Anda di halaman 1dari 32

DEMOKRASI

INDONESIA
PENDAHULUAN
Pembahasan tentang peranan negara dan masyarakat tidak dapat dilepaskan
dari telaahan tentang demokrasi, karena:

1. Hampir semua negara menjadikan demokrasi sebagai asas fundamental,


sesuai hasil studi UNESCO pada awal tahun 1950 yang melibatkan 100
sarjana Barat dan Timur. Di negara-negara demokrasi pemberian peranan
kepada negara dan masyarakat hidup dalam porsi berbeda-beda.

2. Demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah


bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai
organisasi tertinggi, tetapi ternyata demokrasi itu berjalan dalam jalur yang
berbeda-beda (Rais, 1995:1).
DEMOKRASI DAN
IMPLEMENTASINYA
Dalam hubungan dengan implementasi ke dalam sistem pemerintahan, demokrasi juga
melahirkan sistem yang bermacam-macam seperti:

1. Sistem Presidensial  Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.


2. Sistem Parlementer  Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri yang hanya
berkedudukan sebagai Kepala Pemerintahan dan bukan kepala negara, Presiden
hanya sebagai simbol kedaulatan.
3. Sistem Referendum  Pemerintahan sebagai bagian dari Parlemen.
4. Sistem Campuran  Menggabungkan Sistem Presidensial dengan Parlementer,
dapat dilihat dari sistem ketatanegaraan Prancis atau di Indonesia berdasarkan UUD
1945.

Asas demokrasi disepakati sebagai model terbaik bagi dasar penyelenggaraan negara,
ternyata memberi implikasi yang berbeda-beda bagi pemakai-pemakainya.
ARTI DAN PERKEMBANGAN
DEMOKRASI
Secara etimologi, istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani;
 Demos  Rakyat
Konsep dasar demokrasi : Rakyat berkuasa
 Kratos  Kekuasaan

Definisi singkat demokrasi diartikan kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Penerapan demokrasi di seluruh dunia berbeda-beda karena dipengaruhi oleh ciri khas
masyarakatnya.
Demokrasi memiliki arti penting sebab demokrasi merupakan hak rakyat untuk menentukan
sendiri jalannya organisasi, Negara memberikan posisi penting bagi rakyat. Negara demokrasi
adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat karena
kedaulatan berada di tangan rakyat ( posisi rakyat menjadi sangat penting ).
Menurut Henry B. Mayo,1960;70 sistem politik demokrasi adalah sistem yang menunjukkan
bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakilnya didasari prinsip
kesamaan politik dalam suasana terjaminnya kebebasan politik. Rakyat diletakkan pada posisi
sentral “ Rakyat Berkuasa” ( government or the role by the people )
ARTI DAN PERKEMBANGAN
DEMOKRASI
UNESCO menyimpulkan bahwa demokrasi itu ambiguous atau memiliki arti ganda (Budiardjo, 1982:50).
Negara-negara yang sama-sama menganut asas Demokrasi ternyata mengimplemetasikannya berbeda
beda. Ketidaksamaan bukan hanya pada pembentukan lembaga-lembaga atau aparatur demokrasi, tetapi
menyangkut perimbangan porsi yang terbuka bagi peranan rakyat.
Konsep demokrasi lahir dari pemikiran hubungan negara dengan hukum di Yunani Kuno yang dipraktekkan
dalam hidup bernegara pada abad 4 SM s/d abad 6 M. Demokrasinya bersifat langsung yaitu hak rakyat
membuat keputusan dilakukan oleh seluruh warga negara. Sifat demokrasi langsung dapat berjalan baik
karena:

 Wilayah negara terbatas ( warga negaranya sangat sedikit ).


