Anda di halaman 1dari 13

Nrlmgga Pribadi, Hegemoni Ideologi Neoliberalisme

rali-
the
Re-
dre,
1.
Hegemoni ldeologi Neoliberalisme dan
rrch
tm",
Diskursus Demokrasi di Indonesia
-{irlangga Pribadi
2l Slaf Pengajar Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga
ww.

Abstract
-\Iong with comsolidqtion democracy under the regulation of free market economic regime,
:he mqinstream of academic literature in political science raises free marlzet'democracy
<nowledge, especially onthe discourse of good governance andtrqnsitological democracy
;s a dominctnt Lznowledges. The power operation of this discourse is subrnerging the
;lternqtive ideqs of democracy such as radical democracy and the analysis of democracy
nsed. on structural approach in political science academic discipline and Indonesian
:ominant public sphere. Through Cricital Discourse Analysis practices, this paper will
;.,'rorys how the operation and diffusion of neoliberal ideas take place in Indonesian public
:there in the time of reformation era fram macro text analysis qnd micro text analysis.
{evw o rds : D emo cr acy, Dis cur sus Analy sis, He g emony

>eiring konsolidasi demokrasi dalam penataan regulasi pasar bebas, khasanah literatur
:iiademik di bidang ilmu politik mengernbangkan pengetahuan rnengenai demokrasi
:asar bebas, khususnya gagasan dominan tentang tata pemerintahan yang baik dan
:emokrasi transitologi. Operasi kuasa dari diskursus tersebut menenggelamkan gagasan
=lrernatif seperti demokrasi radikal dan analisis demokrasi berbasiskan pada pendekatan
:=u}<Lural, baik di kalangan ilmu politik maupun di ruang publik secara dominan.
)engan mempraktekkan Analisis Diskursus Kritis (Critical Discourse Analysis) tulisan
=i melakukan analisa teks di tingkat makro dan mikro guna mencoba menunjukkan
ragaimana operasi dan persebaran dari gagasan-gagasan neoliberal mengambil tempat
J ruang publik di Indonesia,
Xbt o kunci : D emoLzr qsi, Analisis D is la u rs us, H e g emoni
-Cara mengatur pemerintahan negeri, cara menyusun perekonomian negeri, semuanya
harus diputuskan oleh rakyat dengan mupakat. Pendek kata, rakyat itu daulat alias raja
atas dirinya. Tidak lagi orang seorang atau sekumpul orang pandai atau satu golongan
kecil saja yang memutuskan nasib rakyat dan bangsa, melainkan rakyat sendiri. Inilah
:lrotu dasar demokrasi atau kerakyatan yang seluas-luasnya. Tidak saja dalam hal politik
melainkan juga dalam hal ekonomi dan sosial ada demokrasi: keputusan dengan mupakat
ralryat yang ban;zak". (Muhommad Hattq, Ke Arqh Indonesia Merdehq, Daulat Ra'jat
tgs1).
lika kita memang betul-betul mengerti, mengingat, mencinta rakyat Indonesia, marilah
kita terima sociale rechtvardigheid ini, yaitu bukan saja persamaan politik, saudara-
saudara, tetapi pun di atas lapangan ekonomi kita harus mengadakan persamaan, artinya
kesejahteraan bersama yang sebaik-baiknya. Saudara-saudara, badan permusyawatatan
]'ang akan kita buat hendaknya bukan politieke democratie saja tetapi badan yang
i
I
I
i
I

Srui: P -::i E,iisi l. \ ol. I. \0.1. 2010

bersama dengan masyarakat dapat mewujudkan dua prinsip: politieke rechtvaardigheid


dan s ociale rechtvaardigheid. " (S oeharmo, Lahirny a Pancasila, 1945) .
"Indonesia lahir dengan penentangan kolonialisme yang sering dikaitkan dengan
kapitalisme, liberalisrne, dan sebagainya. Para pendiri negara kita banyak terdiri dari
kaum sosialis-nasionalis, itu produk sejarah yang unik pada awal dan pertengahan abad
ke-20. Kalau Indonesia lahir pada abad ke-21tentunya akan berbeda, tetapi kebanyakan
negara dunia ketiga lahir pada pertengahan abad ke-20, di mana FIAM, liberalisme,
sedang didiskreditkan di beberapa belahan dunia. Jadi, memang agak sedih juga jika
kita melihat hal itu. Tetapi, itu adalah masa lalu, pada masa sekarang justru trennya,
arahnya, kecenderungannya sudah berbalik. Mau tidak mau, sekarang ini kita dipaksa
untuk menjadi semakin liberal". (Rizal Mallarangeng, Demolzrasi dan Liberalisme Forum
Freedom 2005).

A da hal yang menarik ketika mem dalam proses-proses pengelolaan negara


baik dalam wilayah ekonomi maupun
J"',ilil"Tl-";:11 politik. Tumbuhnya "demokrasi" dalam
^ff;l''**":31"
Indonesia antara saat masa pergerakan kesadaran diskursif dipenuhi oleh ide
kemerdekaan dengan demokrasi yang tentang ikatan solidaritas kolektif untuk
berlangsung di fajar abad ke-21 setelah merdeka, pentingnya partisipasi politik
tidur lelapnyayang panj ang dibawahtirani rakyat, keberjarakan dengan sistem
rezim Soeharto. Kesej aj ar an (diachronic) ekonomi kapitalisme, dan pentingnya
istilah "demokrasi", terutama pada level peran aktif negara tidak saja dalam
kesadaran diskursif, tampak jelas antara wilayah politik namun juga sosial
era paruh awal abad ke-20 dengan era ekonomi untuk memenuhi hajat hidup
politik reformasi dan menjadi hegemoni warganegaranya (Soekarno 1945; Hatta
terminologi dalam ruang publik. Pada 193 I ; Tjokroaminoto 1916).
awal masa kemerdekaan, ada konsensus
Muatan dari term "demokrasi" diawal
yang hampir disepakati bersama bahwa
berdirinya republik ini kontradiktif dengan
demokrasi menjadi jalan politik bagi narasi utama "demokrasi" di Indonesia
masa depan republik yang masih muda
(Feith 1962; Latif 2007). Hal ini terjadi
di era reformasi. Pasca kejatuhan rezim
otoritarianisme Soeharto, pondasi demok-
pula dalam perbincangan ruang publik rasi pertama-tama dibangun atas pondasi
kita sekarang. Konsep "demokrasi" kebebasan individual, pembedaan
dengan penguatan lembaga-lembaga
ruang publik dan privat yang disertai
politiknya menjadi kesepakatan diantara perluasan mang privat pada wilayah
aktor-aktor politik strategis untuk sosial ekonomi. Perkembangan ini seiring
ditempuh, dipelihara, dan dirawat bagi dengan pelepasan peran-peran aktif
masa depan Indonesia.
negara di wilayah sosial ekonomi yang
Di sisi lain ada perbedaan dan digantikan dengan kegairahan untuk
partikularitas (synchronic) dalam terintegrasi dengan rezim global pasar
pemaknaan demokrasi yang menandai bebas dan pemutusan pemahaman akan
batas antara paruh awal abad ke-20 demokrasi dari korespondensinya dengan
dengan era reformasi. Pada paruh awal keadilan sosial dan partisipasi intens
abad ke-20. istilah demokrasi diucapkan warganegara. Perbincangan tentang
dalam satu rarikan nafas dengan demokrasi kemudian berubah sebagai
kesejahteraan umum. keadilan sosial dan sebuah prosedur untuk memilih pemimpin
peran partisipator:s rakyat yang intens yang legitimatif di hadapan publik
Airlangga Pribadi, Hegemoni Ideologr Neoliberalisme

