rali-
the
Re-
dre,
1.
Hegemoni ldeologi Neoliberalisme dan
rrch
tm",
Diskursus Demokrasi di Indonesia
-{irlangga Pribadi
2l Slaf Pengajar Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga
ww.
Abstract
-\Iong with comsolidqtion democracy under the regulation of free market economic regime,
:he mqinstream of academic literature in political science raises free marlzet'democracy
<nowledge, especially onthe discourse of good governance andtrqnsitological democracy
;s a dominctnt Lznowledges. The power operation of this discourse is subrnerging the
;lternqtive ideqs of democracy such as radical democracy and the analysis of democracy
nsed. on structural approach in political science academic discipline and Indonesian
:ominant public sphere. Through Cricital Discourse Analysis practices, this paper will
;.,'rorys how the operation and diffusion of neoliberal ideas take place in Indonesian public
:there in the time of reformation era fram macro text analysis qnd micro text analysis.
{evw o rds : D emo cr acy, Dis cur sus Analy sis, He g emony
>eiring konsolidasi demokrasi dalam penataan regulasi pasar bebas, khasanah literatur
:iiademik di bidang ilmu politik mengernbangkan pengetahuan rnengenai demokrasi
:asar bebas, khususnya gagasan dominan tentang tata pemerintahan yang baik dan
:emokrasi transitologi. Operasi kuasa dari diskursus tersebut menenggelamkan gagasan
=lrernatif seperti demokrasi radikal dan analisis demokrasi berbasiskan pada pendekatan
:=u}<Lural, baik di kalangan ilmu politik maupun di ruang publik secara dominan.
)engan mempraktekkan Analisis Diskursus Kritis (Critical Discourse Analysis) tulisan
=i melakukan analisa teks di tingkat makro dan mikro guna mencoba menunjukkan
ragaimana operasi dan persebaran dari gagasan-gagasan neoliberal mengambil tempat
J ruang publik di Indonesia,
Xbt o kunci : D emoLzr qsi, Analisis D is la u rs us, H e g emoni
-Cara mengatur pemerintahan negeri, cara menyusun perekonomian negeri, semuanya
harus diputuskan oleh rakyat dengan mupakat. Pendek kata, rakyat itu daulat alias raja
atas dirinya. Tidak lagi orang seorang atau sekumpul orang pandai atau satu golongan
kecil saja yang memutuskan nasib rakyat dan bangsa, melainkan rakyat sendiri. Inilah
:lrotu dasar demokrasi atau kerakyatan yang seluas-luasnya. Tidak saja dalam hal politik
melainkan juga dalam hal ekonomi dan sosial ada demokrasi: keputusan dengan mupakat
ralryat yang ban;zak". (Muhommad Hattq, Ke Arqh Indonesia Merdehq, Daulat Ra'jat
tgs1).
lika kita memang betul-betul mengerti, mengingat, mencinta rakyat Indonesia, marilah
kita terima sociale rechtvardigheid ini, yaitu bukan saja persamaan politik, saudara-
saudara, tetapi pun di atas lapangan ekonomi kita harus mengadakan persamaan, artinya
kesejahteraan bersama yang sebaik-baiknya. Saudara-saudara, badan permusyawatatan
]'ang akan kita buat hendaknya bukan politieke democratie saja tetapi badan yang
i
I
I
i
I
melalui proses pemilu disertai dengan uraian dari Jean Jaures - politisi kiri
pemenuhan hak-hak politik dan sipil dari utama Prancis yang kerapkali dikutip oleh
warganegara (Rizal Mallarangeng 2005; Soekarno - bahwa republik demokratis
William Liddle 2006). Tulisan ini akan tidak murni berkarakter borjuis. Republik
mengurai bagaimana terjadi pergeseran demokrasi sebenarnya dipersiapkan
konsep demokrasi pada era Pendiri menuju sosialisme melalui suatu proses
republik dan era reformasi berlangsung, evolusi politik, yangjika dibiarkan terus
dari demokrasi sosial menuju hegemoni berjalan akan membawa jalan politik
demokrasi neoliberal', yang tidak terlepas republik menuju sosialisme. Bagi Jaures,
dari dorongan kuat dan permainan transformasi politik republik demokrasi
ekonomi politik aktor-aktor global. menuju sosialisme rnemberikan
pemenuhan makna fundamental atas hak-
Sosialisme sebagai Basis Konstruksi hak manusia (Tlhe Right of Man). Seiring
Demokrasi Indonesia Era Pergerakan dengan depresi ekonomi global pada
\asional tahun 1929, terjadi proses penguatan
artikulasi politik kelas-kelas populer pada
Sejarah kompetisi kekuatan ekonomi arus utama politik formal di Eropa yang
politik global yang khas dan pengetahuan berpuncak pada kompromi kelas antara
dominan yang membentuk wacana kekuatan borjuasi dan buruh. (Berman
komunitas intelektual antara generasi 2006, 6; Huber, Rueschmeyer, Stephens
]'ang berbeda membentuk terjadinya 1997,323-6).
