1. Fungsi hukum (secara khusus), bukan yang secara umum → ada 5 fungsi hukum
1) Fungsi hukum sebagai “a Tool of Social Control”
Setiap kelompok masyarakat selalu ada permasalahan sebagai akibat perbedaan
Antara yang ideal dan yang aktual → aturan-aturan sebelum ada pandemi covid
vs pada saat ada pandemic covid 19
Antara yang standar dan yang praktis → UU lalu lintas (memakai helm ketika
berkendara sepeda motor) vs tidak memakai helm karena dianggap lebih
praktis
Antara yang seharusnya atau yang diharapkan dilakukan dan apa yang dalam
kenyataannya dilakukan → UU perkawinan vs pernikahan siri
Hukum sebagai alat kontrol sosial memberikan arti bahwa ia merupakan sesuatu
yang dapat menetapkan tingkah laku manusia (sesuatu yang menyimpang terhadap
aturan hukum). Sebagai akibatnya, hukum dapat memberikan sanksi atau tindakan
terhadap si pelanggar. Oleh karena itu, hukum pun menetapkan sanksi yang harus
diterima oleh pelakunya. Dalam hal ini berarti, hukum mengarahkan agar
masyarakat berbuat secara benar menurut aturan sehingga ketentraman dapat
terwujud.
sanksi ini berkaitan dengan kontrol sosial. ✓Sebagai contoh → “sanksi pezina bagi
masyarakat penganut hukum Islam secara konsekuen berbeda dengan masyarakat
Eropa Barat. Orang Islam memberikan sanksi yang lebih berat, sedangkan orang
Eropa Barat memberi sanksi yang lebih ringan. hukum bukan satu-satunya alat
kontrol sosial, disini hukum sebagai alat pengendali sosial yang memainkan peran
pasif. hukum menyesuaikan diri dengan kenyataan masyarakat yang dipengaruhi
oleh keyakinan dan ajaran filsafat lain yang diyakininya.
ukuran bagi norma kritik yang mendasari atau menjiwai tata hukum. ❑ Oleh sebab itu,
pandangan hidup yang dianut akan memberikan koherensi (kesatupaduan) dan
pengarahan pada keseluruhan proses-proses sosial serta penormaan (pengkaidahan)
peraturan-peraturan hukum beserta dengan proses-proses penerapannya dalam
kehidupan bermasyarakat. Jadi, tata hukum adalah hasil perpaduan dinamis antara
pandangan hidup yang dianut dan kenyataan dalam lingkungan hidup manusia, yang
dipadatkan dalam keseluruhan asas - asas hukum, kaidah-kaidah hukum dan pranata-
pranata hukum yang tersusun dalam suatu struktur yang bersistem. Juga filsafat hukum
yang merumuskan landasan kefilsafatan dan norma kritik bagi tata hukum yang
berlaku. Hal ini akan diwarnai oleh pandangan hidup yang dianut oleh negara dan
masyarakatnya. Asas kerukunan, asas kepatutan, dan asas keselarasan merupakan ciri
khas dari Hukum Pancasila Hal ini dapat dicakup dengan satu istilah, yakni sifat
kekeluargaan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Hukum Pancasila adalah hukum
yang bersemangat kekeluargaan. Semangat kekeluargaan menunjuk pada sikap yang
berdasarkannya kepribadian setiap warga masyarakat diakui dan dilindungi oleh
pemerintah dan negara. Oleh sebab itu, diperlukannya hukum progresif yang memuat
kandungan moral yang sangat kuat. Dalam konteks ini, hukum tidak dijadikan sebagai
teknologi yang tidak bernurani, tetapi sebagai suatu institusi yang bermoral
(berdimensi kemanusiaan). Hal inilah yang disebut moral Pancasila.