Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN


MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA ANGKATAN 2019 TENTANG PEMBERANTASAN
NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

OLEH

KELOMPOK 4 :

MERLYANI BASIR 14120180171

INDAH AYU LESTARI 14120180172

IRING TRI AMALIA 14120180175

NUR MUTIARA HUSNAH HIDAYATULLAH BW 14120180188

IRMAYANTI 14120180277

KELAS C5

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkah dan rahmatNya
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Terselesaikannya hasil penelitian ini tidak lepas dari dukungan
moral dan mental, arahan, kritik positif, serta saran yang membangun dari
semua pihak.
Sebagai rasa syukur, dalam kesempatan kali ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Sartika, SKM., M.Kes selaku
dosen pembimbing mata kuliah Survei Epidemiologi yang telah
memberikan arahan, kritik, dan saran yang membangun dalam
penyusunan hasil penelitian ini dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang turut memberikan bantuan hingga
terselesaikannya laporan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan
demi kemajuan penulis untuk ke depannya. Semoga laporan hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 27 November 2020

Penulis, kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

DAFTAR TABEL........................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................ 2

C. Tujuan Penelitian...........................................................................3

D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................5

A. Tinjauan Umum Demam Berdarah Dengue..............................5

B. Tinjauan Umum Pengetahuan.....................................................11

C. Tinjauan Umum Sikap.................................................................. 13

D. Tinjauan Umum Tindakan............................................................14

BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 16

A. Rancangan Penelitian...................................................................16

B. Tempat Dan Waktu....................................................................... 16

C. Populasi Dan Sampel................................................................... 16

D. Metode Pengumpulan Data.........................................................19

E. Variabel Penelitian........................................................................ 19

F. Bahan Dan Instrumen Penelitian................................................ 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 22

iii
A. Hasil.................................................................................................22

B. Pembahasan.................................................................................. 41

BAB V PENUTUP..........................................................................................487

A. Kesimpulan.....................................................................................47

B. Saran............................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 59

LAMPIRAN..................................................................................................... 51

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3 Distribudi Responden Berdasarkan Kelas

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang


Penyakit DBD
Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Penyebab Penyakit DBD
Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap
Tempat Penular Nyamuk Penyakit DBD
Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tempat
Nyamuk DBD Berkembang Biak
Tabel 8 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai 3M
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk
Tabel 10 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Manfaat Pemberantasan Sarang Nyamuk
Tabel 11 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Berapa Kali Harus Menguras Tempat Penampungan Air
Tabel 12 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai
Kegunaan Bubuk Abate
Tabel 13 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Penyakit DBD Adalah Penyakit Yang Berbahaya
Tabel 14 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pencegahan
DBD Dengan Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Tabel 15 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Rutin Mengecek Dan
Memantau Keberadaan Jentik Di Sekitar Lingkungan Rumah

v
Tabel 16 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Rutin Melakukan 3M
Setiap Seminggu Sekali Meskipun Tidak Ada Anggota Keluarga
Yang Menderita DBD
Tabel 17 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tidak Membiarkan
Pakaian Kotor Menggantung Dibelakang Pintu
Tabel 18 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap
Pemberantasan Sarang Nyamuk Adalah Tugas/Tanggung Jawab
Seluruh komponen Masyarakat, Bukan Hanya Tugas Pemerintah
Atau Tenaga Kesehatan
Tabel 19 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Terhadap
Seberapa Sering Menguras dan membersihkan Bak Mandi Yang
Ada Di Rumah
Tabel 20 Distribusi Responden Berdasarkan Tidakan Terhadap Keadaan
Tempat Penampungan Air Untuk Keperluan Hari-Hari Di Rumah
Tabel 21 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Terhadap Secara
Teratur Membersihkan/Mengubur/Membakar Barang Bekas Yang
Dapat Menjadi Tempat Sarangnya Nyamuk
Tabel 22 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Terhadap
Kebiasaan Di Rumah Dalam Menyimpan Pakaian
Tabel 23 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Jika Ada Barang
Bekas Di Sekitar Halaman Rumah
Tabel 24 Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan Responden di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
Tabel 25 Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Responden di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan
2019
Tabel 26 Distribusi Frekuensi Variabel Tindakan Responden di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan
2019

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia
sebagai negara dengan kasus Demam Berdarah tertinggi di Asia
Tenggara. Insidensi penyakit dengue meningkat secara dramatis di
seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir ini. Lebih dari 2,5 milyar
orang atau lebih dari 40% populasi di dunia sekarang ini berisiko
terserang penyakit Dengue. WHO mengestimasi terdapat 50-100 juta
infeksi Dengue di seluruh dunia setiap tahunnya (WHO, 2012).
Penyakit menular yang disebabkan oleh vektor (vector borne
disease) seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, filariasis
(kaki gajah), dan Japanese B. Enchephalitis, masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan
sejumlah penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa saat ini
terjadi perubahan iklim global yang berpengaruh terhadap perubahan
risiko penularan penyakit yang ditularkan oleh vektor penyakit
terutama nyamuk (Nadifah, 2016).
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu
penyakit infeksi berbasis lingkungan, yang sampai saat ini masih
menjadi masalah besar di masyarakat, karena DBD adalah salah satu
penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada masyarakat. Penyakit
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue
dan nyamuk Aedes Aegypti sebagai vektornya (Lontoh, 2016)
Demam Berdarah Dengue merupakan permasalahan utama
global karena 2,5 sampai 3 milyar orang beresiko terserang penyakit
ini, Aedes Aegypti adalah vektor epidemik utama, penyakit yang biasa
melanda daerah perkotaan, namun mulai menyerang daerah
pedesaan, diperkiraan sekitar 50-100 juta kasus pertahunnya, 500.000

1
kasus menuntut perawatan di rumah sakit, dan rata-rata kematian
kasus 5% secara epidemis bersifat Siklis (terulang pada jangka waktu
tertentu) (Hasyim, 2013).
Kematian CFR akibat DBD lebih dari 1% dikategorikan tinggi.
Walaupun secara umum CFR tahun 2017 menurun dibandingkan
tahun sebelumnya, terdapat 10 provinsi yang memiliki CFR tinggi
dimana 3 provinsi dengan CFR tertinggi adalah Kalimantan Selatan
(2,18%), Kalimantan Tengah (1,55%), dan Gorontalo (1,47%). Pada
provinsi-provinsi dengan CFR tinggi masih diperlukan upaya
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan
pengetahuan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke sarana
kesehatan jika ada gejala DBD sehingga tidak terlambat ditangani dan
bahkan menyebabkan kematian (Kemenkes RI, 2017).
Pada bulan April 2020, ada 10 provinsi yang memiliki kasus
DBD tertinggi di Indonesia, antara lain Jawa Barat 5.894 pasien, Nusa
Tenggara Timur 4.493 pasien, Lampung 3.682 pasien, Jawa Timur
3.045 pasien, Bali 2.173 pasien, DKI Jakarta, 1.855 pasien, Sumatera
Selatan 1.498 pasien, Riau 1.327 pasien, Sulawesi Selatan 1.319
pasien, dan Jambi 1.291pasien. (Kemenkes, 2020).
Kasus Demam Berdarah Dengue ( DBD) di Sulawesi Selatan
mengalami peningkatan di Februari 2020. Laporan Dinas Kesehatan,
sejak memasuki tahun 2020 terdapat 65 kasus DBD. Pada bulan
Desember 2020, memasuki musim penghujan masyarakat diimbau
untuk waspada terhadap ancaman berbagai macam penyakit. Terlebih
lagi Demam Berdarah Dengue (DBD). Masyarakat diminta untuk
selalu mawas diri mengingat ada ancaman berbagai penyakit seperti
DBD yang kerap mengancam pada saat peralihan musim. Umumnya
penderita DBD di Sulawesi Selatan adalah dari kalangan anak-anak
dan remaja. Pasalnya, di musim hujan seperti ini nyamuk Aedes
Aegypti menyerang di pagi hari. Melakukan pemberantasan sarang
nyamuk adalah kuncinya.(Dinas Kesehatan, 2020).

2
Menurut WHO, batasan usia remaja adalah 12 sampai 24
tahun. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat angkatan 2019
termasuk merupakan kategori remaja berdasarkan rentang usia yang
telah ditetapkan WHO. Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia memiliki jumlah mahasiswa yang cukup
banyak sehingga diharapkan penelitian ini dapat menyerupai keadaan
sesungguhnya dan berguna pada keadaan yang serupa.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan
mahasiswa fakultas kesehatan masyarakat Universitas Muslim
Indonesia Angkatan 2019 tentang Pemberantasan Nyamuk Demam
Berdarah Dengue.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
proposal ini adalah Bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim
Indonesia angkatan 2019 tentang pemberantasan nyamuk Demam
Berdarah Dengue (DBD).

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim
Indonesia angkatan 2019 tentang pemberantasan nyamuk
Demam Berdarah Dengue (DBD).
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
angkatan 2019 tentang pemberantasan nyamuk Demam
Berdarah Dengue (DBD).

3
2) Untuk mengetahui sikap mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia angkatan 2019
tentang pemberantasan nyamuk Demam Berdarah Dengue
(DBD).
3) Untuk mengetahui tindakan mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia angkatan 2019
tentang pemberantasan nyamuk Demam Berdarah Dengue
(DBD).
4) Untuk mengetahui kecenderungan pengetahuan terhadap
sikap mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muslim Indonesia angkatan 2019 tentang pemberantasan
nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
5) Untuk mengetahui kecenderungan pengetahuan terhadap
tindakan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia angkatan 2019 tentang
pemberantasan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
6) Untuk mengetahui kecenderungan sikap terhadap tindakan
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muslim Indonesia angkatan 2019 tentang pemberantasan
nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan,
sikap dan tindakan mahasiswa tentang personal hygiene dan
sanitasi lingkungan serta menerapkan ilmu kesehatan
masyarakat terutama dalam upaya pemberantasan nyamuk
Demam Berdarah Dengue (DBD).
2. Manfaat Praktis
1) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
sarana informasi, sumbangan ilmu pengetahuan dan

4
bahan referensi serta bahan evaluasi khususnya dalam
hal meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan
upaya pemberantasan sarang nyamuk dalam
menurunkan angka kejadian DBD.
2) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pedoman bagi pihak- pihak yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Demam Berdarah Dengue (DBD)


a. Definisi
Worid Health Organization Demam berdarah dengue (DBD)
merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes
yang terinfeksi dengan salah satu dari tempat virus dengue. Virus
tersebut dapat menyerang bayi,anak-anak dan orang dewasa
(WHO, 2013).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang tergolong
Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan famili Flaviviridae.
DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,
terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD
dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh
kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan
dan perilaku masyarakat (Kemenkes RI, 2017).
Penyakit DBD atau DHF ialah penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut
(Kusumawati, 2017).

b. Etiologi
Penyebab penyakit adalah virus Dengue. Sampai saat ini
dikenal ada 4 serotype virus, (Sukohar, 2014), yaitu :
1. Dengue 1 (DEN 1) diisolasi oleh Sabin pada tahun1944.

6
2. Dengue 2 (DEN 2) diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
3. Dengue 3 (DEN 3) diisolasi oleh Sather
4. Dengue 4 (DEN 4) diisolasi oleh Sather.

Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne


viruses (arboviruses). Keempat type virus tersebut telah
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan yang terbanyak
adalah type 2 dan type 3. Penelitian di Indonesia menunjukkan
Dengue type 3 merupakan serotype virus yang dominan
menyebabkan kasus yang berat (Sukohar, 2014).

c. Vektor

Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit di Indonesia


telah teridentifikasi terutama terkait dengan penyakit
menular tropis (tropical diseases), baik yang endemis
maupun penyakit menular potensial wabah (Menkes RI,
2017).
Vektor penyakit DBD adalah nyamuk jenis Aedes aegypti
dan Aedes albopictus terutama bagi Negara Asia, Philippines dan
Jepang, sedangkan nyamuk jenis Aedes polynesiensis, Aedes
scutellaris dan Aedes pseudoscutellaris merupakan vektor di
negara-negara kepulauan Pasifik dan New Guinea. Vektor DBD di
Indonesia adalah nyamuk Aedes (Stegomya) aegypti dan
albopictus (Kusumawati, 2017).
Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama (primer) dan
Aedes albopictus sebagai vektor sekunder. Spesies tersebut
merupakan nyamuk pemukiman, stadium pradewasanya
mempunyai habitat perkembangbiakan di tempat penampungan
air/wadah yang berada di permukiman dengan air yang relatif
jernih. dan di luar rumah. Spesies nyamuk tersebut mempunyai
sifat anthropofilik, artinya lebih memilih menghisap darah manusia,

7
disamping itu juga bersifat multiple feeding artinya untuk
memenuhi kebutuhan darah sampai kenyang dalam satu periode
siklus gonotropik biasanya menghisap darah beberapa kali
(Kemenkes, 2010).
Nyamuk Aedes aegypti aktif mengigit pada waktu pagi hari
(pukul 08.00-12.00) dan sore hari (pukul 15.00-17.00). Nyamuk
Aedes aegypti ini hidup dan berkembang biak pada tempat-tempat
penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan
dengan tanah seperti: vas bunga, toren air, bak mandi, tempayan,
ban bekas, kaleng bekas, botol minuman bekas dll (Azzahra,
2015).

d. Epidemiologi
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu
penyakit menular yang berbahaya dapat menimbulkan kematian
dalam waktu singkat dan sering menimbulkan wabah. Penyakit ini
pertama kali ditemukan di Manila Filipina pada tahun 1953 dan
selanjutnya menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia penyakit
ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di Surabaya dengan
jumlah penderita 58 orang dengan kematian 24 orang (41,3%),
akan tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972
(Sukohar, 2014).
Infeksi virus pejmu, untuk memahami berbagai situasi
yang muncul, penting untuk mengenali beberapa aspek interaksi
virus pejamu, aspek-aspek tersebut (Azzahra, 2015), yaitu :
a) Infeksi dengue jarang menimbulkan kasus ringan pada anak
b) Infeksi dengue pada orang dewasa sering menimbulkan gejala,
akan tetapi beberapa strain virus mengakibatkan kasus yang
sangat ringan baik pada anak maupun orang dewasa yang
sering tidak dikenali sebagai kasus dengue dan menyebar
tanpa terlihat dalam masyarakat

8
c) Infeksi primer maupun sekunder dengue pada orang dewasa
mungkin menimbulkan pendarahan gastrointestinal dan
peningkatan permeabilitas pembuluh darah.
d) Patogenesis dan patofisiologi
Virus dengue masuk kedalam tubuh manusia melewati gigitan
nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, virus
merupakan mikroorganisme yang hanya dapat hidup dalam
sel hidup, maka demi kelangsungan hidupnya, Virus harus
bersaing dengan sel manusia sebagai pejamu (host) terutama
dalam mncukupi kebutuhan protein, Persaingan terebut akan
sangat tergantung pada daya tahan pejamu, bila daya tahan
baik maka akan terjadi perlawan dan timbiul antibodi, namun
bila daya tahan tubuh rendah maka perjalanan penyakit makin
berat bahkan menimbulkan kematian (Azzahra, 2015).
Tahun 2017 kasus DBD berjumlah 68.407 kasus, dengan
jumlah kematian sebanyak 493 orang. Jumlah tersebut menurun
cukup drastis dari tahun sebelumnya, yaitu 204.171 kasus dan
jumlah kematian sebanyak 1.598 orang. Angka kesakitan DBD
tahun 2017 menurun dibandingkan tahun 2016, yaitu dari 78,85
menjadi 26,10 per 100.000 penduduk. Namun, penurunan case
fatality rate (CFR) dari tahun sebelumnya tidak terlalu tinggi, yaitu
0,78% pada tahun 2016, menjadi 0,72% pada tahun 2017
(Kemenkes RI, 2017).

e. Tanda dan Gejala Penyakit DBD


Diagnosa penyakit DBD dapat di lihat berdasarkan kriteria
diagnosis klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala
penyakit DBD yang dapat di lihat dari penderita kasus DBD
dengan diagnosa klinis dan laboratoris :
1. Diagnosa Klinis
a) Demam tinggi mendadak 2-7 hari (38-40º)

9
b) Manifestasi perdarahan dengan bentuk: Uji Tourniquet
positif, petekie (bintik merah pada kulit), purpura
(pendarahan kecil di dalam kulit), Ekimosis, Perdarahan
konjungtiva (Perdarahan pada mata), Epistaksis
(pendarahan hidung), Perdarahan gusi, Hematemesis
(muntah darah), Melena (BAB darah) dan Hematuri
(Adanya darah dalam urin).
c) Perdarahan pada hidung dan gusi.
d) Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik
merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah
e) Pembesaran hati (hepatomegaly)
2. Diagnosa Laboratorium
a) Trombositopeni pada hari ke-3 sampai ke-7 di temukan
penurunan trombosit hingga 100.000/mmHg.
b) Hemokonsentrasi, meningkatnya hematrokit sebanyak
20% atau lebih (Badriah, 2019).

f. Cara Penularan Penyakit DBD


Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada
penularan infeksi virus dengue, yaitu mausia, virus dan vektor
perantara. Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui
nyamuk Aedes Aegypti. Aedes albopictus, Aedes polynesiensis
dan beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini,
namun merupakan vektor yang kurang berperan. Aedes tersebut
mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang
sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di
kelenjar liur berkembang biak dalam waktu 8 – 10 hari (extrinsic
incubation period) sebelum dapat di tularkan kembali pada
manusia pada saat gigitan berikutnya. Sekali virus dapat masuk
dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat
menularkan virus selama hidupnya (infektif) (Sukohar, 2014).

10
Seseorang yang di dalam darahnya mengandung virus
dengue merupakan sumber penular DBD. Virus dengue berada
dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam.
Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka virus dalam
darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk.
Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di
berbagai jaringan tubuh nyamuk, termasuk di dalam kelenjar
liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita,
nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa
inkubasi ekstrinsik) (Kusumawati, 2017).

g.Pencegahan
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada
pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti.
Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat, (Sukohar, 2014) yaitu:
1. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut
antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),
pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia,
dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh:
a) Menguras bak mandi penampungan air- sekurang-
kurangnya
b) sekali seminggu.
c) Mengganti/menguras vas bunga dan tempat- minum
burung seminggu sekali.
d) Menutup dengan rapat tempat penampungan- air.
e) Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas
di sekitar rumah- dan lain sebagainya.

11
2. Biologis
Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan
pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
3. Kimiawi
Cara pengendalian ini antara lain dengan:
a) Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion
dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan
penularan sampai batas waktu tertentu.
b) Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat
penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam,
dan lain-lain.
Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD
adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut
dengan ”3M Plus”, yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain
itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan
pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada
waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida,
menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa
jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi setempat (Sukohar,
2014).

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan


Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
seseorang melakukan penginderaan terhadap suatuobjek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusi diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman, juga bisa didapat
dari informasi yang disampaikan oleh guru, orang tua, teman, buku,
dan surat kabar. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang

12
antaralain : pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman dan
informasi (Wirakusuma, 2016).
Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu dan
pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap
suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif merupakan
dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(overt behavior) (Azzahra, 2015).
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkatan yang beragam. Dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan pengetahuan (Wirakusuma, 2016), yaitu :
a. Tahu
Tahu diartikan mengingat kembali apa yang telah dipelajari
sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang tahu
tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan,
mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan dengan
benar tentang suatu objek sehingga dapat menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan apabila seseorang dapat menggunakan objek
yang telah dipelajari pada situasi yang sebenarnya. Contohnya
adalah dengan menggunakan metode, prinsip atau yang lainnya
pada situasi yang berbeda.
d. Analisis
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan
komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah namun
masih berkaitan satu sama lain.
e. Sintesi
Sintesi merupakan kemampuan seseorang untuk menghubungkan
komponen-komponen di dalam suatu keseluruhan yang

13
baru.Dengankata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.
f. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu berdasarkan
kriteria yang sebelumnya ditentukan sendiri ataupun kriteria yang
sudah ada sebelumnya.

C. Tinjauan Umun Tentang Sikap


Sikap adalah salah satu istilah bidang psikologi yang
berhubungan dengan persepsi dan tingkah laku. Istilah sikap dalam
bahasa Inggris disebut attitude. Attitude adalah suatu cara bereaksi
terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi
terhadap suatu perangsang atau situasi yang dihadapi (Yayat, 2009).
Menurut kamus bahasa Indonesia oleh W.J.S.
Poerwodarminto pengertian sikap adalah perbuatan yang didasari
oleh keyakinan berdasarkan norma-norma yang ada di masyarakat
dan biasanya norma agama. Namun demikian perbuatan yang akan
dilakukan manusia biasanya tergantung apa permasalahannya serta
benar-benar berdasarkan keyakinan atau kepercayaannya masing-
masing (Yayat, 2009).
Ellis mengemukakan bahwa sikap melibatkan beberapa
pengetahuan tentang sesuatu. Namun aspek yang esensial dalam
sikap adalah adanya perasaan atau emosi, kecenderungan terhadap
perbuatan yang berhubungan dengan pengetahuan. Dari pengertian
yang dikemukakan oleh Ellis, sikap melibatkan pengetahuan tentang
sesuatu termasuk situasi. Situasi di sini dapat digambarkan sebagai
suatu objek yang pada akhirnya akan mempengaruhi perasaan atau
emosi dan kemudian memungkinkan munculnya reaksi atau respons
atau kecenderungan untuk berbuat (Yayat, 2009)

14
Sikap juga diartikan sebagai "suatu konstruk untuk
memungkinkan terlihatnya suatu aktivitas." Pengertian sikap itu
sendiri dapat dipandang dari berbagai unsur yang terkait seperti sikap
dengan kepribadian, motif, tingkah laku, keyakinan dan lain-lain.
Namun dapat diambil pengertian yang memiliki persamaan
karakteristik; sikap ialah tingkah laku yang terkait dengan kesediaan
untuk merespon objek social yang membawa dan menuju ke tingkah
laku yang nyata dari seseorang. Hal itu berarti suatu tingkah laku
dapat diprediksi apabila telah diketahui sikapnya. Walaupun
manifestasi sikap itu tidak dapat dilihat langsung tapi sikap dapat
ditafsirkan sebagai tingkah laku yang masih tertutup (Yayat, 2009).

