Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PRAKTIK STASE

ASUHAN REMAJA

Disusun oleh :
Neli Diana
Nim : 223001080108

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA REMAJA Nn. NW USIA 19 TAHUN DENGAN
DISMENORE PRIMER
DI SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI
TAHUN 2024

Diajukan sebagai salah satu syarat wajib dalam menyelesaikan


Stase Asuhan Kebidanan Komunitas

Jambi, Januari 2024

Menyetujui,
CI Akademik

( Bdn. Lismawati,S.Keb,M.Kes)
NIDN. 1021038703

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN LENGKAP
STASE ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
PADA REMAJA Nn. NW USIA 19 TAHUN DENGAN
DISMENORE PRIMER
DI SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI
TAHUN 2024

Dipersiapkan dan Disusun Oleh:


Neli Diana
Nim : 223001080108

Disetujui,
CI Akademik

(Bdn. Lismawati,S.Keb,M.Kes)
NIDN. . 1021038703

Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn. Devi Arista, S.Keb., M.Kes


NIK. 1010300715008
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Stase Asuhan Kebidanan Komunitas dengan judul “Asuhan kebidanan Komunitas
Pada Remaja Nn. NW Dengan Dismenore Primer Di SMA Negeri 7 Kota Jambi
Tahun 2024. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Bapak Seno Aji.,S.Pd., M.Eng, selaku Rektor Universitas Adiwangsa Jambi.
2. Ibu Subang Aini Nasution., SKM., M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan dan Farmasi Universitas Adiwangsa Jambi dan selaku
pembimbing komunitas.
3. Bdn. Devi Arista, S.Keb.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Profesi Bidan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Adiwangsa Jambi
4. Ibu Bdn. Lismawati, S.Keb., M.Kes selaku dosen pembimbing CI akademik
pada Stase Kebidanan Komunitas.
5. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswi Universitas Adiwangsa Jambi.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh karenanya
saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan di
masa mendatang. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan berkah dan hidayah - Nya
atas bantuan dan bimbingan serta jasa baik yang diberikan kepada penulis dalam
penyusunan selama pendidikan, Aamiin.
Saya mengharapkan semoga Laporan Stase Komunitas ini bisa bermanfaat
bagi masyarakat pada umumnya dan pembaca khususnya.

Januari , Januari 2024


Penulis

Neli Diana
v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………….……. ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………….. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… iv
DAFTAR ISI …………………………..…………………….. v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian ............................................................................ 7
B. Klasifikasi Dismenore................................................................ 8
C. Patofiologi Dismenore .............................................................. 10
D. Pemeriksaan Penunjang.............................................................. 10
E. Penatalaksanaan Medis.............................................................. 11
F. Penanganan Dismenore…......................................................... 12
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dismenore Primer.............. 12
H. Dampak Disminore...................................................................... 13
BAB III TINJAUAN KASUS …………………………………….….. 14
BAB IV PEMBAHASAN …………….…………………………….. 22
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 26
B. Saran ................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat yang menyangkut system,


fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh seorang remaja. Organ reproduksi
adalah salah satu organ tubuh yang sensitif dan harus mendapatkan perawatan
khusus. Masalah yang sering dialami dan paling berisiko menjadi persoalan bagi
seorang remaja khususnya wanita adalah keputihan (Pradnyandari, Surya, &
Aryana, 2019).
Disminore primer merupakan nyeri yang di rasakan saat menstruasi yang
terjadi bukan karena gangguan fisik tetapi di karenakan kejang otot uterus yang
disebabkan produksi progtaglandin yang berlebihan sehingga merangsang
uterus.Nyeri haid memang umum terjadi dan kebanyakan penyebabnya belum
diketahui.Namun,apabila setiap kali menstruasi selalu merasa nyeri yang
menyiksasehingga tidak dapatberaktivitas sama sekali,disertai rasa pusing
mual,muntah,demam bahkan sampai pingsan maka harus diwaspadai karena bias
saja merupakan tanda yang paling banyak di temukan setelah pemeriksaan adalah
gangguan endometrisis atau terdapat fibroid pada rahim ( Sallika,2010).
Berdasarkan kriteria WHO (World Halth Organization)pada tahun 2012
didapatkan kejadian sebesar 1.76.425 jiwa (90%) remaja mengalami disminore
dengan 10-15% mengalami disminoreberat. Persentase angka terjadinya

disminore pada remaja di amerika serikat sekitar 60% dan di swedia sekitar 72%,
oleh kumbar et al di india dari 183 remaja usia 14-19 tahun ditemukan sebanyak
119 atau 65% remaja mengalami dismenore.
Sedangkan di Indonesia angka kejadian disminore sebesar 107.673 jiwa
(64.25%),yang dari 59.671 jiwa (54.89%) mengalami disminore primer dan 9.496
jiwa (9,36%) mengalami disminore sekunder. Menurut hasil survey perkumpulan
keluarga berencana indonesia (PKBI) cabang bandar lampung pada tahun
2014,disminore menempati urutan pertama keluhan yang sering di alami
5

