Anda di halaman 1dari 9

Demokrasi dan Gerakan Sosial (Bagaimana Gerakan Mahasiswa terhadap Dinamika Perubahan Sosial) 107

DEMOKRASI DAN GERAKAN SOSIAL (BAGAIMANA GERAKAN MAHASISWA


TERHADAP DINAMIKA PERUBAHAN SOSIAL)

Idil Akbar
Departemen Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran
E-mail: idil.akbar@unpad.ac.id

ABSTRAK

Lahirnya kelompok-kelompok sosial saat ini diyakini sebagai indikasi positif pertumbuhan dan pembangunan
demokrasi di suatu negara, termasuk Indonesia. Kehadiran mereka bertujuan untuk terwujudnya perubahan
sosial yang lebih baik dan memenuhi kepentingan rakyat. Salah satunya adalah gerakan mahasiswa yang
di banyak peristiwa menjadi pionir bagi perubahan sosial. Artikel ini menganalisis bagaimana demokrasi
menjadi faktor penting bagi gerakan sosial, khususnya gerakan mahasiswa terhadap terjadinya perubahan
sosial di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif untuk menganalisis
bagaimana gerakan sosial dan demokrasi di Indonesia, khususnya terkait dengan gerakan mahasiswa terhadap
dinamika perubahan sosial. Diperoleh hasil, gerakan mahasiswa sebagai gerakan sosial merupakan faktor
paling penting dalam mewujudkan perubahan sosial. Sebagai agen perubahan, idealisme mahasiswa menjadi
nilai sejauhmana perubahan sosial tersebut berjalan dengan semestinya atau penuh dengan kepentingan.
Gerakan mahasiswa ini pula menjadi penanda penting keberlangsungan demokrasi tetap berjalan.

Kata kunci: Gerakan sosial, Perubahan Sosial, Gerakan Mahasiswa, Demokrasi

DEMOCRACY AND SOCIAL MOVEMENT: STUDENT MOVEMENT TOWARDS


THE DYNAMICS OF SOCIAL CHANGE

ABSTRACT

Inception of social groups nowadays believed as positive indication cultivation of democracy in some
country, including Indonesia. The existence of social group aims to create a social change better and
gratify the people interest. One of social group is student movement that in any political event has
become pioneer for social change. This article aims to analyze how is democracy become important
factor to sosial movement, particularly student movement to occurance of social change in Indonesia.
This research using qualitative descriptive method to analyze how is social movement and demoracy
in Indonesia, especially related to student movement through to social change. As result that student
movement is the most important thing to realizing social change. As agent of change, idealism of student
is value indicator weather social change has moving as well or perhaps fulfill of political interest. The
student movement also become indicator for sustainability of democracy.

Key words: Social movement, social change, students movement, democracy

PENDAHULUAN satu tolak ukur bagi perkembangan demokrasi di


Indonesia dan juga di negara-negara berkembang
Beberapa ilmuwan politik meyakini bahwa lainnya. Perkembangan dan perjalanan negara-
setelah perang dunia kedua, negara-negara negara berkembang dideskripsikan oleh Samuel
bekas jajahan dan negara-negara berkembang Huntington dalam bukunya The Third Wave of
mulai mencoba menjalankan demokratisasi. Democratization.
Hal ini terindikasikan dari salah satunya Dalam Tesisnya, Huntington1 menyebut
adalah diselenggarakannya pemilihan umum, tiga periode perkembangan demokrasi.
sebagaimana yang terjadi di Indonesia tahun Gelombang pertama, terjadi pada kurun waktu
1955. Meski baru dilakukan 10 tahun setelah 1828-1926 (maksimal 33 negara), dimulai
kemerdekaan, setidaknya ini bisa menjadi salah 1
Samuel P. Huntington, Gelombang Demokratisasi Ketiga, Jakarta:
PT Pustaka Utama Grafiti, 2001, hal. 13
Jurnal Wacana Politik - ISSN 2502 - 9185 Vol. 1, No. 2, Oktober 2016: 107 - 115