D. Tinjauan Umun Tentang Tindakan


Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan
nyata diperlukan faktoe pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas, dukungan dari pihak lain
(Badriah, 2019).
Pengukuran tindakan secara tidak langsung dapat dilakukan
dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan
beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Sedangkan
pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan mengobservasi
tindakan atu kegiatan responden (Badriah, 2019).
Tingkat-tingkat Tindakan Ada beberapa tingkat-tingkat
Tindakan menurut Notoadmojo (2003) diantaranya yaitu sebagai
berikut:
a. Persepsi (Perception)
Mengenal dan memilih berbagi objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil merupakan tindakan tingkat pertama.
b. Respons Terpimpin (Guided Respons)

15
Dapat melakukan sesuatu sesuai sengan urutan yang benar
sesuai dengan contoh adalah indikator praktik tingkat dua.
c. Mekanisme (Mecanisin)
Apabila seorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis,atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka iya
sudah mencapai praktik tingkat tiga.
d. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah di
modifikasinya sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya
tersebut.

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian merupakan suatu strategi dalam
mengidentifikasi permasalahan perencanaan akhir pengumpulan data,
digunakan untuk mengidentifikasi srtuktur dimana penelitian
dilaksanakan ( Kusumawati, 2017).
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini hanya akan memberikan gambaran mengenai
fenomena yang terjadi berdasarkan hasil dari pengamatan langsung
tanpa memberikan intervensi pada variabel subjek penelitian sehingga
nantinya dapat dijadikan data dasar untuk penelitian yang
lebih konklusif.

B. Tempat dan Waktu


Dikarenakan keterbatasan jarak peneliti memutuskan untuk
menggunakan bantuan aplikasi google form dimana aplikasi ini
berguna untuk menyebarkan kuesioner secara cepat dan luas melalui
link yang dibagikan kepada subjek penelitian. Waktu Penelitian ini
diawali dengan proses perancangan tema, penyusunan proposal,
pelaksanaan survei penelitian, pengumpulan dan analisis data, serta
pembuatan laporan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal
22 November – 06 Desember 2020.

C. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada di wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi
(Badriah, 2019). Populasi dirumuskan sebagai semua anggota

17
sekelompok orang, kejadian atau objek yang telah dirumuskan
secara jelas, atau kelompok lebih besar yang menjadi sasaran
generalisasi (Tukiran dan Hidayati, 2012). Populasi dapat berupa
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,
sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber data penelitian (Burhan Bungin, 2005).
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat diartikan
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang diselidiki dan
hasilnya digeneralisasikan atau diterapkan kepada subjek tersebut.
Adapun dalam penelitian survei ini populasinya adalah mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
angkatan 2019 yang berjumlah 268 orang.
b.S Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian
ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah seluruh
mahasiswa angkatan 2019 sebanyak 268 dengan menghitung
ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik
Slovin menurut Sugiyono. Rumus Slovin untuk menentukan
sampel adalah sebagai berikut :

Dimana :
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
e : Standart Error (5%)
Maka sampel dari penelitian ini adalah n = 268 / (1 + 268
(0,05)²) = 160,4 dibulatkan menjadi 160 responden.

18
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel
adalah Stratified Random Sampling atau pengambilan sampel
secara acak stratifikasi agar terdapat perimbangan dalam jumlah
sampel dari masing - masing strata memadai maka dilakukan
perimbangan antara jumlah anggota populasi masing - masing
strata (Proportional Stratified Sampling).

Cara untuk menentukan sampel sebagai berikut:

1. Mengetahui jumlah keseluruhan mahasiswa FKM UMI


angkatan 2019
2. Mengetahui subyek dalam setiap sub kelompok atau dalam
penelitian ini adalah mengetahui jumlah subyek dalam setiap
kelas angkatann
3. Mengimbangi jumlah proporsi sampel yang akan diambil dari
setiap kelas angkatan 2019

Jadi, jumlah sampel berdasarkan rumus slovin yaitu 160


dibagi dengan total kelas pada angkatan 2019 Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia, yaitu
sebanyak 9 kelas. Sehingga 160 ÷ 9 = 17,7 atau dibulatkan
menjadi 18 responden untuk ukuran proporsi sampel setiap kelas
angkatan 2019 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muslim Indonesia.

Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan


secara systematic random sampling/ sistematis acak. Pengertian
teknik sampling systematic random sampling menurut Sugiyono
(2012) adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah di beri nomor urut.

19
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan salah satu aspek yang
berperan dalam kelancaran dan keberhasilan dalam suatu penelitian.
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan
adalah angket / kuesioner.
Angket / kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui
formulir yang berisi pertanyaan - pertanyaan yang diajukan secara
tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan
jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti
(Mardalis, 2008).
Penelitian ini menggunakan angket / kuesioner yang
disebarkan secara daring melalui fitur google form. Dikarenakan
keterbatasan jarak peneliti memutuskan untuk menggunakan bantuan
aplikasi google form dimana aplikasi ini berguna untuk menyebarkan
kuesioner secara cepat dan luas melalui link yang dibagikan kepada
subjek penelitian.

E. Variabel Penelitian
A. Defenisi Operasional Variabel
1. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah derajat pengetahuan responden mengenai penyakit
DBD meliputi penyebab, tempat perkembangbiakan,
pemberantasan sarang nyamuk, serta pencegahan penyakit
demam berdarah dengue.
Hasil dari tingkat pengetahuan dibagi tiga yaitu:
a) Tingkat pengetahuan tinggi : jika total skor
kuesioner 8-10
b) Tingkat pengetahuan sedang : jika total skor
kuesioner 5-7

20
c)Tingkat pengetahuan rendah : jika total skor
kuesioner 0- 4

2. Sikap
Sikap yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kecenderungan responden untuk mengakui/ menerima
tindakan pemberantasan nyamuk DBD seperti gerakan 3M
(menutup, menguras, mengubur) tempat- tempat yang
menjadi sarana perkembangbiakan vector DBD. Hasil
Pengukuran sikap dibagi menjadi sikap positif dan sikap
negatif. Pada penelitian ini, seluruh pernyataan kuesioner
sikap berupa pernyataan positif. Sikap positif adalah
kecenderungan responden untuk menerima / mengakui
kegiatan pemberantasan nyamuk DBD seperti gerakan 3M
(menutup, menguras, mengubur) tempat - tempat yang
menjadi sarana perkembangbiakan vector DBD. Kriteria
penilaian adalah sebagai berikut :
a) Sikap responden baik : jika total skor 4 - 5
b) Sikap responden cukup : jika total skor 2 - 3
c) Sikap responden kurang : jika total skor 0 - 1

3. Tindakan
Tindakan yang dimaksud adalah aktifitas responden
dalam upaya pemberantasan nyamuk demam berdarah
dengue seperti melakukan gerakan 3M Plus yaitu menutup,
menguras, mengubur , dan memantau serta menaburkan
bubuk abate. Hasil tingkat tindakan dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Tindakan responden baik : jika total skor 4 - 5
b) Tindakan responden cukup : jika total skor 2 - 3
c) Tindakan responden kurang : jika total skor 0 – 1

21
F. Bahan dan Instrumen Penelitian
a.K Kuesioner
Kuesioner terdiri dari empat bagian yaitu bagian pertama (identitas
responden), bagian kedua (kuesioner tingkat pengetahuan
mengenai penyebab DBD serta pemberantasan nyamuk DBD),
bagian ketiga (kuesioner sikap) dan bagian keempat (kuesioner
tindakan).
1. Identitas Responden
Kuesioner ini terdiri dari nama, umur, jenis kelamin,alamat.
2. Kuesioner tingkat pengetahuan
Kuesioner tingkat pengetahun berisi 10 pertanyaan tertutup
tentang DBD dan pemberantasan nyamuk DBD. Penilaian
untuk pertanyaan positif tentang pengetahuan menggunakan
skala diskontinu yaitu jika jawaban benar mendapatkan nilai
satu dan jika jawaban salah tidak mendapatkan nilai (0).
3. Kuesioner Sikap
Kuesioner sikap berisi 5 pertanyaan tertutup tentang sikap
responden mengenai pemberantasan nyamuk DBD dan
penilaiannya menggunakan skala guttman. Skala Guttman
sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan
dimensi dan sikap atau sifat yang diteliti, yang sering disebut
atribut universal (Usman dan Abdi, 2011).Skoring skala
Guttman ditentukan pada jenis pernyataan positif atau negatif.
Semua pertanyaan sikap pada kuesioner terkait
pemberantasan DBD berupa pernyataan positif, sehingga
penilaian untuk pernyataan positif yaitu jika setuju = 1 dan
tidak setuju = 0.
4. Kuesioner Tindakan
Lembar kuesioner tindakan berisi 5 poin yang harus diisi oleh
responden tentang pemberantasan nyamuk DBD dengan
menggunakan skala diskontinu yaitu jika responden

22
mendapatkan nilai (1) jika benar dan jika tidak melakukan
tindakan/ jawaban salah akan mendapatkan nilai (0).

23
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan pendataan menggunakan kuesioner, berikut ini
adalah data yang kami peroleh dari hasil pendataan tentang
Gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
angkatan 2019 tentang pemberantasan nyamuk demam berdarah
dengue (DBD) :

Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Umur n %

1. 18 tahun 25 15.4%

2. 19 tahun 115 71.0%

3. 20 tahun 21 13.0%

4. 22 tahun 1 6%

Total 162 100%

Sumber : Data primer


Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan Umur di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia angkatan 2019 menunjukkan bahwa
kelompok umur 18 tahun sebanyak 25 orang (15.4%), kelompok
umur 19 tahun sebanyak 115 orang (71.0%), kelompok umur 20
tahun sebanyak 21 orang (13.0%), dan kelompok umur 21 tahun
sebanyak 1 orang (6%).

24
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019
No Jenis Kelamin n %
1. Laki-laki 18 11.1%

2. Perempuan 144 88.9%

Total 162 100%

Sumber : Data primer


Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan Jenis kelamin di Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia angkatan 2019
menunjukkan bahwa yang paling banyak adalah perempuan
sebanyak 144 orang (88.9%), sedangkan laki-laki sebanyak 18
orang (11.1%).

Table 4.3
Distribudi Responden Berdasarkan Kelas Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Kelas n %
1. A1 18 11.1%
2. B1 18 11.1%
3. B2 18 11.1%
4. B3 18 11.1%
5. B4 18 11.1%
6. B5 18 11.1%
7. B6 18 11.1%
8. B7 18 11.1%

25
9. B8 18 11.1%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan kelas di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia angkatan 2019 menunjukkan bahwa
banyaknya kelas B1, B2, B3, B4, B5, B6, B7, B8, dan A1 masing-
masing 18 orang (11.1%)

Tabel 4.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Penyakit DBD Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019
No Penyakit DBD n %
1. Infeksi oleh virus 137 84.6%
dengue
2. Infeksi oleh bakteri 12 7.4%
dengue
3. Infeksi oleh hygiene 13 8.0%
yang buruk
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan pengetahuan penyakit DBD menunjukkan
bahwa yang memilih jawaban Infeksi oleh virus dengue sebanyak
137 orang (84.6%), yang memilih jawaban Infeksi oleh bakteri
dengue sebanyak 12 orang (7.4%), sedangkan yang memilih
jawaban Infeksi oleh hygiene yang buruk sebanyak 13 orang
(8.0%)

26
Tabel 4.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Penyebab Penyakit DBD Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019
No Penyebab Penyakit n %
DBD
1. Disebabkan oleh 2 1.2%
bakteri yang sangat
kecil
2. Gigitan nyamuk yang 158 97.5%
membawa penyakit
DBD
3. Cuaca tak menentu 2 1.2%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan pengetahuan penyebab penyakit DBD
menunjukkan bahwa yang memilih jawaban Disebabkan oleh
bakteri yang sangat kecil sebanyak 2 orang (1.2%), yang memilih
jawaban Gigitan nyamuk yang membawa penyakit DBD sebanyak
158 orang (97.5%), sedangkan yang memilih jawaban Cuaca tak
menentu sebanyak 2 orang (1.2%).