kesejajaran (diachronic) dan perbedaan
ts-vnchronic) kedua fase sejarah Indonesia Sirkulasi ide-ide demokrasi sosialis
tersebut. Seperti diutarakan oleh Edward dimulai dengan lahirnya kelompok
Shills (1960), keterlibatanyang intens dari studi mahasiswa Indonesia di negeri
kaum intelejensia masyarakat jajahan Belanda, yaitu Perhimpoenan Indonesia
(termasuk Indonesia-pen.) terhadap (Indonesische Vereniging) pada tahun
gagasan sosialis me dan kesetaraan 1922-1923 yang melahirkan tokoh-tokoh
demokratis terjadi bersamaan dengan pergerakan legendaris kiri hasil didikan
bergeloranya pemikiran sosialis daiam edukasi di Belanda seperti Tan Malaka,
ruang publik intelektual Eropa pada Soetan Sjahrir dan Muhammad Hatta
arval abad ke-20. Pada saat yang sama, yang menggulirkan ide non-kooperatif,
gelomb ang p erpindahan kaum intelej ensia kemandirian nasional dan politik
negeri terjajah untuk menuntut ilmu di partisipatoris ralryat dalam mencapai
kemerdekaan (Dhont 2005; 30-1, 54).
. negara-negara Eropa yang dimulai pada
tahun 1890-an meningkat pada tahun
1920-an dan memuncak pasca tahun "Cara mengatur pemerintahan negeri,
I945. Peristiwa-peristiwa global seperti cara menyusun perekonomian negeri,
semuanya harus diputuskan oleh rakyat
suksesnya Revolusi Bolshevik di Rusia dengan mufakat. Pendek kata, rakyat
dan menguatnya partai-partai buruh itu daulat alias raja atas dirinya. Tidak
berideologi sosialis-demokratis di Eropa lagi orang seorang atau sekumpul orang
rurut memperkuat semangat tersebut. pandai atau satu golongan kecil saja yang
memutuskan nasib rakyat dan bangsa,
\ilenurut Sheri Berman (2006: 32) melainkan ralryat sendiri. Inilah suatu
dalam karyanya The Primacy of Politics: dasar demokrasi atau kerakyatan yang
Sociol Democracy qnd The Mal<ing of seluas-luasnya. Tidak saja dalam hal
Europe, pada akhir abad ke-19 dan awal politik melainkan juga dalam hal ekonomi
abad ke-20 pengaruh sosialisme dalam dan sosial ada demokrasi: keputusan
dengan mufakat ralryat yang banyak".
:atanan politik republik demokrasi begitu Muhammad Hatta, Ke Arah Indonesia
:renguat di Eropa. Berman mengutiP Merdekq (Daulat Ra'iat 193 1) .
Sfudi Politik Edisi 1, Vol. I, No.l, 2010
tn ::zim ekonomi pasar bebas. Terkait Studi transitologis ini kemudian men-
id rengan koneksi rasionalitas demokrasi jadi diskursus dominan dalam menga-
o, ::osedural liberal dengan ekonomi pasar rahkan proses demokrasi dan rnenjadi
:tbas, ada beberapa dinamika global wacana utama dalam pembicaraan ru-
dan rnempengaruhi ang publik intelektual di negara-negara
"ng patut dicatatpolitik
',
rten ::-rnteks ekonomi baik di level yang tengah mengalami proses transisi
ang ::nyebaran diskursif rnaupun kesadaran demokrasi, termasuk di Indonesia. Fokus
dan ::'aktekal di Indonesia. Pertama-tama, kajian transitologis demokrasi adalah
rksi ::rlu dieksplorasi terlebih dahulu pada persoalan institutionalisasi politik
ang ::rkembangan yang berlangsung di level seperti pemilihan umum, penguatan hak-
yek
Ltan
--skursif yang membentuk konstruksi hak sipil dan politik serta konsentrasi
-=sionalitas demok pada interaksi, ne-
itik :''si yang tunduk {t intensitos pe,' lawanon gosiasi dan proses
tuk -=:-hadap
- "..dolo*
ekspansi .-'- --
koum intelektual Yang begitu
politik yang ber-
asa _ _.^sar bebas. langsung diantara
pekembangan kuot terhodop imperiolisme don para aktor-aktor
politik strategis.
