Anda di halaman 1dari 11

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

KOMUNIKASI KESEHATAN

Dosen :

Nurul Ulfah MKS.m.kes

Disusun oleh:

KELOMPOK 2 KELAS B7

Eva 141 2019 0219

Putri Mega Maharani 141 2019 0236

Rahmawati 141 2019 0235

Musfira 141 2019 0254

Suci Ramadhani Pridani 141 2019 0249

S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tahun Ajaran 2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Komunikasi
Kesahatan”. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat didunia. Makalah ini
merupakan salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Kesehatan di program studi Kesehatan Masyarakat.
Sselanjutnya penukis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu -----------------------
selaku dosen pembimbing mata kuliah Komunikasi Kesehatan dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan mata kuliah Komunikasi Kesehatan dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Akhirnya, penulis menyadari bahwa
banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar,14 Maret 2020

Tim penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan .................................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAAN .......................................................................................................... 2

2.1 Pengertian Model Komunikasi ............................................................................................... 2

2.2 Model-Model Dalam Komunikasi ......................................................................................... 3

2.2.1 Model S – R ............................................................................................................ 3

2.2.2 Model Aristoteles .................................................................................................... 3

2.2.3 Model Lasswell ...................................................................................................... 4

2.2.4 Model Shannon dan Weaver ................................................................................... 4

2.2.5 Model Tubbs ........................................................................................................... 4

2.2.6 Model Interaksional ................................................................................................ 5

2.2.7 Model Transaksional .............................................................................................. 5

2.2.8 Model Gerbner ........................................................................................................ 6

2.2.9 Medel DeFleur ........................................................................................................ 6

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 7

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 7

BAB V DAFRAR PUSTAKA .................................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk sosial yang memerlukan sosialisasi dalam hidupnya untuk memenuhi
kebutuhan fisik maupun psikologisnya. Salah satu cara dalam sosialisasi adalah melakukan komunikasi
antar individu dengan individu, antar indivudu dengan kelompok, ataupun antar kelompok dengan
kelompok.

Komunikasi merupakan suatu pembentukan, penyampaian, penerima, pengelolah pesan yang terjadi
dalam diri seseorang. Seiring dengan berkembangnya manusia banyak pula terjadi fenomena komunikasi.
Model komunikasi dibuat supaya mempermudah dalam memahami proses komunikasi dan melihat
komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi. Komunikasi juga merupakan suatu proses. Hal
ini terjadi dalam setiap gejala atau peristiwa yang tidak luput dari adanya suatu komunikasi yang terjalin
antarmanusia.

Para pakar lazim menrancang model-model komunikasi dengan menggunakan serangkai blok ,segi
empat, lingkaran, panah, spiral dan sebagainya untuk mengidentifikasikan kompenen-komponen,variabel-
variabel atau kekuatan-kekuatan yang membentuk komunikasiatau melukiskan hubungan diantara
komponen tersebut. Kata-kata, huruf, dan angka sering pula digunakan untuk melengkapi model-model
komunikasi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang terlah diuraikan diatas, maka masalah yang akan diuraikan adalah

a.Apa yang dimaksud dengan model-model komunikasi?

b.Bagaimana bentuk model komunikasi?

c.Apa fungsi dan manfaat model komunikasi?

1.3 Tujuan

Untuk memahami apa saja model komunikasi dan manfaat adanya model komunikasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Komunikasi

Model Komunikasi adalah gambaran simbolis yang sederhana dari proses komunikasi yang
memperlihatkan kaitan antara satu komponen komunikasi dengan komponen lainnya. Menurut Onong
Uchyana Efendy (dalam Suryanto, 2015: 228) secara umum model komuniasi dapat dibagi dalam tiga
kelompok ;

1. Kelompok model dasar

2. Model yang menyangkut pengaruh personal, penyebaran,dan dampak komunikasi massa terhadap
perseorangan

3. Model-model tentang efek komunikasi massa terhadap kebudayaan masyarakat

Dari sumber lain menyebutkan ada dua kelompok lain selain tiga kelompok diatas yaitu model yang
memusatkan perhatian kepada rakyat dan model komunikasi tentang system, produksi, seleksi, dan alur
media massa. Menurut Littlejohn dan Hawes (1983), teori merupakan penjelasan (explanation),
sedangkan model merupakan representasi (representation) model tidak berisikan penjelasan mengenai
hubungan dan interaksi antarfactor dan unsur yang menjadi bagian dari model.

Model komunikasi digunakan untuk memahani fenomena komunikasi. Model adalah representasi
suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan menunjukkan unsur-unsur penting fenomena
tersebut. Namun sebagai alat penjelasan femomena, model juga mereduksi fenomena komunikasi. Artinya
, ada nuansa komunikasi lainnya yang tidak terjelaskan oleh model (Deddy Mulyana,2000). Model dapat
diginakan sebagai basis bagi teori yang lebih kompleks.