 Berlaku bagi warga negara yang resmi.
Terdapat beberapa kaum yang tidak dapat menikmati hak demokrasi/ warga negara tidak resmi, yaitu:

 Budak
 Pedagang asing
 Perempuan
 Anak-anak ( Budihardjo, 1982:54 ).
ARTI DAN PERKEMBANGAN
DEMOKRASI
Demokrasi Yunani lenyap ketika Romawi kalah oleh suku Eropa Barat dan Benua Eropa
memasuki abad Pertengahan (600 – 1400) dengan ciri struktur sosial feodal, kehidupan
sosial dan spritual dipimpin oleh Paus dan Pejabat-pejabat agama, sedangkan
kehidupan politik ditandai dengan perebutan kekuasaan diantara para bangsawan.
Abad pertengahan terbelenggu oleh kekuasaan feodal dan kekuasaan pemimpin-
pemimpin agama sehingga disebut sebagai masa kegelapan. Kendati begitu, pada abad
pertengahan lahirnya dokumen Magna Charta (Piagam Besar) yaitu perjanjian antara
beberapa bangsawan dan Raja John di Inggris. Raja mengakui dan menjamin beberapa
hak dan priveleges artinya sebagai imbalan untuk penyerahan dana bagi keperluan
perang dll.
Magna Charta dianggap sebagai lahirnya tonggak demokrasi, sebab piagam tersebut
memuat 2 prinsip dasar, yaitu:
1. Kekuasaan Raja harus dibatasi
2. HAM lebih penting daripada kedaulatan Raja (Ramdlonnaning,1983:9)
ARTI DAN PERKEMBANGAN
DEMOKRASI
Renaisissace (Italia, abad 14 – 16)
Renaissace adalah aliran menghidupkan kembali minat pada sastra dan budaya Yunani Kuno.
Renaissace dimulai abad ke-14 di Italia dan mencapai puncaknya pada abad 15 – 16. Masa
Renaissace merubah belenggu keterikatan menjadi kebebasan yang seluas-luasnya, yaitu
kebebasan berpikir dan bertindak serta orang lain tidak boleh membatasinya. Mengantarkan
dunia menuju kehidupan ilmu pengetahuan dan tehnologi.
Renaissace memiliki segi positif dan segi negatif:
Segi positif Renaissace:
• Kehidupan lebih modern
• Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi

Segi negatif Renaissace:


• Berkembang sifat buruk asosial (kebencian, iri hati, cemburu, menipu, dll).
ARTI DAN PERKEMBANGAN
DEMOKRASI
Reformasi (Eropa Barat, abad 15 – 16)
Reformasi adalah revolusi agama di Eropa Barat yang pada awalnya adalah gerakan perbaikan
keadaan dalam gereja Katolik tetapi kemudian berkembang menjadi asas-asas Protestanisme.
Reformasi ini dimulai pada pintu gereja Wittenberg oleh Martin Luther, seorang Pastor dan
Profesor di Universitas Wittenberg pada 31 Oktober 1517, memancing terjadinya serangan
terhadap gereja.
Ajaran Protestanisme mendapat dukungan dari pemimpin-pemimpin Jerman dan berkembang
pesat dan pada akhirnya menimbulkan sengketa antara Raja dengan gereja dan berlangsung
sangat lama tanpa ada penyelesaian dengan diselenggarakan muktamar-muktamar di Speyer
(1526, 1529) dan di Augsburg (1530)
Reformasi ini berakhir ditandai dengan terjadinya perdamaian Westphalia (1648) yang ternyata
mampu menciptakan keseimbangan. Namun, Protestanisme yang lahir dari Reformasi itu tidak
hilang tetapi tetap menjadi kekuatan dasar di dunia Barat sampai saat ini (Shadily ,1977:937).
ARTI DAN PERKEMBANGAN
DEMOKRASI
Dua kejadian ini Renaissace dan Reformasi mempersiapkan Eropa untuk memasuki Aufklarung (Abad
Pemikiran) dan Rasionalisme, yaitu memerdekakan pemikiran dari yang ditentukan gereja yang melahirkan
kebebasan berpikir, yang akhirnya melahirkan gagasan tentang hak-hak politik rakyat. Kecaman terhadap
monarki yang absolut didukung oleh golongan menengah yang memiliki pengetahuan dan ekonomi yang
relatif baik ( Budihardjo, 1982:55).
Dobrakan terhadap absolutisme monarki didasari oleh teori rasionalistis yang berasas dunia dikuasai oleh
hukum yang timbul dari alam yang mengandung prinsip-prinsip keadilan yang universal. Raja diberi
kekuasaan menertibkan dan menciptakan suasana dimana rakyat dapat menikmati hak-haknya dengan
aman (Budiardjo, 1982:56).
Teori hukum alam merupakan usaha untuk mendobrak pemerintahan absolut dan menetapkan hak-hak
politik rakyat dalam suatu asas yang disebut demokrasi. Dua filosuf besar, John Locke dan Montesquieu
memberi sumbangan besar pada gagasan pemerintahan demokrasi.
 John Locke (1632-1704)  Hak-hak politik rakyat mencakup hak atas hidup, kebebasan dan hak
memiliki ( live, leberal dan property ).
 Montesquieu (1689-1955)  Trias Politika; pemisahan kekuasaan dalam negara ke dalam kekuasan
Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif. ( kekuasaan tidak dipegang oleh seorang saja).
ARTI DAN PERKEMBANGAN
DEMOKRASI
Dari pemikiran tentang hak-hak politik rakyat dan pemisahan kekuasaan muncul lagi ide Pemerintahan
Rakyat (Demokrasi). Sampai saat ini, demokrasi telah melahirkan 2 konsep yang berkaitan dengan
peranan negara dan peranan masyarakat:
1. Demokrasi Konstitusional Abad-19
Dikaitkan dengan Negara Hukum
2. Demokrasi Konstitusional Abad-20 (Mahfud, 1999:20).

