena menganut demokrasi secara langsung dan memiliki dua ciri utama, yaitu pemilihan
warga secara acak untuk mengisi jawaban administrasi dan yudisial di pemerintahan, dan
majelis legislative yang terdiri dari semua warga Athena.
Seluruh warga Athena (kecuali wanita, budak, orang asing, pria di bawah 20 tahun)
memiliki hak dapat berbicara dan memberikan suara di majelis Athena. Meski dibuat oleh
majelis, demokrasi di Athena berjalan dengan kontrol langsung dari rakyat. Rakyat
menyuarakan pendapat mereka melalui majelis atau pengadilan untuk membantu kendali
politik di Athena.
• MACAM-MACAM DEMOKRASI
Dalam ideologi demokras terdapat berbagai macam cara dan pengimplementasian ideologi
demokrasi, yaitu :
a. Demokrasi Langsung
Demokrasi yang lebih banyak kekuatan kepada legislative atau disebut juga dengan
demokrasi parlementer. Pihak eksekutif memperoleh hak kekuasaan atas
demokrasinya hanya dari legislative, yaitu parlemen.
d. Demokrasi Pancasila
Sistem demokrasi yang berdasarkan pada asas kekeluargaan dan gotong royong yang
bertujuan untuk kesejahteraan rakyat, memiliki kandungan berupa unsur-unsur
kesadaran dalam bereligius, menjunjung tinggi kebenaran, budi pekerti luhur dan
kecintaan, berkesinambungan dan berkepribadian Indonesia.
e. Demokrasi Presidesial
Sistem presidensial atau juga yang disebut dengan sistem kongresional, adalah
merupakan sebuah sistem pemerintahan negara republik dimana kekuasan eksekutif
di pilih dengan cara melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.
Terdapat 2 jenis aliran yaitu demokrasi konstitusional dan satu aliran demokrasi yang
menamanakan dirinya demokrasi atau komunisme. Kedua aliran tersebut berasal dari
Eropa dan sesudah Perang Dunia ke-II di dukung negara lain seperti India, Pakistan,
Filipina, Indonesia dan negara-negara yang mendasarkan diri atas asas-asas komunisme
sepeerti Cina, Korea Utara, dan lainnya. Indonesia menganut demokrasi berdasarkan atas
Pancasila dan sangat jelas tersirat pada isi Undang-Undang Dasar 1945, yaitu :
Ciri dari demokrasi konstitusinal adalah pemerintahan yang terbatas kekuasaannya dan
tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Gagasan ini
pernah dirumuskan oleh ahli sejarawan asal Inggris yang bernama Lord Acton,
pemerintahan selalu diselenggarakan oleh manusia dan bahwa pada manusia itu tanpa
kecuali melekat banyak kelemahan.
demokrasi konstitusional muncul sebagai suatu program dan sistem politik yang konkret,
yaitu pada akhir abad ke-19, tetapi sebenarnya sudah mulai berkembang di Eropa Barat
pada abad ke-15 dan ke-16. Pada abad ke-19 telah memunculkan asas-asas seperti
kebebasan manusia terhadap segala bentuk kekangan dan kekuasaan sewenang-wenang
baik di bidang agama maupun di bidang pemikiran serta di bidang politik, jaminan
terhadap HAM, dari sini negara hanya sebagai penjaga malam, campur tangan dalam
kehidupan rakyat dalam batas yang sempit. Pada abad ke-20 setelah Perang Dunia ke-II ,
negara demokratis melepas pandangan peran negara hanya terbatas, sekarang dianggap
bahwa negara ikut bertanggungjawab atas kesejahteraan rakyat.
Sebagai akibat dari keinginan untuk menyelenggarakan hak-hak politik itu secara efektif
apakah ia bersifat naskah (written constitution) atau tak bersifat naskah (unwritten
constitution). Gagasan ini dinamakan konstitutionalisme (constitutionalism), sedangkan
negara yang menganut gagasan ini dinamakan Constitutional State atau Rechtsstaat.
“Suatu kumpulan aktivitas yang diselenggarakan atas nama rakyat, tetapi yang tunduk
kepada beberapa pembatasan yang dimaksud untuk memberi jaminan bahwa kekuasaan
yang diperlukan untuk pemerintahan itu tidak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat
tugas untuk memerintah. (a set of activities organized and operated on behalf of the people
but subject to a series of restraints which attempt to ensure that the power which is needed
for such governance is not abused by those who are called upon to do the governing)”.
Pada abad ke-19 dan permulaan abad ke-20 gagasan mengenai perlunya pembatasan
mendapat perumusan yuridis. Ahli-ahli hukum Eropa Barat Kontinental seperti Immanuel
Kant (1724-1804) dan Friedrich Julius Stahl memakai istilah Rechtsstaat, sedangkan ahli
Anglo Saxon seperti A. V. Dicey memakai istilah Rule of Law.
Oleh Stahl disebut empat Unsur Rechtsstaat dalam arti klasik, yaitu :
a. Hak-hak manusia.
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu (di negara-negara
Eropa Kontinental biasanya disebut Trias Politika).
c. Pemerintah berdasarkan peraturan-peraturan (wetmatigheid van bestuur).
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
Unsur-unsur Rule of Law dalam arti yang klasik, seperti yang dikemukakan oleh A. V.
Dicey dalam Introduction to the Law of the Constitution mencakup :
Dalam abad ke-20, terutama sesudah Perang Dunia II, telah terjadi perubahan-perubahan
sosial dan ekonomi yang sangat besar. Dikemukakan bahwa syarat-syarat dasar untuk
terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of Law ialah :
Dipandang dari sudut perkembangan demokrasi sejarah Indonesia dapat di bagi dalam
empat masa, yaitu :