Anda di halaman 1dari 26

Perkembangan Komunikasi Politik di

Dunia dan komunikasi Politik di


Indonesia

• Menelusuri sejarah disiplin ilmu Komunikasi Politik tidak


terlepas dari dua disiplin Ilmu yang mendasarinya, yaitu
ilmu komunikasi dan ilmu politik.
• Pertanyaannya adalah mana yang lebih dahulu muncul,
apakah ilmu komunikasi atau ilmu politik? Politik sebagai
ilmu adalah pada akhir abad ke-19 namun kehidupan
politik sejak Yunani kuno 450 SM yang tercatat. Tapi
secara hakekatnya sejak ada peradaban manusia disana
sudah lahir pula kehidupan politik.
• Dalam perjalanan sejarah berikutnya ilmu komunikasi
tidak pernah lepas dari ilmu Politik walaupun secara
konseptual dua disiplin ini berbeda tetapi dalam realitas
kehidupan manusia komunikasi dan politik tidak dapat
Empat orang yang dianggap sebagai
fouding fathers studi komunikasi politik
di Amerika:
1. Harold D. Laswell dengan bukunya Propaganda
Technique in the Word dan buku Politics: Who Gets
What, When, How.
2. Kurt Lewin dengan bukunya Action research and
minority problems dan studies in group decision.
3. Paul Lazarsfeld dengan bukunya The People’s Choice
serta kajian yang dilakukan bersama McPhee dan
Berelson Voting: a Study of Opinion Formations in a
Presidential Campaign.
4. Carl I. Hovland dengan bukunya Result from Studies of
Attitude Change.
Pengertian Komunikasi Politik

1. Nimmo mendefinisikan komunikasi politik sebagai kegiantan


komunikasi yang berdasarkan konsekuensi-konsukuensinya
(aktual maupun potensial) yang mengatur perbuatan manusia di
dalam kondisi-kondisi konflik.
2. Reolofs mendefinisikan komunikasi politik sebagai komunikasi
yang materi pesan-pesannya berisi politik yang mencakup
masalah kekuasaan dan penempatan pada lembaga-lembaga
kekuasaan (lembaga otoritatif).
3. Cangara menyebutkan komunikasi politik adalah suatu bidang
atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi
yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau berpengaruh
terhadap perilaku politik. Pengertian komunikasi politik
dirumuskan sebagai suatu proses pemindahan lambang-lambang
atau simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik
dari seseorang atau kelompok pada yang lain dengan tujuan
membuka wawasan atau cara berpikir, serta mempengaruhi sikap
Sejarah Studi Komunikasi Politik

•Dan D. Nimmo has been a


professor of political science,
journalism, and communication at
various institutions, notably the
University of Missouri, University of
Tennessee, and the University of
Oklahoma. His writings include The
Political Pundits and The Political
Persuaders.
• Dan Nimmo dalam bukunya
Handbook Of Political
Communication, di Amerika
sekalipun hingga saat ini masih
mencari bentuk, “as fields of
investigations go, political
http://www.transactionpub.com communication is obviously still in
infacy”(2000: vii).
Menurut Nimmo (1993:72):
• Politisi sebagai komunikator politik memainkan peran
sosial yang utama, terutama dalam proses
pembentukan opini publik.
• Politisi atau politikus berkomunikasi sebagai wakil
suatu kelompok dan pesan-pesan politikus itu adalah
untuk mengajukan atau melindungi tujuan
kepentingan politik. Artinya, komunikator politik
mewakili kepentingan kelompok, sehingga jika
dirangkum maka politikus mencari pengaruh lewat
komunikasi.
• Esensi dari komunikasi politik sendiri lebih kepada
bagaimana para politikus atau elit politik melakukan
kampanye atau menyebarkan kebijakan-kebijakan
politik terutama melalui media massa.
Harold D.
Lasswell
 Harold D. Lasswell (1902-1978) served as Ford
Foundation Professor of the Social Sciences at Yale
University, Distinguished Professor of Policy Sciences
at John Jay College of the City University of New York,
and as professor of political science at the University of
Chicago. He was a past president of the American
Political Science Association and author of many books
covering the full range of political and policy research.

 Namun penelaahan komunikasi dan politik


sekaligus pemanf aat an k omuni k as i unt uk
kepentingan politik sebetulnya telah berlangsung
lama. Salah seorang perintisnya adalah Harold
Lasswell yang pada tahun 1927 menulis buku
http://www.transactionpub.com Propaganda Technique In The World War dan
karya monumental lainnya adalah Politics: Who
Gets What, When, How” pada tahun 1958.
Ketertarikan Lasswell pada komunikasi politik
ternyata diikuti oleh murid-muridnya, Ithiel de
Sola Pool, V.O.Key dan Gabriel Almond.