wanita,sebesar 65,3% selain siklus menstruasi yang tidak benar (Palupi, 2016).
Disminore primer adalah rasa nyeri/kram pada perut bagian
bawah,punggung bahkan sampai paha tanpa kelainan yang nyata pada alat
genetalia,dimana nyeri bisa timbul sebelum haid atau bersamaan dengan awal
terjadinya haid. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas responden di
sumatra utara mengalami disminore primer dengan prevalensi penelitian yang
dilakukan sekitar 73%.(Andriani ,2010).
Penyebab terjadinya nyeri disminore dikarenakan adanya peningkatan
hormon prostaglandin. Hormon ini mengakibatkan kontraksi uterus dan
vasokonstriksi pembuluh darah. Aliran darah menuju ke uterus menurun sehingga
uterus tidak mendapatkan suplai oksigen yangt adekuat sehingga menyebabkan
nyeri. Secara umum penanganan nyeri disminore terbagi dalam dua kategori
pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis nyeri yang
merupakan metode paling umum digunakan untuk menghilangkan nyeri. Upaya
penanganan disminore secara non farmokologi terdiri dari istirahat total atau tidur
teknik distraksi,kompres hangat,pengobatan herbal,posisi knee chest,teknik
menarik nafas dalam dan pemijatan (Rakhma,2013).
Berdasarkan hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan asuhan
kebidanan dengan judul “Stase Asuhan Kebidanan Komutitas pada remaja Nn.NW
Usia 19 Tahun dengan Disminore Primer “di SMA Negeri 7 Kota Jambi Tahun
2024.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami, mengkaji, menerapkan, dan mendokumentasikan
“Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Remaja Nn. NW dengan Disminore
Primer di SMA Negeri 7 Kota Jambi Tahun 2024”
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Remaja Nn.
NW dengan Disminore Primer di SMA Negeri 7 Kota Jambi Tahun 2024.
6

b. Menginterpretasikan data Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Remaja Nn.


NW dengan Disminore Primer di SMA Negeri 7 Kota Jambi Tahun 2024.
c. Merumuskan diagnosa potensial Asuhan Kebidanan Komunitas Pada
Remaja Nn. NW dengan Disminore Primer di SMA Negeri 7 Kota Jambi
Tahun 2024.
d. Mengidentifikasikan tindakan segera atau antisipasi Asuhan Kebidanan
Komunitas Pada Remaja Nn. NW dengan Disminore Primer di SMA
Negeri 7 Kota Jambi Tahun 2024.
e. Merencanakan Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Remaja Nn. NW
dengan Disminore Primer di SMA Negeri 7 Kota Jambi Tahun 2024.
f. Melaksanakan Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Remaja Nn. NW
dengan Disminore Primer di SMA Negeri 7 Kota Jambi Tahun 2024.
g. Mengevaluasi hasil Asuhan Kebidanan Komunitas Pada Remaja Nn. NW
dengan Disminore Primer di SMA Negeri 7 Kota Jambi Tahun 2024.
7

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari rahimdisertai
pengeluaran (deskuamasi) endomrtrium(Taufan dan ary,2010) Menstruasi adalah
proses pengeluaran darah atau perdarahan yang secara teratur atau periodik dan
siklik. Darah ini keluar dari uterus yang diikuti dengan pelepasan dari
endometrium. Proses menstruasi ini terjadi bila ovam tidak di buahin oleh
sperma (Fahmawati,2009) Menstruasi merupakan perdarahan akibat dari
luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium). Lapisan endometrium
dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio.jika tidak terjadi implantasi
embrio. Jika tidang terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh. Perdarahan
ini terjadi secara periodik,jarak waktu anatara menstruasi dikenal dengan satu
siklus menstruasi (Purwoastuti & Walyani,2015).
Disminore adalah nyeri saat menstruasi, biasanya dengan rasa keram dan
terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat terjadi bervariasi mulai
dari yang ringan sampai yang berat. Keparahan disminore berhubungan langsung
dengan lama dan jumlah darah haid (Mochammad,dkk 2010).
Disminore adalah nyeri haid yang disebabkan oleh reaksi peradangan
akibat sekresi sitokin dalam rongga peritoneum. Akibat perdarahan lokal pada
sarang endometriosis dan oleh adanya infertilasi endometriosis kedalam syaraf
pada rongga panggul (Mochammad,dkk,2011).
Disminore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi
selama menstruasi (Intan dan Iwan,2012).
Disminore adalah adalah nyeri sebelum,sewaktu atau sesudah haid(Aufan
dan Ary.2010). Disminore adalah nyeri ini terasa bagian bawah dan atau daerah
bujur sangkar michaelis. Nyeri dapat terasa sebelum dan sesudah haid.
(Ginekologi,2012). Disminore adalah nyeri haid mungkin merupakan suatu
8

gejala paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi untuk kedokter


untuk konsultasi dan pengobatan (Sarwono Prawiroharjo,2009).
Disminore merupakan perasaan nyeri pada waktu haid dapat berupa kram
ringan pada bagian kemaluan sampai terjadi gangguan dalam tugas sehari-hari
(Syfrudin,dkk,2011).