Samuel P. Huntington memandang demokrasi berkembang melalui 3 gelombang, yaitu:


3. Gelombang I, berakar pada Revolusi Perancis (1922 – 1942), kecenderungan Demokrasi yang
mengecil dengan munculnya rezim otoriter, menjelang Perang Dunia II (PD II).
4. Gelombang II (1958-1975) , munculnya lembaga-lembaga Demokrasi di wilayah pendudukan
Sekutu masa PD II, gelombang balik kedua kembali ke otoritarianisme terjadi di Amerika Latin.
5. Gelombang III demokratisasi (1974) munculnya rezim-rezim demokratis, termasuk di Indonesia.
Samuep P. Hatington menyimpulkan terdapat korelasi antara demokrasi dengan agama Kristen Barat
karena sejarah demokrasi ditandai dengan tradisi sekulerisme (pergerakan pemisahan agama dengan
pemerintahan).
ARTI DAN PERKEMBANGAN
DEMOKRASI
Konsep pengertian demokrasi yang lebih komprehensif 0leh CICED (1998) adalah kerangka berpikir untuk
mengatur urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh dan untuk rakyat, diterima sebagai ide, norma dan
sistem sosial maupun sebagai wawasan,sikap dan prilaku yang dikembangkan.
Demokrasi yang dikembangkan CICED adalah demokrasi yang dipahami sebagai konsep filosofis, sebagai
ide, norma dan secara sosiologis sebagai sistem sosial dan secara psikologis sebagai wawasan, sikap
perilaku individu dalam bermasyarakat ( Winataputra,2005:3).
Berdasarkan teori dan konsep pemikiran demokrasi dan praksis demokrasi seyogyanya dipahami secara
mendalam dan komprehensif, yang meliputi:
1. Aspek Filosofis  Menyangkut dasar filosofis demokrasi yaitu landasan substansial demokrasi.Bagi
masyarakat religius yang memiliki filosofi bahwa secara ontologis manusia adalah mahluk Tuhan, maka
demokrasi tidak dapat dlepaskan dengan pandangan masyarakat tesebut yang sesuai dengan
pandangan Bangsa Indonesia.
2. Aspek Normatif  Bagaimana norma-norma sebagai asas dan aturan dalam demokrasi
dikembangkan berlandaskan filosofis, masyarakat, bangsa dan negara, dikembangkan dengan norma
moralitas.
3. Aspek Praksis  Pelaksanaan demokrasi berdasarkan perundang-undangan dan moralitas yang tidak
dapat dipisahkan oleh karakteristik bangsa.
BENTUK-BENTUK DEMOKRASI
Carlos Alberto Torres menyebutkan demokrasi dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu:
1. Formal Democracy  Sistem Pemerintahan.
2. Substantive Democracy  Proses demokrasi dilakukan.
Sistem Presidensial
 Pemilihan Presiden secara langsung sehingga mendapat mandat langsung dari masyarakat