2.2 Fungsi dan Manfaat Model Komunikasi

Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr (dalam Jalaludin, 1989) mengatakan banwa model
membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Model komunikasi merepesentasikan
secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan perincian yang tidak perlu dalam “dunia nyata’’.
Gordon Wiseman dan Lrry Barker (dalam Jalaludin, 1989) mengemukakan bahwa model komunikasi
memfunyai tiga fungsi ;

2
1. Melakiskan proses komunikasi

2. Menunjukan hubungan visual

3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi

Menurut Deutch (dalam Suryanto, 2015) model dalam konteks ilmu pengetahuan sosial mempunyai
empat fungsi yaitu ;

1. Mengorganisasikan, membantu mengorganisasikan sesuatu dengan cara mengurutkan serta


mengaitkan suatu bagain sehingga memperoleh gambaran yang menyeluruh
2. Model membantu menjelaskan, model membantu menjelaskan melalui informasi yang lebih
sederhana,tanpa model suatu hal akan tampak rumit dan tidak jelas.
3. Heuristic, model dapat diketahui secara keseluruhan karena model memberikan gambaran tentang
komponen pokok dari suatu system atau proses.
4. Prediksi, melalui model dapat diperkirakan hasil atau akibat yang akan dicapai dari suatu proses.

2.3 Model-Model dalam Proses Komunikasi

1. Model S-R

Model stimulus-respon (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh
disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model tersebut menggambarkan stimulus –
respon. Model ini menunjukkankomunikasi sebagai aksi reaksi yang sederhana. Model ini mengasumsi
banwa kata-kata verbal, isyrat non-verbal, gambar dan tindakan tertentu merangsang orang lain untuk
memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan memiliki
banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi. Bila seorang lelaki berkedip kepada
seorang wanita, dan wanita itu kemudian tersipu malu,itulah pola S – R.

Pola S – R dapat pula berlangsung negatif, misalnyan orang pertama menatap orang kedua dengan
tajam, dan kedua orang itu balik menatap, atau menunduk malu, atau malah memberoktak.

2. Model Aristoteles

Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang disebut model retorikal. Model ini
sering disebut seni berpidato. Menurut Aristoteles (dalam Suryanto, 2015) persuasi dapat dicapai oleh
siapa anda (etos kepercayaan anda), argumen anda (logika-logika dalam emosi khalayak). Model ini
membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang pertama.

3
Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan pembicaranya kepada khalayak dengan
tujuan mengubah sikap perilakunya. Tepatnya, ia mengemukakan tiga unsur dasar dalam proses
komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan (message), dan pendegar (listener).

3. Model Lasswell

Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal, yakni who says what in which channel to
whom with effect (siapa mengatakan apa, dengan medium apa, kepada siapa, dengan pengaruh apa).
Model ini sering digunakan pada komunikasi massa. Model ini dikemukakan oleh Harold Lasswell tahun
1948 yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang diembangnya alam masyarakat,
lingkungan, korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan,transmisi
warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya. Model yang diutarakan Lasswell ini secara jelas
mengelompokkan elemen-elemen dasar dari komunikasi ke dalam lima elemen yang tidak dapat
dihilangkan salah atunya (Lasswell dan Littejohn, 1996:334).

4. Model Shannon dan Weaver

Model awal komunikasi dikemukakan oleh Claude Shannon dan Weaver pada tahun 1949. Model ini
sering disebut model matamalis atau model teori informasi itu mungkin adalah model yang pengaruhnya
paling kuat atas model dan teori komunikasi lainnya. Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem
penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Dengan kata lain, model Shannon dan Weaver
mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan dari perangkat pesan yang dimungkinkan.
Pemancaran (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyak yang sesuai dengan saluran yang digunakan.
Saluran (channel) adalah medium yang mengirim sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver).

Model Shannon dan Weaver dapat diterapkan kepada konteks-konteks komunikasi lainnya seperti
komunikasi antarpribadi, komunikasi publik, dan komunikasi massa.

5. Model Tubbs

Menggambarkan komunikasi yang paling mendasar yaitu komunikasi dua orang (diadik). Model
komunikasi Tubbs sesuai dengan konsep komunikasi sebagai transaksi yang mengasumsikan kedua
peserta sebagai pengirim sekaligus penerima pesan. Model Tubbs melukiskan baik komunikator satu atau
dua terus menerus memperoleh masukan yakni rangsangan baik diluar dalam maupun luar dirinya yang
sudah berlalu baik yang sudah berlangsung juga semua pengalaman fisik maupun sosial yang sudah
mereka peroleh. Akan tetapi, komunikator satu dan komunikator dua adalah manusia yang untuk
mempunyai latar belakang sosial-budaya yang berbeda. Jadi, filter atau penyaring mereka masing-masing
baik fisiologi maupun psikologis juga dapat berbeda.

4
Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal juga nonverbal, disengaja ataupun tidak disengaja.
Salurannya adalah alat indra terutama indra pendengaran, penglihatan, dan peraba. Pada model Tubbs
komunikator satu dan komunikator dua memiliki unsur gangguan. Pada model ini.terdapat dua jenis
gangguan yaitu gangguannteknis dan gangguan sematik. Gangguan teknis adalah faktor yang
meneyebabkan penerima merasakan perubahan dalam informasi dan rangsangan. Gangguan sematik
adalah pemberian makna yang berbeda akan unsur bahasa dan lambing yang disampaikan pengirim.