di Eropa dan dipicu oleh perkembangan di yang konservatif; 4) Sedapat mungkin meme-
bidang sosial dan ekonomi. Kemajuan di gang kendali atas prakarsa politik; 5) Memberi
bidang ekonomi, industrialisasi, urbanisasi, dorongan bagi kelompok-kelompok oposisi
dan meningkatnya jumlah kelompok kelas yang memiliki keinginan kuat pada proses
menengah oleh Huntington dianggap sebagai perubahan; 6) Menciptakan kesadaran bahwa
penyebab utama tumbuhnya demokrasi di demokrasi sebagai sebuah kemutlakan dalam
sejumlah negara Eropa saat itu. mencapai keadaan yang lebih baik.
Gelombang kedua terjadi pada kurun Disini Huntington melakukan telaah
waktu 1943-1962 (maksimal 25 negara) dan historis atas kondisi politik dalam negeri di
penyebab utamanya adalah faktor politik dan beberapa negara, terutama di Asia, Amerika dan
militer. Menyusul kemenangan pihak Sekutu Afrika. Ia menangkap bahwa proses demok-
pada Perang Dunia Kedua, beberapa negara ratisasi yang bermula pada tahun 1828 dan
kemudian beralih ke demokrasi. Gelombang memasuki fase ketiga pada tahun 1974 hingga
kedua ini berlanjut di sejumlah negara yang sekarang. Ia melihat proses ini sebagai bentuk
baru merdeka menyusul proses dekolonisasi. arus demokratisasi yang melanda dunia secara
Demokratisasi gelombang ketiga dimulai luas dan mengakibatkan berjatuhannya rezim
tahun 1974 (minimal 30 negara) dengan faktor pemerintahan otoriter dan digantikan rezim
penyebab yang lebih kompleks dibandingkan yang demokratis.
dua gelombang terdahulu. Empat di antaranya Salah satu dinamika penting dari demok-
adalah melemahnya legitimasi rejim otoriter, ratisasi yang berlangsung di negara-negara
perkembangan di sektor ekonomi, dampak dari dunia ketiga, termasuk Indonesia adalah lahir-
proses serupa di kawasan (snowball effect), dan nya kelompok-kelompok sosial masyarakat
tekanan dari luar.Huntington memberi sebutan yang menunjukkan perhatian dan kepedulian
gelombang ketiga (third wave) untuk proses tentang kondisi di dalam upaya menuju ter-
demokratisasi yang terjadi mulai pertengahan capainya masyarakat yang demokratis. Mereka
1970-an sampai awal 1990-an. Dimulai dari membangun kesadaran bersama dan bergerak
Revolusi Mawar di Portugal sampai dengan bersama, melibatkan diri dalam persoalan dan
perubahan politik di negara-negara eks Blok menentukan arah dari kebijakan negara.
Timur menyusul usainya Perang Dingin. Kelompok-kelompok ini bergerak untuk men-
Di Kawasan Asia, gelombang demok- jaga agar proses demokratisasi berjalan dengan
ratisasi melanda ditandai dengan terbentuknya baik. Mereka adalah kelompok masyarakat yang
pemerintahan baru di India pada tahun 1977, terintegrasi di dalam sebuah gerakan sosial.
Turki di tahun 1983 sebagai konsekuensi dari Fenomena gerakan sosial dewasa ini
perebutan tahta pemerintahan yang dilakukan cukup dinamis, terlihat dari kemunculan mereka
militer Turki pada tahun 1980, kemudian meng- yang, baik sudah terlembaga dengan baik
undurkan diri dan pemilihan umum berhasil maupun yang bersifat sporadis serta kasusistik.
membentuk pemerintahan sipil. Kemudian di Namun, terpenting adalah bahwa gerakan sosial
Asia Tenggara Arus demokratisasi terasa di membawa misi tertentu, yakni adanya perubahan
Filipina dengan tumbangnya rezim Marcos. di dalam masyarakat yang lebih baik dan
Pada dasawarsa 80-an arus demokratisasi meng- tentunya demokratis. Tak jarang, mereka justru
guncang dunia komunis, dimulai di Hoggaria menjadi pionir bagi perubahan yang bersifat
pada 1988 dengan dimulainya proses menuju radikal dan fundamental. Mereka berjalan dalam
sistem multipartai, pada tahun 1989 beberapa sebuah tuntutan perubahan terhadap kondisi
pemimpin komunis di Uni Sovyet terkalahkan. yang dinilai buruk dan sewenang-wenang. Salah
Dalam konteks lain, Huntington juga satu gerakan sosial yang paling dikenal adalah
memberikan gambaran mengenai strategi bagi gerakan mahasiswa. Mereka menjadi bagian
para pejuang demokrasi untuk melakukan penting di dalam mengkerangkai tatanan sosial
proses reformasi sistem otoriter, beberapa stra- politik di banyak negara, termasuk Indonesia.
tegi tersebut, antara lain: 1) Pejuang demokrasi Reformasi yang terjadi pada 1998 merupakan
haruslah mengamankan baris politik; 2) Mem- buah karya dari gerakan mahasiswa yang
pertahankan legitimasi di belakang; 3) Memiliki menginginkan terjadinya demokratisasi secara
strategi yang tepat untuk menghadapi kelompok benar dan menyingkirkan rezim otoritarian yang