 Presiden menjalankan pemerintahan, kepala eksekutif ( Head of Government) dan sekaligus menjadi
kepala negara ( Head of State )
Sistem Parlementer
 Menerapkan model hubungan yang menyatu antara kekuasaan eksekutif dengan legislatif

 Kepala Eksekutif (Head of Goverment) berada ditangan Perdana Menteri.

 Kepala Negara (Head of State) berada pada Raja / Ratu.


BENTUK-BENTUK DEMOKRASI
Selain bentuk demokrasi, terdapat beberapa sistem demokrasi yang berdasarkan pada
prinsip filosofi Negara:
1. Demokrasi Perwakilan Liberal
Prinsip demokrasi ini didasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia sebagai makhluk individu
yang bebas. Kebebasan individu sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi.
Pemikiran tentang negara demokrasi yang dikembangkan oleh Hobbes, Locke dan Rousseau bahwa negara
terbentuk karena perbenturan kepentingan hidup bermasyarakat dalam suatu natural state yang pada
akhirnya terjadi penindasan. Individu membentuk persekutuan untuk melindungi kepentingan dan hak
individu, atas dasar kepentingan nyatanya memunculkan kekuasaan yang kadangkala otoriter. Kenyataan
dilematis ini memunculkan pemikiran kehidupan demokrasi perwakilan liberal, saluran demokrasinya melalui
wakil rakyat yang dipilihnya.
Menurut Held (2004: 10) bahwa prinsip demokrasi ini dikembangkan melalui kelembagaan negara merupakan
jaminan atas kebebasan individu dalam politik, ekonomi, sosial, keagaaman bahkan kebebasan anti agama.
Konsekuensi dari prinsip demokrasi leberal adalah berkembangnya persaingan bebas terutama dalam
persaingan ekonomi, akibatnya akan muncul kapitalisme yang menguasai kehidupan negara.

Kapitalisme telah menjadi fenomena global yang dapat mengubah masyarakat di seluruh dunia dalam
bidang sosial, politik maupun kebudayaan ( Berger, 1998).
BENTUK-BENTUK DEMOKRASI
2. Demokrasi Satu Partai dan Komunisme
Demokrasi satu partai lazim dilaksanakan di negara-negara komunis.
Karl Marx mengembangkan sistem demokrasi Struktur Persekutuan, tersusun dari komunitas terkecil,
memilih wakil yang besar dan memilih delegasi nasional, dikenal dengan Struktur Piramida dari Demokrasi
Delegatif. Menurut Komunis, negara post-kapitalis tidak akan melahirkan kemiripan dengan rezim liberal.
Demokrasi satu partai ini membutuhkan pemimpin yang profesional dengan kader-kader revolusioner dan
disiplin, hal ini disebabkan karena kepentingan kelas untuk mempertahankan kekuasaannya ( Lenin,1947).

3. Demokrasi Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila


Demokrasi di Indonesia dikembangkan berdasarkan filosofi bangsa Indonesia, identitas negara, perspektif
sejarah bangsa Indonesia dan unsur-unsur budaya bangsa. Banyak kasus bangsa mengalami kehancuran
karena mengabaikan unsur identitas nasional. Sejarah budaya bangsa berkontribusi sangat kuat bagi
pertumbuhan demokrasi. Banyak negara di dunia mengalami kehancuran karena mengabaiakan
Identitas Nasionalnya.
Sebagaimana para pemikir besar dunia , bahwa Demokrasi Konstitusional tanpa diletakkan pada
konteks negara yang berkesejahteraan (Welfare State) maka akan membawa banyak
penderitaan rakyat kecil, akibatnya terjadi model politik transaksionalisme.
BENTUK-BENTUK DEMOKRASI
Pandangan demokrasi dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea IV:
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteran umum mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.”