melalui proses pemilu disertai dengan uraian dari Jean Jaures - politisi kiri
pemenuhan hak-hak politik dan sipil dari utama Prancis yang kerapkali dikutip oleh
warganegara (Rizal Mallarangeng 2005; Soekarno - bahwa republik demokratis
William Liddle 2006). Tulisan ini akan tidak murni berkarakter borjuis. Republik
mengurai bagaimana terjadi pergeseran demokrasi sebenarnya dipersiapkan
konsep demokrasi pada era Pendiri menuju sosialisme melalui suatu proses
republik dan era reformasi berlangsung, evolusi politik, yangjika dibiarkan terus
dari demokrasi sosial menuju hegemoni berjalan akan membawa jalan politik
demokrasi neoliberal', yang tidak terlepas republik menuju sosialisme. Bagi Jaures,
dari dorongan kuat dan permainan transformasi politik republik demokrasi
ekonomi politik aktor-aktor global. menuju sosialisme rnemberikan
pemenuhan makna fundamental atas hak-
Sosialisme sebagai Basis Konstruksi hak manusia (Tlhe Right of Man). Seiring
Demokrasi Indonesia Era Pergerakan dengan depresi ekonomi global pada
\asional tahun 1929, terjadi proses penguatan
artikulasi politik kelas-kelas populer pada
Sejarah kompetisi kekuatan ekonomi arus utama politik formal di Eropa yang
politik global yang khas dan pengetahuan berpuncak pada kompromi kelas antara
dominan yang membentuk wacana kekuatan borjuasi dan buruh. (Berman
komunitas intelektual antara generasi 2006, 6; Huber, Rueschmeyer, Stephens
]'ang berbeda membentuk terjadinya 1997,323-6).
kesejajaran (diachronic) dan perbedaan
ts-vnchronic) kedua fase sejarah Indonesia Sirkulasi ide-ide demokrasi sosialis
tersebut. Seperti diutarakan oleh Edward dimulai dengan lahirnya kelompok
Shills (1960), keterlibatanyang intens dari studi mahasiswa Indonesia di negeri
kaum intelejensia masyarakat jajahan Belanda, yaitu Perhimpoenan Indonesia
(termasuk Indonesia-pen.) terhadap (Indonesische Vereniging) pada tahun
gagasan sosialis me dan kesetaraan 1922-1923 yang melahirkan tokoh-tokoh
demokratis terjadi bersamaan dengan pergerakan legendaris kiri hasil didikan
bergeloranya pemikiran sosialis daiam edukasi di Belanda seperti Tan Malaka,
ruang publik intelektual Eropa pada Soetan Sjahrir dan Muhammad Hatta
arval abad ke-20. Pada saat yang sama, yang menggulirkan ide non-kooperatif,
gelomb ang p erpindahan kaum intelej ensia kemandirian nasional dan politik
negeri terjajah untuk menuntut ilmu di partisipatoris ralryat dalam mencapai
kemerdekaan (Dhont 2005; 30-1, 54).
. negara-negara Eropa yang dimulai pada
tahun 1890-an meningkat pada tahun
1920-an dan memuncak pasca tahun "Cara mengatur pemerintahan negeri,
I945. Peristiwa-peristiwa global seperti cara menyusun perekonomian negeri,
semuanya harus diputuskan oleh rakyat
suksesnya Revolusi Bolshevik di Rusia dengan mufakat. Pendek kata, rakyat
dan menguatnya partai-partai buruh itu daulat alias raja atas dirinya. Tidak
berideologi sosialis-demokratis di Eropa lagi orang seorang atau sekumpul orang
rurut memperkuat semangat tersebut. pandai atau satu golongan kecil saja yang
memutuskan nasib rakyat dan bangsa,
\ilenurut Sheri Berman (2006: 32) melainkan ralryat sendiri. Inilah suatu
dalam karyanya The Primacy of Politics: dasar demokrasi atau kerakyatan yang
Sociol Democracy qnd The Mal<ing of seluas-luasnya. Tidak saja dalam hal
Europe, pada akhir abad ke-19 dan awal politik melainkan juga dalam hal ekonomi
abad ke-20 pengaruh sosialisme dalam dan sosial ada demokrasi: keputusan
dengan mufakat ralryat yang banyak".
:atanan politik republik demokrasi begitu Muhammad Hatta, Ke Arah Indonesia
:renguat di Eropa. Berman mengutiP Merdekq (Daulat Ra'iat 193 1) .
Sfudi Politik Edisi 1, Vol. I, No.l, 2010