Tabel 4.6
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap
Tempat Penular Nyamuk Penyakit DBD Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Tempat Penular n %
Nyamuk Penyakit

27
DBD
1. Dekat cahaya lampu 2 1.2%
2. Pakaian yang 105 64.8%
digantung
3. Dimana saja 55 34.0%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan tempat penular nyamuk penyakit DBD
menunjukkan bahwa yang memilih jawaban Dekat cahaya lampu
sebanyak 2 orang (1.2%), yang memilih jawaban Pakaian yang
digantung sebanyak 105 orang (64.8%), sedangkan yang memilih
jawaban Dimana saja sebanyak 55 orang (34.0%).

Tabel 4.7
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Tempat
Nyamuk DBD Berkembang Biak Pada Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Tempat Utama n %
Nyamuk DBD
Berkembang Biak
1. Saluran air comberan 101 62.3%
2. Genangan air bersih 49 30.2%
3. Waduk atau empang 12 7.4%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan tempat utama nyamuk DBD
berkembangbiak menunjukkan bahwa yang memilih jawaban
Saluran air comberan sebanyak 101 orang (62.3%), yang memilih

28
jawaban Genangan air bersih sebanyak 49 orang (30.2%),
sedangkan yang memilih jawaban Waduk atau empang sebanyak
12 orang (7.4%).

Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Pemberantasan n %
Sarang Nyamuk
1. Kegiatan untuk 158 97.5%
memberantas telur,
jentik, dan pupa
nyamuk penularan
penyakit DBD di
tempat-tempat
perkembangbiakannya
2. Kegiatan kerja bakti 2 1.2%
3. Menghilangkan semua 2 1.2%
jenis nyamuk
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan pengetahuan mengenai pemberantasan
sarang nyamuk menunjukkan bahwa yang memilih jawaban
Kegiatan untuk memberantas telur, jentik, dan pupa nyamuk
penularan penyakit DBD di tempat-tempat perkembangbiakannya
sebanyak 158 orang (97.5%), sedangkan yang memilih jawaban
Kegiatan kerja bakti sebanyak dan Menghilangkan semua jenis
nyamuk sebanyak 2 orang (1.2%)

29
Tabel 4.9
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai 3M
Dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No 3M Dalam n %
Pemberantasan
Sarang Nyamuk
1. Mengubur, menutup, 22 13.6%
membuang
2. Mengubur, menutup, 96 59.3%
menguras
3. Menguras, menggali, 44 27.2%
mengubur
Total 162 100%
Sumber : Data primer

Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi


responden berdasarkan pengetahuan mengenai 3M dalam
pemberantasan sarang nyamuk menunjukkan bahwa yang
memilih jawaban Mengubur, menutup, membuang sebanyak 22
orang (13.6%), yang memilih jawaban Mengubur, menutup,
menguras sebanyak 96 orang (59.3%), sedangkan yang memilih
jawaban Menguras, menggali, mengubur sebanyak 44 orang
(27.2%).

30
Tabel 4.10
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Manfaat Pemberantasan Sarang Nyamuk Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Manfaat n %
Pemberantasan
Sarang Nyamuk
1. Meminimalisir 16 9.9%
kejadian DBD di
lingkungan tempat
tinggal
2. Mengurangi tempat 143 88.3%
perkembangbiakan
nyamuk dan
mencegah terjadinya
penyakit DBD
3. Agar kondisi tempat 3 1.9%
tinggal bersih
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan Manfaat Pemberantasan Sarang Nyamuk
menunjukkan bahwa yang memilih jawaban Meminimalisir
kejadian DBD di lingkungan tempat tinggal sebanyak 16 orang
(9.9%), yang memilih jawaban Mengurangi tempat
perkembangbiakan nyamuk dan mencegah terjadinya penyakit
DBD sebanyak 143 orang (88.3%), sedangkan yang memilih
jawaban Agar kondisi tempat tinggal bersih sebanyak 3 orang
(1.9%).

31
Tabel 4.11
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Berapa
Kali Harus Menguras Tempat Penampungan Air Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Berapa Kali Harus n %
Menguras Tempat
Penampungan Air
1 Paling sedikit 34 21.0%
sebulan sekali
2. Paling sedikit 124 76.5%
seminggu sekali
3. Paling sedikit dua 4 2.5%
bulan sekali
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan berapa kali kita harus menguras tempat
penampungan air menunjukkan bahwa yang memilih jawaban
Paling sedikit sebulan sekali sebanyak 34 orang (21.0%), yang
memilih jawaban Paling sedikit seminggu sekali sebanyak 124
orang (76.5%), sedangkan yang memilih jawaban Paling sedikit
dua bulan sekali sebanyak 4 orang (2.5%).

Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Mengenai
Kegunaan Bubuk Abate Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019
No Pengetahuan n %
Mengenai

32
Kegunaan Bubuk
Abate
1. Tidak tahu bubuk 50 30.9%
abate
2. Membunuh jentik 109 67.3%
nyamuk
3. Menjernihkan air 3 1.9%
yang keruh
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan pengetahuan mengenai kegunaan bubuk
abate menunjukkan bahwa yang memilih jawaban Tidak tahu
bubuk abate sebanyak 50 orang (30.9%), yang memilih jawaban
Membunuh jentik nyamuk sebanyak 109 orang (67.3%),
sedangkan yang memilih jawaban Menjernihkan air yang keruh
sebanyak 3 orang (1.9%).

Tabel 4.13
Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Penyakit DBD Adalah Penyakit Yang Berbahaya Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Penyakit DBD n %
Adalah Penyakit
Yang Berbahaya
1. Ya, karena 148 91.4%
menyebabkan
kematian
2. Ya, karena 9 5.6%

33
menularkan ke
anggota keluarga
yang lain
3. Tidak berbahaya 5 3.1%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan pengetahuan mengenai penyakit dbd
adalah penyakit yang berbahaya menunjukkan bahwa yang
memilih jawaban Ya, karena menyebabkan kematian sebanyak
148 orang (91.4%), yang memilih jawaban Ya, karena menularkan
ke anggota keluarga yang lain sebanyak 9 orang (5.6%),
sedangkan yang memilih jawaban Tidak berbahaya sebanyak 5
orang (3.1%).

Tabel 4.14
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Pencegahan
DBD Dengan Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk
Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019
No DBD Harus Dicegah n %
Dengan Melakukan
Pemberantasan
Sarang Nyamuk
1. Setuju 162 100%
2. Tidak Setuju 0 0%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden “Setuju” atau “Tidak setuju” jika DBD harus dicegah

34
dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk menunjukkan
bahwa yang menjawab Setuju sebanyak 162 orang (100%).

Tabel 4.15
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Rutin Mengecek Dan
Memantau Keberadaan Jentik Di Sekitar Lingkungan Rumah
Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019
No Rutin Mengecek n %
Dan Memantau
Keberadaan Jentik
Di Sekitar
Lingkungan Rumah
1. Setuju 154 95.1%
2. Tidak Setuju 8 4.9%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden “Setuju” atau “Tidak setuju” mengenai rutin mengecek
dan memantau keberadaan jentik di sekitar lingkungan rumah
menunjukkan bahwa yang memilih jawaban setuju sebanyak 154
orang (95.1%), sedangkan yang memilih jawaban tidak setuju
sebanyak 8 orang (4.9%).

Tabel 4.16
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Rutin Melakukan 3M
Setiap Seminggu Sekali Meskipun Tidak Ada Anggota Keluarga
Yang Menderita DBD Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019
No Melakukan 3M n %

35
Setiap Seminggu
Sekali Meskipun
Tidak Ada Anggota
Keluarga Yang
Menderita DBD
1. Setuju 150 92.6%
2. Tidak Setuju 12 7.4%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden “Setuju” atau “Tidak setuju” mengenai rutin melakukan
3M setiap seminggu sekali meskipun tidak ada anggota keluarga
yang menderita DBD menunjukkan bahwa yang memilih jawaban
setuju sebanyak 150 orang (92.6%), sedangkan yang memilih
jawaban tidak setuju sebanyak 12 orang (7.4%).

Tabel 4.17
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tidak Membiarkan
Pakaian Kotor Menggantung Dibelakang Pintu Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Tidak Membiarkan n %
Pakaian Kotor
Menggantung
Dibelakang Pintu
1. Setuju 157 96.9%
2. Tidak setuju 5 3.1%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden “Setuju” atau “Tidak setuju” mengenai sikap tidak

36
membiarkan pakaian kotor menggantung dibelakang menunjukkan
bahwa yang memilih jawaban setuju sebanyak 157 orang (96.9%),
sedangkan yang memilih jawaban tidak setuju sebanyak 5 orang
(3.1%).
Tabel 4.18
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap
Pemberantasan Sarang Nyamuk Adalah Tugas/Tanggung Jawab
Seluruh komponen Masyarakat, Bukan Hanya Tugas Pemerintah
Atau Tenaga Kesehatan Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019
No Pemberantasan n %
Sarang Nyamuk
AdalahTanggung
Jawab Seluruh
komponen
Masyarakat, Bukan
Hanya Tugas
Pemerintah Atau
Tenaga Kesehatan
1. Setuju 161 99.4%
2. Tidak Setuju 1 0.6%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden “Setuju” atau “Tidak setuju” mengenai pemberantasan
sarang nyamuk adalah tugas/tanggung jawab seluruh komponen
masyarakat, bukan hanya tugas pemerintah atau tenaga
kesehatan menunjukkan bahwa yang memilih jawaban setuju
sebanyak 161 orang (99.4%), sedangkan yang memilih jawaban
tidak setuju hanya 1 orang (0.6%)

37
Tabel 4.19
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Terhadap Seberapa
Sering Menguras dan membersihkan Bak Mandi Yang Ada Di
Rumah Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019
No Seberapa Sering n %
Menguras dan
membersihkan Bak
Mandi Yang Ada Di
Rumah Anda
1. Satu minggu sekali 100 61.7%
2. Dua minggu - tiga 43 26.5%
minggu sekali
3. Sebulan sekali 19 11.7%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan seberapa sering anda menguras dan
membersihkan bak mandi yang ada di rumah menunjukkan bahwa
yang memilih jawaban Satu minggu sekali sebanyak 100 orang
(61.7%), yang memilih jawaban Dua minggu - tiga minggu sekali
sebanyak 43 orang (26.5%), sedangkan yang memilih jawaban
Sebulan sekali sebanyak 19 orang (11.7%).

