II. Input:Tuntutan
Ada dua jenis input-input suatu system politik yaitu tuntutan dan dukungan.
Penelitian sistematik tentang tuntutan-tuntutan ini mengharuskan kita untuk
memperhatikan beberapa pertanyaan pokok.
1. Bagaimana tuntutan-tuntutan itu timbul dan mendapatkan ciri khusus dalam
masyarakat? Bahwa tuntutan-tuntutan itu timbul dari dua pengalaman: yaitu dari
lingkungan sekitar sistem itu (eksternal), atau di dalam system itu sendiri
(internal)
2. Bagaimana tuntutan-tuntutan itu dirubah menjadi isu-isu politik? Apa yang
mementukan sehingga suatu tuntutan menjadi masalah yang menjadikan diskusi
politik yang serius. Jadi isu adalah suatu tuntutan oleh anggota- angota
masyarakat ditanggapi dan dianggap sabagai hal yang penting untuk dibahas
melalui saluran-saluran yang diakui dalam system itu.
Bagi sitem politik, lingkungan sangat penting artinya karena iamemberikan energi
yang dapat merangsang bekerjanya system politik. Energiyang dibawakan lingkungan
kepada system politik ialah input (masukan), baikyang berbentuk demand (tuntutan)
ataupun support (dukungan).
Dan untuk alat bantu dalam memahami system politik akan dijelaskan tentang
lingkungan dalam dan lingkungan luar dengan pembagian sistem-sistemdalam
lingkungan. Penjelasan dari lingkungan dalam sebagai berikut:
1 System ekologi yaitu semua lingkungan fisik dan kondisi-kondisi organic non
humanis dari kehidupan manusia.
2 System biologi menunjukkan pada susunan biologis manusia dari masyarakat
yang bersangkutan yang dianggap mempunyai keterkaitan kuat di dalam
pembentukan prilaku politik
3 System kepribadian dari suatu masyarakat akan membantu elite pembuat
keputusan dalam system politik dari masyarakat yang bersangkutan untuk
mengetahui motivasi masyarakat lebih dalam lagi, atau menentukan bagaimana
cara-cara yang sebaiknya di dalam pencapaian bersama.
4 System sosial dikelompokkan menjadi system, dan yang penting diantaranya
adalah stuktur sosial, system kebudayaan, system ekonomi dan system demografi.
o stuktur sosial dapat dilihat secara fertikal yaitu adanya pelapisanpelapisan mulai dari lapisan bawah sampai lapisan atas (elit).
o system kebudayaan merupakan bagian dari system sosial yang juga sangat
berpengaruh terhadap pembuatan keputusan-keputusan politik.
o System ekonomi mempunyai pengaruh kuat di dalam pembuatan
keputusan politik system ekologi dan kemajuan teknologi mempunyai
keterkaitan kuat di dalam menentukan system ekonomi suatu masyarakat.
o System demografi menunjukkan pada keadaan penduduk baik pada
jumlah, komposisi dan distribusi penduduknya itu sendiri
Sementara itu, system politik internasional yang mempunyai keterkaitandengan
luar atau internasional. Dalam system ini dibagi lagi ke dalam tiga system yaitu: system
politik internasional, system ekologi internasional dan system sosialiternasional.
III. Input:Dukungan
Untuk menjaga keberlangsungan fungsinya, system itu juga memerlukan energi
dalam bentuk tindakan-tindakan atau pandangan-pandangan yang memajukan dan
merintangi suatu system politik, tuntutan-tuntutan yang timbul didalamnya dan
keputusan-keputusan yang dihasilkannya. Input ini disebut dengandukungan (support),
tanpa dukungan tuntutan tidak akan bisa dipenuhi ataukonflik mengenai tujuan tidak akan
terselesaikan. Bila tuntutan ingin ditanggapiharus mampu memperoleh dukungan dari
pihak-pihak lain dalam system tersebut.
