A. Latar Belakang
Demokrasi telah dianggap sebagai sebuah instrumen dalam menjalankan sebuah
konsepsi negara yang ideal dalam menjawab persoalan dan penegakan kekuasaan rakyat. Hal
yang mengarah kepada sebuah tipekal khusus dalam pengertian dalam menghasilkan
kepemimpinan dan tertib politik negara yang mendekati sempurna dalam pengaturan hak politik
masyarakat. Indonesia yang secara eksplisit memahami dan bertegak dalam kedaulatan rakyat
turut melaksanakan demokrasi dengan variannya tersendiri. Sebuah demokrasi yang terus
tumbuh dan berkembang dalam proses transisi politiknya yang mengalami berbagai
pendewasaan perilaku politik negara dan rakyatnya, kesemuanya adalah hal yang diharapkan
akan bermuara pada sebuah kondisi perpolitikan yang ideal. Walau hal ini sulit dimungkinkan,
seperti apa yang diungkapkan oleh Robert Dahl1
kriteria demokrasi ideal selalu menuntut berbagai hal sehingga tidak ada rezim aktual
yang mampu memahami secara utuh..., ketika mencari demokrasi ideal maka tidak ada
rezim yang demokratis
Pada abab ke-19, dunia mengalami perubahan dalam struktur sosial dan ekonomi, yang
kemudian turut mempengaruhi demokrasi yaitu revolusi industri. Demokrasi tidak lagi dituntut
untuk terlaksan secara ideal semata tetapi juga harus dinamis dengan perubahan zaman. Disatu
sisi tuntutan tersebut menantang demokrasi, disisi lainnya perubahan membantu meluaskan dasar
pengetahuan mengenai demokrasi dan cita-citanya.
Lingkup global hari ini, pasca runtuhnya Uni Soviet, demokrasi bertarung antara
perebutan dominasi politik dan spirit antara demokrasi liberiraian dan sosial. keduanya mengaku
sebagai strategi tepat dalam menyelanggarakan kebebasan dan keadilan lembaga serta
memberikan pemahaman yang berbeda tentang konsep kebebasan dan keadilan dalam kehidupan
sosial, ekonomi, budaya dan politik.
B. Rumusan Masalah
C. Teori Demokrasi-Sosial
Joseph Schumpeter, akan sangat relevan untuk kita singgung. Schumpeter pada tahun
1942 menerbitkan sebuah buku: Capitalism, Socialism and Democracy. Buku tersebut membahas
kecendrungan perkembangan sistem ekonomi dari sistem kapitalis kepada sosialisme, dan
membahas keterkaitan antara demokrasi dengan masing-masing sistem tersebut. Schumpeter
yang sangat mengagumi kapitalisme dan tidak terlalu suka terhadap sosialisme, pada kesimpulan
dalam bukunya berpendapat bahwa ternyata pada akhirnya, kapitalisme dalam waktu jangka
panjang, tidak bisa lagi dipertahankan. Keruntuhan kapitalisme ini, menurutnya, bukan
disebabkan karena adanya faktor luar, melainkan akan runtuh oleh sebab-sebab internal. 3 Ia
berpendapat bahwa disukai atau tidak, pada masa yang akan datang, sosialisme tak bisa lagi
dielakan. Pertanyaan selanjutnya adalah: apakah dalam sistem sosialisme masih dimungkinkan
adanya demokrasi. Di sinilah kemudian dia berpendapat bahwa demokrasi secara menyeluruh
bisa berjalan bersama-sama dengan sistem sosialis. Ia mempertegas pendapat bahwa demokrasi
bukan saja bisa diterapkan dalam sosialisme, bahkan demokrasi yang sejati yang meliputi aspek
ekonomi dan politik hanya dapat diwujudkan dalam dan dengan sosialisme.4
Schumpeter dalam bukunya Capitalism, Socialism and Democracy, mengungkapkan
rumusan demokrasi dengan:
the democratic method is the istitutional arrangement for arriving at political dicision in
wich individuals acquaire the power to decide by means of competitive strugle for the
people vote.5.
D. Pembahasan
1. Akar Demokrasi Sosialisme
Demokrasi sosial bukan hanya sebuah ide/gagasan mengenai bagaimana cara untuk
mengatasi kekurangan dan kelemahan dari demokrasi libertarian; ia pada dasarnya adalah sebuah
realitas dalam variasi negara-negara Eropa. Pengalaman sejarah mengenai kekurangan dan
kontradiksi demokrasi libertarian pada abad Sembilan belas di Eropa-lah yang membawa kita
kepada konsep demokrasi sosial dan dukungan mayoritas yang semakin meningkat terhadapnya
di sebagian besar negara Eropa, terutama setelah Perang Dunia Kedua dan pengalaman krisis
ekonomi dunia pada tahun 1920an, yang semakin membuka jalan untuk Demokrasi Sosial.8
Model ini terus menerus berada dalam proses perubahan dan modernisasi sepanjang masa
namun berdasarkan atas seperangkat nilai dan hak dasar, preferensi institusional dan panduan
pembuatan kebijakan yang ditetapkan dengan baik. Kapan lahirnya sosialisme demokrasi
sebagai sebuah gagasan? Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Hermann Duncker
memastikan:Sejarah Sosialisme dimulai dengan sejarah umat manusia (Duncker 1931 :9)
Sebelumnya, The National Assembly mengadakan sesi pertamanya di Versailles. Kiri
adalah mereka yang mengusulkan perubahan sosial menyangkut abolisi Monarki Perancis dan
institusi sosial lainnya, konotasi kiri sejak itu adalah radikalisme. Sementara kanan adalah
Referensi :
Robert Dahl,1982, Dilema Demokrasi Pluralis, Rajalawi, Jakarta
Samuel P. Huntington,2001. The Thrid Wave: Demokratization in the Late Twentieth Century,
dikutip dari edisi terjemahan Grafiti Jakarta
M. Dawan Rahardjo,1983, Esai-Easai Ekonomi Politik, LP3ES Jakarta
Joseph A Schumpeter,1994, Capitalism, Socialism, and Democracy, George Allen and Unwin
LTD. London.
Thomas Meyer, 2008, Demokrasi sosial dan Liberitarian. Friedrich-Ebert-Stiftung (FES) :Jakarta