Pool menulis buku The Key mempertemukan Almond mengkaji


People Look at komunikasi dan politik berbagai konsep
Educational Television: dalam bukunya Public
Candidates, Issues, and untuk memahami
Opinion and American
Strategies; a Computer Democracy. fungsi komunikasi
Simulation of the 1960 dalam sistem
Election Campaign; dan politik.
Trends in Content
Analysis.
 Para sosiolog juga memberikan sumbangan
yang penting dalam perkembangan studi
komunikasi politik.
 Salah satunya adalah Herbert Blumer yang
selalu menegaskan bahwa manusia sebetulnya
bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna
yang melekat pada sesuatu tersebut.
 Pandangan inilah yang memunculkan perspektif
interaksi simbolik bahwa makna dan tindakan itu
saling mempengaruhi dan proses interpretif
yang terjadi di dalamnya melibatkan pertukaran
makna, suatu transaksi di mana sebab dan
akibat tidak dapat dibedakan.
• Komunikasi politik mempelajari mata
rantai antara komunikasi dan politik atau
jembatan metodologis antara disiplin
komunikasi dan politik.
• Namun jika disimak dari berbagai literature,
komunikasi politik telah menjadi kajian
tersendiri sejak diakui oleh organisasi
ilmiah International
communication Association
bersama divisi lain, seperti divisi system
informasi, komunikasi antarpribadi,
komunikasi massa, komunikasi organisasi,
komunikasi antarbudaya, komunikasi
instruksional, dan komunikasi kesehatan
(Ardianto dan Q-Anees, 2007:35).
Objek material komunikasi politik menurut Sartori (dalam
Rush dan Althoff, 1971:46) adalah : “dimensi-dimensi
komunikasi dari fenomena politik dan dimensi politis dari
komunikasi” sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Gurevith dan Blumer (1977:72) yang mengemukan
empat komponen dalam komunikasi politik, yaitu:

1. Lembaga-lembaga politik dalam aspek


komunikasinya;
2. Institusi media dalam aspek politiknya;
3. Orientasi khalayak terhadap komunikasi; dan
4. Aspek budaya politik yang relevan dengan
komunikasi.
• Pentingnya komunikasi dalam pencapaian sasaran-sasaran politik
juga diakui oleh Greber (1981:23): “sebagian besar aktivitas politik
adalah permaian kata-kata.

• Politisi berhasil meraih kekuasaan karena keberhasilannya


berbicara secara persuasive kepada para pemilih dan kepada elit
politik”.

• Ia menambahkan bahwa “ketika kita menjelaskan bahasa politik


(bahas yang digunakan dalam konteks politik) dan apa yang
membuat bahasa verbal maupun nonverbal menjadi politis
bukanlah karena bentuk atau kosa kata, melainkan karena
substansi informasi yang dihadirkan, setting di mana informasi
disebarkan, maupun karena fungsi yang dijalankan.”
Komunikasi Politik di
Indonesia
1.Difahami dari sistem
Demokrasi yang berlaku di
Indonesia.
2.Difahami dari sejarah
demokrasi di Indonesia.
Apakah yang dimaksud dengan sistem
demokrasi?

Partisipasi rakyat untuk


Dari rakyat, oleh rakyat, merumuskan dan
dan untuk rakyat
DEMOKRASI mengawasi kebijakan yang
di keluarkan pemerintah

Pembatasan kekuasaan
pemerintah secara hukum Pembagian kekuasaan
untuk melindungi hak legislatif, eksekutif, dan
perorangan warga negara yudikatif

Para pembuat kebijakan negara dipilih melalui


pemilu yang jujur, adil, berkala, dan
melibatkan suara dari seluruh penduduk yang
memiliki hak pilih
Bagaimana memahami sejarah
demokrasi di Indonesia?
Demokrasi di
Demokrasi Liberal/ Demokrasi era Reformasi
Demokrasi Terpimpin
Parlementer (1945 - Pancasila (Orba) (1998 -
(1959 -1966)
1959) (1966 – 1998) Sekarang)