Tingkah laku dukungan ada dua macam, yaitu:
1. Tingkah laku itu mungkin terwujud tindakan tindakan yang mendorong
pencapaian tujuan, kepentingan, dan tindakan orang lain.
2. Mungkin terwujud memberikan suara yang mendukung pencalonan seorang
pemimpin dalam pemilu, atau membela suatu keputusan yang dibuat oleh badan
yang berwewenang.
Dalam kasus ini , dukungan itu menyatakan diri dalam bentuk tindakannyata dan
terbuka (over action). Sebaliknya, tingkah laku mendukung itu mungkin tidak terwujud
tindakan yang nampak nyata dari luar, tetapi merupakan bentuktingkah laku batiniah
yang disebut pandangan atau pikiran. Tetapi sebelumnyamarilah diteliti sasaran-sasaran
politik dalam kaitan dengan usaha memperluasdukungan dalam system politik, dalam hal
ini terbagi menjadi dua macam, yaitu;
1. Wilayah dukungan. Dukungan dimaksukkan ke dalam system politik dan mengarah
pada tiga sasaran, diantaranya;
a. komunitas politik. Tidak satupun system politik yan dapat berjalan terus
melangsungkan kerjanya apabila anggota-anggotanya tidak bersedia mendukung
eksistensi suatu kelompok yang berusaha menyelesaikan perbedaan-perbedaan
atau mendorong pembuatan keputusan melalui tindakan damai.
b. Rezim. Rezim ini terdiri dari semua aturan yang mengatur tata cara menangani
tuntutan yang dimaksudkan dalam system tersebut dan cara melaksanakan
keputusan. Ini semua yang biasa disebut dengan aturan main.
c. Pemerintah. Bila suatu system politik ingin memiliki kemampuan untuk
menangani tuntutan yang saling bertentangan yang dimasukkan ke dalamnya,
- walaupun terbatas sistem memiliki sifat terbuka dalam arti berinteraksi dengan
lingkungan
- suatu sistem terdiri dari berbagai unsur atau komponen (sub sistem) yang saling
bergantung dan berhubungan
- setaip sistem melakukan kegiatan atu proses tranformasi atau proses merubah
masukan (input) menjadi luaran (output)
- setiap sistem memiliki mekanisme kontrol dengan memanfaatkan umpan balik
Sistem
Untad
, Negara
DPR
Unsur-unsur
Dosen, Mahasiswa
Pegawai
Legislatif, Eksekutif,
Yudikatif
Anggota, Sekwan,
Rumah Tangga
Tujuan
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian
Welfare
Legislasi, Budgeting, Controling
Sistem Politik
Lilngkunagn internal Sistem Politik adalah lingkungan dalam negeri yang meliputi
lingkungan fisik, sosial dan ekonomi domestik yang menjadi sumber devisa bagi
input lingkungan fisik, negara dalam mebiayai struktur politik, yang meliputi lembaga
dan ekonomi domestik infrastruktur maupun suprasturktur politik dalam upaya
melaksanakan tugas dan fungsinya bagi terwujudnya tujuan nasional suatu negara
(Gabriel Almond)
Lingkungan fisik
o Kondisi Geografis
o Sumber kekayaan alam
o Kondisi Demografis (kependudukan)
Lingkungan Sosial
o
o
o
o
Lingkungan politik
Lingkungan sosial budaya
Lingkungan hankam
Lngkungan hukum
Kebudayaan Internasional
Struktur sosial internasional
Sistem ekonomi internasional
Sistem demografi internasional
secara langsung dalam pembuatan keputusan politik. Tingkat Pusat Dewan Pimpinan
Pusat (DPP) Partai Politik Organisasi Masyarakat (Ormas) Asosiasi Profesi Pusat
(AIPI, MIPI, dll) Media Massa Pendapat Umum Tingkat Daerah Dewan Pimpinan
Wilayah/Cabang (DPW/DPC) Partai Politik Ormas di Daerah Asosiasi Profesi
Cabang (AIPI Cabang Palu, MIPI Cabang Palu, dll) Tingkat Pusat Kepala Negara