sudah berjalan cukup lama. Mereka inilah yang bahwa Locke membenarkan tirani mayoritas
sejatinya dikatakan oleh huntington sebagai sebab tindakan mayoritas bisa saja melanggar
pejuang demokrasi dan menjaga pakem dari hak-hak individu kalangan minoritas.
demokratisasi tetap berlangsung. Tetapi untuk melindungi hak-hak mino-
Dalam konteks demokrasi seperti ini dan ritas dan hak individu dari tirani kekuasaan
dampaknya terhadap gerakan social khusus- yang absolut dan sembarangan, pemerintah
nya gerakan mahasiswa di Indonesia, penting harus melaksanakan kewenangannya berdasar-
menjawab pertanyaan penting, yakni pertama, kan hukum. Hanya saja pejabat negara tidak
mengapa gerakan mahasiswa menjadi penting dan hanya bertindak sesuai hukum, tetapi pem-
berpengaruh di dalam gelombang Demokratisasi buat hukum (legislatif) harus terpisah dari
ketiga? Kedua, bagaimana gerakan mahasiswa pelaksana hukum (eksekutif) dan pengadilan
menjadi pionir bagi terjadinya perubahan sosial (judikatif). Pemerintahan berdasarkan hukum
di dalam kerangka Demokratisasi ketiga? dan pemisahan kekuasaan, menurut Locke
dapat mengendalikan sifat mementingkan diri
Pembangunan Demokrasi sendiri dan melayani kepentingan sendiri dari
Wacana mengenai demokrasi sangat orang yang berwenang. Atas dasar itu, Locke
kencang di abad 20-an. Akar dari gagasan
mengemukakan empat syarat bagi kewenangan
demokrasi telah tumbuh sejak jaman Yunani
legislatif, yakni menetapkan suatu hukum bagi
Kuno. Hanya saja prinsip-prinsipnya mulai
semua orang, membuat hukum yang hanya
benar-benar dianut setelah Barat mengganggap
bertujuan bagi kebaikan warga masyarakat,
sistem monarki absolut tidak sesuai dengan
tidak mengenakan atau menaikkan pajak tanpa
masyarakat. Ada banyak pengertian mengenai
demokrasi. Menurut Miriam Budiarjo, demok- persetujuan warga masyarakat, dan tidak meng-
rasi mempunyai asal kata berarti ”rakyat ber- alihkan kewenangan membuat hukum kepada
kuasa” atau ”goverment or rule by the people”. lembaga yang lain3.
(Kata Yunani demos berarti rakyat, kratos/ Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-
kratein berarti kekuasaan/berkuasa). 20 muncul berbagai pandangan demokrasi
Sesudah Perang Dunia II kita melihat gejala yang dibentuk oleh kepekaan dampak segi-
bahwa secara formil demokrasi merupakan segi negatif dari hidup di peradaban teknologi
dasar dari kebanyakan negara di dunia. Menurut maju. Selain itu juga berpandangan terhadap
suatu penelitian yang diselenggarakan oleh akibat-akibat yang tidak dapat diramalkan dari
UNESCO dalam tahun 1949 maka ”mungkin tindakan politik yang paling baik sekalipun.
untuk pertama kali dalam sejarah demokrasi Oleh karena itu dalam pembahasan lebih lanjut
dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan gagasan kedaulatan rakyat berfokus pada
wajar untuk semua sistim organisasi politik dan pemikiran Max Weber (1864-1929) dan Josep
sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pen- Schumpeter (1883-1950). Mereka memiliki
dukung yang berpengaruh”2. gagasan yang sama terhadap kehidupan politik
Sebagaimana diketahui, akar-akar demokrasi dimana untuk berperan serta dalam demokrasi
telah muncul ketika jaman Yunani Kuno. dan perkembangan individual atau kolektif
Gagasan demokrasi yang berpengaruh juga kecil dan andaikata ada kesempatan pun maka
banyak muncul di abad ke 17-19, dimana akan selalu terancam oleh kekuatan sosial
ini banyak digolongkan dengan pemikiran yang besar. Keduanya masih percaya bahwa
demokrasi klasik. Seperti pemikiran John Locke demokrasi merupakan sistem terbaik dalam
bahwa setiap individu harus menyesuaikan diri negara namun mereka beranggapan bahwa
dengan kehendak mayoritas. Setiap individu demokrasi hanya sebatas cara memilih para
meyumbangkan jumlah kekuatan fisik yang pengambil keputusan dan menyingkirkan
sama, oleh karena itu setiap keputusan yang sisanya4.
disetujui oleh jumlah individu yang lebih banyak Lebih lanjut menurut Schumpeter kemun-
harus diterima sebagai keputusan yang meng- culan demokraasi tidak dapat lepas dari system
ikat. Dari pandangan itu dapat disimpulkan 3
Lee Cameron McDonald, 1968, Western Political Theory, Jilid II,
New York: Harcourt Brace Javanovich, hlm 333
2
Miriam Budiarjo, 2002, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta : PT 4
David Held, 2006, Models of Democracy (terj), Jakarta: The Ak-
Gramedia Pustaka Utama, hlm 50 bar Tandjung Institute, hlm 143
Jurnal Wacana Politik - ISSN 2502 - 9185 Vol. 1, No. 2, Oktober 2016: 107 - 115