•Menekankan kpd •Banyak


•Banyak Partai •Sentralisasi stabilitas politik, partai.Desentralis
asi pemerintahan
•Pemerintahan tidak kekuasaan di tangan
presiden, Terbatasnya
pertumbuhan ekonomi
(otonomi
stabil, Sulit dan pemerataan
peran parlemen dan pembangunan.Parpol daerah)Peran sipil
mengambil lebih besar
parpol Presiden dibatasi hanya 3 (PPP,
keputusan terhadap
seumur hidup Golkar, PDI), Pemillu tdk
demokratis.Pelanggaran negaraPerlindung
HAMKKN (korupsi, an HAM, individu,
Kolusi, Nepotisme) kebebasan politik
& mediaPemilihan
presiden, calon
Parlemen legislatif, dan
G 30 S PKI,
dibekukan oleh Krisis ekonomi, & kepala daerah
Supersemar, &
Bung Karno Kejatuhan Pak Harto secara langsung
kejatuhan Bung Karno
Perspektif Komunikasi Politik di
Indonesia
1. Sebelum pemilu, masa pemilu dan pasca pemilu.
2. Pada saat sistem pemilu proporsional tertutup dan
terbuka.
3. Pada saat berkuasa dan pada saat sebagai oposisi.
4. Komunikasi politik dan media.
5. Debat kandidat capres dan calon Gubernur dan
Walikota/ Bupati.
6. Komunikasi politik verbal dan non verbal (baleho,
stiker, dll)
7. Kampanye
8. Pencitraan.
9. Tren blusukan.
10. Politik uang sebagai komunikasi politik.
Perbandingan Komunikasi Politik
Presiden Indonesia

Prof. DR. Tjipta Lesmana, MA • Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008 • Tebal: xxx + 396 hal
Soekarno Suharto B.J. Habiebie

• Presiden pertama kita ini tampak sebagai • Lebih banyak mendengar dan mesem • Pernah marah. ia tampak menggunakan
sosok yang memiliki ilmu yang dalam, (senyum). Dalam berkata, ia sering bahasa low context. Ketika marah, ia
piawai menganalisis situasi politik, menggunakan bahasa yang high context; sering melototkan mata kepada yang
matang dalam berpolitik, dan berani tidak jelas, penuh kepura-puraan dimarahi, raut muka memerah dan suara
menghadapi tantangan dan tegas. (impression management), teka-teki, keras.
• Namun, ”Singa Podium” ini tak ubahnya rahasia, dan amat santun serta multi tafsir. • Ia juga dikenal sebagai sosok yang
seperti manusia biasa yang punya amarah • Tidak jarang para menteri perlu temperamental. Meski cerdas, ia cepat
dan salah. merenungkan atau menanyakan kepada emosi dan cepat marah, terlebih ketika
• Dalam kemarahannya, ia sering orang lain tentang arti dari komunikasi ditantang, dikritik, dan didebat.
menggebrak meja, menggedor kiri-kanan, presiden terhadap mereka. • ”Anehnya, tidak ada satupun menteri
menghardik sasaran dengan suara yang • Bagi yang tidak memahami komunikasi yang takut” (menurut informan
keras, menantang, memperingatkan dan tingkat tinggi ini, perlu siap-siap menuai Hendropriyono hlm.159).
mengancam. ‘gebukan’ atau perlawanan rakyat dan
lingkungan sekitar. Misal kasus
penyerbuan massa PDI Soerjadi terhadap
Kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro
pada 27 Juli 1996.