Kecenderungan yang berlangsung dengan masyarakat dapat mewujudkan


di nrang transnasional pendidikan ini dua prinsip: politieke rechtvaardigheid
dan socicile rechtvasrdigheid.l' Soekarno,
sejalan dengan perluasan kesempatan Lahirny a P sncssila ( 1 I 4 5 )
belajar di Hindia Belanda pasca kebijakan
Politik Etis. Kemunculan sekolah- Tidaklah mengherankan dalam inten
sekolah di Hindia Belanda yang melayani
sitas perlawanan kaum intelektual yang
kebutuhan birokrasi rezim kolonial dan
pekerjaan profesional, seperti Sekolah
begitu kuat terhadap imperialisme dan
kolonialisme terbentuklah konstruksi
Amtenaar Bumiputera (OSWA), Sekolah wacana demokrasi sosialis yang
Dokter Jawa (STO\4A), Sekolah Hukum
(Rechtschool) dan Sekolah Tinggi Tekhnik
memaknai demokrasi sebagai proyek
pembebasan dan aktivasi kekuatan
(THS), berhasil memproduksi elit-elite
rakyat secara intens dalam arena politik
terpelaj ar bumiputera yang berpartisipasi
berbasis kolektivitas dan solidaritas untuk
dan membentuk superkultur metropolitan
melakukan politik reclaiming dari kuasa
Indonesia (Indonesian metropolitan kolonialisme rakvat.
superculture) (Geertz 1963). Di tengah
keterlib atan intens para elit mudaterpelaj ar
terhadap cakrawala pengetahuan Barat, Demokrasi Indonesia Di Bawah
mereka merasakan diskriminasi sosial Bendera Neoliberalisme
ketika posisi-posisi penting dalam dunia Dinamika transisi demokrasi di
pemerintahan lebih banyak diberikan Indonesia diramaikan oleh kontestasi dan
kepada orang-orang Belanda maupun beragam difusi wacana tentang demokrasi
Indo-Eropa. Himpitan dan diskriminasi dengan sebaran spektrum yang luas,
dalam wilayah sosial ini mempengaruhi mulai dari perspektif radikal (marxis,
formasi pembentukan identitas bawah populis kiri dan feminis) berdampingan
sadar (sub-altern) bumiputera melalui dengan wacana liberal (ekonomis-politik),
produksi wacana-wacana populis- serta wacana konservatif dan Islam
nasionalis dalam konstruksi gagasan (modernis, neomodernis, transformatif)
demokrasi yang mereka gulirkan. (Uhlin, 1998: 33). Pada gelombang
Intensitas politik nasionalisme populis di awal sebelum transisi demokrasi di
Indonesia ini diperkuat oleh tampilnya Indonesia, masih terlihat terbangunnya
kelompok-kelompok studi di kota- kesinambungan antara tradisi demokrasi
kota sekolah tinggi di Indonesia seperti pada masa pergerakan nasional dan
Indonesis che Studieclub yang terinspirasi tradisi demokrasi baru sebagai gerakan
oleh ide dari Tjokroaminoto dan Soetomo, oposisi terhadap pemerintahan Soeharto.
serta Al g e m e e ne S tudie club y ang didirikan Pada saat yang sama juga tumbuh sebuah
di Bandung dengan tokohnya Soekarno percabangan baru gagasan demokrasi
dan Soenario (pelopor partai politik PND. Indonesia berdasar semangat demokrasi
liberal prosedural.
'Tika kita memang betul-betul mengerti, Mengemukanya perspektif demokrasi
mengingat, mencinta rakyat Indonesia, liberal-prosedural yang sejajar dengan
marilah kita terima sociale rechtvardigheid
ini, yaitu bukan saja persamaan politik, gagasan ekonomi pasar bebas di
saudara-saudara. tetapi pun di atas Indonesia pada era reformasi adalah
lapangan ekonomi kita harus mengadakan hal yang logis. Pertautan kedua hal
persamaan, arrinl'a kesejahteraan tersebut tidak lepas dari pemahaman
bersama yang sebaik-baiknl'a. Saudara- bahwa wacana demokrasi liberal
saudara, badan pennusvawaratan yang prosedural dalam rasionalitas politiknya
akan kita buat hendaknl'a bukan politiehe
democrotte saja tetapi badan 1'ang bersama
sejalan dengan dinamika ekspansi
Nrlangga Pribadi, Hegemoni Ideologi Neoliberaiisme

tn ::zim ekonomi pasar bebas. Terkait Studi transitologis ini kemudian men-
id rengan koneksi rasionalitas demokrasi jadi diskursus dominan dalam menga-
o, ::osedural liberal dengan ekonomi pasar rahkan proses demokrasi dan rnenjadi
:tbas, ada beberapa dinamika global wacana utama dalam pembicaraan ru-
dan rnempengaruhi ang publik intelektual di negara-negara
"ng patut dicatatpolitik
',
rten ::-rnteks ekonomi baik di level yang tengah mengalami proses transisi
ang ::nyebaran diskursif rnaupun kesadaran demokrasi, termasuk di Indonesia. Fokus
dan ::'aktekal di Indonesia. Pertama-tama, kajian transitologis demokrasi adalah
rksi ::rlu dieksplorasi terlebih dahulu pada persoalan institutionalisasi politik
ang ::rkembangan yang berlangsung di level seperti pemilihan umum, penguatan hak-
yek
Ltan
--skursif yang membentuk konstruksi hak sipil dan politik serta konsentrasi
-=sionalitas demok pada interaksi, ne-
itik :''si yang tunduk {t intensitos pe,' lawanon gosiasi dan proses
tuk -=:-hadap
- "..dolo*
ekspansi .-'- --
koum intelektual Yang begitu
politik yang ber-
asa _ _.^sar bebas. langsung diantara
pekembangan kuot terhodop imperiolisme don para aktor-aktor
politik strategis.
nah -:rrama, seiiing koloniolisme terbentukloh konslruksi Pembatasan fokus
-::lgan menguat WACO1A demOkrqsi SOS/O/1'S y1ng kajian transisi de-
- ' apengetahuan mernqknoi dernokrosi sebogor proyek mokrasi ini mem-
di - -:S&r bebas seba
buat berbagai per-
lan : -;.. rezim regulasi pembeboson don Oktivosi kekuoton
'asi , -:r'1-r dunia sejak rokyot secoro tnfens dolom areno
soalan-persoalan
Las, krusial saat tran-
ris, erbosis kolektivitas don sisi politik seperti
lan untuk rnelokukon politik persoalan pemiski-
ik), dori /<uoso koloniolisme nan struktural,
am pelanggaran hak-
ti0 ::lomena tergu hak ekonomi-sosi
rng .rgnya banyak al-budaya, dialek-
di tika politik kelas
=zrm otoriter di dan ketegangan
rya -.:gara-negara berkembang seperti di
asi --nerika Latin, Asia-Afrika dan Eropa struktural akibat ekspansi dan proses in-
lan >:latan serta Eropa Timur pada paruh tegrasi ekonomi pasar bebas di negara-
:an .ihir abad ke-20. Kajian fenomena ini negara transisi rnenjadi termarjinalkan
to. :enjadi kajian utama tentang demokrasi dalam perbincangan publik intelektual
ah .,ng menyoroti perkembangan situasi Indonesia tentang demokrasi.
- -.ska otoritarianisme, kontestasi
asi Perkernbangan kedua, fenomena lain
asi ::tara para aktor politik strategis dan yang turut memperkuat rasionalisasi
:.emmuskan jawaban realistis atas dunia politik dibawah logika pasar bebas
rsi ':ntutan paska otoritarianisme yaitu adalah studi Francis Fukuyama (1992)
an ::mbentukan tatanan demokrasi politik yang menggemakan manifesto ideologis
di ..'.ng terdiri atas penegakan pemilihan
ah -num dan hak-hak sipil dan politik dari ini dikenal sebagai kajian transitologis. Kajian
ral .'.'arga negara (Agung Putri 2000).' ini secara intens berkembang dalam pertemuan
an akademik yang diselenggarakan oleh Woodrow
Wilson International Centre for Scholars pada
:al tahun 1979-1981. Dari Dertemuan inilah kemudian
Kajian tentang proses runtuhnya rezim-rezim
ya otoritarianisme dan oerubahan politik yang muncul produk buku empat iiUd The Transition
rsi menyertainya baik berupa rekonsolidasi from Au^thoritarian yang ditulis dan dieditori oleh
otorrtarranlsme maupun proses demokratisasi Guillermo O'Donnell dan Philippe Schmitter.
Studi Politik Edisi 1, Vol. I, No.l, 2010