Tabel 4.20
Distribusi Responden Berdasarkan Tidakan Terhadap Keadaan
Tempat Penampungan Air Untuk Keperluan Hari-Hari Di Rumah
Pada Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Muslim Indonesia Angkatan 2019
No Keadaan Tempat n %

38
Penyimpanan/Penampungan
Air Untuk Keperluan Hari-
Hari Di Rumah
1. Tidak tertutup 36 22.2%
2. Bertutup 77 47.5%
3. Lebih sering terbuka 49 30.2%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan keadaan tempat penampungan air untuk
keperluan hari-hari di rumah menunjukkan bahwa yang memilih
jawaban Tidak tertutup sebanyak 36 orang (22.2%), yang memilih
jawaban Bertutup sebanyak 77 orang (47.5%), sedangkan yang
memilih jawaban Lebih sering terbuka sebanyak 49 orang (30.2%)

Tabel 4.21
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Terhadap Secara
Teratur Membersihkan/Mengubur/Membakar Barang Bekas Yang
Dapat Menjadi Tempat Sarangnya Nyamuk Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Apakah Secara Teratur n %
Membersihkan/Mengubur/Membakar
Barang Bekas Yang Dapat Menjadi
Tempat Sarangnya Nyamuk
1. Jarang 85 52,5%
2. Secara teratur 70 43,2%
3. Tidak pernah 7 4.3%
Total 162 100%
Sumber : Data primer

39
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan apakah secara teratur
membersihkan/mengubur/membakar barang bekas yang dapat
menjadi tempat sarangnya nyamuk menunjukkan bahwa yang
memilih jawaban Jarang sebanyak 85 orang (52,5%), yang
memilih jawaban Secara teratur sebanyak 70 orang (43,2%),
sedangkan yang memilih jawaban Tidak pernah sebanyak orang
(4.3%).

Tabel 4.22
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Terhadap
Kebiasaan Di Rumah Dalam Menyimpan Pakaian Pada Mahasiswa
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Kebiasaan Di n %
Rumah Dalam
Menyimpan Pakaian
1. Digantung 6 .3.7%
dibelakang pintu
2. Digantung di 21 13.0%
penggantungan baju
di dalam kamar
3. Disimpan 135 83.3%
di tempat baju kotor
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan kebiasaan di rumah dalam menyimpan
pakaian menunjukkan bahwa yang memilih jawaban Digantung
dibelakang pintu sebanyak 6 orang (3.7%), yang memilih jawaban
Digantung di penggantungan baju di dalam kamar sebanyak 21

40
orang (13.0%), sedangkan yang memilih jawaban Disimpan di
tempat baju kotor sebanyak (83.3%).

Tabel 4.23
Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Jika Ada Barang
Bekas Di Sekitar Halaman Rumah Pada Mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Bagaimana Jika n %
Ada Barang Bekas
Di Sekitar Halaman
Rumah Anda
1. Disimpan saja jaga- 15 9.3%
jaga jika di suatu
saat dibutuhkan
2. Dibuang, 147 90.7%
dikumpulkan di tong
sampah lalu diangkat
secara rutin oleh
petugas kebersihan
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan hasil pendataan menggunakan kuesioner distribusi
responden berdasarkan bagaimana jika ada barang bekas di
sekitar halaman rumah anda menunjukkan bahwa yang memilih
jawaban Disimpan saja jaga-jaga jika di suatu saat dibutuhkan
sebanyak 15 orang (9.3%), sedangkan yang memilih jawaban
Dibuang, dikumpulkan di tong sampah lalu diangkat secara rutin
oleh petugas kebersihan sebanyak 147 orang (90.7%).

41
Tabel 4.24
Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan Responden di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2019
No Variabel n %
Pengetahuan
1. Tinggi 88 54,3%
2. Sedang 72 44,4%
3. Rendah 2 1,2%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden sudah memiliki pengetahuan yang tinggi tentang
Pemberantasan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan
jumlah 88 responden atau sebesar (54,3%), yang memiliki
pengetahuan sedang dengan jumlah 72 responden atau sebesar
(44,4%) dan yang memiliki pengetahuan rendah dengan jumlah 2
responden atau sebesar (1,2%).

Tabel 4.25
Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Responden di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan
2019
No Variabel n %
Pengetahuan
1. Baik 156 96,3%
2. Cukup 5 3,1%
3. Kurang 1 0,6%
Total 162 100%
Sumber : Data primer

42
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden sudah memiliki sikap yang baik terhadap
Pemberantasan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan
jumlah 156 responden atau sebesar (96,3%), yang memiliki sikap
cukup dengan jumlah 5 responden atau sebesar (3,1%) dan yang
memiliki sikap kurang hanya 1 responden atau sebesar (1,2%).

Tabel 4.26
Distribusi Frekuensi Variabel Tindakan Responden di Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan
2019
No Variabel n %
Pengetahuan
1. Baik 66 40,7%
2. Cukup 59 36,4%
3. Kurang 37 22,8%
Total 162 100%
Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar
responden sudah memiliki tindakan yang baik terhadap
Pemberantasan penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan
jumlah 66 responden atau sebesar (40,7%), yang memiliki
tindakan cukup dengan jumlah 59 responden atau sebesar (36,5%)
dan yang memiliki tindakan kurang sebanyak 37 responden atau
sebesar (22,8%).

B. Pembahasan
a. Gambaran Karakteristik Responden
Berdasarkan Tabel distribusi frekuensi hasil penelitian,
diketahui bahwa dari 162 responden mahasiswa fakultas kesehatan

43
masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019, rata rata
umur responden adalah 19 tahun yaitu mencapai persentase 71%,
sedangkan umur yang paling sedikit yakni berumur 22 tahun yaitu
hanya ada 1 orang responden (6%). Untuk jenis kelamin
diantaranya yang paling banyak adalah perempuan sebanyak 144
responden (88,9%) dan lakilaki sebanyak 18 responden (11,1%).

b. Gambaran Pengetahuan Responden


Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya.
Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau
responden terkait sehat dan sakit atau kesehatan, misalnya tentang
penyakit (penyebab, cara penularan, dan cara pencegahan
(Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim
Indonesia Angkatan 2019 tentang penyebab penyakit DBD, tempat
perkembangbiakan nyamuk DBD, dan cara pemberantasan sarang
nyamuk DBD, diperoleh hasil bahwa mahasiswa yang memiliki
pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 88 responden (54,3%) dan yang
memiliki pengetahuan sedang terkait penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) yakni mencapai 72 responden (44,4%), sedangkan
mahasiswa yang memiliki pengetahuan rendah adalah 2 responden
(1,2%).
Pengetahuan responden mengenai penyebab penyakit DBD,
cara penularan penyakit DBD, tempat perkembangbiakan nyamuk
penyebab DBD ,dan cara pemberantasan sarang nyamuk DBD
sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit
DBD serta menekan perkembangan dan pertumbuhan jentik
nyamuk Aedes aegypti. Kurangnya pengetahuan responden akan
pentingnya memberantas penyakit DBD dapat berpengaruh

44
pada sikap dan tindakan, karena pengetahuan merupakan salah
satu faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku.
Baiknya tingkat pengetahuan bisa berhubungan dengan
karakteristik pendidikan responden dimana berdasarkan analisis
data penelitian ini terkait pada responden dengan tingkat perguruan
tinggi. Hal ini sesuai dengan hal yang disebutkan oleh Notoadmodjo
(2003) yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut
menentukan mudah tidaknya seseorang memahami pengetahuan
yang mereka peroleh pada umumnya, semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya.
Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat
menentukan pengetahuan yang dimiliki individu, dimana semakin
tinggi tingkat pendidikan, maka akan semakin baik pula tingkat
kepedulian individu terhadap kesehatan (Ayudhya, Ottay, Kaunang,
Kandou, & , 2014). Pengetahuan merupakan suatu hal yang dapat
mempengaruhi terbentuknya suatu perilaku (Sari & Sukesi, n.d.).
Responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik akan
cenderung lebih aktif dalam melakukan usaha melakukan
pencegahan penyakit DBD dibandingkan dengan penduduk yang
memiliki tingkat pengetahuan rendah (Santhi, Darmadi, & Aryasih,
2014).
Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana pemahaman
masyarakat mengenai penyakit DBD seperti penyebab DBD,
tempat perkembangbiakan nyamuk serta cara pemberantasan
nyamuk DBD yang meliputi menguras, menutup, mengubur,
memantau jentik nyamuk, dan menaburkan bubuk abate.
Pengetahuan responden terhadap pemberantasan nyamuk DBD
bisa dikatakan sudah baik karena pengetahuan tinggi sebanyak
54,3%.

45
c. Gambaran Sikap Responden
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap merupakan reaksi atau
respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dituliskan pada
tabel 4.25 mengenai sikap Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019
pemberantasan sarang nyamuk DBD, diperoleh hasil bahwa
mahasiswa yang tergolong memiliki sikap baik adalah sebanyak
156 responden (96,3%), sedangkan yang memiliki sikap yang
tergolong cukup adalah 5 responden (3,1%), dan hanya ada 1
responden (0,6%) yang memiliki sikap kurang terhadap
pemberantasan nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
Responden sebagian besar setuju terhadap setiap
pernyataan yang diajukan. Responden sangat setuju apabila
Pemberantasan Sarang Nyamuk di lakukan secara rutin dan
responden juga setuju bahwa kegiatan memberantasi nyamuk DBD
merupakan tanggung jawab semua komponen masyarakat bukan
hanya tugas pemerintah atau tenaga kesehatan.
Sikap responden yang positif terhadap kegiatan
pemberantasan nyamuk DBD menggambarkan sebagian besar
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim
Indonesia Angkatan 2019 peduli terhadap kegiatan Pemberantasan
Nyamuk. Meskipun sikap atau respon responden terhadap kegiatan
pemberantasan nyamuk sudah termasuk baik, hal ini belum dapat
dilihat langsung dalam bentuk tindakan, karena fungsi sikap belum
merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas, akan tetapi

46
merupakan predisposisi perilaku (tindakan atau reaksi tertutup)
(Notoatmodjo, 2010).

d. Gambaran Tindakan Responden


Terwujudnya tindakan seseorang membutuhkan sikap yang
merupakan kecenderungan untuk bertindak, dan faktor lain
diantaranya adanya sarana dan prasarana (Notoatmodjo, 2010).
Tindakan yang diteliti dalam penelitian ini adalah Kegiatan
yang dilakukan responden dalam melaksanakan kegiatan
pemberantasan nyamuk DBD seperti menutup penampungan air,
menguras bak mandi, mengubur barang bekas, serta kebiasaan
dalam menyimpan pakaian yang telah dipakai.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dituliskan pada
tabel 4.26 mengenai tindakan Mahasiswa Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2019 terhadap
pemberantasan sarang nyamuk DBD, diperoleh hasil bahwa
mahasiswa yang tergolong memiliki tindakan baik adalah sebanyak
66 responden (40,7%), sedangkan yang memiliki sikap tergolong
cukup adalah 59 responden (36,4%), dan sebanyak 37 responden
(22,8%) yang memiliki tindakan kurang terhadap pemberantasan
nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD). Ada 40, 7% tindakan
responden terhadap pemberantasan nyamuk yang dalam kategori
baik, hal ini bisa dikatakan belum optimal karena mayoritas
responden belum mendominasi kategori baik sebab masih banyak
responden yang memiliki tindakan kurang yaitu 22,8%.
Tindakan responden yang cukup dan kurang baik
diantaranya adalah responden tidak sering menguras dan
membersihkan bak mandi/ tempat penampungan air yang ada di
rumah, selain itu ada beberapa responden memiliki kebiasaan
tidak menutup penampungan air untuk keperluan sehari-hari, dan
sebagian responden mengaku jarang membersihkan / mengubur /
membakar barang bekas yang dapat menjadi tempat bersarangnya

47
nyamuk.
Berdasarkan teori Soekidjo Notoatmodjo (2003:34) yang
mendasari penelitian ini, mengatakan bahwa apabila seseorang
memiliki pengetahuan yang baik diharapkan akan mempengaruhi
sikap dan tindakan yang baik pula. Hasil penelitian menunjukkan
50% lebih mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi
tentang pemberantasan nyamuk DBD, akan tetapi tindakan
mahasiswa masih belum optimal, hal ini berarti bahwa meskipun
telah memiliki pengetahuan yang baik akan penyakit DBD dan
pemberantasan sarang nyamuk DBD, akan tetapi mahasiswa
cenderung belum memiliki kesadaran atau belum begitu
memperdulikan tindakan terkait hal tersebut.