Meskipun dalam model Tubbs komunikator satu dan komunikator dua mempunyai unsur yang
didefinisikan sama yaitu; masukan, penyaring, pesan, saluran dan gangguan, unsue-unsur tersebut tetap
berbeda dalam muatannya.

6. Model Interaksional

Model interaksional merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh para ilmuan sosial
yang menggunakan perspektif interaksi simbolik dengan tokoh utamanya Herbert dan muridnya Blumer.
Model interaksi sangat sulit digambarkan dengan diagramatik, karena karakteristiknya yang kuatitatif,
nonsistematik dan nonlinier. Model verbal lenih disesuaikan dengan model ini. Model interaksional tidak
menggambarkan komunikasi sebagai pembentukkan makna (penafsiran atas pesan dan perilaku manusia)
oleh para peserta komunikasi (komunikator), namun konsep penting yang digunakan adalah diri, diri yang
lain, simbol, makna, penafsiran, dan tindakan.

Komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang menegembangkan potensi


manusiawinya melalui interaksional, tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran oranglain.
Diri berkembang lewat interaksi dengan oranglain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti keluarga
dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkunagn luas dalam
suatu tahap yang disebut tahap pertandingan.

7. Model Transaksional

Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Model ini
menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam
sebuah episode komunikasi. Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif pengirim dan
penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Model
transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan
baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta kominikasi (komunikator)
melakukan proses negosiasi makna.

5
6. Model Gerbner

Model gerbner adalah merupakan perluasan dari model Lasswell. Model ini terdiri dari model verbal
dan model dragmatik. Model verbal adalah seseorang memersepsi kejadian dan bereaksi itu melalui
berbagai pemaknaan untuk membuat bahan-bahan yang dibutuhkan model verbal gerbneradalah sebagai
berikut: dalam beberapa bentuk dan konteks dalam suatu isidan kosenkuensi yang ada.

1. Seseorang sumber
2. Mempersepsi suatu kejadian
3. Bereaksi
4. Melalui suatu alat (maluran, media, rekayasa fisik, fasilitas administratif dan kelembagaan untuk
distribusi dan kontrol)
5. Untuk menyediakan materi
6. Dalam suatu bentuk
7. Konteks
8. Yang mengandung isi
9. Yang mempunyai suatu konsekuensi

Model Gerbner menunjukan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian dan mengirimkan pesan
kepada suatu transmitter yang pada gilirannya pengiriman sinyal pada penerima (receiver), dalam
transmisi itu sinyal menghadapi gangguan dan muncul sebagai SSS bagi sasaran (destination). Model ini
berbicara dalam dua konteks, yang komunikasi interpersonal dan komunikasi massa. Perbedaan yang
paling penting diantara keduanya adalah umpan balik (feedback).

8. Model Defleur

Model Melvien L. DeFleur. Seperti model Westley dan MacLean, menggambarkan model
komunikasi masa ketimbang komunikasi antarpribadi. Seperti diakui DeFleur, modelnya merupakan
perluasan dari model-model yang dikemukakan para ahli lain, khususnya Shannon dan Weaver, dengan
memasukkan perangkat media massa (mass medium device) dan perangkat umpan bslik (feedback
device). Ia menggambarkan sumber (source), pemancaran (transmitter), penerima (receiver), dan sasaran
(destination) sebagai fase-fase terpisah dalam proses komunikasi massa, serupa dengan fase-fase yang
digambarkan Schramm (source, encoder, signal, decoder, destination) dalam proses komuniksasi massa.

Menurut DeFleur komunikasi bukanlah pemindahan makna. Alih-alih, komunikasi terjadi lewat
operasi seperangkat komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfosis
(isomorphims) diantara respon internal (makna) terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim
dan penerima.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara garis besar model adalah alat yang digunsakan untuk membantu merumuskan suatu
pemersalahan atau teori. Begitu pula tentang model-model komunikasi seperti yang sudah disebutkanpada
paper ini.

Model-model komunikasi tersebut merupakan suatu teori dari paara ahli ilmu komunikasi tentang
definisi suatu perngertian komunikasi. Model-model tersebut membantu kita untuk lebih mengerti akan
konsep dan defenisi suatu proses komunikasi.

Tiap-tiap model tidak dapat dikatakan salah, karena model-model tersebut teranalisa dengan seksama
oleh para ahli dan menjadi anutan bagi masyarakat. Dengan segala kekurangan dan kelebihannya,
kemungkinan segala teori ilmu komunikasi masih akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya
teknoligi informasi dan gaya hidup manusia. Dan itu akan menjadi tantangan bagi kita orang-orang yang
berkecimpung dalam dunia komunikasi untuk selalu memberikan hal-hal yang baik untuk kemajuan diri.

7
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Notoatmodja, (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinys. Jakarta: Rineks Cipta

Riswandi, Ilmu Komunikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta,2009

Anda mungkin juga menyukai