dari kemunculan era baru kemenangan penolakan terhadap tindakan aktif dari t
rezim global utama demokrasi dan pasar
bebas sebagai akhir dari perjalanan
negara. Tidak saja aktivitas dan intervensi t
negara dalam arena sipil dan politik yang ]
peradaban manusia. Bagi Fukuyama, akhir harus dibatasi, namun segenap aktivitas I
perang dingin dan runtuhnya sosialisme negara dalam arena ekonomi yang 1
di Eropa Timur dan Uni Soviet ini telah tidak sejalan dengan agenda privatisasi, t
menuntaskan akhir dari pertarungan liberalisasi perdagangan dan perluasan I
ideologi dengan kemenangan liberalisme pasar bebas harus ditolak. Diskursus I
ekonomi dan politik yang sekaligus "tolak rtegara" yang bergulir seiring t
mengawinkan demokrasi liberal dan dengan gagasan civil society ini turut t
r ezim neoliberalisme. Warga negara yang memfasilitasi penguatan demokrasi I
bebas diidentikkan dengan kebebasan liberal dan ekonomi pasar bebas. I
konsumen dalam arena pasar bebas. !
Perkembangan keempat, kompa
Ketika rezim demokrasi diklaim tibilitas demokrasi prosedural formal dan t
menjadi satu-satunya pengetahuan sah, ekonomi pasar bebas sebagai diskursus t
maka perspektif tentang demokrasi dominan dalam wacana demokrasi G

yang beragam direduksi pada desain terkoneksikan dengan munculnya I


demokrasi liberal prosedural. Kedaulatan wacana tentang otonomi dan kebebasan 1
sebagai warga negara disamakan dengan N
individual sebagai basis utama tatanan
kebebasan konsumen dalam transaksi demokrasi modern. Dalam perkembangan I
pasar bebas. Hanya desain politik politik global, tampilnya wacana tentang I
demokrasi seperti inilah yang sejalan supremasi individualisme dibandingkan I
dengan pergerakan akumulasi kapital ikatan sosial komunitas sebagai tulang t
dan ekspansi pasar bebas dalam konteks punggung demokrasi, sangat terkait I
hegemoni ideologi neoliberal. Sejalan dengan dominasi kaum konservatif di I
dengan persetujuan ekonomi-politik Amerika dan Inggris sejak tahun lg70- I
global yang menempatkan wacana an. Dalam kajian politik, menguatnya t
demokrasi pasar bebas sebagai diskursus gagasan tentang individualisme ini tidak
dominan perj alanan politik demokratisasi dapat dilepaskan dari perkembangan !
di Indonesia pada era reformasi filsafat politik liberal kontemporer dan I
mengafirmasi desain demokrasi liberal hadirnya teori "aggregative mod"el,, yang
pasar bebas sebagai jalan reformasi mempengaruhi kajian tentang pemilihan I
Indonesia pasca Orde Baru (Steger 2008; umum maupun studi voting behaviour. !
Ftrkuyama 1992). Dalam demokrasi, kepentingan diri I
Perkembangan ketiga yang ikut dikelola dalam proses-proses politik I
membentuk desain pengetahuan demokrasi, seperti melalui saluran
demokrasi liberal-pasar bebas di pemilihan umum. Mengedepannya
Indonesia saat ini adalah tampilnya pemenuhan kepentingan diri dalam
diskursus "tolak negara" yang berjalan gagasan liberalisme modern telah
seiring dengan berkembangnya wacana meminggirkan wacana solidaritas, ikatan
civil sociefy di Indonesia pada era tahun sosial dan komunitas yang menjadi basis
1990-an. Seiring dengan penolakan dari format demokrasi yang lain.
terhadap tindakan otoritarianisme rezim . Sebagai bagian dari arus mata rantai
Soehafto, sejak tahun 1990-an, wacana dari sirkulasi ekonomi politik dunia,
pemberdayaan civil society menjadi maka ada empat tren utama dalam
strategi politik utama untuk mendorong perkembangan diskursif demokrasi yang
proses demokratisasi. Diskursus civil turut membentuk konstruksi dominan
society di Indonesia tampil dengan suara pemahaman demo-krasi di era reformasi
Airlangga Pribadi, Hegemoni Ideologi Neoliberalisme

dari -: rnesia. Tampilnya wacana demokrasi politik di tengah suasana ketertutupan