ekonomi kapitalis. Peran rakyat dalam suatu dekaan sampai era reformasi saat ini.
masyarakat demokratis bukan untuk memerintah Berbagai permasalahan yang terjadi sering-
atau bahkan menjalankan keutusan-keputusan kali memunculkan pertanyaan, demokrasi
umum masalah politik. Rakyat hanya memilih seperti apakah yang sebenarnya ideal untuk
orang-orang yang akan membuat keputusan dilaksanakan di Indonesia? Setiap negara/
mereka. Jadi secara sederhana, demokrasi bangsa mempunyai budaya yang berbeda antara
menurut Schumpeter adalah suatu mekanisme satu dengan lainnya. Pemahaman demokrasi
untuk pemilihan dan memberi kekuasaan pada menjadi kabur apabila tidak ada tolak ukur
pemerintah, mekanisme tersebut merupakan yang pasti, dan mengikuti semua nilai yang ada
suatu kompetisi antara satu atau lebih kelompok dalam sebuah budaya di suatu negara/bangsa.
para kompetisi yang terpilih dimana dipilih Tolak ukur (prasyarat) ataupun kriteria dalam
melalui partai politik5 Pengertian ini juga melihat perkembangan demokrasi merupakan
ditegaskan pada gagasan Giovani Sartori. Sartori nilai-nilai universal yang terdapat di semua
menyatakan bahwa demokrasi adalah suatu budaya dalam suatu negara dan dapat dilihat
system politik dimana pengaruh kelompok dari lembaga-lembaga negara yang ada. Lima
mayoritas dijamin oleh kelompok minoritas kriteria seperti yang telah kami paparkan pada
yang dipilih dan berkompetisi dan kepadanyalah awal makalah, merupakan nilai dasar demokrasi
sistem itu dipercayakan6. Inilah yang dimaksud yang bersifat universal dimana tidak satupun
dengan demokrsi elitis. negara/bangsa yang dapat mengklaim sebagai
Pandangan ini ingin diubah oleh John pemiliknya. Setiap negara memiliki unsur-unsur
Dewey yang masih percaya adanya demokrasi di dalam sejarah dan budayanya sebagai nilai-
elitis bisa berubah menjadi demokrasi partisipasi. nilai demokrasi. Bisa dikatakan, lima kriteria ini
Demokrasi partisipasi memerlukan: (1) per- memang prasyarat minimal dalam menen-tukan
ubahan kesadaran masyarakat yang tadinya sebuah negara itu demokratis atau tidak. Dan
memandang diri mereka sebagai penerima pasif dalam kriteria berikutnya, seharusnya menye-
segala bentuk kekuasaan menjadi aktif dalam suaikan pada kondisi objektif dari masing-
partisipasi positif dalam proses pengambilan masing negara yang dalam hal ini adalah nilai-
keputusan oleh negara, (2) pengurangan secara nilai budayanya.
besar-besar segala ketimpangan yang ada7. Apa yang terjadi saat itu terasa masih
Secara garis besar, untuk mengukur ting- tetap relevan dan bisa dikatakan kelanjutan dari
kat demokrasi ada beberapa indikator yang daat gelombang ketiganya Huntington. Contohnya
digunakan. Robert Dahl mengemukakan indi- adalah proses demokratisasi di Indonesia. Dilihat
kator tersebut : (1) Akuntabilitas, (2) Rotasi dari faktor penyebabnya demokratisasi di Indo-
kekuasaan, (3) Rekruitmen politik yang terbuka, nesia bermula dari melemahnya legitimasi
(4) Pemilihan Umum, (5) Menikmati hak-hak rejim otoriter yang berkuasa mulai awal 1990-
dasar8. an. Perkembangan di sektor ekonomi, yaitu
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia telah kegagalan mengatasi krisis ekonomi tahun 1997,
mengalami perjalanan yang cukup panjang. Dari menjadi puncak dari perlemahan legitimasi
masa ke masa demokrasi dimaknai dengan cara tersebut.Faktor tekanan dari luar terlihat tidak
yang berbeda-beda. Pemaknaan yang berbeda begitu dominan. Namun dengan berkurangnya
pada tiap masa dipengaruhi oleh berbagai kepentingan negara adikuasa di Indonesia
kondisi yang dihadapi saat itu. Dari berbagai setelah runtuhnya blok komunis, bagi negara-
macam pemaknaan dan pelaksanaannya, demo- negara maju mendukung rejim otoriter tidak lagi
krasi di Indonesia dapat dikatakan belum betul- menjadi pilihan populer. Sistem politik global
betul terlaksana dengan baik. Hal ini bisa dilihat tidak lagi berpihak kepada rejim Orde Baru
dari berbagai permasalahan yang dialami dalam yang berkuasa saat itu.
pelaksanaan demokrasi dari masa awal kemer- Pandangan konsep demokrasi Huntington
disini merujuk pada konsep yang dibuat para
SP Varma, 2007, Teori Politik Modern, PT. Raja Grafindo Persada,
filsuf Yunani dalam terminologi klasik demok-
5

