TEORI PERUNDANG-UNDANGAN
1 Bdk. L.G. van Reijnen, Algemene beginselen van decentrale regelgeving, dalam : Regel Maat (1986), hlm. 3 dst.
Sebagai bahan bandingan untuk hal ini diBelanda misalnya sudah dibuat pedoman dalam
hal pembagian kewenangan ini yang intinya adalah :
Pedoman keberhematan peraturan menghendaki agar diusahakan pembagian
tugas yang sejelas mungkin antara pemerintah pusat dan badan-badan umum
lebih rendah.
Yang menjadi titik sentral di situ adalah menghindarkan keharusan untuk
mengeluarkan atau melaksanakan peraturan secara bersama-sama. Karena itu,
otonomi yang ada sedapat mungkin tidak dikutak-kutik, dan perumusan kembali
yang dilakukan oleh pemerintah perlu diberi penjelasan yang lengkap. Dalam
sarannya atas UU Wisma Jompo, Raad masih bersikap lunak terhadap praktek
akrobat kewenangan yaitu kewenangan mula-mula diserahkan kepada kotapraja
dan kemudian diambil kembali. 2 Tweede Kamer telah pula menyinggung hal ini,
tetapi toh membiarkannya pula.
Pelaksanaan asas ini penting bagi praktek, melalui penjelasan atas delegasi, DPR dapat
menilai apakah asas ini tepat untuk diletakkan di luar pengaturan atas masalah-masalah tertentu,
tanpa mengurangi kewajiban dan tanggung jawab. Selain itu, asas ini penting pula bagi hakim.
Seperti diketahui, hakim harus menilai apakah suatu peraturan telah dibuat oleh organ yang
berwenang; jika tidak, peraturan itu takmengikat Untuk itu hakim harus selalu mengetahui batas-
batas delegasi. Ia juga akan menengok kembali ke tujuan dari suatu undang-undang untuk menilai
kewenangan yang ada.
5 Lihat Van der Vlies, dalam : Regel Maat (1986), hlm. 23 dan 24.
pembuatan suatu peraturan itu baru sekedar awal penyelesaian masalah. Penyelesaiannya baru
benar-benar terjadi jika undang-undang itu nyata-nyata telah menghilangkan masalahnya.
Untuk itu pertama-tama harus ada kesediaan dalam masyarakat untuk mentaati peraturan
yang telah ditetapkan. Jika kesediaan ini tidak ada, hasilnya akan mengecewakan. Contoh dari
pengaturan yang tidak memadai semacam itu adalah Undang-undang lalu lintas dan jalan raya yang
pada akhirnya Tahun .... Berlakunya suatu peraturan yang tidak ditaati orang akan menimbulkan
ketakpastian hukum serta mengurangi kewibawaan pembuat peraturan.
Pembuat Peraturan lalu akan dianggap sebagai penyandang kewibawaan yang lemah dan
tidak becus. Ini dapat mempengaruhi ketaatan orang terhadap peraturan-peraturan lainnya.
Semakin sedikit peraturan dilemparkan ke masyarakat, semakin harus dikembangkan instrumen
yang lebih kuat bagi pentaatannya jika pembuat peraturan berpendapat bahwa peraturan itu
bagaimanapun juga harus dibuat. Pembuat peraturan tentu saja dapat memperbesar wawasannya
dalam penerimaan peraturan itu dan mungkin juga berhasil mendorong penerimaan itu dengan
melakukan pembicaraan dengan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan.
Jika pembuat peraturan bukan sekaligus pelaksana suatu peraturan, pembicaraan dengan
dinas-dinas pelaksana perlu pula diadakan. Dari pengalaman-pengalaman mereka dengan
peraturan-peraturan serupa, dinas-dinas ini dapat menunjukkan mana yang dalam peraturan itu
dapat dilaksanakan dan mana yang tidak. Mereka sekaligus pula dapat mengemukakan keinginan
mereka menyangkut perangkat instrumen tersebut.
Salah satu butir yang praktis adalah apakah aparat pelaksananya sudah ada ataukah masih
harus diciptakan. Pada banyak undang-undang pajak yang baru selalu diajukan pertanyaan
mengenai kemampuan dan kesiapan Direktorat Jenderal pajak untuk melaksanakan peraturan-
peraturan baru tersebut. Karena itu, sesekali, menteri keuangan mendapat tambahan pegawai
baru untuk mengamankan pelaksanaan peraturan-peraturan itu. Dengan memperhatikan
dukungan sosial serta beban bagi aparat pemerintah dan peradilan, perlu ditetapkan sistem
pemberian sanksi.
Tergantung pada jenis peraturannya, dapat dipilih antara sanksi positif atau sanksi negatif.
Orang dapat, misalnya, melarang penggunaan kaca-tunggal pada bangunan tempat tinggal dan
menegakkan larangan itu melalui ketentuan pidana; sebaliknya, orang dapat pula mendorong
penggunaan kaca-rangkap melalui pemberian subsidi untuk itu. Kemungkinan yang terakhir ini
pada umumnya memberikan beban yang lebih sedikit pada aparat pemerintah dan peradilan,
mempunyai efek yang lebih besar, serta pengeluaran biaya yang relatif lebih kecil.
Penelitian mengenai tingkat penegakkan suatu undang-undang dapat memakan banyak
waktu; inilah alasan adanya kewajiban membuat laporan yang ditugaskan kepada pihak-pihak yang
harus melaksanakan undang-undang dalam tingkat pertama.
Kemungkinan-pelaksanaan yang baik terutama berguna bagi peraturan itu sendiri.
Pembuatan suatu undang-undang yang tidak mungkin dilaksanakan akan dalam jangka panjang
sangat merugikan bagi pembuatan peraturan. Penerapan asas ini khususnya penting dalam tahap
proses pembentukan peraturan. Asas ini tidak begitu saja dapat dipakai sebagai dasar pengujian
oleh hakim. Analisis atas untung-rugi penting untuk dilakukan dan diketahui orang.