48
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah kami paparkan sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Berdasarkan survai yang kami lakukan hasilnya menunjukkan


bahwa sebagian besar responden sudah memiliki Pengetahuan
yang tinggi tentang pemberantasan penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD). Dengan jumlah 88 responden atau sebesar
(54,3%), yang memiliki pengetahuan sedang dengan jumlah 72
responden atau sebesar (44,4%) dan untuk yang memiliki
pengetahuan rendah dengan jumlah 2 responden atau sebesar
(1,2%).
2.Kemudian selanjutnya berdasarkan survai yang kami lakukan
juga menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah
memiliki Sikap yang baik terhadap pemberantasan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan jumlah 156 responden
atau sebesar (96,3%), kemudian yang memiliki sikap cukup
dengan jumlah 5 responden atau sebesar (3,1%) dan yang
memiliki sikap kurang hanya 1 responden atau sebesar (1,2%).
3.Dan yang terakhir berdasarkan survai yang kami lakukan
menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah memiliki
Tindakan yang baik terhadap pemberantasan penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) dengan jumlah 66 responden atau
sebesar (40,7%), yang memiliki tindakan cukup dengan jumlah 59
responden atau sebesar (36,5%) dan yang memiliki tindakan
kurang sebanyak 37 responden atau sebesar (22,8%).

49
B. Saran
Kami berharap laporan ini dapat menambah pemahaman bagi
pembaca agar tertarik untuk terus dapat meningkatkan
keingintahuannya terhadap informasi perihal resiko terjadinya penyakit
dalam diri seseorang serta bahaya yang ditimbulkan. Demi
kesempurnaan laporan ini, kami berharap kritik dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun agar laporan ini bisa lebih baik
untuk ke depannya.

50
DAFTAR PUSTAKA

A, Sukohar. 2014. Demam Berdarah Dengue (DBD). Vol 2. No 2 : 1-15

Ayudhya, P, dkk. 2014. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Masyarakat


Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue Dengan Pencegahan
Vektor Di Kelurahan Malalayang 1 Barat Kota Manado. Jurnal
Kedokteran Komunitas Dan Tropik, Vol. II No, 1–8.

Azzahra, Sri Ayu. 2015. Gambaran Pengetahuan Sikap Dan Tindakan


Masyarakat Di Kelurahan Antang Kec.Manggala Rw Vi Tentang
Penyalik Demam Berdarah Dengue (Dbd) Kota Makassar Tahun
2015. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Uin Alauddin
Makassar

Badriah, Lailatul. 2019. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Karakteristik


Tempat Perindukan Nyamuk Dengan Keberadaan Jentik Aedes
Aegypti Di Desa Sedarat Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo.
Program Studi Kesehatan Masyarakat. Stikes Bhakti Husada
Mulia Madiun

Dinkes Makassar. 2016. Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2015.


Kepala Dinkes Kota Makassar. Makassar

Hasyim, Deddy Maulana. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah
Dengue (Psn Dbd). Vol 4. No 2 : 364-370

Kemenkes. 2010. Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela


Epidemiologi

Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Sekeretaris


Jenderal Kemenkes RI. Jakarta

Kusumawati, Rima Budi. 2017. Faktor – Faktor Yang Berhubungan


Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Dusun Plembang
Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun. Program Studi
Kesehatan Masyarakat. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lontoh, Reinhard Yosua, Dkk. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Dan


Sikap Dengan Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue
(Dbd) Di Kelurahan Malalayang 2 Lingkungan III. Vol 5. No 1 :
382-389

51
Nadifah, Fitri, dkk. 2016. Identifikasi Larva Nyamuk Pada Tempat
Penampungan Air di Padukuhan Dero Condong Catur Kabupaten
Sleman. Vol 10. No 2 : 172-178

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Rineka cipta.

Notoatmodjo, Dr.Soekidjo. 2010. ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta:PT


Rineka Cipta

Sari, N. K., & Sukesi, T. W. (n.d.). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan


12 Tentang DBD Dengan Keberadaan Jentik Di Wilayah Kerja
Puskesmas Gamping I.

Wirakusuma Moh, IB. 2016. Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan


Praktik Tentang Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di
Wilayah Kerja Puskesmas Bebandem. Fakultas Kedokteran.
Universitas Udayana Denspasar

52
LAMPIRAN

53
KUESIONER

SURVEI GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, TINDAKAN


MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS
MUSLIM INDONESIA ANGKATAN 2019 TENTANG PEMBERANTASAN
NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

NAMA :
UMUR :
JENIS KELAMIN : P / L
ALAMAT :
PENGETAHUAN TERHADAP PEMBERANTASAN NYAMUK DBD
1. Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) adalah …
A. Infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
B. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dengue
C. Infeksi yang disebabkan oleh hygiene yang buruk
2. Menurut anda, apa penyebab penyakit demam berdarah?
A. Disebabkan oleh bakteri yang sangat kecil
B. Gigitan nyamuk yang membawa penyakit DBD
C. Cuaca yang tak menentu
3. Nyamuk penular demam berdarah senang beristirahat dimana?
A. Dekat cahaya lampu
B. Pakaian yang tergantung
C. Dimana saja
4. Dimana saja tempat utama nyamuk demam berdarah berkembang biak?
A. Saluran air comberan
B. Genangan air bersih
C. Waduk atau empang
5. Menurut anda, apa yang dimaksud dengan pemberantasan sarang
nyamuk?
A. Kegiatan untuk memberantas telur, jentik, dan pupa nyamuk
penular penyakit DBD di tempat-tempat perkembangbiakannya
B. Kegiatan kerja bakti

54
C. Menghilangkan semua jenis nyamuk-nyamuk
6. Apa yang dimaksud dengan 3M dalam pemberantasan sarang nyamuk
DBD (demam berdarah)?
A. Mengubur, Menutup, Membuang
B. Mengubur, Menutup, Menguras
C. Menguras, Menggali, Mengubur
7. Menurut anda, apa manfaat melakukan pemberantasan sarang nyamuk?
A. Meminimalisir kejadian DBD di lingkungan tempat tinggal
B. Mengurangi tempat perkembangbiakan nyamuk dan mencegah
terjadinya penyakit DBD
C. Agar kondisi tempat tinggal bersih
8. Berapa kali kita harus menguras tempat penampungan air, seperti bak
mandi, tempayan, atau gentong yang berisi air?
A. Paling sedikit sebulan sekali
B. Paling sedikit seminggu sekali
C. Paling sedikit dua bulan sekali
9. Apakah anda mengetahui kegunaan dari bubuk abate? Jika TAHU,
untuk apa bubuk abate?
A.Tidak tahu bubuk abate
B. Membunuh jentik-jentik nyamuk
C. Menjernihkan air yang keruh
10. Apakah penyakit demam berdarah adalah penyakit yang berbahaya?
A. Ya, karena menyebabkan kematian
B. Ya, karena menularkan ke anggota keluarga yang lain
C. Tidak berbahaya

SIKAP TERHADAP PEMBERANTASAN NYAMUK DBD


1. Demam Berdarah harus dicegah dengan melakukan pemberantasan
sarang nyamuk ?
A. Setuju
B. Tidak setuju

55
2. Saya rutin mengecek dan memantau keberadaan jentik di sekitar
lingkungan rumah ?
A. Setuju
B. Tidak setuju
3. Saya selalu rutin melakukan 3M setiap seminggu sekali, meskipun tidak
ada anggota keluarga yang menderita DBD ?
A. Setuju
B. Tidak setuju
4. Saya tidak membarkan pakaian-pakaian kotor menggantung di
belakang pintu ?
A. Setuju
B. Tidak setuju
5. Pemberantasan sarang nyamuk adalah tugas/ tanggung jawab seluruh
komponen masyarakat, bukan hanya tugas pemerintah atau tenaga
kesehatan ?
A. Setuju
B. Tidak setuju

TINDAKAN TERHADAP PEMBERANTASAN NYAMUK DBD


1. Seberapa sering anda menguras dan membersihkan bak mandi /
tempat penampungan air yang ada dirumah?
A. Satu minggu sekali
B. Dua minggu - tiga minggu sekali
C. Sebulan sekali
2. Bagaimana keadaan tempat penyimpanan / penampungan air untuk
keperluan sehari-hari di rumah anda ?
A. Tidak tertutup / terbuka
B. Bertutup
C. Lebih sering terbuka
3. Apakah anda secara teratur membersihkan / mengubur / membakar
barang bekas yang dapat menjadi tempat bersarangnya nyamuk?

56
A. Jarang
B. Secara teratur
C. Tidak pernah
4. Bagaimana kebiasaan rumah anda dalam menyimpan pakaian yang
telah dipakai?
A. Digantungkan dibelakang pintu
B. Digantungkan di penggantungan baju dalam kamar
C. Di simpan di tempat baju kotor
5. Bagaimana jika ada barang bekas (ex : kaleng bekas, botol bekas,
ember bekas) di sekitaran halaman rumah anda?
A. Disimpan saja jaga-jaga jika suatu saat dibutuhkan
B. Dibuang, dikumpulkan di tong sampah lalu diangkat secara rutin
oleh petugas kebersihan
C. Dibuang di selokan rumah

57
OUTPUT SPSS :

Frequencies
Frequency Table
Nama responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Riski Dwiputri A 1 .6 .6 .6


A.Mareza Alifda 1 .6 .6 1.2
aarnis minarti 1 .6 .6 1.9

Afia 1 .6 .6 2.5
Ahyar AS 1 .6 .6 3.1
Aida 1 .6 .6 3.7
Aidul Akbar 1 .6 .6 4.3
aini sakina 1 .6 .6 4.9
ainul marwa busaeri 1 .6 .6 5.6
ainul muthmainnah 1 .6 .6 6.2
Ainun Azizah Bugis 1 .6 .6 6.8
Ainun Mardiah 1 .6 .6 7.4
Alfiah 1 .6 .6 8.0
alivia angraeni 1 .6 .6 8.6
Alya Farhana Bumulo 1 .6 .6 9.3
Amelia hasby 1 .6 .6 9.9
andi amalia m 1 .6 .6 10.5
Andi Azizah Lutfi 1 .6 .6 11.1
Andi Faradila Rahmadani Asdar 1 .6 .6 11.7
Andi Muh. Zulfikar 1 .6 .6 12.3
Andi Nasya Zalsadila b 1 .6 .6 13.0
Andi Putri Tri A 1 .6 .6 13.6
Andi ratu khairunnisa 1 .6 .6 14.2
Andi Ulfah Mulyani 1 .6 .6 14.8
Andi We Tenri Batari Toja Kamri 1 .6 .6 15.4
Andini Rizky Ramdani Sukarno 1 .6 .6 16.0
Anggri Yulia Nengsih 1 .6 .6 16.7
aniela Amanda 1 .6 .6 17.3
Anita Purnama Sari 1 .6 .6 17.9
Annisa Nurul Fatiha 1 .6 .6 18.5