nah -:rrama, seiiing koloniolisme terbentukloh konslruksi Pembatasan fokus
-::lgan menguat WACO1A demOkrqsi SOS/O/1'S y1ng kajian transisi de-
- ' apengetahuan mernqknoi dernokrosi sebogor proyek mokrasi ini mem-
di - -:S&r bebas seba
buat berbagai per-
lan : -;.. rezim regulasi pembeboson don Oktivosi kekuoton
'asi , -:r'1-r dunia sejak rokyot secoro tnfens dolom areno
soalan-persoalan
Las, krusial saat tran-
ris, erbosis kolektivitas don sisi politik seperti
lan untuk rnelokukon politik persoalan pemiski-
ik), dori /<uoso koloniolisme nan struktural,
am pelanggaran hak-
ti0 ::lomena tergu hak ekonomi-sosi
rng .rgnya banyak al-budaya, dialek-
di tika politik kelas
=zrm otoriter di dan ketegangan
rya -.:gara-negara berkembang seperti di
asi --nerika Latin, Asia-Afrika dan Eropa struktural akibat ekspansi dan proses in-
lan >:latan serta Eropa Timur pada paruh tegrasi ekonomi pasar bebas di negara-
:an .ihir abad ke-20. Kajian fenomena ini negara transisi rnenjadi termarjinalkan
to. :enjadi kajian utama tentang demokrasi dalam perbincangan publik intelektual
ah .,ng menyoroti perkembangan situasi Indonesia tentang demokrasi.
- -.ska otoritarianisme, kontestasi
asi Perkernbangan kedua, fenomena lain
asi ::tara para aktor politik strategis dan yang turut memperkuat rasionalisasi
:.emmuskan jawaban realistis atas dunia politik dibawah logika pasar bebas
rsi ':ntutan paska otoritarianisme yaitu adalah studi Francis Fukuyama (1992)
an ::mbentukan tatanan demokrasi politik yang menggemakan manifesto ideologis
di ..'.ng terdiri atas penegakan pemilihan
ah -num dan hak-hak sipil dan politik dari ini dikenal sebagai kajian transitologis. Kajian
ral .'.'arga negara (Agung Putri 2000).' ini secara intens berkembang dalam pertemuan
an akademik yang diselenggarakan oleh Woodrow
Wilson International Centre for Scholars pada
:al tahun 1979-1981. Dari Dertemuan inilah kemudian
Kajian tentang proses runtuhnya rezim-rezim
ya otoritarianisme dan oerubahan politik yang muncul produk buku empat iiUd The Transition
rsi menyertainya baik berupa rekonsolidasi from Au^thoritarian yang ditulis dan dieditori oleh
otorrtarranlsme maupun proses demokratisasi Guillermo O'Donnell dan Philippe Schmitter.
Studi Politik Edisi 1, Vol. I, No.l, 2010
dari kemunculan era baru kemenangan penolakan terhadap tindakan aktif dari t
rezim global utama demokrasi dan pasar
bebas sebagai akhir dari perjalanan
negara. Tidak saja aktivitas dan intervensi t
negara dalam arena sipil dan politik yang ]
peradaban manusia. Bagi Fukuyama, akhir harus dibatasi, namun segenap aktivitas I
perang dingin dan runtuhnya sosialisme negara dalam arena ekonomi yang 1
di Eropa Timur dan Uni Soviet ini telah tidak sejalan dengan agenda privatisasi, t
menuntaskan akhir dari pertarungan liberalisasi perdagangan dan perluasan I
ideologi dengan kemenangan liberalisme pasar bebas harus ditolak. Diskursus I
ekonomi dan politik yang sekaligus "tolak rtegara" yang bergulir seiring t
mengawinkan demokrasi liberal dan dengan gagasan civil society ini turut t
r ezim neoliberalisme. Warga negara yang memfasilitasi penguatan demokrasi I
bebas diidentikkan dengan kebebasan liberal dan ekonomi pasar bebas. I
konsumen dalam arena pasar bebas. !