(Eksekutif) DPR (Legislatif) MA (Yudikatif) Tingkat Daerah Pemerintah daerah
(Propinsi, Kabupaten/Kota) DPRD Propinsi, Kabupaten/Kota Pengadilan Negeri,
Pengadilan Tinggi
Lingkungan Internasional
Diagram Sistem Politik dalam S truktur dan Fungsi Politik (Gabriel Almond)
Sosialisasi Politik Rekrutmen Politik Komunikasi Politik Lingkcc
ungan fisik, sosial Dan ekonomi domestik Partai Politik Birokrasi Agregasi
Kepentingan Artikulasi Kepentingan Input Badan legislatif Eksekutif Pembuatan
Kebijaksanaan Penerapan Kebijaksanaan Badan Peradilan Kelompok Kepentingan
Output Penghakiman Kebijaksanaan Lingkungan Internasional
Pendekatan Behavioralis
Pendekatan ini yang sangat dipengaruhi oleh sistem analisi behavioralis (tingkah
laku), dalam arti unit analisisnya lebih didasarkan pada pernyataan, sikap dan prilaku
individu, organisasi dan lembaga pemerintah yang sedang berjalan.
Prinsip timbulnya pendekatan ini :
o Pendekatan ini merupakan gerakan pembaharuan dalam ilmu politik
o Sistem analisa dalam pendekatan ini adalah structural and funtional analysis
(G. Almond) artinya pendekatan ini adalah pendekatan yang mengacu pada
struktur dan fungsi suatu lembaga pemerintah dan masyarakt dengan
berpedoman pada realitas, fakta yang sedang terjadi
o Pendekatan ini menfokuskan perhatian pada analisa tingkah laku poliitk dan
bukan pada lembaga, kekuasaan, dan keyakinan politik)
o Pendekatan ini berpedoman pada fakta yang berlaku di masyarakat (bersifat
struktur dan fungsi)
o Mengacu pada penelitian empiris (das sain)
o Mengacu pada ilmu murni (teoritis)
o Konsep pemikiran lebih banyak dipengaruhi oleh konsep sosiologis dan
psikologis
o Analisi lebih banyak mengacu pada metode kuantitatif
o Pendekatan ini timbul pada dekade tahun 1950-an (pasca perang dunia II)
Pendekatan ini timbul sebagai reaksi terhadap aliran behavioralism karena dianggap
kerap melupakan nilai manusia, pendekatan yang memiliki anggapan bahwa manusia
adalah makhluk yang kreatif Asumsi
o Fokus utama pendekatan ini adalah lebih bersifat proaktif, kreatif, imagination
and vision
o Pendekatan ini memiliki tujuan ingin mengubah pendidikan dan metode
penelitian ilmu politik menjadi ilmu pengetahuan yang murni (eksakta) dan
metode kuantitatif
o Mengutamakan penelitian yang bersifat k o relatif dari pada penelitian yang
cermat
o Mengingatkan ilmu politik tidak kehilangan kontak dengan realitas sosial,
bahkan ilmu politik merasa harus melibatkan diri dalam usaha mengatasi
krisis yang dihadapi manusia. Menginginkan nilai sebagai fokus penelitian
ilmu politik
o Timbul pada dekade tahun 1960-an
http://wartanusantara.blogspot.com/2009/12/politisasi-dalam-hukum-media.html
POLITISASI
Dalam masyarakat yang demokratis akan lahir undang-undang yang responsif.
Undang-undang yang baik, hanya bisa dihasilkan oleh lembaga dan iklim yang baik
POLITISASI hukum adalah penyimpangan atau pembelokan dalam penegakan ataupun
pembuatan hukum. Politisasi menyebabkan hukum tidak berfungsi secara filosofis,
sosiologis, ataupun yuridis. Contoh politisasi dalam penegakan hukum yang aktual adalah
kasus Prita Mulyasari, kasus Bibit Chandra, dan sebagainya. Kasus politisasi pembuatan
hukum misalnya kasus UU Kesehatan, UU Peradilan Tipikor dan sebagainya.
