Anda di halaman 1dari 4

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI INVESTIGASI WABAH

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

1. Melakukan Persiapan
 Setelah menemukan/menerima laporan adanya penderita DBD, petugas
Puskesmas /Koordinator DBD segera mencatat dalam buku catatan harian.
 Mempersiapkan peralatan survei seperti tensi`meter, senter, formulir PE, dan surat
tugas
 Memberitahukan kepada lurah/kades dan ketua RW/RT setempat bahwa di
wilayahnya ada tersangka/penderita DBD dan akan dilaksanakannya PE
2. Menentukan apakah kejadian tersebut KLB (Pemastian KLB)
Pada unit pelayanan kesehatan dengan sistem informasi baik dan jumlah kasus DBD
yang dapat dideteksi sesuai dengan desa atau kelurahan, maka peningkatan kasus pada
setiap wilayah dapat dijadikan peringatan dini sebelum terjadi KLB. Untuk memastikan
bahwa peningkatan kasus merupakan KLB atau bukan, maka dapat dilakukan analisis
pola minimum-maksimum kasus bulanan / mingguan dengan pembanding kasus DBD
pada tahun-tahun sebelumnya. Pada daerah desa atau kelurahan ditetapkan telah
terjangkit KLB DBD apabila memenuhi satu dari kriteria sebagai berikut :
1. Terdapat satu kasus DBD atau lebih yang selama 3 bulan terakhir di daerah tersebut
tidak ditemukan penderita DBD, tetapi HI jentik Aedes Aegepty desa atau kelurahan
tersebut lebih dari 5%
2. Terdapat peningkatan bermakna jumlah kasus DBD dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya
3. Terdapat peningkatan bermakna dibandingkan dengan keadaan tahun sebelumnya
pada periode yang sama

3. Pemastian Diagnosis Etiologis

Pemastian diagnosis dilakukan dengan melihat gejala klinis yang muncul pada
penderita dan melakukan pengambilan sampel darah pada beberapa orang penderita yang
sedang dirawat. Pemeriksaan sediaan darah dengan menggunakan Rapid Test Diagnostic
(RDT) yang dilakukan oleh analisis kesehatan puskesmas setempat. Dari hasil
pengumpulan data yang dilakukan terhadap 44 kasus DBD dengan gejala klinis
digambarkan pada table berikut :

Tabel 1. Distribusi Gejala Klinis Penderita pada KLB DBD di Desa


Lampasio, Desa Tinading, Desa Sibae, Desa Oyom Kec.Lampasio, Kab. Toli-toli
pada tanggal 28 Februari s/d 15 Maret 2011

No Gejala Klinis Jumlah %


1 Demam 44 100
2 Sakit Ulu Hati 7 15,9
3 Torniket 0 0
4 Perdarahan 31 70,5
5 Muntah 7 15,9
6 Shock 0 0
7 Batuk 20 45,5
Dari tabel diatas terdapat gejala dengan frekuensi tertinggi oada penderita Demam
(100%), Perdarahan 70,5%, Batuk 45,5%, Sakit ulu hati 15,9%, Muntah 15,9%. Hal ini
merupakan gejala penyakit DBD yang dusebabkan oleh virus dengue dimana vector
perantara adalah nyamuk aedes aegypti.

4. Mengidentifikasi dan menghitung kasus/paparan


Definisi Kasus
DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue. Virus ini ditularkan dari
manusia ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Gejala klinis penyakit DBD
dimulai dengan demam tinggi yang mendadak terus-menerus berlangsung 2-7 hari,
kemudian turun secara cepat. Demam secara mendadak disertai gejala klinis yang tidak
spesifik seperti : anorexia, lemas, nyeri pada tulang, sendi, punggung, dan kepala.
a. Distribusi Menurut Orang
Tabel 2. Distribusi Kasus DBD menurut kelompok umur di Wilayah Puskesmas
Lampasio Kec. Lampasio, Kab,Toli-Toli Bulan Maret Tahun 2011

No Kelompok Jumlah Kasus Jumlah Kasus CFR (%)


Umur (Thn) (Sakit) (Mati)
1 ≤ 12 22 0 0
2 13-24 2 1 50
3 25-36 6 0 0
4 37-48 13 0 0
5 >49 1 0 0
Jumlah 44 1 2,3%
b. Distribusi menurut jenis kelamin
Tabel 3. Distribusi Kasus DBD menurut jenis kelamin di Wilayah Puskesmas
Lampasio, Kec.Lampasio, Kab.Toli-Toli Bulan Maret Tahun 2011

No Jenis Populasi Jumlah Kasus Attack CFR (%)


Sakit Mati
Kelamin Rentan Rate (%)
1 Laki-laki 4131 21 0 0,51 0
2 Perempuan 3658 23 1 0,62 4,38
Jumlah 7816 44 1 0,90 2,27

c. Distribusi menurut tempat tinggal


Tabel 4. Distribusi Kasus DBD menurut tempat tinggal penderita pada KLB di
Wilayah Puskesmas Lampasio, Kec.Lampasio, Kab.Toli-Toli Bulan Maret Tahun
2011

No Nama Desa Jumlah Kasus CFR (%)


Sakit Mati
1 Desa 20 0 0
Lampasio
2 Desa Tinading 18 0 0

3 Desa Sibea 2 0 0
4 Desa Oyom 4 1 25%

Jumlah 44 1 2,27%

d. Distribusi Menurut Orang

Berdasarkan hasil investigasi, diketahui bahwa awal mulai sakit tanggal 28 Pebruari
2011 dengan jumlah penderita 2 orang. Puncak kasus terjadi pada tanggal 9 Maret
2011 dengan peningkatan kasus sebanyak 8 orang, sehingga jumlah kasus secara
keseluruhan adalah 44 kasus.

Anda mungkin juga menyukai