Perkembangan keempat, kompa
Ketika rezim demokrasi diklaim tibilitas demokrasi prosedural formal dan t
menjadi satu-satunya pengetahuan sah, ekonomi pasar bebas sebagai diskursus t
maka perspektif tentang demokrasi dominan dalam wacana demokrasi G
bagi praktek ekspansi pasar bebas yang untuk memfasilitasi kenyamanan hidup.
dilindungi oleh proses demokratisasi Alih-alih bersikap egalitarian karena
politik. dapai memuaskan kepentingan setiap
Pemenuhan kepentingan diri ini individu, mekanisme pasar bebas justru
sebagian berakar dari gagasan filosofis menjadi kerangka institusional eksklusif
Voltaire dan David Humme. Bagi mereka yang teftutup untuk mereka yang paling
ketika setiap individu hanya berpegang termarjinalkan secara ekonomi. Dam-
pada pemenuhan kepentingan diri, maka pak jangka panjang pengedepanan rezim
dengan sendirinya mereka akan sadar pasar bebas tanpa persiapan perangkat
akan adanya kepentingan aktor lain dan regulasi yang tepat oleh otoritas pub-
lingkirngan sekelilingnya untuk dapat lik hanya akan menghancurkan pondasi
menjamin pemenuhan kepentingan dasar kehidupan publik yang berangkat
dirinya. Pada awalnya pengutamaan dari ikatan "relasi sosial" (Ortiz 1995: 28).
kepentingan,diri sebagai tulang punggung Prinsip "kebaikan bersama" akan hancur
filsafat pencerahan memiliki makna digerus oleh prinsip pasar bebas yang
revolusioner untuk menempatkan setiap berlan daskan efisiensi ekonomi dan ke-
orang dalam posisi setara. Bukan saja pentingan diri.
kalangan pendeta dan aristokrat saja yang
berhak memiliki kepentingan diri, namun Klaim ke-3: Ekspansi globalisasi neo-
semua individu memiliki posisi yang setara liberal mendorong dan memfasilitasi
dalam mengejar pemenuhan kepentingan proses demokratisasi
diri. Namun demikian pengutamaan Setelah menegaskan demokrasi
kepentingan diri ini menjadi bermasalah liberal dan pemenuhan kepentingan
ketika mengabaikan aspek ,,sosial,,
dirisebagai landasan sah satu-satunya
dalam pemenuhan kehendak bersama dari model demokrasi, para proponen
dari warganegara. Selanjutnya kita akan dernokrasi pasar bebas menegaskan
memasuki argumen tersebut setelah ekspansi globalisasi neoliberal sebagai
melihat secara ringkas perkembangan kekuatan alamiah yang
gagasan kepentingan diri. mendorong
proses demokratisasi. Pembenaran klaim
Berangkat dari konsepsi filosofis ketiga ini juga berjalan melalui strategi
neoliberalisme --Milton Friedman dan reduksi dan manipulasi khas propaganda
Frederich von Hayek-- masyarakat ideologis dengan mensejajarkan ekspansi
difahami sebagai kumpulan kumulatif pasar bebas seluas-luasnya dengan
individu-individu, sehingga upaya untuk dukungan untuk melakukan demokrasi
memenuhi kepentingan masyarakat politik (\rlallarangeng 2006).
dijalankan dengan memenuhi kebutuhan Kesepakatan terhadap dorongan
agregatif setiap orang. Dalam pandangan globalisasi pasar bebas untuk mendukung
kaum neo-liberal, institusi pasar bebas proses demokratisasi ini diuraikan
tempat proses transaksi jual beli oleh Thomas Friedman (1999; tgt-lg2)
berlangsung merupakan institusi utama dalam The Lexus and The Olive Tree.
yang harus ditegakkan agar setiap orang Menurut Friedman, integrasi negara-
dapat memenuhi kebutuhan dirinya negara berkembang menuju pasar bebas
(Dryzek 1996; 94). akan mendorong penerapan prinsip
Prinsip pemenuhan kepentingan diri akuntabilitas, transparansi dan fleksibel
seluas-luasnya dalam arena pasar bebas di negara tersebut. Secara bersamaan
hanya akan mengakomodasi mereka yang prinsip-prinsip ini akan mengkondisikan
dapat membayar dan memberi keuntun- negara-negara tersebut menuju proses
gan dalam transaksi ekonomi yang diakui demokrasi.