rensi :.: i:: bebas sebagai arus utama era Orde Baru dan tuntutan keadilan
yang :r:.aknaan demokrasi di Indonesia sosial yang didesakkan oleh kekuatan-
vitas :::.rndisikan oleh tampilnya semangat kekuatan politik akar rumput. Tuntutan
-- . :i negara" yang mengikuti ekspansi untuk lepas dari belenggu negara otoriter
Yang
.sasi, : :--i:: bebas. Hal ini terlihat pada prioritas dan penghormatan terhadap kebebasan
asan
-=, -
-nasi dalam Pemilihan umum' individu diartikulasikan bersamaan
TTSUS
- =:aksi aktor strategis dalam arena dengan dorongan untuk
iring :.. -.::k. pengutamaan hak-hak sipil dan yang lebih luas dari k
-urut -,:.::ik (dengan meminggirkan hak-hak sosial petani, buruh
<rasi --::amental ekonomi, sosial dan budaya miskin. Seruan untuk memangkas peran
L::fanegara) dan Pondasi kebebasan intervensionis negara dalam setiap lini
-:-',-idual sebagai basis kehidupan kehidupan muncul bersamaan dengan
rnpa :.. .:ik demokrasi dan aktivitas ekonomi' agenda keadilan sosial dalam gagasan
I dan : civil socief, sementara dorongan untuk
=:'catasan arena politik demokrasi
oleh
rrsus -' i . :'nalitas ekspansi tezimregulasi pasar memperjuangkan hak-hak siPil dan
<rasi
:€: .r.s ini telah meluruhkan pondasi- politik diperjuangkan secara simultan
lnya :,- --.iasi lain dari kehidupan demokrasi dengan pentingnya hak-hak ekonomi dan
asan
erti kehendak hiduP bersama, sosial. Tuntutan untuk mendorong iklim
lnan '.=: kehidupan ekonomi yang bebas di tengah
lgan
.
=:aulatan hak asasi dan partisipasi iklim KKN danclientelismtezim Orde Baru
.-:.-f rakyat dalam ruang politik ketika
tang :=:radapan dengan tirani modal' Bagian diutarakan seiring dengan protes reformasi
lkan bagaimana proses agrarra, politik tanah dan tuntutan
lang ' - -anjutnya rnembahas peningkatan kesej ahteraan buruh.
:=rbentukan persetujuan (construction
rkait ' concent) atas hegemoni wacana
,f di -=:sebut berlangsung dalam arena politik
Di Indonesia, wacana demokrasi
partisipatoris tidaktampil sebagai diskursus
970- --==eharian di Indonesia'
tnya dominan tetapi narasi demokrasi-pasar
idak bebas bergulir seiring dengan dukungan
lgan.
\lembangun .Persetujuan Demokrasi berbagai lembaga donor (IME Bank Dunia
dan-
Pasar Bebas di Indonesia dan agensi-agensi donor lainnya) dan
rang \lengacu pada analisis Gramsci negara-negara maju terhadap beragam
agenda reformasi politik seperti pemilihan
ihan --engenai praktek hegemoni, upaya
umum, program good governonce dan
i.our.
-:tuk memahami proses adopsi wacana perluasan pasar bebas (Wiratraman 2006).
diri ..eoliberalisme di Indonesia tidak dapat
ilitik ::iepaskan dari praktek politik keseharian Diskursus demokrasi Pasar bebas
fran .=bagai landasan Pembentukan tidak melupakan proses pembentukan
rnya : ersetujuan bersama di era reformasi. kesepakatan melalui penciptaan klaim-
ilam Tampilnya praktek ideologis neoliberal- klaim ideologis. Upaya konstruksi
elah globalisasi ideologi neoliberalisme menjadi
atan
-!rte di Indonesia tidak lepas dari jalan untuk mernbentuk dukungan dan
.--:ruk-pikuk politik gerakan reformasi,
rasis
ietika kebebasan politik menjadi tujuan persetujuan bersama serta menggiring
jiama dan negara dipandang sebagai publik untuk memahami globalisasi
rntai .rstitusi koersif dan invasif yang selalu semata-mata sebagai proses penguatan
rnia, :remantau, mengendalikan dan menindas ekonomi pasar bebas Yang menjadi
ilam iehidupan masyarakat sipil. Terkait tumpuan dari proses demokratisasi (Steger
rafiS Cengan perkembangan wacana ini, ada 2005;2r).
inan Cua isu utama yang muncul dalam ruang Neoliberalisme sebagai sebuah ideologi
nasi :ublik yaitu isu tentang kebebasan memiliki peran yang sangat besar untuk
Studi Politik Edisi 1, Vol. I, No.l, 2010

membentuk gagasan demokrasi dan kebenaran akati


demokratisasi di Indonesia, sehingga bersama ategi
publik secara naif memaknai demokrasi diskursus y oleh
sebagai persesuaian demokrasi dan
ekspansi pasar bebas, pergeseran peran
negara ke pinggir terkait dengan peran-
peran sosial ekonominya, maupun basis
ividualsebagai
okrasi. Upaya
memiliki karakter khas i3ffi""i"ff;
ideologi ketika disemaikan dalam ruang dan gagasan-gagasan lain yang
pubtik melalui upaya tI sebenarnya lebih bersifat
konstruksi moralitas ...Sfrofegi drskursus yang partisipatoris.
dengan menentukan keropkoli digunokon
mana yang "benar" dan Dalam salah satu
mana yang "salah atau oleh para pendukung wawancara di acara radio
"sejalan dengan arus demokrosi liberol-posor talkshow Forum Freedom
zaman" dan "ketinggalan bebos, seperfi holnyo edisi 60 pada tanggal t0
zaman", memuja, merayu Juli 2006, William Liddle,
proktek ideologi lqin, seorang Indonesianis
dan mengutuk. Untuk
mengokohkan klaim- odoloh memiloh don dan Ohio State University
klaim kebenarannya, membangun oposrsl biner membenarkan pandangan
ideologi demokrasi dengon menempqtkon bahwa demokrasi liberal
pasar bebas melakukan adalah satu-satunya
tindakan simplifikasi, liberolisme sebogoi sofu- klaim demokrasi yang
distorsi, legitimasi dan satunyo /ondoson filosofrs sah. Seperti halnya
integrasi. demokrosi yong "soh" don klaim ideologi-ideologi
lain, argumen justifikasi
Ada beberapa klairn- memariinqlkqn gogoson- demokrasi liberal
klaim ideologis yang gogoson lqin seperli dibangun dengan merujuk
banyak digunakan oleh pada buruknya praktek-
p ara p enganj ur demokras i-
repu bl ikan,srne sosio/rsme
praktek politik di negara-
pasar bebas di Indonesia don gogoson-gogoson negara yang mengadopsi
yang berdampak negatif I o i n yo ng sebenorn yo I eb i h sosialisme dan demokrasi
pada "pemiskinan" proses
bersifot portisipotoris. t trakyat. Bahkan lebih tajam
demokrasi di Indonesia. lagi, para pendukung
demokrasi liberal di
Klaim ke-l: Demokrasi Liberal Sebagai Indonesia menjelaskan bahwa gagasan
Satu-Satunya Model Demokrasi yang Sah demokrasi partisipatoris dan sosialis-yang
Salah satu klaim utama para diperjuangkan para pendiri Republik
pendukung demokrasi liberal pasar bebas Indonesia sebagai gagasan yang tidak
di Indonesia dan dunia internasional kontekstual dan relevan diimplementasikan
adalah bahwa demokrasi liberal sebagai saat ini (Saitut Mujani 2006;William Liddle
satu-satunya model demokrasi yang sah 2008). Para pendukung demokrasi pasar
di dunia. Upaya pembentukan justifikasi bebas "mengufuk" kalangan yang masih
terhadap klaim tersebut diuraikan melalui setia terhadap cita-cita zaman pergerakan
teknologi propaganda berulang di media nasional tersebut sebagai para demagog
massa sehingga menjadi sebuah rezim murahan.
NrlanggaPribadi, Hegemoni Ideologi Neoliberalisme