Politisasi dalam pembuatan hukum khususnya undang-undang, memperlihatkan adanya
iklim dan faktor-faktor yang mempengaruhi mengapa lahir undang-undang yang tidak
responsif. Maka tidak aneh kalau Satjipto Rahardjo, menyebut biasanya undang-undang
sudah cacat sejak lahir.Sementara UU yang ideal, yang responsif, sesuai dengan idealisasi
rakyat, hanya bisa dilahirkan dalam sistem dan kultur yang kondusitf untuk itu.
http://sandroxhan.blogspot.com/2011/05/analisis-tentang-cara-cara-yang.html
A. Latar Belakang Masalah
Sistem adalah keseluruhan bagian-bagian (unsur-unsur) yang berhubungan satu sama lain
secara fungsional. Hubungan secara fungsional itu berarti hubungan yang saling
berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain. Sistem politik merupakan sistem yang
terbuka, karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan
tekanan.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan saja
seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan tradisional
dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan sekilas. Pendekatan
yang harus dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu pendekatan sistem, pelakusaranan-tujuan dan pengambilan keputusan.
Proses politik mengisyaratkan harus adanya kapabilitas sistem. Kapabilitas sistem adalah
kemampuan sistem untuk menghadapi kenyataan dan tantangan. Pandangan mengenai
keberhasilan dalam menghadapi tantangan ini berbeda diantara para pakar politik.
Ahli politik zaman klasik seperti Aristoteles dan Plato dan diikuti oleh teoritisi liberal
abad ke-18 dan 19 melihat prestasi politik dikuru dari sudut moral. Sedangkan pada masa
modern sekarang ahli politik melihatnya dari tingkat prestasi (performance level) yaitu
seberapa besar pengaruh lingkungan dalam masyarakat, lingkungan luar masyarakat dan
lingkungan internasional. Pengaruh ini akan memunculkan perubahan politik. Adapun
pelaku perubahan politik bisa dari elit politik, atau dari kelompok infrastruktur politik
dan dari lingkungan internasional.
Yang dimaksud dengan politik adalah segala kegiatan yang berkenaan dengan proses
pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang mengikat untuk masyarakat umum.
Keputusan itu dapat menyangkut kebijakan yaitu program-program perilaku dan dapat
pula berupa personil (aktor politik). Keputusan yang menyangkut kebijakan atau
program-program perilaku untuk mencapai tujuan tertentu adalah menyangkut dua hal
pula yaitu distribusi dan alikasi sumber-sumber. Perlu diketahui bahwa setidaknya ada
lima bagian yang berhubungan secara fungsional dalam suatu sistem politik yaitu budaya
politik, struktur dan fungsi politik, elit politik atau aktor politik, keputusan poliyik (out
put), dan input ( masukan-masukan) yang terdiri dari tuntutan (demands), dan dukungan
(supports).
Apa yang sangat menarik menarik perhatian sistem politik dalam memelihara dukungan
adalah pekerjaan yang dilakukan suatu sistem dan bagaimana sistem itu
melaksanakannya. Penekanan utamanya bukan pada bagian-bagian sistem dan
interaksinya tetapi dalam mengidentifikasi pekerjaan yang dilakukan dalam memelihara
dukungan tersebut dan apa saja yang dihasilkan sistem tersebut dalam memelihara
dukungan.
BAB II
SISTEM POLITIK INDONESIA DALAM MEMELIHARA DUKUNGAN
A. Sistem Politik Indonesia
rezim, dan dukungan terhadap komuitas politik. Dukungan terhadap komunitas politik
dimaksudkan sebagai dukungan terhadap keberadaan suatu kelompok yang berusaha
menyelesaikan perbedaan-perbedaan yang ada atau mendorong pembuatan keputusankeputusan yang mengikat melalui tindakan-tindakan bersama secara damai.