Pembentukan negara Indonesia berdasarkan Pancasila termuat dalam Pembukaan UUD 1945 memiliki
tujuan utama yaitu mensejahterakan rakyat. Soekarno berpandangan bahwa bangsa Indonesia harus
menempuh jalan nasionalisme dan jalan demokrasinya sendiri, tidak perlu meniru nasionalisme dan
demokrasi yang berkembang di Barat. Sosio-Nasionalisme dan Sosio-Demokrasi semangat kebangsaan
yang menjunjung tinggi perikemanusiaan dan demokrasi yang memperjuangkan keadilan sosial.
Pandangan Moh. Hatta bahwa demokrasi seperti Barat tidak tepat dilakukan di Indonesia. Salah satu proses
penting dalam demokrasi adalah soal prinsip kedaulatan rakyat; kekuasaan berada di tangan rakyat.
Keputusan rakyat harus diterapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Karakter masyarakat Indonesia
yang cenderung pada semangat kolektivitas memberi landasarn budaya politik yang kondusif.
BENTUK-BENTUK DEMOKRASI
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 dijabarkan secara normatif dalam pasal-pasal
UUD 1945. Terdapat 4 pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu:
1. Pokok Pikiran Pertama; Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan, dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
a. Dalam Pembukaan diterima aliran pengertian negara persatuan, meliputi segenap Bangsa Indonesia
dan wilayah seluruhnya, negara mengatasi segala faham golongan,faham perorangan yang
menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia.
b. Penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara diatas
kepentingan golongan maupun perorangan.
c. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran Sila Ketiga.

2. Pokok Pikiran Kedua; Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dan merupakan suatu kausa finalis
(sebab tujuan), sehingga dapat menentukan jalan serta aturan mana yang harus dilaksanakan yang
didasari dengan bekal persatuan.
b. Pokok pikiran keadilan sosial, manusia mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
c. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran Sila Kelima.
BENTUK-BENTUK DEMOKRASI
3. Pokok Pikiran Ketiga; Negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/ perwakilan
a. Sistem negara yang terbentuk harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat. Kedaulatan di tangan
rakyat yang dilakukan oleh Majelis dan cocok dengan sifat masyarakat Indonesia.
b. Pokok pikiran ini merupakan Dasar Politik Negara.
c. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran Sila Keempat.

4. Pokok Pikiran Keempat; Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab
a. Mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur.
b. Ketuhanan YME mengandung nilai taqwa dan Kemanusiaan mengandung pengertian menjunjung
tinggi hakekat dan martabat manusia.
c. Merupakan Dasar Moral Negara.
d. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran Sila Pertama dan Sila Kedua.