hlm 211
6
Ibid, hlm 214 rasi diisentikan dengan kehendak rakyat
7
Ibid, hlm 223 (the will of the people) sebagai sumber atau
8
Indikator ini disimpulkan oleh Afan Gafar, 1999, Politik Indone-
sia: Transisi Menuju Demokrasi, Pustaka Pelajar, hlm 7-9 legitimasi demokrasi dan kebaikan bersama (the
common good) sebagai tujuan. Berbeda dengan sumber daya ekonomi. Khusus untuk gerakan
Schumpeter yang mencoba mematahkan teori sosial yang ada di Negara Dunia Ketiga, seringkali
demokrasi klasik itu dengan the another theory of berkaitan secara tidak langsung dengan pendekatan
democracy. Schumpeter mendefinisikan demok- perubahan sosial yang dominan (mainstream
rasi lebih sebagai sebuah proses. Demokrasi ia approach), yaitu suatu perubahan sosial yang
definisikan sebagai prosedur kelembagaan untuk direkayasa oleh Negara, melalui apa yang
mencapai keputusan politik yang di dalamnya disebut sebagai Pembangunan (Development).
individu memperoleh kekuasaan untuk membuat Pembangunan seringkali dianggap oleh masya-
keputusan melalui perjuangan kompetitif dalam rakat sebagai penyebab kemacetan ekonomi,
rangka memperoleh suara rakyat. krisis ekologis, serta berbagai kesengsaraan
Ini menegaskan bahwa demokrasi menu- masyarakat di Negara Dunia Ketiga. Dan hal
rut Huntington tidak bersifat kaku atau fleksibel. tersebut merupakan perlawanan dan kritik
Namun yang tidak disinggung Huntington terhadap skenario Modernisasi, yang mengasum-
mengenai wajah baru otoritarian dengan wajah sikan dan merancang untuk membawa kemajuan
demokrasi. Ini yang menjadi salah satu kele- dan kemakmuran masyarakat di suatu Negara
mahan analisa Huntington. Analisa lebih Dunia Ketiga. Menurut pendapat Bonner, dalam
banyak fokus ke bentuk pemerintahan sehingga konteks Dunia Ketiga, studi tentang gerakan
teori demokratisasi gelombang ketiga kurang sosial dan transformasi sosial tidak dapat
relevan menjadi pisau analisa demokrasi dan dipisahkan dari masalah “Pembangunan”.
pembangunan ekonomi. Berbeda dengan Studi tentang gerakan sosial dapat dibagi
Barington Moore (The Social Origins of Dicta- menjadi dua pendekatan yang saling berten-
torship and Democracy, 1996) yang dengan tangan11. Pendekatan pertama adalah teori yang
jelas tesisnya menunjuk demokrasi berkaitan cenderung melihat gerakan sosial sebagai suatu
dengan ekonomi. Tesinya yang terkenal yaitu “masalah” atau disebut sebagai gejala penyakit
No bourgoise, no democracy9. masalah kemasyarakatan. Teori ini berakar dan
dipengaruhi oleh teori sosiologi dominan, yaitu
Gerakan Sosial Fungsionalisme atau sering disebut sebagai
Dewasa ini, gerakan sosial (social movement) Fungsionalisme Struktural. Fungsionalisme
menjadi pokok bahasan yang popular bagi melihat masyarakat dan pranata sosial sebagai
kalangan sosiolog di Barat, khususnya di sistem dimana seluruh bagiannya saling ter-
Amerika Serikat. Studi yang telah dilakukan gantung satu sama lain dan bekerja bersama
mengenai gerakan hak-hak sipil di kalangan guna menciptakan keseimbangan. Dalam hal
Kulit Hitam di Amerika Serikat tahun 1950an ini “keseimbangan” merupakan unsur kunci
dan 1960an, serta kajian mengenai berbagai gerak- utama dengan menekankan pentingnya kesatu-
an, seperti gerakan mahasiswa tahun 1960an an masyarakat dan sesuatu yang dimiliki
dan 1970an, gerakan lingkungan hidup, gerakan bersama oleh anggotanya. Oleh sebab itu,
perdamaian dan gerakan solidaritas maupun gerakan sosial dianggap sebagai sesuatu yang
gerakan perempuan pada tahun 1970an dan “negatif” karena akan dapat menimbulkan
1980an, kesemuanya membawa akibat lahirnya konflik yang dapat mengganggu keharmonisan
bermacam-macam pendekatan dan teori tentang dalam masyarakat.
gerakan sosial10. Pendekatan kedua adalah teori-teori ilmu
Beberapa gerakan sosial yang sering dipilih sosial yang justru melihat gerakan sosial sebagai
untuk dijadikan bahan studi atau kajian antara “fenomena positif”, atau sebagai sarana kon-
lain Gerakan Perjuangan Etnis atau Nasionalis struktif bagi perubahan sosial. Pendekatan ini
di negara-negara bagian (bekas) Uni Soviet, merupakan alternatif terhadap fungsionalisme,
Gerakan Anti Aparheid di Afrika Selatan dan dan dikenal dengan “Teori Konflik”. Teori konflik
Gerakan Sosial di Negara Dunia Ketiga, baik pada dasarnya mengunakan tiga asumsi dasar,
perjuangan untuk tujuan peningkatan kondisi yaitu: 1) Rakyat dianggap sebagai sejumlah
hidup maupun terkait pemerataan distribusi kepentingan dasar dimana mereka akan berusaha
9
Huntington, ibid, hal. 23.
secara keras untuk memenuhinya, 2) Kekuasaan
10
Mansour Fakih, Masyarakat Sipil untuk Transformasi Sosial, adalah inti dari struktur sosial dan hal ini
Pustaka Pelajar, 1966, hal. 35.
11
Mansour Fakih, ibid, hal. 36
Jurnal Wacana Politik - ISSN 2502 - 9185 Vol. 1, No. 2, Oktober 2016: 107 - 115