Selanjutnya untuk mengukuhkan Klaim ke-2: Kepentingan Diri dan


klaim liberalisme sebagai satu-satunya Kebebasan Individual Penopang
pondasi filosofis dari demokrasi, Liddle Demokrasi Pasar Bebas
(2006) meneruskan uraiannya tersebut Klaim kedua yang sering
dengan mendefinisikan demokrasi dipropagandakan oleh pata ideolog
secara terbatas, yaitu prosedur dimana demokrasi pasar bebas adalah
masyarakat memiliki hak untuk memilih pengutamaan kepentingan diri dan
pemimpin dan wakil-wakilnYa Yang kebebasan individu sebagai pilar dasar
duduk di dewan Perwakilan rakYat. demokrasi. Klain ini dipandang sebagai
Argumen Liddle tentang karakter liberal satu-satunya sumber moralitas yang sah.
dan prosedural sebagai arti demokrasi Seperti uraian Mallarangeng (2005) yang
sesungguhnya sejalan dengan analisis mendukung argumen tersebut:
Robinson (1996: 56-62) dalam bukunya
Promoting Polyarchy: Globalization, Sekali lagi kita lihat bahwa dalam political
US Intewention and HegemonY economic Liberalism percaya kepada
yang menguraikan tentang ProYek kebebasan, bahwa manusia mampu
penyemaian neoliberal Amerika di menemukan apa yang baik, mampu bepikir
lahan negara-negara berkembang yang bagi dirinya sendiri, dan dalam proses
mengejar kepentingan dirinya sendiri
tengah melakukan proses perubahan yang membawa manfaat bagi orang lain.
sosiat-politik. Menurut Robinson, Demikian pula dalam bidang ekonomi.
demokrasi liberal yang dipromosikan Dalam ekonomi juga dipercaya bahwa
oleh Amerika Serikat sebenarnYa para penjual dan pembeli mementingkan
bukanlah demokrasi yang menghormati kepentingan mereka sendiri, itu tidak
kedaulatan rakyat melalui praktek politik perlu dinafikan.
partisipatoris, namun lebih merupakan
polyarchy untuk mengamankan posisi Mengingat begitu kuatnya nilai-nilai
para elit berkuasa dan ekspansi penetrasi kebaikan bersama dan kesejahteraan
modal. umum tertanam dalam budaya politik
masyarakat Indonesia maka klaim
Namun demikian melalui strategi pengutamaan kepentingan diri ini
diskursif, kaum liberal menempatkan kerapkali disamarkan oleh Para
gagasan demokrasi partisipatoris pendukung demokrasi Pasar bebas.
diatas sebagai gagasan marjinal' Model Uraian prinsip-prinsip dasar demokrasi
demokrasi partisipatoris kerapkali pasar bebas, selain memilih pemimpin
dikritik oleh para penganut pendekatan dan wakil-wakil rakyat melalui pemilihan
demokrasi prosedural elitis. Mereka umum yang bebas, disertai juga dengan
mengatakan bahwa Pata Pendukung pengutamaan hak-hak Politik dan
demokrasi maksimalis (partisipatoris) sipil dari warga negara tetapi dengan
karena menggunakan standar Yang menisbikan hak-hak ekonomi dan
terlalu tinggi dan utopis terhadap proses sosial dari warganegata. Upaya strategi
demokraSi, kemudian terbentur pada manipulatif yang digunakan adalah
skeptisisme dan hanya menuntut hasil- dengan memarjinalkan hak-hak ekonomi
hasit demokrasi yang berkorelasi dengan dan sosial dengan ide "kemerdekaan"
kesej ahte raan. Ketidakpuasan terhadap dan "keterbukaan" ekonomi setiap
proses demokrasi ini berujung Pada warganegara untuk masuk dalam pasar
penolakan terhadap capaian-capaian bebas (Mallarangeng 2007; Liddle
aktual dari proses demokratisasi itu 2006). Tujuan utama dari pengedepanan
sendiri. pemenuhan kepentingan diri ini adalah
untuk memberikan argumentasi rasional
Studi Politik Edisi 1, Vol, I, No.l, 2010

