Konstitusi adalah salah satu norma hukum dibawah dasar negara. Dalam arti yang
luas: konstitusi adalah hukum tata negara, yaitu keseluruhan aturan dan ketentuan (hukum)
yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara. Dalam arti tengah: konstitusi
adalah hukum dasar, yaitu keseluruhan aturan dasar, baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis. Dalam arti sempit: konstitusi adalah Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau
beberapa dokumen yang memuat aturan-aturan yang bersifat pokok. Dengan demikian,
konstitusi bersumber dari dasar Negara. Isi norma tersebut bertujuan mencapai cita-cita
yang terkandung dalam dasar Negara.
MASA PERGANTIAN DAN PERUBAHAN
3) Pembentukan Panitia-panitia
Setelah selesai pembahasan awal bahan Rancangan UUD, dibentuk panitia-panitia sbb:
a. Panitia Perancang UUD dengan 19 orang anggota dan Soekarno sebagai ketuanya
b. Panitia Pembelaan Tanah Air dengan 22 anggota dan Abikusno sebagai ketuanya
c. Panitia Keuangan dan Perekonomian dengan 22 anggota dan Mohammad Hatta sebagai
ketuanya
Pembahasan Materi UUD Rapat Panitia Perancang Undang-undang
Dasar 11 Juli 1945:
a. Membahas masalah unitarisme, federalisme dan bondstaat. Ada 8 orang berbicara dan
setelah diundi segenap anggota setuju unitarisme kecuali 2 orang.
b. Dipersoalkan lagi rumusan "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeiuknya" tetapi tidak berhasil.
c. Membahas masalah jumiah pimpinan negara yakni satu atau beberapa orang. Akhirnya
diterima yang satu orang dengan 10 suara dan 9 orang tidak setuju.
d. Membahas masalah sifat UUD. Ada yang hanya menginginkan yang bisa dijalankan di
masa perang, ada juga yang menginginkan dimasukkannya hal-hal yang meskipun belum
dapat dijalankan di masa perang.
Membentuk Panitia Kecil Perancang UUD dengan 7 anggota dan Ketua Soepomo
B. Rapat Panitia Perancang Undang-undang Dasar
13 Juli 1945
1). Penyampaian Rancangan UUD
Rancangan UUD ini terdiri 15 bab dengan 42 pasal oleh Soepomo selaku ketua yang pokok-
pokoknya:
a. Kedaulatan dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Rakyat.
b. Untuk sehari-hari presidenlah yang merupakan penjeimaan kedaulatan rakyat.
c. Presiden dibantu oleh wakil presiden, menteri dan Dewan Pertimbangan Agung
d. Dalam pembuatan undang-undang presiden harus semufakat Dewan Perwakilan Rakyat.
e. hak-hak dasar tidak perlu dimasukkan dalam UUD.
2). Pembahasan Rancangan UUD
Ada 11 orang menanggapi Rancangan UUD yang pokok-pokoknya antara lain:
a. perdebatan di sekitar presiden harus Islam atau tidak.
b. Masalah hak-hak dasar masuk atau tidak dalam UUD
c. Penegasan masalah "Uni" dengan konsekuensi hanya Pemerintah Pusat yang boleh
berhubungan dengan negara lain.
d. Perlimya pencatuman keanggotaan Indonesia dalam negara-negara Asia Timur
3) Tanggapan Anggota
Rancangan UUD setelah melalui beberapa perubahan dan penyempurnaan, diterima secara
bulatoleh anggota.
F. Penetapan Undang-Undang Dasar 1945 Oleh
PPKI - Rapat PPKI 18 Agustus 1945
1) Permohonan agar Rancangan UUD hasil BPUPKI sedapat mungkin diikuti. Perubahan
yang penting-peting saja. Pekerjaan yang kecil-kecil hendaknya dikesampingkan, agar hari ini
pula telah selesai pekerjaan menyusun UUD dan memiiih presiden.