Dukungan terhadap rezim dapat diartikan sebagai dukungan terhadap aturan-aturan dasar
yang mengatur dan meyelaraskan berbagai tindakan anggota-anggota siste dalam rangka
menyelesaikan masalah-masalah yang muncul sebagai konsekuensi dukungan terhadap
suatu komunitas politik. Dukungan terhadap pemerintah dapat diartikan sebagai
dukungan terhadap suatu pemerintahan yang bertugas melaksanakan penyelesaian
terhadap beragam masalah dan konflik yang muncul diantara sesama anggota sistem.
Tuntutan-tuntutan bukanlah satu-satunya masukan karena dukungan juga terdapat disana.
Dalam masyarakat yang terbuka, dukungan terhadap sistem politik dinyatakan secara
terbuka (over action), sedangkan dukungan yang dinyatakan itu selaras dengan sikap
yang ada dalam batinnya (Halking, 2011: 45). Dukungan yang bersifat over action
mungkin berwujud memberikan suara yang mendukung pencalonan seorang dalam
Pemilu untuk menjadi anggota DPR dan DPD serta DPRD, membela dan
mempertahankan keputusan yang dibuat oleh pejabat tertentu, dan lain sebagainya.
Seperti contoh yang terdapat dalam koran Waspada, 15 September 2010 yang berisikan
tentang pembangunan Kemewahan dan arogansi DPR dimana dikatakan bahwa kondisi
saat ini yang tercipta jauh lebih buruk dari apa yang tercipta dalam masa Soekarno, Hatta,
dan Soeharto. Artikel tersebut menjelaskan bahwa sebagian elit puncak Indonesia yang
mendukung pembangunan kemewahan yang ditujujukan ke DPR yang sama sekali tidak
menggambarkan kesederhanaan.
Seperti dalam tuntutan, ada masalah-masalah khas tekanan dukungan, sebagaimana
dikatakan Easton dalam (Oran R. Young, 1984: 51) yang mengatakan bahwa kekerasan
tergantung kepada:.. pertahanan tingkat minimum dari pengikatan untuk masingmasing tingkat minimum ini, kekerasan tiap sistem akan berbahaya. Jawaban khas
terhadap btekanan dukungan dapat dibagikedalam beberapa kategori. Aturan struktural
berkenaan dengan kemungkinan pengurangan tekanan dukungan dengan perubahan
unsur-unsur struktural sistem. Contoh-contoh memasukkan perubahan perwakilan sistem,
pola-pola pengelompokan partai-partai atau norma-norma rezim.
Diluar peraturan struktural seperti itu harus dibuat perbedaan antara dukungan menyebar
(diffuse support) dengan dukungan khusus (specific support). Dukungan khusus meliputi
dukungan yang timbul sebagai jawaban langsung terhadap output terbatas dari sistem,
sedangkan dukungan menyebar meliputi berbagai jenis gerakan-gerakan bersifat
menyokong dan bersikap tidak secara langsung dengan output khusus.
C. Cara yang dikakukan Sistem Politik Indonesia dalam Memelihara Dukungan
Suatu sistem politik menerima dukungan yang sangat besar dari lingkungan-yang bila
tidak maka secara alamiah system tersebut akan mati. Menurut Easton dalam (SP. Varma,
2002: 280), ketangguhan sistematik dukungan tergantung pada suatu tingkat minimum
dari keterkaitan masing-masing tujuan politik yaitu komunitas politik, rezim, dan ototitas
politik yang memegang kekuasaan pada setiap waktu. Bila masukan dukungan jatuh
dibawah batas minimal ini maka ketangguhan system politik apa pun akan menjadi
berbahaya. Dukungan politik dapat merosot atau terkikis karena satu dan lain sebab,
tetapi hal ini terutama terjadi karena kegagalan system politik untuk menghantarkan apaapa yang dikehendaki.