bagi praktek ekspansi pasar bebas yang untuk memfasilitasi kenyamanan hidup.
dilindungi oleh proses demokratisasi Alih-alih bersikap egalitarian karena
politik. dapai memuaskan kepentingan setiap
Pemenuhan kepentingan diri ini individu, mekanisme pasar bebas justru
sebagian berakar dari gagasan filosofis menjadi kerangka institusional eksklusif
Voltaire dan David Humme. Bagi mereka yang teftutup untuk mereka yang paling
ketika setiap individu hanya berpegang termarjinalkan secara ekonomi. Dam-
pada pemenuhan kepentingan diri, maka pak jangka panjang pengedepanan rezim
dengan sendirinya mereka akan sadar pasar bebas tanpa persiapan perangkat
akan adanya kepentingan aktor lain dan regulasi yang tepat oleh otoritas pub-
lingkirngan sekelilingnya untuk dapat lik hanya akan menghancurkan pondasi
menjamin pemenuhan kepentingan dasar kehidupan publik yang berangkat
dirinya. Pada awalnya pengutamaan dari ikatan "relasi sosial" (Ortiz 1995: 28).
kepentingan,diri sebagai tulang punggung Prinsip "kebaikan bersama" akan hancur
filsafat pencerahan memiliki makna digerus oleh prinsip pasar bebas yang
revolusioner untuk menempatkan setiap berlan daskan efisiensi ekonomi dan ke-
orang dalam posisi setara. Bukan saja pentingan diri.
kalangan pendeta dan aristokrat saja yang
berhak memiliki kepentingan diri, namun Klaim ke-3: Ekspansi globalisasi neo-
semua individu memiliki posisi yang setara liberal mendorong dan memfasilitasi
dalam mengejar pemenuhan kepentingan proses demokratisasi
diri. Namun demikian pengutamaan Setelah menegaskan demokrasi
kepentingan diri ini menjadi bermasalah liberal dan pemenuhan kepentingan
ketika mengabaikan aspek ,,sosial,,
dirisebagai landasan sah satu-satunya
dalam pemenuhan kehendak bersama dari model demokrasi, para proponen
dari warganegara. Selanjutnya kita akan dernokrasi pasar bebas menegaskan
memasuki argumen tersebut setelah ekspansi globalisasi neoliberal sebagai
melihat secara ringkas perkembangan kekuatan alamiah yang
gagasan kepentingan diri. mendorong
proses demokratisasi. Pembenaran klaim
Berangkat dari konsepsi filosofis ketiga ini juga berjalan melalui strategi
neoliberalisme --Milton Friedman dan reduksi dan manipulasi khas propaganda
Frederich von Hayek-- masyarakat ideologis dengan mensejajarkan ekspansi
difahami sebagai kumpulan kumulatif pasar bebas seluas-luasnya dengan
individu-individu, sehingga upaya untuk dukungan untuk melakukan demokrasi
memenuhi kepentingan masyarakat politik (\rlallarangeng 2006).
dijalankan dengan memenuhi kebutuhan Kesepakatan terhadap dorongan
agregatif setiap orang. Dalam pandangan globalisasi pasar bebas untuk mendukung
kaum neo-liberal, institusi pasar bebas proses demokratisasi ini diuraikan
tempat proses transaksi jual beli oleh Thomas Friedman (1999; tgt-lg2)
berlangsung merupakan institusi utama dalam The Lexus and The Olive Tree.
yang harus ditegakkan agar setiap orang Menurut Friedman, integrasi negara-
dapat memenuhi kebutuhan dirinya negara berkembang menuju pasar bebas
(Dryzek 1996; 94). akan mendorong penerapan prinsip
Prinsip pemenuhan kepentingan diri akuntabilitas, transparansi dan fleksibel
seluas-luasnya dalam arena pasar bebas di negara tersebut. Secara bersamaan
hanya akan mengakomodasi mereka yang prinsip-prinsip ini akan mengkondisikan
dapat membayar dan memberi keuntun- negara-negara tersebut menuju proses
gan dalam transaksi ekonomi yang diakui demokrasi.
Airlangga Pribadi, Hegemoni Ideologi Neoliberalisme

lup. )alam banyak hal, diskursus demokrasi bekerja untuk mendorong demokratisasi
ena :.:-sar bebas dan good governance ini negara, namun lebih memfasilitasi
liap kepentingan kekuas aan
-'. - :rr-embunyikan perluasan mekanisme pasar bebas di
;tru ada didalamnya. Kjaer (2004, 177-
-s membongkar pertautan negara-negara berkembang.
usif '. kepenti gan Upaya untuk memperkuat kontrol
ling --::erika Seri kat dan dunia internasional demokratis rakyat terhadap kebijakan-
1m- :: am diskursus good governance dari kebijakan negara dalam arena sosial
zim 1..:k Dunia. Menurut Kjaer, ,{merika ekonomi membutuhkan perimbangan
;kat :+:-kat memiliki saham terbesar dalam politik kelas dalam arena politik formal
ub- l'.::k Dunia, 16,62/", di atas Jerman (Huber, Rueschmeyer dan Stephens 1997) .
lasi :jr3: memiliki saham kurang dari 5%. Kapasitas organisasi buruhyang kuat baik
.-:-erika Serikat secara efektif memiliki
;kat dalam arena masyarakat sipil maupun
28). r:i,t?S4411 beSar Sebagai penentu partai politik menjadi determinan utama
cur :r::rlihan Presiden Bank Dunia dan arah yang mempengaruhi negara agar dapat
1ng r=::iakan International Development bekerja untuk pemenuhan keadilan sosial
ke- -='nry GDA) yang didanai oleh surplus dan kebijakan redistributif. Paradoksnya
-:i.D dan institusi afiliasi Bank Dunia terletak pada praktek demokrasi pasar
irn\ra. Konfigurasi ini memungkinkan bebas di Indonesia yang melemahkan
eo-
.-=erika Serikat untuk memaksakan kekuatan penyeimbang dari buruh dalam
;asi i=:entingannya kepada Bank Dunia proses restrukturisasi ekonomi menuju
;= : agai lembaga keuangan multilateral.
pasar bebas. Kebijakan outsourcing,
:asl
\lenurut Kjaer, ada relasi asimetris fleksibilitas tenaga kerja dan upah
:-1:ara Amerika Serikat dan dunia buruh yang rendah secara struktural
lan --.::rnasionatr dalam konteks mendorong melemahkan kekuatan buruh. tselum lagi
:rya
1en ' -balisasi neoliberal. Amerika Serikat hal ini ditopang oleh imbas kebijakan
(an --=miliki kepentingan terhadap Bank otoriter Orde Baru yang menisbikan
-
-:nia untuk melakukan injeksi kapital dinamika politik kelas di Indonesia.
gai
)ng
:trupa pembukaan pasar global, Dalam konteks yang berbeda, Purcell
:-=nggeser regulasi berbagai negara di (2008; 24-25) dalam Recopturing
rim
egi :.:ang ekonomi dan liberalisasi pasar Democracy: Neoliberalization and The
rda
-
: -,dal. Amerika Serikat berkepentingan Struggle for Alternqtives Urban Futures,
.nsi
:=sar agar Bank Dunia mendapatkan menegaskan bahwa ekspansi globalisasi
+:rtimasi dan dipercaya sebagai lembaga neoliberalisme telah memiskinkan
lan --:rangan multilateral. Hal itu dilakukan
'asi praktek-praktek politik demokrasi.
:-:lgan mendorong berbagai wacana Neoliberalisme bahkan mereduksi model
-::.Iang "proteksi hati-hati" terhadap
demokrasi liberal yang secara prinsipil
lan :€lerapa industri, upaya mereduksi bertanggung jawab kepada rakyat dengan
lng -
=riskinan dengan mengintegrasikan diri
(an menggesernya melalui prinsip deregulasi
:nrgan pasar bebas, dan mempertahankan peran negara sehingga membuat
e2) :,: =isi negara di bidang sosial-ekonomi pemerintah bertanggung jawab kepada
'ee. -: am model good governance. Bank
-'-ria, melalui program liberalisasi kekuatan korporasi dan pasar daripada
ffa-
rakyat yang memilihnya. Hal ini dapat
f,as
=-<,)nomi, kerapkali berpihak pada membuka salah satu selubung manipulasi
sip --=:entingan pemilik saham terbesar propaganda demokrasi liberal yang
bel -''ru Amerika Serikat dan kepentingan selalu menekankan pada aspek "memilih
Ian --.-eksi kapitalnya. Uraian ini memberikan secara bebas" namun mengabaikan
(an : -nbaran singkat bahwa tekanan aspek "kontrol publik" sebagai landasan
SES :-rbalisasi pasar bebas sebenarnya tidak definisi demokrasi. Dalam konteks