Keempat pokok pikiran merupakan penjabaran dari Dasar Filsafat Negara Pancasila (Kaelan, 2013;569-
573).
DEMOKRASI DI INDONESIA
Berbagai teori dan studi tentang demokrasi di berbagai negara oleh Elposito, Voll, Andrews, Austin,
Huntington, beresensi proses demokratisasi itu mencakup proses Rekonseptualisasi yang kompleks atas
substansi demokrasi dan tradisi, karakter, sejarah serta filosofi dari masyarakat bangsa tersebut.
Demokratisasi dalam praksisnya harus disintesiskan dengan filosofi dan jati diri bangsa dalam sebuah
negara.
Demokrasi Indonesia yang khas terbentuk dari filosofi negara, mengandung pengertian suatu identitas
totalitas dari faktor biologis, psikologis dan sosiologis. Kepribadian manusia tercermin pada keseluruhan
tingkah laku dalam hubungan dengan manusia.
Secara konkrit, demokrasi di Indonesia yang berjatidiri; demokrasi yang berdasarkan filsafat bangsa dan
negara Indonesia yaitu Pancasila yang secara konstitusional terkandung dalam UUD 1945, yang merupakan
norma dasar dan merupakan suatu sumber dari hukum dasar Indonesia.
Menurut Bahmuller (1996: 216), demokrasi Indonesia secara kontekstual berdasar pada “A sense of national
identity, and historical experience and element of civic culture” atau “Rasa identitas nasional, pengalaman
sejarah dan elemen budaya sipil”.
Hal inilah yang diistilahkan dengan kepribadian dan atau jati diri bangsa Indonesia.
DEMOKRASI DI INDONESIA
Menurut Friedrick , negara modern yang melakukan proses pembaharuan demokrasi, prinsip
konstitusionalisme sangat efektif dalam rangka mengatur dan membatasi pemerintahan negara melalui
undang-undang.
Basis pokoknya adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus) diantara mayoritas rakyat
mengenai bangunan yang diidealkan berkenaan dengan negara ( Assiddiqie,2005:25)
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme negara modern pada proses reformasi guna
mewujudkan demokrasi, pada umumnya bersandar pada tiga elemen kesepakatan, sebagai berikut:
1. Kesepakatan tentang tujuan dan cita-cita bersama ( the general goal of society or general
acceptance of the same philosophy of government)
2. Kesepakatan tentang rule of law sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggara negara ( the basis
of government)
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan ( the form of institutions
and procedures ) ( Andrews, 1968:12 ).
Indonesia telah melakukan reformasi dalam bidang politik dan hukum, sebagai upaya untuk mewujudkan
suatu negara demokrasi modern.
DEMOKRASI DI INDONESIA
Proses demokratisasi di era reformasi memang tidak dapat dilepaskan dengan kontek negara hukum
(rechtstaat). Demokrasi dengan negara hukum dengan prinsip konstitusioanalisme tidak dapat dipisahkan.
Carl J. Friedrich memperkenalkan sebuah istilah negara hukum dengan nama constitutional state atau
rechtstaat. Ada empat unsur untuk berdirinya negara hukum yaitu:
1. Hak-hak manusia
2. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin hak-hak itu
3. Pemerintah berdasarkan peraturan peraturan
4. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
Demokrasi dalam negara harus mendasarkan pada rule of law, yang menurut Albert Van Dicey harus
memperhatikan tiga unsur pokok yaitu:
5. Supremasi aturan-aturan hukum ( tidak ada kekuasaan yang sewenang-wenang
6. Kedudukan yang sama dihadapan hukum
7. Terjaminnya hak-hak azasi manusia oleh undang undang serta keputusan pengadilan( Dicey,1973:203)
Menurut Mirim Budihardjo pandangan di atas negara tidak bersifat proaktif tetapi pasif.
DEMOKRASI DI INDONESIA
Bangsa Indonesia telah melakukan reformasi di bidang politik dan hukum, hanya saja filosofi dasar bangsa dan
negara Indonesia tidak diletakkan sebagai filosofi dasar dari proses reformasi. Pancasila sebagai filosofi dasar
negara konstitusional sengaja ditenggelamkan dan hanya diakui sebatas rumusan verbal dalam Pembukaan
UUD 1945 saja.
Demokrasi Indonesia yang berjati diri berdasarkan identitas nasional dan kebudayaan, saat ini harus
berlandaskan pada nilai Theositas/ Ketuhanan Yang Maha Esa, yang multikultural. Praksis demokrasi
Indonesia hanya mendasarkan paradigma Barat mendahulukan rasio dan individualistik yang menyisakan
berbagai masalah yang tidak terselesaikan secara berkeadilan misalnya konflik etnis
. Demokrasi Indonesia yang berjatidiri sesuai Pancasila dan UUD 1945 mempunyai 2 tujuan, yaitu:
1. Tujuan secara Formal
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia (hukum formal).

2. Tujuan secara Material


Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa (hukum material ).