melahirkan perjuangan untuk mendapatkannya, sehingga bisa memberikan sentuhan penting


dan 3) Nilai dan gagasan adalah senjata konflik bagi perubahan sosial di Indonesia. Penelitian
yang digunakan oleh berbagai kelompok untuk deskriptif bertujuan untuk menjelaskan suatu
mencapai tujuan masing-masing, dari pada peristiwa yang operasionalisasinya berkisar
sebagai alat mempertahanlan identitas dan pada pengumpulan data, pengolahan data
menyatukan tujuan masyarakat. dan penafsiran data yang diberi makna secara
Generasi Marxisme baru (dipengaruhi rasional dengan tetap memegang prinsip-prinsip
oleh pemikiran Antonio Gramsci: 1891-1937) logika sehingga terbentuk kesimpulan yang
menyatakan bahwa peran manusia sebagai holistik. Tujuan lain dari penelitian deskriptif
agen, termasuk ideologi, kesadaran kritis dan adalah untuk membuat deskripsi, gambaran
pendidikan, dalam mentransformasikan krisis atau lukisan, faktual dan akurat mengenai fakta-
ekonomi menjadi krisis umum. Mereka meno- fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena
lak bahwa perekonomian adalah sesuatu yang yang diselidiki. Sedangkan penelitian eksploratif
esensial dan faktor penentu bagi perubahan bersifat terbuka bertujuan untuk membangun
sosial, serta menolak gagasan determinisme suatu teori setelah melalui pengamatan empiris.
historis yang mengagungkan manusia sebagai
faktor penting di antara banyak faktor lainnya HASIL DAN PEMBAHASAN
yang saling tergantung secara dialektis. Mereka
mengajukan argumen bahwa gerakan sosial Gerakan Mahasiswa di Negara Berkembang
yang terjadi pada tahun 1970an dan 1980an Mahasiswa merupakan komponen masya-
sama sekali tidak menekankan ke arah gerakan rakat kelas menengah. Yang membedakan
perjuangan kelas, seperti yang didefinisikan mereka dengan masyarakat awam adalah
oleh penganut Marxisme tradisional. Gerakan mereka mereka adalah kelompok masyarakat
spiritual, gerakan fenimisme, gerakan hak berpendidikan dan sehari-harinya bergelut dengan
azasi manusia dan hak-hak sipil, gerakan anti pencarian kebenaran dalam kampus melihat
perang dan anti nuklir, gerakan sosial berbasis kenyataan yang berbeda dalam kehidupan nasio-
komunitas dan gerakan pecinta lingkungan, nalnya. Kegelisahan kalangan mahasiswa ini
serta gerakan Lembaga Swadaya Masyarakat kemudian teraktualisasikan dalam aksi-aksi protes
merupakan gerakan yang tidak berkaitan secara yang kemudian mendorong perubahan yang refor-
langsung dengan perjuangan kelas dari kelas matif dalam sistem politik di Indonesia.
buruh. Edward Shill mengkategorikan maha-
Antonio Gramsci adalah pemikir politik siswa sebagai lapisan intelektual yang memliki
yang sangat mempengaruhi pendekatan kedua tanggung jawab sosial yang khas. Shill menye-
ini, yaitu dengan teorinya tentang perubahan bukan ada lima fungsi kaum intelektual yakni
sosial yang nonreduksionis dan teorinya menge- mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi,
nai hegemoni. Implikasi teori hegemoni adalah menyediakan bagan-bagan nasional dan antar
bahwa kelas buruh tidak lagi dianggap sebagai bangsa, membina keberdayaan dan bersama,
pusat gerakan revolusioner atau bukan lagi titik mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan
fokal dan sebagai unsur utama dalam gerakan peran politik. Arbi Sanit memandang, mahasiswa
perubahan sosial. Disamping itu Gramsci juga cenderung terlibat dalam tiga fungsi terakhir.
mengemukakan teorinya tentang kemungkinan Sementara itu Samuel Huntington menyebutkan
menciptakan aliansi antara unsur kelas buruh dan bahwa kaum intelektual di perkotaan merupakan
kelompok lainnya, dan menekankan transformasi bagian yang mendorong perubahan politik yang
kesadaran sebagai bagian proses revolusioner. disebut reformasi.
Menurut Arbi Sanit ada empat faktor
METODE pendorong bagi peningkatan peranan maha-
siswa dalam kehidupan politik12. Pertama,
Penelitian ini dilaksanakan melalui kajian sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh
literatur dengan pendekatan deskriptif kualitatif pendidikan terbaik, mahasiswa mempunyai
untuk menganalisis bagaimana demokrasi horison yang luas diantara masyarakat. Kedua,
memberi ruang penting bagi tumbuhkembang sebagai kelompok masyarakat yang paling
gerakan sosial, khususnya gerakan mahasiswa, Arbi Sanit, Sistim Politik Indonesia, Jakarta, Penerbit CV Rajawali,
12