l' -l
Studi Politik Edisi 1, Vol. I, N0.1, 2010

ini, konfigurasi globalisasi neoliberal Referensi:


tidak memfasilitasi demokrasi dalam Berman, S. (2006) ThePrimacy of Politics:
konteks penguatan kontrol demokratis Sociql Democracy and The Making of
warganegara, namun justru mendorong Europe Twentieth Century, Cambridge
agar struktur ekonomi-politik bekerja University Press.
untuk melayani kepentingan kapital.
Derber, C., et.al. (1995) What's Left?
Kesimpulan Rqdical Politics in the Post Communist
Ero, Amherst & University of
Dari penblaahan secara umum terkait Massachussets Press.
dengan perjalanan diskursus demokrasi
di Indonesia memperlihatkan bahwa Dhont, E (2005) Nasionalisme Baru
berbeda dengan pengertian akademik InteleLztual Indonesia Tahun 1920-an,
mainstream tentang gagasan demokrasi Gajah Mada University Press.
yang didefinisikan tanpa melihat regangan Dryzek, J. S. (1996) Democrocy in
relasi kuasa yangberlangsung pada setiap Capitalist Times: ideals, Limits, and
zaman. Makalah ini memperlihatkan Struggles, Oxford University Press.
bahwa hubungan antara pengetahuan
untuk mendefinisikan demokrasi Friedman, T (1999) The Lexus and The
sangat terkait dengan artikulasi politik Olive Tree, Farrar, Strous & Giroux,
pengetahuan dan hubungan-hubungan New York.
kekuasaan maupun kekuatan sosial politik E (1992) The End of History:
Fukuyama,
dan rezim pengetahuan apakah yang The Last Man. Hamish Hamilton.
tengah berkuasa di setiap zaman. Definisi London.
minimalis tentang demokrasi yang hanya
melihat pada dimensi mekanisme dan Gramsci, A. (1971) Selections from the
aturan kelembagaan untuk memilih Prisons NotebooLz.s, (terj. Q. Hoare & G.
pemimpin, maupun pada hak-hak Nowell Smith), Lawrence & Wishart,
sipil dan politik semata adalah bagian London.
dari berkuasanya proses reproduksi Hadi, S. et.al., (2007) Post Washington
pengetahuan yang berpihak pada Consensus dqn PolitiL< Privatisasi di
kepentingan kekuas aan rezimpasar bebas Indonesia, Marjin Kiri.
yang menggerakkan proses globalisasi
saat ini. Selain itu penghampiran CDA Harvey, D. (2005) A Brief History of
yang digunakan dalam analisis tulisan N eolib er alism, Oxford University Press.
ini memperlihatkan bagaimana operasi Hatta, M.(1984) Ke Arah Indonesiq
kekuasaan berlangsung melalui bahasa MerdeL<a. Dqulat Rakyat 1931 dalam
yang diartikulasikan dalam ucapan Kumpulan Korangan I, Bulan Bintang.
maupun tulisan-tulisan dari kalangan
intelektual sehingga menciptakan klaim- Kjaer, A. M. (2004) Governance, Polity
Press.
klaim yang dianggap "alamiah" mengenai
keniscayaan proses demokrasi liberal dan Lane, M. (2007) Bapgsa Yang Belum
pasar bebas di Indonesia paska reformasi. Selesai: Indonesiq, Sebelum .dan
Kedepan diharapkan hadirnya proyek- Sesudoh Soeharto. Reform Institute.
proyek akademik yang dapat mengangkat Jakarta.
alternatif pemaknaan lain tentang Latif, Y. (2007), Revolusi Demolzratik,
demokrasi yang lebih mengartikulasikan Djambatan, Jakarta.
Demoslra$at sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi di republik.
Airlangga Pribadi, Hegemoni Ideologi Neoliberalisme

:11e. \M R. (2006), MemPerkuat Putri, A. (2001) Demokrqsi Menghadapi


iics: )e mokr asi Lib er aI, Forum Freedom. Krisis Demokrasi dalam Jurnql HAM
danDemokrosi, The Habibie Centre.
:of U'''arangeng, R. (2005) Demokrasi dan
dge -
:beralisme, Freedom Forum. Robinson, W I. (1996), Promoting
v-:"arangeng, R. (2006) Diskusi Pro
Polyarchy: Globolization, US
lntewention, and The HegemonY,
eft? liontra Liberalisme, Universitas
Cambridge University Press.
nist laramadina.
of Shills, E. (1960) "The Intellectuals in The
I[-:.'.'o. M. (2005), Globql Citizens: Political Development of The New
idru
-i,rcicl Movements & The Challenge States", World Politics.
-i-- Globalizqtion, Zed Books Press,
-tfl, - ondon-New York. Soekarno (2007) Lahirnya Pancasila,
Galang Press.
VJard, M. (2004), The Politics of
in G obi.
qliz qtion and P olqr iz atio n, E dward Steger, M. B. (2005), Globalisme:
snd idgar Publishing Limited UK. Bangkitnya Ideologi Plsor, Lafadl
Yogya.
V:jani, S. (2006) Demolzrasi Bersama,
The lakarta: Forum Freedom. Wiratraman, R. H. P (2007) Good
)ux, Governance and Legal Reform in
l::cell, M. (2008), ' RecoPturing lndonesiq, Mahidol UniversitY.
Democracy : N eoliberalization and The
ory: Stntggle for Alternqtive Urbqn Futures"
ton,

the
LG.
rart,

;ton
idi
,of
,CSS.

esia
lam
ng.
rlity

Ium
dan
.ute,

ttik,

Anda mungkin juga menyukai