• Semua itu sering disampaikannya dalam • Uniknya, dalam kondisi marah atau tidak Low context
bahasa, meminjam istilah, low context suka pun, ”The Smiling General ” ini
(Edward T. Hall, 1976); jelas, tegas, dan menggunakan bahasa high context pula.
tanpa tedeng aling-aling. • Misalnya ketika ada menteri yang laporan
• Selain itu, ia sering menggunakan atau dipanggil diruang kerja presiden
bahasa yang mengulang-ulang. telah dipersilahkan meminum minuman
yang tersedia, berarti diperintahkan
segera untuk pamit.
• Meski begitu, Soeharto juga pernah
menggunakan bahasa low context.
Abdurrahman Wahid (Gus Megawati SBY
Dur)
• Marah, kadang menggebrak meja dan • Setiap marah suka menghardik korbannya. • Meski tidak jarang menuai kritik,
atau mengancam. Semisal, ketika Megawati sedang SBY tampak merasa gerah pula.
• Meski begitu, Gus Dur tidak lepas dari menghadiri acara dengan sejumlah Bahkan, SBY sering balas
sifat gampang tidur dan humorisnya. kerabatnya di restoran sebuah hotel mewah mengkritik bagi orang atau pihak
• Sering dalam setiap sidang kabinet yang di Singapura. yang berani mengkritiknya,
berlangsung sejak pukul 10.00 WIB, Gus • Dalam acara itu, Roy B.B. Janis dihardik termasuk kebijakan pemerintah.
Dur melakukan ritual tidur. habis-habisan di depan umum akibat • Namun, dalam set i ap
• Ketika salah atau mendapat konfirmasi kedatangannya tidak diundang (hlm.283). pembicaraannya, SBY tergolong
dari orang yang merasa dirugikan, Gus Selain itu, ia juga terkenal pendendam. cukup hati-hati. Seolah-olah setiap
Dur sering menanggapinya dengan SBY merupakan salah satu contoh yang kata yang keluar dari bibirnya
santai. ”Oh, begitu, ya? Ya, Sudah. menjadi korban sifat pendendam itu. diartikulasikan secara cermat.
Enggak usah dipikirin…!”, gitu aja kok • Ia gemar menggunakan analogi
repot .... jawabnya (hlm.199). • Dalam debat calon presiden 2004, dalam menggambarkan suatu
misalnya, gara-gara menaruh dendam masalah dan tidak bicara secara to
dengan SBY, Megawati mengajukan syarat the point.
kepada penyelenggara acara untuk • H a n y a h a k i k a t s u a t u
menghapus acara jabat tangan antar calon. permasalahanlah yang sering
• Dalam pelantikan Presiden SBY pun, disampaikannya.
Megawati tidak mau menghadirinya. • Dalam berbagai kesempatan, SBY
Dalam berkomunikasi, menurut penulis, seperti sengaja tidak mau
Megawati tidak bisa efektif. memperlihatkan sikapnya yang
tenang, tetapi membiarkan publik
menebak-nebak sendiri.

Low context • Ia lebih suka diam atau menebar senyum • Dalam perspektif komunikasi, SBY
dari pada berbicara. Selama berpidato, tergolong dalam lower high context.
suaranya tampak datar, nyaris tidak ada
body language sama sekali. Ia membaca
kata per kata secara kaku, seolah takut
sekali pandangannya lepas dari teks pidato
di depannya (hlm.247).

• Low context
Jokowi

What is Blusukan?

“Is a new management practice where a high-rank government


official goes directly into the nexus of community problems,
communicate with people, and connect the problems to public
policy” (Utomo, Tri Widodo: 2014).
The Phenomena: Jokowi

Source: Awang Anwaruddin, 2013, 10 Attributes of Jokowi’s Leadership.


Komunikasi Politik Era
Orde Baru

• Fase pertama, 1965-1974 ditandai dengan atmosfir terbuka,


kompetitif dan partisipasi rakyat yang tinggi. Bahkan ekspresi politik
masyarakat pun relatif bebas. Di sinilah bulan madu komunikasi
politik di Indonesia terjadi. Rakyat dengan bebas mengkritik
pemerintahan lama, Orde Lama, karena kegagalannya membendung
komunis dan merebaknya kemiskinan. Masa awal ini mirip seperti
terjadi di era reformasi saat ini dimana ekspresi itu tertuang dalam
media massa dan pembentukan partai politik yang jumlahnya saat ini
lebih dari 50 partai.
• Periode kedua 1974-1983 dimulainya pengawasan terhadap
komunikasi politik dimana aktivitas politik, pers dan pernyataan
masyarakat mulai dibatasi.
• Periode ketiga 1983-1990, kontrol sosial sangat ketat yang
harus disesuaikan dengan ideologi yang dikukuhkan lewat P4
dan asas tunggal.
• Periode keempat 1990-1998, monopoli politik yang sudah
sedemikian ketatnya berangsur-angsur mendapat perlawanan
sehingga akibat gelombang demokratisasi di dunia lahirlah apa
yang disebut keterbukaan. Monopoli komunikasi tidak lagi
dipegang negara tapi mulai diimbangi bahkan dirongrong oleh
kelompok kepentingan seperti LSM dan kalangan kampus.
Puncak perubahan dalam komunikasi politik itu terjadi
manakala demonstrasi pro reformasi mulai merebak awal tahun
dan berpuncak pada pengunduran diri Pak Harto 21 Mei 1998.
Komunikasi Politik Orde Reformasi
• Terbukanya keran keterbukaan akibat reformasi
mendorong kelahiran era baru dalam mengekspresikan
pendapatnya. Jika pada masa Orde Baru pengekangan
itu sedemikian ketat, maka Orde Reformasi ini
masyarakat menikmati bulan madu kebebasan
berkumpul dan pendapat.
files adopted from Mirza Syahreza, M.IKom (UMT)

Anda mungkin juga menyukai