1981, hal.107-110
lama menduduki bangku sekolah, sampai di ada. Perubahan dari masyarakat tradisional
universitas mahasiswa telah mengalami proses ke masyarakat modern, misalnya dapat meng-
sosialisasi politik yang terpanjang diantara akibatkan kesenjangan ekonomi yang makin
angkatan muda. Ketiga, kehidupan kampus lebar untuk sementara antara yang kaya
membentuk gaya hidup yang unik di kalangan dan yang miskin. Perubahan ini dapat pula
mahasiswa. Di Universitas, mahasiswa yang menyebabkan krisis identitas dan lunturnya
berasal dari berbagai daerah, suku, bahasa dan nilai-nilai sosial yang selama ini diagungkan.
agama terjalin dalam kegiatan kampus sehari- Perubahan ini akan menimbulkan gejolak
hari. Keempat, mahasiswa sebagai kelompok yang dirugikan dan kemudian meluasnya
yang akan memasuki lapisan atas dari susunan gerakan sosial. Ketiga, gerakan sosial semata-
kekuasaan, struktur perekonomian dan prestise masa masalah kemampuan kepemimpinan dari
dalam masyarakat dengan sendirinya merupakan tokoh penggerak. Adalah sang tokoh penggerak
elit di dalam kalangan angkatan muda. yang mampu memberikan inspirasi, mem-
Gerakan mahasiswa merupakan bagian buat jaringan, membangun organisasi yang
dari gerakan sosial yang didefinisikan Nan Lin13 menyebabkan sekelompok orang termotivasi
sebagai upaya kolektif untuk memajukan atau terlibat dalam gerakan.Gerakan mahasiswa meng-
melawan perubahan dalam sebuah masyarakat aktualisikan potensinya melalui sikap-sikap dan
atau kelompok. Rudolf Heberle14 menyebutkan pernyataan yang bersifat imbauan moral. Mereka
bahwa gerakan sosial merujuk pada berbagai mendorong perubahan dengan mengetengahkan
ragam usaha kolektif untuk mengadakan per- isu-isu moral sesuai sifatnya yang bersifat ideal.
ubahan tertentu pada lembaga-lembaga sosial Ciri khas gerakan mahasiswa ini adalah meng-
atau menciptakan orde baru. Bahkan Eric aktualisasikan nilai-nilai ideal mereka karena
Hoffer menilai bahwa gerakan sosial bertujuan ketidakpuasan terhadap lingkungan sekitarnya.
untuk mengadakan perubahan. Teori awal Gerakan moral ini diakui pula oleh Arief
menyebutkan, sebuah gerakan muncul ketika Budiman yang menilai sebenarnya sikap moral
masyarakat menghadapi hambatan struktural mahasiswa lahir dari karakteristiknya mereka
karena perubahan sosial yang cepat seperti sendiri. Mahasiswa, tulis Arief Budiman, sering
disebutkan Smelser (1962). Teori kemacetan ini menekankan peranannya sebagai “kekuatan
berpendapat bahwa “pengaturan lagi struktural moral” dan bukannya “kekuatan politik”16. Aksi
dalam masyarakat seperti urbanisasi dan indus- protes yang dialncarkan mahasiswa berupa
trialisasi menyebabkan hilangnya kontrol sosial demonstrasi di jalan dinilai juga sebagai
dan meningkatkan “gelombang menuju perilaku sebuah kekuatan moral karena mahasiswa ber-
antisosial”. Kemacetan sistemik ini dikatakan tindak tidak seperti organisasi sosial politik
menjadi penyebab meningkatnya aksi mogok, yang memiliki kepentingan praktis. Sepen-
kekerasan kolektif dan gerakan sosial dan dapat dengan Arief Budiman, Arbi Sanit
mahasiswa Pakar kontemporer tentang gerakan menyatakan komitmen mahasiswa yang masih
sosial mengkritik teori-teori kemacetan dengan murni terhadap moral berdasarkan pergulatan
alasan empirik dan teoritis. keseharian mereka dalam mencari dan mene-
Denny JA juga menyatakan adanya mukan kebenaran lewat ilmu pengetahuan
tiga kondisi lahirnya gerakan sosial seperti yang digeluti adalah sadar politik mahasiswa.
gerakan mahasiswa15. Pertama, gerakan sosial Karena itu politik mahasiswa digolongkan
dilahirkan oleh kondisi yang memberikan sebagai kekuatan moral17. Kemurnian sikap
kesempatan bagi gerakan itu. Pemerintahan dan tingkah laku mahasiswa menyebabkan
yang moderat, misalnya memberikan kesem- mereka dikategorikan sebagai kekuatan moral,
patan yang lebih besar bagi timbulnya gerakan yang dengan sendirinya memerankan politik
sosial ketimbang pemerintahan yang sangat moral.
otoriter. Kedua, gerakan sosial timbul karena Peran mahasiswa sebagai gerakan moral
meluasnya ketidakpuasan atas situasi yang dan gerakan massa untuk mendorong reformasi
13
Nan Lin, Social Movement dalam Encyclopedia of Sociology, New politik adalah bagian dari tanggung jawabnya
York: MacMillan Publishing Company, 1992, hal. 1880.
14
Dikutip dari Asep Setiawan dalam Diktat Gerakan Sosial, Jakarta:
16
Arief Budiman, Peranan Mahasiswa sebagai Inteligensia dalam
Jurusan Ilmu Politik, FISIP UMJ, 1998, hal.10. Cendekiawan dan Politik, Jakarta, LP3ES, 1984, hal.160.
15
Denny JA, Menjelaskan Gerakan Mahasiswa, Harian Kompas, 25 April 17 Arbi Sanit, Reformasi Politik, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 1998,
1998, diambil dari www.kompas.com, tanggal 5 Mei 2010, jam 14.00 wib. hal.267
Jurnal Wacana Politik - ISSN 2502 - 9185 Vol. 1, No. 2, Oktober 2016: 107 - 115