Airlangga Pribadi, Hegemoni Ideologi Neoliberalisme
lup. )alam banyak hal, diskursus demokrasi bekerja untuk mendorong demokratisasi
ena :.:-sar bebas dan good governance ini negara, namun lebih memfasilitasi
liap kepentingan kekuas aan
-'. - :rr-embunyikan perluasan mekanisme pasar bebas di
;tru ada didalamnya. Kjaer (2004, 177-
-s membongkar pertautan negara-negara berkembang.
usif '. kepenti gan Upaya untuk memperkuat kontrol
ling --::erika Seri kat dan dunia internasional demokratis rakyat terhadap kebijakan-
1m- :: am diskursus good governance dari kebijakan negara dalam arena sosial
zim 1..:k Dunia. Menurut Kjaer, ,{merika ekonomi membutuhkan perimbangan
;kat :+:-kat memiliki saham terbesar dalam politik kelas dalam arena politik formal
ub- l'.::k Dunia, 16,62/", di atas Jerman (Huber, Rueschmeyer dan Stephens 1997) .
lasi :jr3: memiliki saham kurang dari 5%. Kapasitas organisasi buruhyang kuat baik
.-:-erika Serikat secara efektif memiliki
;kat dalam arena masyarakat sipil maupun
28). r:i,t?S4411 beSar Sebagai penentu partai politik menjadi determinan utama
cur :r::rlihan Presiden Bank Dunia dan arah yang mempengaruhi negara agar dapat
1ng r=::iakan International Development bekerja untuk pemenuhan keadilan sosial
ke- -='nry GDA) yang didanai oleh surplus dan kebijakan redistributif. Paradoksnya
-:i.D dan institusi afiliasi Bank Dunia terletak pada praktek demokrasi pasar
irn\ra. Konfigurasi ini memungkinkan bebas di Indonesia yang melemahkan
eo-
.-=erika Serikat untuk memaksakan kekuatan penyeimbang dari buruh dalam
;asi i=:entingannya kepada Bank Dunia proses restrukturisasi ekonomi menuju
;= : agai lembaga keuangan multilateral.
pasar bebas. Kebijakan outsourcing,
:asl
\lenurut Kjaer, ada relasi asimetris fleksibilitas tenaga kerja dan upah
:-1:ara Amerika Serikat dan dunia buruh yang rendah secara struktural
lan --.::rnasionatr dalam konteks mendorong melemahkan kekuatan buruh. tselum lagi
:rya
1en ' -balisasi neoliberal. Amerika Serikat hal ini ditopang oleh imbas kebijakan
(an --=miliki kepentingan terhadap Bank otoriter Orde Baru yang menisbikan
-
-:nia untuk melakukan injeksi kapital dinamika politik kelas di Indonesia.
gai
)ng
:trupa pembukaan pasar global, Dalam konteks yang berbeda, Purcell
:-=nggeser regulasi berbagai negara di (2008; 24-25) dalam Recopturing
rim
egi :.:ang ekonomi dan liberalisasi pasar Democracy: Neoliberalization and The
rda
-
: -,dal. Amerika Serikat berkepentingan Struggle for Alternqtives Urban Futures,
.nsi
:=sar agar Bank Dunia mendapatkan menegaskan bahwa ekspansi globalisasi
+:rtimasi dan dipercaya sebagai lembaga neoliberalisme telah memiskinkan
lan --:rangan multilateral. Hal itu dilakukan
'asi praktek-praktek politik demokrasi.
:-:lgan mendorong berbagai wacana Neoliberalisme bahkan mereduksi model
-::.Iang "proteksi hati-hati" terhadap
demokrasi liberal yang secara prinsipil
lan :€lerapa industri, upaya mereduksi bertanggung jawab kepada rakyat dengan
lng -
=riskinan dengan mengintegrasikan diri
(an menggesernya melalui prinsip deregulasi
:nrgan pasar bebas, dan mempertahankan peran negara sehingga membuat
e2) :,: =isi negara di bidang sosial-ekonomi pemerintah bertanggung jawab kepada
'ee. -: am model good governance. Bank
-'-ria, melalui program liberalisasi kekuatan korporasi dan pasar daripada
ffa-
rakyat yang memilihnya. Hal ini dapat
f,as
=-<,)nomi, kerapkali berpihak pada membuka salah satu selubung manipulasi
sip --=:entingan pemilik saham terbesar propaganda demokrasi liberal yang
bel -''ru Amerika Serikat dan kepentingan selalu menekankan pada aspek "memilih
Ian --.-eksi kapitalnya. Uraian ini memberikan secara bebas" namun mengabaikan
(an : -nbaran singkat bahwa tekanan aspek "kontrol publik" sebagai landasan
SES :-rbalisasi pasar bebas sebenarnya tidak definisi demokrasi. Dalam konteks
l' -l
Studi Politik Edisi 1, Vol. I, N0.1, 2010
the
LG.
rart,
;ton
idi
,of
,CSS.
esia
lam
ng.
rlity
Ium
dan
.ute,
ttik,