Tujuan demokrasi dewasa ini nampaknya masih sangat jauh dari tujuan negara, praksis demokrasi lebih
menekankan pada hak individu tanpa meletakkan pada tujuan kesejahteraan bangsa
( Kaelan,2016:83 ).
DEMOKRASI DI INDONESIA
Tujuan negara yang dirumuskan dalam Pembukaan UUD 1945 bahwa negara melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia sebagai ciri negara hukum fomal,
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai ciri negara
hukum material atau welfare state sedangkan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial inilah merupakan cita-cita ideal filosofis
negara Indonesia ( Assiddiqie,2005)
Reformasi di Indonesia lebih menekankan pada aspek negara hukum formal yaitu hasil reformasi
lebih diutamakan aspek politik dan hukum, tujuan negara welfare state, tidak banyak mendapat
prioritas ( Kaelan,2016:84).
Reformasi saat ini lebih menekankan pada aspek hukum formal, usulan Amandemen kelima
yang marak akhir-akhir ini hanya untuk hukum formal, hukum material tidak mendapat priotitas.
Reformasi saat ini juga memperkuat eksistensi kekuasaan kalangan Kapitalis (Kaelan, 2016: 85).
PERKEMBANGAN
DEMOKRASI DI INDONESIA
Perkembangan Demokrasi di Indonesia mengalami pasang surut sejak Indonesia merdeka,
dapat dibagi menjadi 4 periode, yaitu:

1. Periode 1945 – 1959


a. Demokrasi Parlementer, menonjolkan peranan parlemen.
b. Dominasi Partai Politik di DPR.
c. Persatuan saat itu menjadi kendor.

2. Periode 1959 – 1965


a. Demokrasi Terpimpin, telah menyimpang dari demokrasi konstitusional.
b. Menampilkan demokrasi rakyat.
c. Dominasi Presiden.
d. Terbatasnya peran Partai Politik pengaruh Komunis.
e. Peran ABRI makin meluas.
PERKEMBANGAN
DEMOKRASI DI INDONESIA
3. Periode 1966 – 1998
a. Sistem demokrasi Pancasila menonjol.
b. Landasan formal Pancasila dan UUD 1945 dan Tap MPRS/MPR.
c. Peran Presiden sangat dominan.
d. Nama Pancasila hanya sebagai legitimasi politis penguasa.

4. Periode 1999 – Sekarang


a. Berakar pada kekuatan multi partai.
b. Peran Partai Politik sangat menonjol.
c. Banyak kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat.
d. Pembagian kekuasan antara Presiden dengan DPR.
e. Kurang mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat (model demokrasi ala
Reformasi).
DEMOKRASI DI INDONESIA
Pengertian Demokrasi menurut UUD 1945:
a. Seminar Angkatan Darat II (Agustus 1966)

1. Bidang Politik dan Konstitusional


• Menegakkan kembali azas-azas hukum.
• Hak Asasi Manusia dijamin.
• Penyalahgunaan kekuasaan dapat dihindari secara institusional.

2. Bidang Ekonomi
• Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara.
• Koperasi.
• Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya.
• Peranan pemerintah yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.
DEMOKRASI DI INDONESIA
b. Munas III Persahi : The Rule of Law (Desember 1966)
1. Pengakuan dan perlindungan hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang
politik, hukum, sosial, ekonomi, kultural dan pendidikan.
2. Peradilan yang bebas dan tidak memihak, tidak terpengaruh oleh suatu kekuasaan/
kekuatan lain.
3. Jaminan kepastian hukum dalam semua persoalan.

c. Simposium Hak-Hak Asasi Manusia (Juni 1967)


Demokrasi yang bertanggungjawab, dijiwai oleh rasa tanggungjwab terhadap Tuhan dan
sesama manusia, mewujudkan pemerintah yang kuat dan berwibawa.
DEMOKRASI INDONESIA PASCA REFORMASI YANG
DIJABARKAN DALAM UUD 1945 HASIL AMANDEMEN 2002

Hampir di seluruh dunia mengklaim menjadi penganut setia paham demokrasi. Menurut
Amos J. Peaslee, dalam kenyataannya demokrasi dipraktekkan di seluruh dunia berbeda-
beda. Negara yang menganut sistem demokrasi harus berdasarkan suatu kedaulatan rakyat,
hakekatnya adalah kekuasaan di tangan rakyat menyangkut penyelenggaraan negara
maupun pemerintahan.
Kekuasaan pemerintahan negara di tangan rakyat mengandung pengertian 3 hal, yaitu:
1. Pemerintahan dari rakyat ( government of the people)
2. Pemerintahan oleh rakyat (government by people)
3. Pemerintahan untuk rakyat (government for people)