sebagai kaum intelektual. Berbeda dengan Selain itu, gerakan mahasiswa harus
gerakan revolusi, gerakan reformasi seperti mampu pula menciptakan metode aksi yang
dikatakan, Nanlin, berbeda dengan gerakan merupakan kombinasi dari aksi massa dan aksi
revolusi yang mengejar perubahan struktural intelektual, orientasi gerakan tidak hanya tertuju
yang fundamental. Gerakan reformasi berusaha pada struktur kekuasaan yang bermasalah, tetapi
memodifikasi hubungan struktural tanpa meng- juga dditambah dengan pembentukan opini
ancam eksistensi insitusi. Menurut Arbi ada dua politik ditengah masyarakat luas sebagai aksi
tahap dalam reformasi politik. Pertama, tahap informasi dan penyadaran public. Gerakan
transisi yang merupakan proses peralihan dari mahasiswa tidak boleh terlepas dari akarnya,
proses krisis politik ke proses normal kehidupan yaitu rakyat.
politik18. Mahasiswa juga perlu membina kekuatan
dan jaringan yang terorganisir. Gerakan
Gerakan Mahasiswa: Dimensi Perubahan mahasiswa tidak boleh terpisah-pisah dalam
Sosial kerangkeng ideologi masing-masing organisasi
Di Negara dunia ketiga seperti Indonesia, atau kelompok, harus ada satu kesatuan yang
status mahasiswa dan gerakannya sangat penting utuh terikat dalam satu tujuan untuk membela
sebagai salah satu agent of change, karena tekanan rakyat. Karena dengan kekuatan yang terpencar
politik ekstra parlementer merupakan salah satu akan memudahkan rezim mematahkan gerakan
mekanisme efektif untuk dapat mengontrol mahasiswa. Selain itu gerakan mahasiswa harus
penguasa. Namun gerakan mahasiswa tidak bisa mampu berkoordinasi dengan kekuatan per-
dipungkiri merupakan bukan merupakan elemen gerakan lain seperti gerakan buruh, petani,
satu-satunya yang dapat mewujudkan per- nelayan, keagamaan, perkumpulan profesi dll,
ubahan dalam masyarakat, terkadang gerakan demi menyusun barisan oposisi ekstra par-
mahasiswa hanya mampu sebatas menjadi lementer yang akan melawan rezim. Dengan
pendobrak dari kevakuman perlawanan yang perlawanan yang terorganisir maka setiap
ada terhadap penguasa. Setelah penguasa yang potensi kekuatan yang ada dapat dimanfaatkan
didobrak turun, maka gerakan mahasiswa akan serta diberdayagunakan untuk mewujudkan
menyerahkan kelanjutan proses tersebut kepada perubahan social yang di kehendaki bersama.
elemen masyarakat lain untuk melanjutkan. Karena itu, dalam perspektif Gramscian,
Karena memang gerakan mahasiswa dilandasi konsep organisasi gerakan mahasiswa bisa
atas perjuangan moral meskipun wilayah
dikategorikan pula sebagai masyarakat sipil
perlawanannya berada pada wilayah politik.
terorganisir. Konsep tersebut didasarkan pada
Moralitas inilah yang kemudian dapat mencapai
analisis tentang kepentingan konfliktual dan
reformasi di Indonesia. Dengan cita-cita refor-
dealektika atau kesatuan dalam keberbedaan
masi, gerakan mahasiswa memberikan andil yang
antara Negara (State) dengan Masyarakat Sipil
luar biasa agar tercapai harapan masyarakat yang
(Civil Society). Masyarakat sipil terdiri dari
demokratis.
berbagai bentuk masyarakat voluntir dan
Gerakan mahasiswa dewasa ini mang-
merupakan dunia politik utama, dimana
hadapi dua tantangan besar dalam mewujudkan
semuanya berada dalam aktivitas ideology
perannya19. Pertama, menghadapi implikasi dari
proses globalisasi ekonomi, politik dan budaya dan intektual yang dinamis maupun konstruksi
yang berasal dari Negara-negara industri maju. hegemoni. Masyarakat sipil merupakan konteks
Kedua, tantangan yang menyangkut proses dimana seseorang menjadi sadar dan seseorang
demokratisasi, dari segi ekonomi, politik dan pertama kali ikut serta dalam aksi politik.
sosio-kultural. Guna menghadapi tantangan Dengan demikian, masyarakat sipil adalah
kedua ini, maka gerakan mahasiswa perlu untuk suatu agregasi atau percampuran kepentingan,
menciptakan cita-cita bersama bangsa yang dimana kepentingan sempit ditransformasikan
menjadi landasan pergerakan. Cita-cita bersama menjadi pandangan yang lebih universal sebagai
ini harus sederhana namun dapat merangkul ideologi dan dipakai atau diubah. Dalam konteks
semua kepntingan rakyat. ini, bagi Gramsci masyarakat sipil adalah
dunia dimana rakyat membuat perubahan dan
18 Arbi Sanit, ibid, hal, 129.
19 Ahmad Nasir Siregar, Mahasiswa dan Perubahan Sosial (makalah),
menciptakan sejarah20. Menurut pernyataan
http://hmi.or.id/berita/44/mahasiswa-dan-perubahan-sosial, diunduh 20
Mansour Fakih, po.cit, hal. 41.
tanggal 5 Mei 2010, jam 11.00 wib.
Gramsci “semua orang adalah intelektual, maka Budiarjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik,
seseorang dapat mengatakannya demi-kian; Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
tetapi tidak semua orang memiliki fungsi 2002.
intelektual dalam masyarakat”. Budiman, Arif, Peranan Mahasiswa sebagai
Inteligensia dalam Cendekiawan dan
SIMPULAN Politik, Jakarta, LP3ES, 1984.
Fenomena gerakan mahasiswa menjadi feno- Fakih, Mansour, Masyarakat Sipil untuk
mena tersendiri di dalam upaya melaksanakan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar,
demokratisasi di Indonesia, bahkan menjadi 1966.
salah satu tolak ukur penting di dalam keber- Gafar, Afan, Politik Indonesia: Transisi
hasilan bagi perjalanan menuju negara yang Menuju Demokrasi, Pustaka Pelajar,
demokratis. Pengupayaan bagi koeksistensi 1999.
gerakan mahasiswa sebetulnya akan mampu
menyediakan kondisi yang lumrah di dalam Held, David, Models of Democracy (terj), The
mencapai konsolidasi demokrasi. Dengan syarat, Akbar Tandjung Institute, Jakarta,
mereka tetap dijadikan komponen yang tak 2006.
terpisahkan di dalam mengkerangkai arah Huntington, Samue P., Gelombang Demok-
dan orientasi dari sistem pemerintahan yang ratisasi Ketiga, Pustaka Utama Grafiti,
dijalankan. Jakarta, 2001.
Sebagai sebuah gerakan sosial, tentunya gerakan
Lin, Nan, Social Movement dalam Encyclopedia
mahasiswa dituntut untuk tetap konsisten di
of Sociology, New York: MacMillan
dalam menjalankan idealisme utama yakni
Publishing Company, 1992.
mendudukkan kepentingan masyarakat luas,
terutama di dalam menghadapi kebijakan negara McDonald, Cameron Lee, Western Political
yang kadang cenderung tak berpihak. Gerakan Theory, Jilid II, Harcourt Brace
mahasiswa adalah pejuang demokrasi yang Javanovich, New York, 1968.
tentunya mesti senantiasa berjuang menegakkan Sanit, Arbi, Reformasi Politik, Yogyakarta,
prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang ada di dalam Pustaka Pelajar, 1998.
demokrasi. Disinilah pentingnya gerakan maha-
siswa ini, yakni selain sebagai prasyarat bagi Sanit, Arbi, Sistim Politik Indonesia, Jakarta,
proses demokratisasi yang berlangsung, tetapi Penerbit CV Rajawali, 1981.
juga sebagai penyeimbang di dalam mekanisme Varma, SP., Teori Politik Modern, PT. Raja
sistem pemerintahan. Grafindo Persada, 2007
Momentum gerakan mahasiswa tentu tak akan
JA, Denny, Menjelaskan Gerakan Mahasiswa,
pudar selama demokratisasi masih terus ber-
Harian Kompas, 25 April 1998, diambil
langsung. Sebab, bagi kawan-kawan mahasiswa,
dari www.kompas.com, tanggal 5 Mei
selama masih terjadi ketimpangan dan ketidak-
2010, jam 14.00 wib.
adilan di dalam menjalankan nilai-nilai demok-
rasi, maka selama itu pula perjuangan akan tetap Nasir Siregar, Ahmad, Mahasiswa dan
dilakukan. Perubahan Sosial (makalah), http://
hmi.or.id/berita/44/mahasiswa-dan-
DAFTAR PUSTAKA perubahan-sosial, diunduh tanggal 5
Mei 2010, jam 11.00 wib
Asep Setiawan, Asep (diktat), Gerakan
Sosial, Jurusan Ilmu Politik, FISIP
UMJ, Jakarta, 1998.

Anda mungkin juga menyukai