Input dukungan dapat digolongkan atas empat jenis yaitu sebagai berikut, (Halking, 2011:
144)
1. Dukungan material, seperti membayar pajak, Ipeda dan Bea Cukai, dan bentuk
pungutan resmi lainnya.
2. Dukungan berupa mematuhi dan menaati hukum dan peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah
3. Dukungan yang bersifat partisipasi, seperti ikut memilih, diskusi politik membuat
petisi dukungan kepada pemimpin politik, dan sebagainya.
4. Dukungan yang berupa perhatian kepada segala informasi yang disampaikan oleh
pemerintah, memberikan simbol-simbol dan upacara-upacara yang dilakukan oleh
pemerintah, yang kesemuanya itu merupakan manifestasi dari hormat kepada
kewenangan pemerintah yang sah.
Untuk memperoleh dukungan dari anggota masyarakat adakalanya pemerintah tidak
perlu selalu memenuhi tuntutan dari anggota masyarakat, walaupun tuntutan itu diajukan
oleh anggota masyarakat yang paling berpengaruh atau pendukung setia pemerintah.
Seperti contohnya yang terdapat dalam Harian Analisa 25 Juni 2010 yang seharusnya
memelihara dukungan yang membangun lenbaga kajian pendidikan Independen.
Pemerintah Imdonesia sering mengalami goncangan sebagai akibat dari output atau
keputusan politik yang tidak selaras dengan tuntutan anggota masyarakat Indonesia. Akan
tetapi pemerintah Indonesia dapat tetap bertahan oleh karena adanya cadangan dukungan
dari parpol, rasa keterikatan yang relatif tinggi anggota masyarakat kepada pemimpin,
termasuk pemimpin pemerintahan. Selama dukungan cadangan itu tetap memberikan
kesetiaan makan sistem politik Indonesia akan tetap bertahan (Halking, 2011: 150).
BAB III
ANALISIS SISTEM POLITIK INDONESIA DALAM MEMELIHARA DUKUNGAN
Seseorang dapat mengambil sikap bahwa sistem hanya diterapkan untuk unsur-unsur
yang mempunyai hubungan penting satu sama lain dalam arti tingkat
ketidaktergantungannya tinggi. Sistem politik adalah suatu sistem analitik yang dalam
sistem keanggotaan secara keseluruhan ia dibentuk oleh masyarakat. Terutama sistem
politik adalah system interaksi dalam masyarakat melalui mana alokasi yang mengikat
atau berwenang dibuat dan dilaksanakan.
Untuk mendapat dukungan di dalam sistem politik di Indonesia sebagian ada yang
bersifat manipulasi. Hal itu disebabkan karena pemerintah tidak menginginkan
masyarakat bersifat sewenang-wenang dalam menyampaikan tuntutan mereka. Selain itu
pemerintah juga bisa saja menggunakan bujukan dan persetujuan untuk mendapat sebuah
dukungan.
Seperti dalam dukunagan dalam persektif ekonomi, tatkala pertama kalinya perhatian
dipusatkan pada masalah pembagunan ekonomi dan perlunya merubah ekonomi
perekonomian statis menjadi perekonomian yang dapat meluncur sendiri. Oleh sebab itu
wajarlah kalau pembangunan politik dipandang sebagai keadaan mayarakat politik yang
dapat memperlancar pertumbuhan ekonomi. (Juwono Sudarsono, 1981: 17)
Pemerintah dalam memelihara dukungan masih belum dapat memeilahara dukungan
sebagaimana mestinya. Masih banyak kesalahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam
memelihara dukungan. Hal itu terbukti dari masih adanya sistem politik Indonesia yang
tidak mampu memenuhi tuntutan masyarakat sehingga arus dukungan akan berkurang
atau bahkan dapat hilang.