LATAR BELAKANG
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia, dan logosyang berarti ilmu.
Menurut Haviland (1994;7) antropogi adalah studi tentangumat manusia yang berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentangmanusia dan prilakunya, dan untuk
memperoleh pengertian yang lengkapmengenai keanekaragaman manusia. Dalam pengertian
studi yangmempelajari manusia, antropologi menurut Embaer (1985:2) dapat bersifatakurat
atau tidak akurat. Para ahli antropologi tertarik untuk mempelajarikapan, dimana, dan
bagaimana manusia pada mulanya muncul di bumi,selaian itu mereka juga mempelajari
beraneka ragam ciri-ciri fisik manusia.Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi
perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama
tentangcara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia,yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi antropologi kesehatan ?
2. Bagaimana sejarah antropologi kesehatan ?
3. Apa batasan dan ruang lingkup antropologi kesehatan ?
4. Apa manfaat antropologi kesehatan ?
TUJUAN
2. Menurut Hasan dan Prasad ( 1959;21-22)Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu
mengenai manusiayang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan
manusia(termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahamikedokteran
(medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukumkedokteran (medico-legal),
aspek sosial kedokteran (medico-sosial)dan masalah-masalah kesehatan manusia.
Pada dasarnya, perhatian antropologi yang paling awal adalah mengenaiciri-ciri dan sifat
masyarakat tentang bagaimana manusia berhubungan satusama lain, bagaimana dan mengapa
masyarakat berubah sepanjangwaktu.Kebanyakan Antropolog sepakat bahwa antropologi
muncul sebagaisuatu cabang keilmuan yang jelas batasannya pada sekitar pertengahan abad
ke-19, tatkala perhatian orang pada evolusi manusiaa berkembang.Antropologi sebagai disiplin
akademik baru dimulai tidak lama setelah itu,ketika pengangkatan pertama antropologi
profesional di universitas, museum,dan kantor-kantor pemerintahan. Namun tidak ada
keraguan bahwa gagasanantropologi sudah jauh sebelumnya.Koentjaraninggrat
menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut
Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangunkoloni di benua lain seperti
Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalamrangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul
berbagai kendalaseperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuacayang
kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain.Dalam menghadapinya,
pemerintahan kolonial negara Eropa berusahamencari-cari kelemahan suku asli untuk
kemudian menaklukannya.Untukitulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi
tentang suku-
suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untukkepentingan
pemerintah kolonial.
Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)
Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat.Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli
yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilangakibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.Pada
masa ini pula terjadisebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II.Perang ini
membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-
negara di dunia kepada kehancuran total.Kehancuran itumenghasilkan kemiskinan,
kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang
tak berujung.Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dij
ajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan.Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhas
il mereka.Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsaErop
a yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.Proses-
proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagiditujukan
kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepadasuku bangsa di dae rah pedalaman
Eropa seperti suku bangsa Soami, Flamdan Lapp.
Buku berjudul anthropology in Medicine menurut Foster dan Anderson belum melahirkan
disiplin baru dan hanya merupakan lapangan perhatian dari antropologi terapan. Munculnya
istilah Medicine Anthropology dari tulisan Scotch dan Paul dalam artikel tentang pengobatan
dan kesehatan masyarakat. Atas dasar ini kemudian di Amerika lahirlah antropologi kesehatan.
Ahli-ahli antropologi tertarik untuk mempelajari faktor-faktor biologis, dan sosio-budaya
yang mempengaruhi kesehatan dan munculnya penyakit pada masa sekarang dan sepanjang
sejarah kehidupan manusia dipengaruhi oleh keinginan untuk memahami perilaku sehat
manusia dalam manifestasi yang luas dan berkaitan segi praktis.
Terkait tujuan ilmu antropologi maka dapat diketahui manfaat mempelajari antropologi
untuk:
1. Mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara universal
maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa).
2. Mengetahui kedudukan dan peran yang harus dilakukan sesuai dengan harapan warga
masyarakat dari kedudukan yang sedang disandang.
3. Memperluas wawasan tentang pergaulan umat manusia di seluruh dunia yang
mempunyai kekhususan-kekhususan sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga
menimbulkan toleransi yang tinggi.
4. Mengetahui berbagai macam problem dalam masyarakat, memiliki kepekaan terhadap
kondisi-kondisi dalam masyarakat, serta mampu mengambil inisiatif pemecahan
masalah.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses
sosial budaya bidang kesehatan. Memang tidak secara tepat meramalkan perilaku individu
dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan kemungkinan luasnya pilihan yang
akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang baru.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan
suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi hasil tentang
suatu kondisi yang ada di masyarakat.
BAB III PENUTUP
1. Antropologi kesehatan merupakan bagian dari ilmu antropologi yang sangat penting
sekali, karena di dalam antropologi kesehatan diterangkan dengan jelas kaitan antara
manusia, budaya, dan kesehatan sehingga kita dapat mengetahui kaitan antara budaya
suatu masyarakat dengan kesehatan masyarakat itu sendiri.
3. Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam
memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain seperti bidang biologi dan
sosialkultur.
Saran
Saran Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya.
Untuk melakukan pendekatan perubahan perilaku kesehatan, petugas kesehatan harus
menguasai berbagai macam latar belakang sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.
Oleh sebab itu petugas kesehatan harus menguasai antropologi, khususnya antropologi
kesehatan.