58
Arini agriani 1 .6 .6 19.1
Asni Paridah 1 .6 .6 19.8
astani ayu lestari 1 .6 .6 20.4
Astri Vila Oktafia Haris 1 .6 .6 21.0
astrid putri ayumi 1 .6 .6 21.6
Aulia 1 .6 .6 22.2
Aulia Agustita 1 .6 .6 22.8
aulia febriani 1 .6 .6 23.5
Ayu Lestari 1 .6 .6 24.1
azzara azisah putri 1 .6 .6 24.7
Bayu Tihta Barend 1 .6 .6 25.3
Deitra 1 .6 .6 25.9
Dianne Darre Abdoe 1 .6 .6 26.5
Diza 1 .6 .6 27.2
Dwi Aprilio 1 .6 .6 27.8
Dwita Ayu Israwati 1 .6 .6 28.4
Eka Indriani 1 .6 .6 29.0
Faidah Azzahra Jaya 1 .6 .6 29.6
Fatmawati 1 .6 .6 30.2
faysa baizufira 1 .6 .6 30.9
Filzah Musfirawati Basir 1 .6 .6 31.5
frea tresta 1 .6 .6 32.1
Haenra M Putra 1 .6 .6 32.7
helma liana safitri m 1 .6 .6 33.3
Helmi oktaviana 1 .6 .6 34.0
heriana 1 .6 .6 34.6
Iffat Nurjihan Labibah 1 .6 .6 35.2
Iin kurniati 1 .6 .6 35.8
ima azzahra 1 .6 .6 36.4
Inayah ilmiah yunus 1 .6 .6 37.0
indah rahmawati 1 .6 .6 37.7
Inne Shafira Ilmar Zen 1 .6 .6 38.3
Izzah Indria 1 .6 .6 38.9
jihan labudu 1 .6 .6 39.5
Jumriani Arianti 1 .6 .6 40.1

59
kaltzum nahda 1 .6 .6 40.7
Kurmalasari 1 .6 .6 41.4
Lathifa Qalbi 1 .6 .6 42.0
Lestina NurJanah 1 .6 .6 42.6
Lilis Yuliyanti 1 .6 .6 43.2
M. Salim said anugrah 1 .6 .6 43.8
magfirah 1 .6 .6 44.4
mauliana putri 1 .6 .6 45.1
Miscasari Pratiwi 1 .6 .6 45.7
Muh Ahlulbait Hasan 1 .6 .6 46.3
Muh. Syahrul Limpo 1 .6 .6 46.9
Muhammad Rifky 1 .6 .6 47.5
Muhammad Ryan Maysar 1 .6 .6 48.1
Muhammad Yusril Fauzan 1 .6 .6 48.8
Muhammad Zulfikar 1 .6 .6 49.4
Muhammadzulkifli 1 .6 .6 50.0
Muktihatul hasna 1 .6 .6 50.6
Muliani 1 .6 .6 51.2
musdalifah 1 .6 .6 51.9
Musfirah Ramadhani Syamsir 1 .6 .6 52.5
Nada aliyah puspitasari 1 .6 .6 53.1
Nadia 1 .6 .6 53.7
nadiyah 1 .6 .6 54.3
nahdia awalia 1 .6 .6 54.9
nina nurul asma 1 .6 .6 55.6
noviyani 1 .6 .6 56.2
Nur afifah rahmah 1 .6 .6 56.8
nur ainun 1 .6 .6 57.4
Nur Arindah Rizfa 1 .6 .6 58.0
nur fadilah putri 1 .6 .6 58.6
Nur Faidah Usman 1 .6 .6 59.3
Nur Fitriana abd Azis 1 .6 .6 59.9
Nur Risky Aljaatsyiah 1 .6 .6 60.5
Nur susanty 1 .6 .6 61.1
nurafni 1 .6 .6 61.7

60
Nurasifah hassyari 1 .6 .6 62.3
Nurdinia 1 .6 .6 63.0
nurhalisa tajudin 1 .6 .6 63.6
nurhaliza amalya 1 .6 .6 64.2
Nurhalizah 1 .6 .6 64.8
Nurhikmah Syamsuddin 1 .6 .6 65.4
nurjannah husaeni 1 .6 .6 66.0
Nurramadhani 1 .6 .6 66.7
Nurul aisah 1 .6 .6 67.3
Nurul Fadhila 1 .6 .6 67.9
Nurul Febriyana 1 .6 .6 68.5
Nurul febriyanti 1 .6 .6 69.1
nurul miftakhul hidayah 1 .6 .6 69.8
nurul mutmainnah akhmad 1 .6 .6 70.4
Nurwafiqa Saleh 1 .6 .6 71.0
Patriani Rezki 1 .6 .6 71.6
putri aulia 1 .6 .6 72.2
putri mega maharani 1 .6 .6 72.8
putri suci safitri 1 .6 .6 73.5
putri wulandari jemstar 1 .6 .6 74.1
putri zalzabila 1 .6 .6 74.7
Raflihidayatullah 1 .6 .6 75.3
rahmadani jurais 1 .6 .6 75.9
Reny Angriani Azis 1 .6 .6 76.5
Rifqah Febriana Ali 1 .6 .6 77.2
Rinda Nurul Qarima 1 .6 .6 77.8
Risky Fahrizal 1 .6 .6 78.4
Rosdiana 1 .6 .6 79.0
Rusydayah Auliyah Razak 1 .6 .6 79.6
Salma Savitri 1 .6 .6 80.2
Salsabila 1 .6 .6 80.9
Salsabila putri wardani niswan 1 .6 .6 81.5
Sindy Nada Jojang 1 .6 .6 82.1
Sintha 1 .6 .6 82.7
siti nurhalizah 1 .6 .6 83.3

61
Siti Nurmanis Sari 1 .6 .6 84.0
Sitti Alifah 1 .6 .6 84.6
sri nirwana zadra 1 .6 .6 85.2
Sri Nurainun 1 .6 .6 85.8
sri rahayu 1 .6 .6 86.4
sri wahyuni 1 .6 .6 87.0
sri wulandari 1 .6 .6 87.7
Sry Muliani 1 .6 .6 88.3
Suci anggeraeni s.mashub 1 .6 .6 88.9
Suci hidayanti 1 .6 .6 89.5
Suci Ramadhani Pridani 1 .6 .6 90.1
suharni 1 .6 .6 90.7
Surti ariyanti 1 .6 .6 91.4
Surya Permadi 1 .6 .6 92.0
suwini tasik minanga 1 .6 .6 92.6
Syaikhah Rahmadani Tophan 1 .6 .6 93.2
syinda mustapsyirah 1 .6 .6 93.8
Tarisza Dwitami Munar 1 .6 .6 94.4
Tiara sri fajarwati 1 .6 .6 95.1
ulul azmiyani yasir 1 .6 .6 95.7
Ummul Istiqamah 1 .6 .6 96.3
Ummul Qalbi 1 .6 .6 96.9

Vadiah Syahrani 1 .6 .6 97.5


Veny Anggreany 1 .6 .6 98.1
winda siti nugraha 1 .6 .6 98.8
Yusril Izhama Hendra 1 .6 .6 99.4
Zayna Aulia Faradiba 1 .6 .6 100.0
Total 162 100.0 100.0

62
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 18 25 15.4 15.4 15.4


19 115 71.0 71.0 86.4
20 21 13.0 13.0 99.4
22 1 .6 .6 100.0
Total 162 100.0 100.0

Jenis kelamin responden


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 18 11.1 11.1 11.1


Perempuan 144 88.9 88.9 100.0
Total 162 100.0 100.0

Alamat Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid abdesir 1 .6 .6 .6
amirullah bundar 1 .6 .6 1.2
antang 1 .6 .6 1.9
Asmil kostrad kariango 1 .6 .6 2.5
Barru 1 .6 .6 3.1
Berau 1 .6 .6 3.7
Biga 1 .6 .6 4.3
Bolaang Mongdow Timur 1 .6 .6 4.9
bone 1 .6 .6 5.6
Bone 2 1.2 1.2 6.8
Bone kel apala 1 .6 .6 7.4
bone, sulawesi selatan 1 .6 .6 8.0
Borong 1 .6 .6 8.6
Borong barua desa garuntungan
1 .6 .6 9.3
kec. Kindang Kab. Bulukumba SU

Borong Raya 1 .6 .6 9.9


BPS sudiang 1 .6 .6 10.5
Btn alyuna 2 1 .6 .6 11.1
BTN BULUROKENG PERMAI 1 .6 .6 11.7
Btn Bungoro Indah Baru Blok C1 No
1 .6 .6 12.3
16, Kab Pangkajene dan Kep

btn bungoto indah 1 .6 .6 13.0


btn kumalasari 1 .6 .6 13.6

63
BTN MANGGA TIGA PERMAI A7
1 .6 .6 14.2
NO.9
Btn mustika bukaka, watampone 1 .6 .6 14.8
BTN Nusa Idaman 1 .6 .6 15.4
BTN pepabri 1 .6 .6 16.0
Btn perumahan gelora pajjaiang
1 .6 .6 16.7
indah
btn tonasa 1 .6 .6 17.3
Bula Kab.Seram Bagian timur 1 .6 .6 17.9
bulukumba 3 1.9 1.9 19.8
bung permai 1 .6 .6 20.4
Dompu 1 .6 .6 21.0
Dsn 1 Bone-Pute 1 .6 .6 21.6
enrekang 2 1.2 1.2 22.8
Enrekang 1 .6 .6 23.5
Firdauzy residence Blok A1 1 .6 .6 24.1
hertasning 1 .6 .6 24.7
jalan andi bintang 1 .6 .6 25.3
jalan racing 1 .6 .6 25.9
jeneponto 2 1.2 1.2 27.2
Jeneponto 1 .6 .6 27.8
JL abdesir 1 .6 .6 28.4
JL barukang raya 1 .6 .6 29.0
jl damai ongkoe 1 .6 .6 29.6
JL hasanuddin 1 .6 .6 30.2
jl kh agussalim 1 .6 .6 30.9
jl korban 40.000 jiwa 1 .6 .6 31.5
jl latimojong belopa 1 .6 .6 32.1
jl paccerakkang 1 .6 .6 32.7
JL sawerigading 1 .6 .6 33.3
Jl. Bau massepe 1 .6 .6 34.0
Jl. Biring Romang baru Lr.3 1 .6 .6 34.6
Jl. Ganggawa 1 .6 .6 35.2
Jl. H. Andi Depu lantora, Polewali
1 .6 .6 35.8
Mandar

64
Jl. H.M.Arsyad B, kabupaten
1 .6 .6 36.4
pangkep
jl. kusuma bangsa 1 .6 .6 37.0
jl. nasrun 1 .6 .6 37.7
Jl. Nelayan ogoamas 1, Kec. sojol
1 .6 .6 38.3
utara, Kab.donggala, provi
JL. percetakan 1 .6 .6 38.9
JL. sultan alauddin 1 .6 .6 39.5
Jl. Yos sidoarjo no 72 baubau 1 .6 .6 40.1
jl. yos sudarso 1 .6 .6 40.7
Jl.Kalimantan 1 .6 .6 41.4
jln budi daya raya makassar 1 .6 .6 42.0
jln bumi 1 .6 .6 42.6
Jln poros Polman Pinrang ,salubone
1 .6 .6 43.2
kel.data,kec.duampanua,ka

jln. Emmy Saelan 1 .6 .6 43.8


Jln. A/10 Kompleks Keuagan 1 .6 .6 44.4
Jln. Andi Jemma No.7 towuti, luwu
1 .6 .6 45.1
timur
Jln. Borong raya baru 1 .6 .6 45.7
Jln. Monumen Emmy Saelan no.20 1 .6 .6 46.3
Jln. Santigi no.5 1 .6 .6 46.9
Jln.Karantina 1 .6 .6 47.5
jln.Rajawali tonasa 1 pangkep 1 .6 .6 48.1
Kaimana, air merah dalam 1 .6 .6 48.8
kanaungan 1 .6 .6 49.4
kec burau 1 .6 .6 50.0
Kelurahan ceppaga
1 .6 .6 50.6
kec.libureng,kab.bone
kolaka 1 .6 .6 51.2
Kolaka 1 .6 .6 51.9
Komp. Bayang, metro tanjung
1 .6 .6 52.5
bunga.

kota ambon 1 .6 .6 53.1


Kotamobago 1 .6 .6 53.7
Kotamobagu Sulawesi Utara 1 .6 .6 54.3

65
Limbung 1 .6 .6 54.9
luwu 3 1.9 1.9 56.8
Luwu 1 .6 .6 57.4
Luwu Timur, wotu, Ds lera, Dsn
1 .6 .6 58.0
sekayu
Luwu utara 2 1.2 1.2 59.3
majene 1 .6 .6 59.9
Majene 1 .6 .6 60.5
makassar 1 .6 .6 61.1
Makassar 4 2.5 2.5 63.6
malili 1 .6 .6 64.2
Malili, Luwu Timur 1 .6 .6 64.8
Mamuju 1 .6 .6 65.4
Mangkaca 1 .6 .6 66.0
Mangon, Tual Maluku 1 .6 .6 66.7
Maros 1 .6 .6 67.3
Masamba 1 .6 .6 67.9
minasa upa blok L 10 1 .6 .6 68.5
Morowali 1 .6 .6 69.1
Morowali Utara 1 .6 .6 69.8
Morowali, Sulawesi Tengah 2 1.2 1.2 71.0
nawaripi, papua 1 .6 .6 71.6
palopo 2 1.2 1.2 72.8
palu 1 .6 .6 73.5
Palu Sulawesi tengah 1 .6 .6 74.1
pangkajene sidrap 1 .6 .6 74.7
Pangkajene, Sidrap 1 .6 .6 75.3
pangkep 1 .6 .6 75.9
Pangkep 1 .6 .6 76.5
Papua 1 .6 .6 77.2
perintis kemerdekaan 1 .6 .6 77.8
Perintis KM 7 1 .6 .6 78.4
Perumahan hasri barombong
1 .6 .6 79.0
residen 2 blok c no 5
perumnas antang 1 .6 .6 79.6

66
perumnas sudiang 1 .6 .6 80.2
Perusahaan lagoosi village blok
1 .6 .6 80.9
tulip 2

pinrang 3 1.9 1.9 82.7


Pinrang 2 1.2 1.2 84.0
Polewali mandar 1 .6 .6 84.6
Puri Graha 1 .6 .6 85.2
Racing center 1 .6 .6 85.8

Rantepao Toraja Utara 1 .6 .6 86.4


Selayar 1 .6 .6 87.0
sinjai 1 .6 .6 87.7
soppeng 3 1.9 1.9 89.5
Sorong, Papua Barat 1 .6 .6 90.1
sulawesi tengah 1 .6 .6 90.7
Sulawesi Tengah, Morowali Utara 1 .6 .6 91.4
sulteng palu 1 .6 .6 92.0
Sungai saddang lama 1 .6 .6 92.6
tana toraja 1 .6 .6 93.2
Telkomas 1 .6 .6 93.8
Ternate,maluku utara 1 .6 .6 94.4
toraja utara 1 .6 .6 95.1
ujung pandang 1 .6 .6 95.7
Urip Sumohardjo Lr 01 1 .6 .6 96.3
Villa bulurokeng indah 1 .6 .6 96.9
Wajo 2 1.2 1.2 98.1
Watampone 1 .6 .6 98.8
Watansoppeng 1 .6 .6 99.4
Wawondula 1 .6 .6 100.0
Total 162 100.0 100.0

67
Kelas responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid B1 18 11.1 11.1 11.1


B2 18 11.1 11.1 22.2
B3 18 11.1 11.1 33.3
B4 18 11.1 11.1 44.4
B5 18 11.1 11.1 55.6
B6 18 11.1 11.1 66.7
B7 18 11.1 11.1 77.8
B8 18 11.1 11.1 88.9
A1 18 11.1 11.1 100.0
Total 162 100.0 100.0

Penyakit DBD adalah

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Infeksi oleh virus dengue 137 84.6 84.6 84.6
Infeksi oleh bakteri dengue 12 7.4 7.4 92.0
infeksi oleh hygiene yang buruk 13 8.0 8.0 100.0
Total 162 100.0 100.0

Menurut anda, apa penyebab penyakit demam berdarah?

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Disebabkan oleh bakteri
2 1.2 1.2 1.2
yang sangat kecil
Gigitan nyamuk yang
158 97.5 97.5 98.8
membawa penyakit DBD
Cuaca tak menentu 2 1.2 1.2 100.0
Total 162 100.0 100.0

68
Nyamuk penular Demam berdarah senang beristirahat dimana
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid dekat cahaya lampu 2 1.2 1.2 1.2


pakaian yang tergantung 105 64.8 64.8 66.0
dimana saja 55 34.0 34.0 100.0
Total 162 100.0 100.0

Menurut anda apa yang dimaksud dengan pemberantasan sarang nyamuk


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kegiatan untuk memberantas telur,


jentik, dan pupa nyamuk penular
158 97.5 97.5 97.5
penyakit dbd ditempat-tempat
perkembangbiakannya
kegiatan kerja bakti 2 1.2 1.2 98.8
menghilangkan semua jenis
2 1.2 1.2 100.0
nyamuk
Total 162 100.0 100.0

Apa yang dimaksud dengan 3M dalam pemberantasan sarang nyamuk DBD


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid mengubur, menutup, membuang 22 13.6 13.6 13.6


mengubur, menutup, menguras 96 59.3 59.3 72.8
menguras, menggali, mengubur 44 27.2 27.2 100.0
Total 162 100.0 100.0

Apa manfaat pemberantasan sarang nyamuk


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid meminimalisir kejadian DBD di


16 9.9 9.9 9.9
lingkungan tempat tinggal
mengurangi tempat
perkembangbiakan nyamuk dan 143 88.3 88.3 98.1
mencegah terjadinya penyakit DBD
agar kondisi tempat tinggal bersih 3 1.9 1.9 100.0
Total 162 100.0 100.0

69
berapa kali kita harus menguras tempat penampungan air, seperti bak mandi, tempayan, atau gentong berisi air?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid paling sedikit sebulan sekali 34 21.0 21.0 21.0


paling sedikit seminggu sekali 124 76.5 76.5 97.5
paling sedikit dua bulan sekali 4 2.5 2.5 100.0
Total 162 100.0 100.0

Apakah anda mengetahui kegunaan bubuk abate?jika TAHU, untuk apa bubuk abate?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tidak tahu bubuk abate 50 30.9 30.9 30.9


membunuh jentik nyamuk 109 67.3 67.3 98.1
menjernihkan air yang keruh 3 1.9 1.9 100.0
Total 162 100.0 100.0

Apakah penyakit DBD adalah penyakit yang berbahaya?


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ya, karena menyebabkan kematian 148 91.4 91.4 91.4


Ya, karena menularkan ke anggota
9 5.6 5.6 96.9
keluarga yang lain
Tidak berbahaya 5 3.1 3.1 100.0
Total 162 100.0 100.0

Demam berdarah harus dicegah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Setuju 162 100.0 100.0 100.0

Saya rutin mengecek dan memantau keberadaan jentik di sekitar lingkungan rumah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid setuju 154 95.1 95.1 95.1


tidak setuju 8 4.9 4.9 100.0
Total 162 100.0 100.0

70
Saya selalu rutin melakukan 3M setiap seminggu sekali meskipun tidak ada anggota keluarga yang
menderita DBD
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid setuju 150 92.6 92.6 92.6


tidak setuju 12 7.4 7.4 100.0
Total 162 100.0 100.0

Saya tidak membiarkan pakaian kotor menggantung di belakang pintu


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid setuju 157 96.9 96.9 96.9


tidak setuju 5 3.1 3.1 100.0
Total 162 100.0 100.0

Pemberantasan sarang nyamuk adalah tugas/ tanggungjawab seluruh komponen masyarakat,


bukan hanya tugas pemerintah atau tenaga kesehatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid setuju 161 99.4 99.4 99.4


tidak setuju 1 .6 .6 100.0
Total 162 100.0 100.0

Seberapa sering anda menguras dan membersihkan bak mandi/ tempat penampungan air yang ada di rumah?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid satu minggu sekali 100 61.7 61.7 61.7


dua minggu - tiga minggu sekali 43 26.5 26.5 88.3
sebulan sekali 19 11.7 11.7 100.0
Total 162 100.0 100.0

Bagaimana keadaan tempat penyimpanan/ penampungan air untuk keperluan sehari-hari dirumah anda?
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak tertutup 36 22.2 22.2 22.2


bertutup 77 47.5 47.5 69.8
lebih sering terbuka 49 30.2 30.2 100.0
Total 162 100.0 100.0

71
Apakah anda secara teratur membersihkan/ mengubur/ membakar barang bekas yang dapat menjadi
tempat bersarangnya nyamuk
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid jarang 85 52.5 52.5 52.5


secara teratur 70 43.2 43.2 95.7
tidak pernah 7 4.3 4.3 100.0
Total 162 100.0 100.0

Bagaimana kebiasaan rumah anda dalam menyimpan pakaian yang telah dipakai
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid digantungkan dibelakang pintu 6 3.7 3.7 3.7


digantungkan di penggantungan
21 13.0 13.0 16.7
baju dalam kamar
di simpan di tempat baju kotor 135 83.3 83.3 100.0
Total 162 100.0 100.0

Bagaimana jika ada barang bekas (ex kaleng bekas, botol bekas, ember bekas) di sekitar halaman rumah anda
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid disimpan saja jaga-jaga jika suatu


15 9.3 9.3 9.3
saat dibutuhkan
dibuang, dikumpulkan di tong
sampah lalu diangkat secara rutin 147 90.7 90.7 100.0
oleh petugas kebersihan
Total 162 100.0 100.0

Pengetahuan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tinggi 88 54.3 54.3 54.3


Sedang 72 44.4 44.4 98.8
Rendah 2 1.2 1.2 100.0
Total 162 100.0 100.0

72
Sikap Respondedn
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 156 96.3 96.3 96.3


Cukup 5 3.1 3.1 99.4
Kurang 1 .6 .6 100.0
Total 162 100.0 100.0

Tindakan Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 66 40.7 40.7 40.7


Cukup 59 36.4 36.4 77.2
Kurang 37 22.8 22.8 100.0
Total 162 100.0 100.0

73

Anda mungkin juga menyukai