2) Penjelasan Wakil Ketua PPKI
a. Penghilangan pernyataan Indonesia Merdeka serta pembukaan yang lama, dan
menggantinya dengan pembukaan hasil Panitia Kecil.
b. Adanya perubahan yang maha penting dalam menyatukan bangsa yakni;
1). Pasal 6 ayat (1) tentang syarat Islam bag] presiden dicoret.
2). Sebagai konswekuensi dari prembule, maka kata-kata "dengan kewajiban" dan sebagainya
dalam Pasal 29 ayat (1) dicoret.
c. Perubahan-perubahan pokok lainnya adalah seperti :
1). Pasal 4 ayat (1) ditambah dengan "menurut Undang-undang Dasar"
2). Pasal 4 ayat (2) bahwa wakil presidenjangan 2, tetapi seorang saja.
3). Pasal 23 ayat (3) ditambah satu kalimat Hasil pemeriksaan itu diberitahukan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat
3) Pengesahan Pembukaan
Setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan, maka disahkanlah Pembukaan Undang-
undang Dasar Negara Indonesia
4) Penjelasan Soepomo
Soepomo selaku Ketua Panitia Kecil Perancang UUD menyampaikan penjelasan berbagai
masalah tentang susunan negara dalam UUD antara lain:
a. Kedaulatan, rakyat dan MPR.
b. Kedudukan presiden.
c. DPR dan pembuatan undang-undang.
d. Pemmbantu-pembantu presiden.
e. DPA
f. Tanggungjawab menteri negara.
g. Susunan pemerintah daerah.
5) Pembahasan UUD
Ada sekitar 10 orang pembicara yang maleri pembicaraannya dapat dirangkum sbb:
a. Masalah dekoncentrasi yang sebesar-besarnya.
b. Masalah penyusunan anggaran belanja jika ditolak oleh Badan Perwakilan Rakyat.
c. Masalah perubahan UUD.
d. Masalah ketua MPR dan OPR.
e. Masalah materi UUD yang cukup memuat pokok-pokoknya saja.
f. Masalah aturan peralihan.
g. Masalah aturan tambahan.
6) Pengesahan UUD
Setelah melalui penambahan dan perbaikan, maka disahkan dan ditetapkan UUD Negara
Indonesia
UUD 1945
UUD 1945 terdiri atas:
a. Pembukaan
b. Batang Tubuh (16 bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya
terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih),
4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat Aturan Tambahan)
c. Penjelasan.
Pembukaan (Preambule)
Naskah Pembukaan UUD 1945 berasal dari naskah Piagam Jakarta dengan beberapa
perubahan.
A. Alinea Pertama
- Mengungkapkan dalil obyektif bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikeadilan dan
perikemanusiaan.
- Mengungkapkan pernyataan subyektif yaitu aspirasi bangsa indonesia untuk membebaskan
diri dari penjajah.
(Dalam alinea pertama ini, dalil obyektifnya adalah penjajahan terhadap suatu negara
merupakan hal yang dilarang. Hal tersebut bertentangan rasa perikemanusaian dan keadilan
yang berkaitan dengan Hak Asasi Manusia.)
B. Alinea Kedua
- Kemerdekaan Indonesia bukan suatu hadiah atau pemberian dari penjajah, melainkan hasil
perjuangan dari seluruh rakyat pejuang Indonesia.
- Negara Indonesia merdeka yang dicita-citakan memiliki sifat tertentu, yaitu merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Hal ini sekaligus sebagai cita-cita nasional bangsa
Indonesia
- Merdeka berdasarkan asas kebebasan, besatu dalam arti bersatunya seluruh masyarakat dari
Sabang sampai Merauke, adil dalam nilai keadilan, serta makmur adalah setiap orang harus
dapat mencapai hidup sejahtera.
