Anda di halaman 1dari 3

Berikut langkah langkah Investigasi Wabah :

Langkah 1: Persiapan Investigasi di Lapangan


Siapapun yang akan memulai investigasi wabah harus dipersiapkan dengan baik
sebelum turun ke lapangan. Persiapan dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori:
Investigasi, Administrasi, dan Konsultasi dalam DBD persiapan investigasi di
lapangan.

Langkah 2 : Memastikan Terjadinya Wabah


Berdasarkan situasi, terjadi tren yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus termasuk
lemahnya upaya program pengendalian DBD, sehingga upaya program pengendalian
DBD perlu lebih mendapat perhatian terutama pada tingkat kabupaten/kota dan
Puskesmas.

Langkah 3 : Memastikan diagnosis Tujuan pemastian diagnosis adalah:


a). Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan benar
b). Untuk menyingkirkan kemungkinan kesalahan laboratorium yang menyebabkan
peningkatan kasus yang dilaporkan

Langkah 4a : Membuat definisi kasus


Definisi kasus meliputi kriteria klinis dan terutama dalam penyelidikan wabah
dibatasi oleh waktu, tempat dan orang. Resiko terkena DBD pada laki-laki dan
perempuan hampir sama, tidak tergantung jenis kelamin dan Kasus cenderung
meningkat pada musim penghujan (Desember – Maret) dan menurun pada musim
kemarau (JuniSeptember), walaupun setiap daerah mempunyai variasi musim sesuai
regionalnya

Langkah 4b : Menemukan dan menghitung Kasus


Dikumpulkan informasi berikut ini dari setiap kasus:
a) Data indentitas -- nama, alamat, nomor telepon
b) Data demografi -- umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan
c) Data klinis -- tanggal onset, rawat inap/mati
d) Faktor risiko -- harus dibuat khusus untuk tiap penyakit. Informasi pelapor --
mencari informasi tambahan atau memberikan umpan balik

Langkah 5 : Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)


Epidemiologi Deskriptif adalah Studi tentang kejadian penyakit atau masalah lain
yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi. Umumnya berkaitan dengan ciri-
ciri dasar seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan lokasi
geografiknya. Epidemiologi Deskriptif dikelompokkan berdasarkan waktu, tempat,
dan orang.

Langkah 6 : Membuat hipotesis


Langkah selanjutnya dalam sebuah investigasi adalah membuat formula hipotesis.
Hipotesis harus memuat sumber agen penyakit, cara penularan (dan alat penularan
atau vektor), dan paparan yang menyebabkan suatu penyakit. Perlu dilakukan
surveilans kasus dan surveilans vektor yang intensif terutama pada tingkat
masyarakat dan Puskesmas dengan bimbingan Dinas Kesehatan Kab/kota

Langkah 7 : Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasuskontrol)


Langkah selanjutnya setelah membuat hipotesis untuk menjelaskan suatu wabah
adalah menilai kredibilitas dari hipotesis tersebut. Dalam investigasi lapangan, kita
dapat menilai hipotesis melalui salah satu dari dua cara dibawah ini:
a. Membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau
b. Menggunakan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan
menyelidiki peran peluang.
1. Penelitian Cohort Merupakan teknik uji terbaik dalam investigasi wabah pada
populasi yang kecil dan jelas batasnya. Dalam memeriksa informasi, ada tiga hal
yang harus diperhatikan:
1) Attack rate tinggi pada mereka yang terpapar
2) Attack rate rendah pada mereka yang tidak terpapar
3) Sebagian besar penderita terpapar, sehingga pemaparan dapat menerangkan
sebagian besar dari kejadian
2. Penelitian Case-Control Dilakukan apabila wabah terjadi, populasinya tidak jelas
batasannya

Langkah 8 : Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan


Terkadang, suatu epidemiologi analitik memperlihatkan tidak adanya hubungan
(unrevealing), maka kita perlu mempertimbangkan untuk membuat hipotesis kembali.
Oleh karena itu dibutuhkan penelitian tambahan berupa :
1. Penelitian Epidemiologi  epidemiologi analitik Epidemiologi analitik, yaitu
dengan melakukan penelitian serupa dengan kelompok kontrol yang berbeda dan
lebih spesifik.
2. Penelitian Laboratorium dan Lingkungan
a. Pemeriksaan serum
b. Pemeriksaan tempat pembuangan tinja

Langkah 9 : Melakakukan tindakan pengendalian dan pencegahan


Dalam banyak investigasi, tujuan utamanya yaitu melakukan tindakan pengendalian
& pencegahan. Kita harus melakukan tindakan pengendalian sedini mungkin, dan hal
itu bisa dilakukan bila penyebab, sumber, dan cara trasnmisi dari wabah telah
diketahui. Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang
terlemah dalam rantai penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan
pada agen penyakit, sumber, atau reservoirnya. Dan Perlu ditingkatkan upaya
penyuluhan dan pendidikan terhadap masyarakat agar selalu waspada terhadap DBD

Langkah 10 : Menyampaikan hasil penyelidikan Tugas akhir dalam sebuah


investigasi adalah menyampaikan hasil penyelidikan. Dalam menyampaikan hasil
penyelidikan ini dapat dilakukan dengan dua cara:
1) Penyampaian secara lisan Penyampaian secara lisan ini dilakukan dihadapan
petugas kesehatan setempat dan orang yang bertanggung jawab untuk
menerapkan langkahlangkah pencegahan
2) Laporan tertulis Kita juga harus memberikan laporan tertulis yang mengikuti
format ilmiah meliputi pendahuluan, latar belakang, metode, hasil,
pembahasan, kesimpulan dan rekomendasi.

Anda mungkin juga menyukai