Pembukaan UUD 1945 sebagai sumber hukum positif dalam Negara Republik Indonesia,
Pasal 6A ayat (1) setelah diamandemen, penentuan kekuasaan pemerintahan negara
secara langsung melibatkan rakyat dalam memilih Presiden dan Wakil Presiden.
DEMOKRASI INDONESIA PASCA REPORMASI YANG
DIJABARKAN DALAM UUD 1945 HASIL AMANDEMEN 2002

Demokrasi Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 selain mengakui adanya kebebasan dan
persamaan hak juga mengakui perbedaan serta keberagman, mengingat Indonesia adalah “Bhineka
Tunggal Ika”
Secara filosofis bahwa demokrasi Indonesia mendasarkan pada rakyat sebagai asal mula kekuasaan
negara sekaligus sebagai tujuan kekuasaan negara. Rakyat merupakan penjelmaan sifat kodrat
sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, pengertiannya adalah kebebasan individu diletakkan
dalam kerangka tujuan bersama, bukan bersifat liberal dan bukan demokrasi Klass.
Secara umum dalam sistem pemerintahan yang demokratis mengandung unsur-unsur penting dan
mendasar yaitu :
1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik

2. Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara

3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warna negara

4. Suatu sistem perwakilan

5. Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.( Kaelan 2016:90)


DEMOKRASI INDONESIA PASCA REFORMASI YANG
DIJABARKAN DALAM UUD 1945 HASIL AMANDEMEN 2002
Dalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem demokrasi, akan selalu menemukan adanya Supra
Struktur Politik dan Infra Struktur Politik sebagai komponen pendukung tegaknya demokrasi.
Konsep Montesquieu Supra Struktur Politik yaitu lembaga Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif.
Negara Indonesia di bawah sistem UUD 1945, lembaga negara/ alat perlengkapan negara adalah :
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat

2. Dewan Perwakilan Rakyat

3. Presiden

4. Mahkamah Agung

5. Badan Pemeriksa Keuangan

Adapun Infra Struktur politik suatu negara terdiri dari:


6. Partai politik

7. Golongan ( yang tidak berdasarkan pemilu)

8. Golongan Penekan

9. Alat Komunikasi Politik

10. Tokoh tokoh Politik


DEMOKRASI INDONESIA PASCA REFORMASI YANG
DIJABARKAN DALAM UUD 1945 HASIL AMANDEMEN 2002

Konsep kekuasaan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia pasca Amandemen 2002:


1. Konsep kekuasaan di tangan rakyat
UUD 1945 Pasal 1 ayat (1); Negara Indonesia berbentuk Republik
2. Pembagian kekuasaan
1. Eksekutif
2. Legislatif
3. Yudikatif
4. Inspektif
5. Konsultatif (pada amandemen) didelegasikan pada DPA
3. Pembatasan kekuasaan.

Reformasi lebih diarahkan pada tujuan negara untuk mewujudkan demokrasi, bukan untuk
mewujudkan kesejahteraan rakyat (Kailan, 2016: 95). Kiranya rakyat pantas kecewa, berkah
reformasi menetes ke elit politik, penguasa negara dan kalangan kapitalis.
PENJABARAN DEMOKRASI MENURUT UUD 1945 DALAM
SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA PASCA
AMANDEMEN 2002

Penjabaran demokrasi dalam ketatanegaraan Indonesia ditemukan dalam kosep demokrasi yang
terdapat dalam UUD 1945 sebagai “Staats fundamentalnorm” “ Suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat....( ayat 2).
Adapun rincian struktural ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan demokrasi menurut UUD
1945 sebagai berikut:
1. Konsep kekuasaan
A. Kekuasaan di tangan rakyat
B. Pembagian kekuasaan
C. Pembatasan kekuasaan

2. Konsep Pengambilan Keputusan


3. Konsep Pengawasan
4. Konsep Partisipasi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai