Tanah-tanah yang menjadi objek landreform akan dibagikan kepada petani yang
belum memiliki tanah diatur dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah No 224 Tahun 1961,
yaitu:
1) Tanah-tanah selebihnya dari batas-batas maksimum sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang No 56 Prp Tahun 1960 dan Tanah-Tanah yang jatuh
pada negara, karena pemiliknya melanggar ketentuan-ketentuan undang-
undang tersebut.
2) Tanah-tanah yang diambil oleh pemerintah karena pemiliknya berdomisili di
luar kecamatan tempat letak tanah yang bersangkutan.
3) Tanah-tanah swapraja dan bekas swapraja yang telah beralih kepada negara.l
4) Tanah-Tanah lain yang dikuasai langsung oleh negara.
Tindaklanjut dari bagian ke empat diatas adalah Keputusan BPN Nomor 25 Tahun 2002
Tentang Pedoman Pelaksanaan Permohonan Penegasan Tanah Negara Menjadi Obyek
Pengaturan Penguasaan Tanah/ Landreform pada bagian KEDUA, meliputi:
Tanah-tanah Negara Lainnya yang akan ditegaskan menjadi obyek Pengaturan Penguasaan
Tanah/ Landreform oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional meliputi:
a. Tanah Negara Bebas
b. Tanah-tanah bekas Hak Erfpacht
c. Tanah-tanah bekas Hak Guna Usaha yang telah berakhir waktunya dan tidak diperpanjang
oleh pemegang hak atau telah dicabut/dibatalkan oleh Pemerintah
d. Tanah-tanah Kehutanan yang telah digarap/dikerjakan oleh rakyat dan telah dilepaskan
haknya oleh Instansi yang bersangkutan
e. Tanah-tanah bekas Gogolan
f. Tanah-tanah bekas Hak Adat/ Ulayat