C. Alinea Ketiga
- Memuat motivasi spiritual yang luhur dan merupakan pengukuhan atas Proklamasi
Kemerdekaan. Menunjukkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
D. Alinea Keempat
1. Perihal tujuan negara yaitu: memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial
2. Perihal diadakannya undang-undang dasar
3. Perihal bentuk negara Republik. Republik adalah negara yang dijalankan berdasarkan
prinsip kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara demokratis melalui pemilihan umum.
4. Perihal asas atau dasar kerohanian (falsafah) negara yakni Pancasila.
PELAKSANAAN UUD 1945
1. Undang-Undang Dasar 1945 (18-8-1945 sampai 27-12-1949)
a. Tidak dapat diterapkan sepenuhnya karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan
mempertahankan kemerdekaan. Pertempuran Medan Area, Pertempuran 5 Hari di Semarang, Palagan
Ambarawa, Pertempuran Surabaya, Rimbo Kaluang & Padang, Bandung Lautan Api, Pertempuran Puputan
Margarana, Peristiwa Westerling, Pertempuran 5 Hari 5 malam di Palembang, Agresi Militer Belanda I & II,
Serangan Umum 1 Maret 49. Perundingan Linggarjati, Perjanjian Renville, Perjanjian Roem-Roijen,
Konferensi Meja Bundar.
b. Maklumat Wakil Presiden No. X pada 16 Oktober 1945 memutuskan kekuasaan legislatif diserahkan kepada
KNIP, karena MPR dan DPR belum terbentuk. Pada 14 November 1945, dibentuk Kabinet Semi-Presidensial
("Semi-Parlementer") yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan pertama dari sistem
pemerintahan Indonesia terhadap UUD 1945. “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk
republik
2. UUD RIS (27-12-1949 sampai 17-08-1950)
a. Pada masa ini sistem pemerintahan adalah parlementer. Bentuk pemerintahan dan bentuk negaranya
federasi yaitu negara yang di dalamnya terdiri dari negara-negara bagian yang memiliki kedaulatan sendiri
untuk mengurus urusan dalam negerinya.
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat terdiri atas mukadimah, isi dan piagam persetujuan. Isi Konsitusi
Republik Indonesia Serikat terdiri enam bab dan seratus sembilan puluh tujuh pasal.
3. UUD Sementara Republik Indonesia 1950 (17-08-1950 sampai 5-7-1959)
Berlaku sistem Demokrasi Parlementer/Demokrasi Liberal. Pada periode ini pula kabinet selalu silih berganti.
"Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk
kesatuan“. Pasal 134 yang menyatakan bahwa "Konstituante (Lembaga Pembuat UUD) bersama-sama dengan
pemerintah selekas-lekasnya menetapkan UUD RI yang akan menggantikan UUDS ini“. Pada 5 Juli 1959
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang menyatakan Indonesia kembali ke UUD 1945.
3. Era Orda Lama (5-07-1959 sampai 12-03-1966)
UUD 1945 ORDE LAMA. Belum dilaksanakan secara benar.
- Pada tahun 1960 Presiden menetapkan Manifesto Politik sebagai Garis-Garis Besar Haluan Negara dengan
Pnetapan Presiden No.1 Tahun 1960, Padahal Padahal yang berhak menetapkan menetapkan GBHN adalah
MPR.
- Keluarnya ketetapan No.III /MPRS/1963 tentang pengangkatan Ir. Soekarno sebagai Presiden untuk seumur
hidup.
- Pimpinan lembaga-lembaga negara dijadikan menteri-menteri negara sedang Presiden sendiri merangkup
menjadi ketua Dewan Pertimbangan Agung.
3. Era Orda Baru (12-03-1966 sampai 21-05-1998)
a. UUD 1945 menjadi sangat sacral.
b. Ketetapan MPR No.I/MPR/1983 - MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak
akan melakukan perubahan terhadapnya
c. Ketetapan MPR No.IV/MPR/1983 tentang Referendum. Jika MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih
dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
d. UU No.5/1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983.