B. Klasifikasi Dismenore
1. Disminore primer
Disminore primer adalah rasa nyeri/kram pada perut bagian bawah,
punggung bahkan sampai paha tanpa kelainan yang nyata pada alat
genetalia, dimana nyeri bisa timbul sebelum haid atau bersamaan dengan
awal terjadinya haid. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas
responden di sumatra utara mengalami disminore primer dengan prevalensi
penelitian yang dilakukan sekitar 73%.(Andriani, 2010).
Disminore primer merupakan nyeri yang di rasakan saat menstruasi yang
terjadi bukan karena gangguan fisik tetapi di karenakan kejang otot uterus
yang di sebabkan produksi progtaglandin yang berlebihan sehingga
merangsang uterus.
Nyeri haid memang umum terjadi dan kebanyakan penyebabnya belum di
ketahui.Namun,apabila setiap kali menstruasi selalu merasa nyeri yang
menyiksa sehingga tidak dapatberaktivitas sama sekali,disertai rasa pusing
mual, muntah demam bahkan sampai pingsan maka harus diwaspadai
karena bisa saja merupakan tanda yang paling banyak di temukan setelah
pemeriksaan adalah gangguan endometrisis atau terdapat fibroid pada
rahim (NS Sallika, 2010).
Dismenore primer adalah nyeri haid yang terjad akibat otot rahim
berkontraksi dengan kuat. Rasa nyeri ini muncul di perut bagian bawah dan
terkadang menjalar hingga ke punggung bagian bawah dan paha.Biasanya,
nyeri bisa muncul 1 -2 hari sebelum menstruasi datang. Meski begitu,
terkadang, nyeri ini juga bisa muncul selama Anda mengalami menstruasi.
Selama mengalami kondisi ini, Anda mungkin Remove Watermark
9

Wondershare PDFelement 21 juga akan mengalami beberapa gejala lain,


seperti mual, muntah, lemah, lesu, tidak bertanaga, dan bahkan diare.
Dismenore primer biasanya dimulai dalam 6 hingga 12 bulan setelah
menarche (pertama kali menstruasi). Saat menstruasi, pelepasan sel-sel
endometrium akan diikuti dengan dikeluarkannya prostaglandin yang akan
menyebabkan timbulnya iskemia, kontraksi miometrium dan
vasokonstriksi. Ternyata dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa
wanita dengan dismenorhea berat, terjadi peningkatan prostaglandin pada
darah menstruasinya.Dismenore primer tidak disebabkan oleh masalah
pada organ reproduksi. Keadaan ini umumnya disebabkan peningkatan dari
prostaglandin, yang diproduksi pada lapisan dari rahim. Peningkatan
prostaglandin memicu kontraksi dari uterus atau rahim. Secara alami,
rahim cenderung memiliki kontraksi lebih kuat semasa haid. Kontraksi
rahim ini dapat menimbulkan keluhan nyeri. Desminore primer merupakan
nyeri haid yang tidak didasari kondisi patologis, sedangkan dismenore
sekunder merupakan nyeri haid yang didasari dengan kondisi patologis
seperti dipertemukannya endometriosis atau kista ovarium. Onset awal
desminore primer biasanya terjadi dalam waktu 6 sampai 12 bulan setelah
menarke dengan durasi nyeri umumnya 8 sampai 72 jam.
Tanda dan Gejala
a) Pada usia muda/remaja dengan keluhan nyeri seperti kram dan
lokasinya di tengah di bawah rahim.
b) Mual-muntah,diare,nyeri kepala,dan
c) Pada pemeriksaan ginekologi tidak di temukan kelainan
(Prawiharjo,2011).
d) Psikogen.
e) Anemia,tbc dan kelelahan.
f) Servix sempit,hyperanteflexio,retroflexio,hypoplasia uteri
g) Endokrin.
h) Nyeri haid segera setelah menarche pertamaNyeri selama 48-72 jam
2. Disminore sekunder
10

Disminore sekunder adalah nyeri haid yang disebabkan karena kelainan


berkaitan dengan ginekologi. Disminore sekunder dapat terjadi kapan saja
setelah menarche, namun paling sering muncul di usia 20-30 tahun. Hal ini
terjadi pada kasus infeksi,mioma dan lain-lain.
Tanda dan gejala disminore sekunder
a) Endometriosis.
b) Fibroid dan adenomisis
c) Peradangan tuba falopi
d) Usia lebih tua, tidak tentu berhungan dengan paritas.
e) Nyeri terus-menerus, nyeri mulai pada saat menghilang bersamaan
haid dengan keluarnya darah haid (dannysatriyo,2014).

C. Patofisiologis Disminore
Pada siklus anovulasi terjadi stimulai estrogen berlebihan pada endometrium.
Endometrium mengalami poliferasi berlebihan tetapi tidak diikuti dengan
pembentukan jaringan penyangga yang baik karena kadar progesteron rendah.
Endometrium menjadi tebal tapi rapuh,jaringan endometrium lepas tidak
bersamaan dan tidak ada kolaps jaringan sehingga terjadi perdarahan yang teratur.
Penyebab ovulasi bermacam-macam mulai dari sebelum matangnya aksi
hipotalamus-hifofisis-ovarium sampai suatu keadaan yang menganggu aksis
tersebut.
Sindrom ovarium polikistik merupakan contoh salah satu keadaan yang
menganggu aksis hipotalamus-hifopisis-ovarium sehingga terjadi perdarahan
uterus disfungsi anovulasi (Mochammad,2011).

D. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dalam kasus disminore yaitu :
1. Ultrasonografi (USG), infus salin sonografi atau,
2. Laparskopi dapat dipertimbangkan bila curiga adanya endometriosis
(Mochammad, dkk 2010).
3. Magnetik resonance imaging (MRI).
4. Histeroskopi
11

E. Penatalaksanaan Medis
Berdasarkan MIMS indonesia (2012) penatalaksanaan untuk disminore adalah
sebagai berikut :
a) Perawatan
1) Minum banyak air hangat putih, hindari konsumsi garam dan
minuman yang berkafein untuk mencegah pembengkakan dan
retensi air. Rasa nyerinya berkurang setelah minum air putih
hangat dengan banyak.
2) Olahraga secara teratur bermanfaat untuk membantu
mengurangi dismonore karena akan memicu keluarnya hormon
endorfin yang dinilai sebagai pembunuhan alamiah untuk rasa
nyeri.
3) Makan – makanan yang bergizi, kaya zat besi, kalsium, dan
vitamin B kompleks. Jangan mengurangi jadwal makan. Nn .C
sudah meminum vitamin B dan memakan-makanan yang
bergizi.
4) Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri. Nn .C
sudah melaksanakannya. Remove Watermark Wondershare
PDFelement 25
5) Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stess, misalnya
pijat,yoga atau meditasi, untuk membantu meminimalkan rasa
nyeri.
6) Pada saat berbaring telentang, tingikan posisi pinggul melebihi
posisi bahu untuk membentuk meredakan gejala disminore
b) Medis
1) Pemberian analgesik (nonopiat), ringan dan sederahan atau kombinasi
analgesik anti inflamasi non steroid (AINS).
2) Pemberian antispasmodik.
3) Pemberian estrogen.
12

4) Pemberian progesteron.
5) Pemberian suplemen ( prawiharjo ,2011;h.183)

F. Penanganan Dismenore
1) Obat anti inflamasi non streoid /NSAID
NSAID adalah terapi awal yang sering digunakan disminore.NSAID
mempunyai efek analgetik yang secara langsung menghambat asintesis
prostaglandin dan menekankan jumlah darah haid yang keluar.seperti
sintesis prostaglandin diatur oleh dua isoform siklooksigenasi (COX) yang
berbeda,yaitu COX-1 dan COX-2.sebagian besar NSAID bekerja
menghambat COX-2.studi buta ganda membandikan penggunaan
melosikam dengan memberikan hasil yang sama untuk mengatasi keluhan
disminore.
2) Pil kontrasepsi kombinasi
Bekerja dengan cara mencegah ovulasi dan pertumbuhan jaringan
endometrium sehingga menggurangi jumlah darah haid dan sekresi
Remove Watermark Wondershare PDFelement 26 prostaglandin serta kram
uterus. Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi sangat efektif untuk
mengatasi disminore dan sekaligus akan membuat siklus haid menjadi
teratur.Progestin juga dapat di pakai untuk pengobatan amenorea,misalnya
medroksi progesteron asetat (MPA) 5 mg atau didrogestoren 2x10 mg
mulai hari ke 5 sampai 25 (Mochammad,dkk 2011).

G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dismenore Primer


1) Aktivitas Fisik
Melakukan aktivitas fisik dapat merangsang pengeluaran endorphin
sehingga dapat memberi rasa nyaman serta menghasilkan analgesic non
spesifik jangka pendek untuk mengurangi rasa nyeri (Dietrich dan
McDaniel, 2014). Aktivitas fisik juga dapat mengurangi nyeri melalui
mekanisme vasodilatasi pembuluh darah di organ reproduksi sehingga
13

tidak terjadinya iskemia dan mencegah terjadinya dismenore. Kejadian


dismenore akan meningkat dengan kurangnya aktivitas fisik selama
menstruasi dan kurangnya olahraga, hal ini dapat menyebabkan sirkulasi
darah dan oksigen menurun. Dampaknya pada uterus adalah aliran darah
dan sirkulasi oksigen pun berkurang dan menyebabkan nyeri (Siswantoyo
dan Aman, 2014). Saat ini, masalah kesehatan pada individu sedang
meningkat
2) Stres
Stres adalah suatu kondisi pada individu yang tidak menyenangkan dimana
dari hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan fisik maupun
psikologis pada individu (Manurung, 2016). Stres adalah respon tubuh
yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya.Misalnya
bagaimana respon tubuh seseorang manakala yang bersangkutan
mengalami beban yang berlebihan (Hawari, 2011).
3) Berat Badan
Dismenore diartikan sebagai kram berulang pada saat
menstruasi.Dismenore merupakan masalah utama wanita dan
kemunculannya setiap bulan dapat mengurangi performa serta kualitas
hidup.Kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor resiko
dismenore.Hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi hormon
estrogen akibat adanya kelebihan kolesterol, dimana kolesterol merupakan
prekusor dari esterogen. Perubahan hormonal bisa terjadi akibat timbunan
lemak pada perempuan yang mengalami obesitas. Timbunan lemak
memicu pembuatan hormone, terutama estrogen. Pada perempuan obesitas,
estrogen tidak hanya diproduksi dari ovarium. Tetapi juga diproduksi oleh
lemak yang berada dibawah kulit. Estrogen ini menyebabkan peningkatan
kontraktilitas uterus, dimana akan menyebabkan dismenore primer.

H. Dampak Dismenore
Menurut Anwar dan Prabowo (2011) nyari haid dapat berdampak buruk dan dapat
mempengaruhi absentisme dan menimbulkan kerugian, karena responden
mengalami “kelumpuhan” sementara untuk melakukan aktivitas. Dismenore
14

memang tidak terlalu berbahaya tetapi selalu dialami oleh penderitanya tiap bulan,
sehingga merupakan penderitaan tersendiri bagi yang mengalaminya. Sebaiknya
hal ini tidak boleh dibiarkan karena kondisi ini merupakan salah satu penyebab
gejala endometriosis, dimana hal ini dapat menurunkan kesehatan, kualitas hidup
dan kesuburan perempuan secara signifikan (Pramardika dan Fitriana,2019).
15

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


PADA Nn. NW UMUR 19 TH DI SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI

Tempat Praktek/Ruang : SMA NEGERI 7 KOTA JAMBI


Nomor MR :-
Pembimbing lahan/CI : Bdn. Lismawati, S.Keb.,M.Kes
Pengkajian tanggal : 18 Januari 2024 Jam : 10.30 Wib Oleh: Neli Diana
I. PENGKAJIAN DATA
A. IDENTITAS / DATA SUBJEKTIF
Identitas Nama Remaja Orang Tua/Wali
Nama NW S
Umur 19 43
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMP
Suku / Bangsa Melayu Melayu
No. Telp 088286146493
Jenis dan No. - -
Jaminan
Alamat RT 8 Pasir Panjang RT 8 Pasir Panjang

1. Keluhan Utama
Merasakan sakit dan nyeri yang
berlebihan pada bagian bawah perut dan pingangnya saat menstruasi
/haid
2. Riwayat Perkawinan
Belum kawin
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche Umur : 17 Th
b. Tgl Haid Terakhir : 15-1- 2024
c. Banyaknya : 3x ganti pembalut
16

d. Lamanya : 3-4 Hari


e. Siklus Menstruasi : Teratur
4. Riwayat Ginekologi
a. Perdarahan diluar haid : Tidak ada
b. Riwayat Keputihan : Tidak ada
c. Riwayat adanya massa, tumor pada : Tidak ada
payudara
d. Lain-lain : Tidak ada
5. Pola kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Nn.NW mengatakan makan 2 x/hari dan sarapan porsi sedang, jenis
makanan nasi, lauk, dan lebih suka makanan instan, kurang suka makan sayur
serta minum 6-7 gelas/hari jenis air putih dan teh.
b. Pola eliminasi
Nn. NW mengatakan BAB 1 kali/hari konsistensi lembek serta BAK 3-5
kali/hari, warna urine kuning jernih, bau khas urine.
c. Aktifitas
Nn.NW mengatakan sehari-hari sekolah, membantu pekerjaan orang tua,
dan bekerja paruh waktu disanggar batik.
d. Istirahat / Tidur
Nn. NW mengatakan tidak tidur siang karena bekerja paruh waktu
disnggar batik dan tidur malam 6 - 7 jam per hari.
e. Personal Hygiene
Nn.NW mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, ganti pakaian
2x sehari dan keramas 3x dalam seminggu, memakai cairan pembersih vagina.
6. Data Psikososial
a. Pengetahuan tentang gangguan/penyakit yang diderita
Nn.NW mengatakan belum mengetahui penyebab dari nyeri saat haid yang
sering dialaminya
b. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
Nn. NW hanya mengetahui bahwa harus menjaga kebersihan area
kewanitaannya, tetapi tidak mengetahui tentang alat reproduksi dan gangguan
reproduksi yang mungkin terjadi.
17

c. Dukungan keluarga
Keluarga dan kerabat selalu mendukung Nn.NW untuk cepat sembuh dan
kembali pulih seperti semula, dimana Nn.NW selalu ditemani oleh keluarga dan
kerabat saat memerlukan bantuan dan memenuhi kebutuhannya.
d. Keadaan psikologi
Nn.NW mengatakan cemas dengan kondisinya, karena takut terjadi
gangguan kesehatan yang serius dan mengganggu proses belajar.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TB : 153 cm, IMT : 21,4 Kg/m2
d. BB : 50 kg (Normal:18,5-24,9).
e. TTV
TD :114/65 mmHg S : 36,5˚C
N : 80 x/menit R : 21 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Bentuk : Bulat
Rambut : hitam
Kebersihan : bersih
Mudah rontok / tidak : tidak rontok
b. Mata
Konjungtiva : normal
Sklera : normal
Keersihan : ya
Kelainan : (-)
Gangguan Penglihatan : (-)
c. Hidung
Kebersihan : ya
Polip : (-)
d. Mulut
Warna Bibir : pink (normal)
18

Integritas Jaringan : normal


Kebersihan Lidah : tidak diperiksa
Gangguan Pada Mulut : tidak diperiksa
e. Telinga
Kebersihan : tidak diperiksa
Gangguan Pendengaran : tidak diperiksa
f. Leher
Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak diperiksa
g. Dada
Simetri/tidak : simetris
Bentuk Payudara : normal
Nyeri : tidak diperiksa
Keadaan Puting : tidak diperiksa
Kebersihan Puting : tidak diperiksa
h. Perut
Inpeksi : tidak diperiksa
Bentuk : tidak diperiksa
Bekas Luka Operasi : tidak diperiksa
i. Ekstermitas Atas
Kelainan : (-)
Kebersihan : bersih
j. Ekstermitas Bawah
Odema : (-)
Varises : tidak diperiksa
Perkusi Reflek Patela : tidak dilakukan
k. Genetalia
Kebersihan : tidak diperiksa
Pengeluaran pervaginam : tidak diperiksa
Tanda Infeksi Vagina : tidak diperiksa
l. Anus
Hemmoroid : tidak diperiksa
Kebersihan : tidak diperiksa
19

3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium HB : 11,6 gr %
b. Lain-lain : tidak diperiksa

II. INTERPRETASI DATA / DIAGNOSA


A. Diagnosa
Nn.NW umur 19 tahun dengan Dismenore
Data Dasar
a. Data Subjektif
Pasien mengatakan merasa sakit dan nyeri yang berlebihan pada bagian bawah perut
dan pingangnya saat menstruasi /haid
b. Data Objektif
1) KU : Baik
2) Kesadaran : CM (composmentis)
3) Pemeriksaan fisik (TTV)
TD : 114/65 mmhg
Nadi : 80 x/i
Rr : 21 x/i
S : 36,5 ºc
B. Masalah
Mengalami rasa sakit dan nyeri yang berlebihan pada bagian bawah perut dan
pingangnya saat menstruasi /haid
C. Kebutuhan
KIE tentang Disminore primer dan pemenuhan nutrisi.

III. MENGIDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL


Tidak Ada

IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA/KONSULTASI/RUJUKAN


Tidak Ada
20

V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal 18 Januari 2024 Jam : 10.45 Wib
1. Jelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan
2. Berikan KIE pada pasien mengenai gangguan haid
3. Jelaskan Faktor yang mempengaruhi terjadinya disminore padaNn.NW
4. Beritahu pasien cara menjaga daerah genetalia yang benar
5. Beritahu cara mengurangi rasa nyeri padaNn.NW
6. Beri KIE nutrisi seimbang padaNn. NW
7. Sarankan untuk istirahat yang cukup
8. Anjurkan pasien untuk mengunjungi pasilitas kesehatan bila ada keluhan nyeri
hebat.

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 18 Januari 2024 Jam : 10.50 Wib
1. Melakukan pemeriksaan pada pasien
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : cm (composmentis)
Tanda - TandaVital : TD : 114/65 mmhg Nadi : 80 x/i
Rr : 20 x/i Suhu : 36,3 ºc
2. Memberikan KIE pada pasien mengenai ganguan haid, yaitu:
a. Melakukan konseling pada klien tentang Dismenore primer:
Disminore primer adalah rasa nyeri/kram pada perut bagian bawah, punggung bahkan
sampai paha tanpa kelainan yang nyata pada alat genetalia, dimana nyeri bisa timbul
sebelum haid atau bersamaan dengan awal terjadinya haid.
Disminore primer merupakan nyeri yang di rasakan saat menstruasi yang terjadi bukan
karena gangguan fisik tetapi di karenakan kejang otot uterus yang di sebabkan produksi
progtaglandin yang berlebihan sehingga merangsang uterus.

3.Menjelaskan Faktor yang mempengaruhi terjadinya Dismenore yaitu :


a. Aktifitas Fisik
b. Stres
c. Berat Badan
4.Memberitahu pasien cara menjaga daerah genetalia yang benar dengan cara:
21

a. Menjaga kebersihan alat kelamin Vagina secara anatomis berada di antara uretra
dan anus. Alat kelamin yang dibersihkan dari belakang ke depan dapat
meningkatkan resiko masuknya bakteri ke dalam vagina. Masuknya kuman ke
dalam vagina menyebabkan infeksi sehingga dapat menyebabkan keputihan.
Cara cebok yang benar adalah dari depan ke belakang sehingga kuman yang
berada di anus tidak dapat masuk ke dalam vagina.
b. Menjaga kebersihan pakaian dalam Pakaian dalam yang tidak disetrika dapat
menjadi alat perpindahan kuman dari udara ke dalam alat kelamin.Bakteri, jamur,
dan parasit dapat mati dengan pemanasan sehingga menyetrika pakaian dalam
dapat menghindarkan infeksi kuman melalui pakaian dalam.
c. Tidak bertukar handuk Handuk merupakan media penyebaran bakteri, jamur, dan
parasit. Handuk yang telah terkontaminasi bakteri, jamur, dan parasit apabila
digunakan bisa menyebabkan kuman tersebut menginfeksi pengguna handuk
tersebut sehingga gunakan handuk untuk satu orang.
d. Menghindari celana ketat Celana ketat dapat menyebabkan alat kelamin menjadi
hangat dan lembab.Alat kelamin yang lembab dapat meningkatkan kolonisasi
dari bakteri, jamur, dan parasit.Pening- katan kolonisasi dari kuman tersebut
dapat meningkatkan infeksi yang bisa memicu keputihan, maka hindari memakai
celana ketat terlalu lama.
e. Menghindari cuci vagina Produk cuci vagina dapat membunuh flora normal
dalam vagina.Ekosistem dalam vagina terganggu karena produk pencuci vagina
bersifat basa sehingga menyebabkan kuman dapat berkembang dengan baik.
Produk cuci vagina yang digunakan harus sesuai dengan pH normal vagina, yaitu
3,8-4,2 dan sesuai dengan petunjuk dokter.
f. Mencuci tangan sebelum mencuci alat kelamin Tangan dapat menjadi perantara
dari kuman penyebab infeksi.Mencuci tangan sebelum menyentuh alat kelamin
dapat menghindarkan perpindahan kuman yang menyebabkan infeksi.
g. Sering menganti pembalut Mengganti pembalut minimal 3-4 kali sehari dapat
menghindari kelembaban.
4. Memberitahu cara mengurangi rasa nyeri yaitu:
a. Minum banyak air hangat putih, hindari konsumsi garam dan minuman yang
berkafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi air. Rasa nyerinya berkurang
setelah minum air putih hangat dengan banyak.
b. Olahraga secara teratur bermanfaat untuk membantu mengurangi dismonore
karena akan memicu keluarnya hormon endorfin yang dinilai sebagai pembunuhan
alamiah untuk rasa nyeri.
22

c. Makan – makanan yang bergizi, kaya zat besi, kalsium, dan vitamin B kompleks.
Jangan mengurangi jadwal makan. Nn .C sudah meminum vitamin B dan memakan-
makanan yang bergizi.
d. Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri. Nn .C sudah
melaksanakannya. Remove Watermark Wondershare PDFelement 25
e. Lakukan aktivitas yang dapat meredakan stess, misalnya pijat,yoga atau meditasi,
untuk membantu meminimalkan rasa nyeri.
f. Pada saat berbaring telentang, tingikan posisi pinggul melebihi posisi bahu untuk
membentuk meredakan gejala disminore
g. Kompres dengan air hangat guna untuk menghilangkan nyeri
pada saat menstruasi
h. Minum obat analgesic guna untuk mengurangin nyeri pada saat
menstruasi.
5. Memberikan KIE nutrisi seimbang padaNn. NW
6. Sarankan untuk istirahat yang cukup 7-8 jam sehari
7. Anjurkan pasien untuk mengunjungi fasilitas kesehatan bila ada keluhan nyeri
hebat.

VII. EVALUASI
Tanggal 18 Januari 2024 Jam : 11.15 Wib
1. Pasien mengerti dengan penjelasan bidan tentang hasil pemeriksaan
2. Pasien mengerti mengenai gangguan haid dan tidak cemas lagi
3. Pasien mengerti tentang penyebab terjadinya Dismenore
4. Pasien mengerti tentang cara menjaga daerah genetalia yang benar dan akan
melaksanakan nya
5. Nn.NW sudah mengerti tentang mengurangin nyeri pada saat menstruasi.
6. Nn..NW bersedia untuk mengonsumsi nutrsi yang dibutuhkan pada saat
menstruasi.
7. Nn.NW dapat menerima saran dan masukan yang diberikan dan sudah sedikit
termotivasi.
8. Nn.NW bersedia untuk istirahat yang cukup.
9. Pasien bersedia untuk mengunjungi fasilitas kesehatan bila terjadi nyeri hebat .

CI Akademik Peserta Praktik


23

( Bdn.Lismawati , S.Keb.,M.Kes ) Neli Diana

BAB IV
PEMBAHASAN

Avaliable online at:


https://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/889
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Stikes Nanihasanudin Makasaar Sinta 6 Vol.17 No.1 (2022)
Setelah penulisan melakukan asuhan kebidanan pada Nn.NW dengan Disminore
Primer di SMA Negeri 7 Kota Jambi pada tanggal 18 Januari 2024, maka penulis akan
membahas permasalahan yang akan ditimbulkan pada kasus Disminore Primer dengan
membandingkan antara teori dan kasus yang ada, adapun pembahasan dalam bentuk 7
langkah varney dalam manajemen kebidanan :
A. Langkah I : Pengkajian
Data Subjectif
Nn.NW mengatakan usia 19 tahun,dengan menarche pada usia 17 tahun tidak
menderita penyakit menahun,nyeri pada bagian bawah perut pada saat menstruasi
hingga Nn.NW mengalami kelelahan dan lemas serta mudah tersinggung.
Berdasarkan pengertian disminore secara teori didapatkan rasa nyeri kram yang
berpusat di abdomen bawah yang bervariasi mulai dari ringan sampai berat.
Sedangkan berdasarkan kasus Nn,C mengalami nyeri pada bagian perut bawah pada
saat menstruasi sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
Data Objektif
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : cm (composmentis)
Tanda - TandaVital : TD : 114/65 mmhg Nadi : 80 x/i
Rr : 20 x/i Suhu : 36,3 ºc
Setelah dilakukan pemeriksaan pada Nn.C tidak terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus dikarenakan pada teori tanda gejala dari disminore primer adalah nyeri
24

pada abdomen pada bagian bawah perut, mudah lelah.

B. Langkah II : Interpretasi Data


1) Menurut teori
Pada langkah ini dilakukan suatu pemeriksaan laborotarium karena ini
sangat penting dalam membantu diagnose, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan prognosa (Ambarwati 2009;h.147)
2) Menurut kasus
 Diagnosa kebidanan
Nn.NW umur 19 tahun dengan diagnosa disminore primer.
Dasar :
Nn.C mengatakan usianya 19 tahun,Nn.c mengatakan menstruasi
hari pertama dengan nyeri dank ram pada bagian bawah serta
merasa lelah.
Nn.C mengatakan merasa mudah lelah serta mudah tersinggung
dengan
TTV :
-Tekanan Darah (TD) : 114/65 mmHg
-Pernapasan (P) : 20 x/i
-Nadi (N) : 80 x/i
-Suhu (S) : 36.5o C
 Masalah
Masalah yang timbul dan penulis temukan pada kasus ini adalah
Nn.NW merasakan nyeri dan kram pada bagian bawah perut sehingga
Nn.NW mudah lelah dan mudah tersingung.
 Pembahasan
Berdasarkan diagnosa Nn.C tegakkan dengan memperhatokan data
subjektif dan objectif terdapat kesenjangan antara teori dan kasus
dimana data subjektif dan objectif masalah dan kebutuhan Nn.NW
berdasarkan interpretasi data yang benar-benar atas data yang
dikumpulkan.
 Kebutuhan
Nn.NW membutuhkan terapi yang mengurangi rasa nyeri,Nn.NW
rasakan terapi yang dibutuhkan adalah minum air hangat yang
cukup,kompres air hangat serta banyak cukup istrahat.
25

C. Langkah III : MasalahPotensial


Tidak terdapat data yang mendukukung untuk terjadinya maslah yang potensias

D. Langkah IV : Antisipasi
Berdasarkan hasil pemeriksaan adalah masalah yang di hadapi Nn.C
dapat ditangani secara pengurangan rasa nyeri baik pemberian air putih
hangat dan kompres dengan air hangat,olahraga, ataupun istirahat yang
cukup bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri pada saat menstruasi.

E. Langkah V : Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditemukan oleh
langkah yang sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan dari
manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau
antisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan dapat direncanakan yaitu
dengan di jelaskan proses menstruasi, beritahu cara mengurangi rasa
nyeri yang dirasakan Nn.C beri komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
tentang nutrisi seimbang,beri support dan dukungan mental berikan
terapi serta sarankan Nn.C untuk isitrahat yang cukup.

F. Langkah VI : Pelaksanaan
Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama anatara petugas,pasien. Hal ini
karena tanpa kerja sama yang baik akan menganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan
laborotarium (Ambarwati,,2009).
Menjelaskan tentang proses menstruasi pada Nn.C bahwa menstruasi merupakan hal
yang alamiah bagi wanita yang sehat.dimana pada setiap bulan nya seorang wanita
dengan mengalami perdarahan yang disebut menstruasi dan memberitahu Nn. NW
tentang cara mengurangi rasa nyeri:
1. Banyak minum air putih hangat untuk mengurangi rasa nyeri pada saat
menstruasi.
2. Kompres dengan air hangat guna untuk menghilangkan nyeri pada saat
menstruasi
26

3. Minum obat analgesik guna untuk mengurangin nyeri pada saat menstruasi
4. Memberitahu Nn.NW tentang cara memenuhi kebutuhan nutrisi dengan cara
mkeningkatkan pola makan yang bergizi dan seimbang
5. Memberikan support mental dan dukungan pada Nn.NW agar lebih percaya diri
dan tidak merasa takut dalam menghadapi masa menstruasi.
6. Menganjurkan Nn.NW untuk istirahat dan tidur yang cukup setiap
harinya

G. Langkah VII: Evaluasi


Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah di berikan,meliputi pemenuhan akan kebutuhan apakah benar benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebututuhan sebagaimana telah
diidentifikasikan dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut
dapat dianggaop efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaanya (Muslimah,dkk,2009)
27

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan asuhan pada Nn. NW dengan Dismenore menggunakan 7 langkah
varney dapat disimpulkan yaitu :
1. Pengkajian dilaksanakan dengan mengupulkan semua data lembar formatyang
tersedia melalui teknik wawancara dan observasi sistemik. Data subjektif
khususnya pada keluhan utama yaitu nyeri dan kram pada perut bagian bawah serta
mudah lelah dan mudah tersingung. Data objectif yaitu keadaan umum
lelah,kesadaran apatis, Tekanan Darah (TD): 114/65 mmHg,Pernapasan (P): 20
x/i,Nadi (N): 80 x/i,Suhu (S): 36.5 o C,mata tidak oedema,konjungtiva merah
muda,seklera putih.
2. Interpretasi data telah ditentukan oleh penulis yaitu dengan menegakkan
diagnosa kebidanan,masalah dan kebutuhan pada Nn.NW dengan Disminore
Primer.
3. Diagnose potensial pada kasus ini adalah endometrium akan tetapi tidak
terjadi karena telah dilakukan penanganan dengan baik.
4. Tindakan segera yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
kaloborasi dengan tenaga kesehatan dan pasien.
5. Perencanaan yang dilakukan pada Nn.NW umur 19 tahun adalah :
beritahukan tentang hasil pemeriksaan,jelaskan proses menstruasi (haid)
pada Nn.C beritahu cara mengurangi ras nyeri dan sakit ,beri KIE tentang
gizi seimbang pada Nn.NW untuk istirahat yang cukup dan berikan terapi.
28

6. Pelaksaan yang di berikan pada Nn.NW dengan Disminore Primer dalah :

memberitahu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum Nn.NW saat ini
kurang baik dengan keadaan Disminore Primer,menjelaskan tenntang proses
menstruasi pada Nn.NW bahwa menstruasi merupakan hal yang alamiah bagi
wanita yang sehat, memberitahu cara mengurangi ras nyeri dan sakit, beri KIE
tentang gizi seimbang pada Nn.C untuk istirahat yang cukup dan berikan terapi
pada Nn.NW.
7. Evaluasi adalah tahapan penilaian terhadap keberhasilan asuhan yang
diberikan dalam mengatasi masalah pasien .

B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan hasil studi kasus ini dapat menjadi referensi bacaan untuk
pembelajaran dan untuk lebih memahami tentang asuhan kebidanan komunitas
tentang Dismenore.
2. Bagi Sekolah
Diharapakan Sekolah lainnya dapat lebih meningkat pelayanan dalam
melakukan konseling Dismenore pada remaja, baik bagi segi sarana prasarana
maupun tenaga kesehatan yang ada di institusi kesehatan.
3. Bagi Klien (Pasien)
Diharapkan kepada klien untuk melakukan konseling Dismenore pada remaja
lainnya
29

DAFTAR PUSTAKA
Anwar M.et all.Ilmu kandungan.jakarta : PT Bina pustaka Sarwono
Prawiroharjo;2011 .h .182.
Eva dkk,Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta : PT.Trans Info Media,Jakarta ;
(2017.h.43).
Estiwi D.Meilani N.widyasih H.widyastuty.Konsep Kebidanan yogyakarta :
Fitriaman ;2008.h.140.
Kusmiran. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Pudiastuti RD. 2010. Pentingnya Menjaga Organ Kewanitaan. Jakarta: Indeks.
Prawirahardjo Sarwono. (2012). Ilmu Kandungan. Jakarta: Bina Pustaka.
Ewipinkgirl.2014.(http://ewipinkgirl.wordpress.com/2014/11/15/giziseimbangpada-
remaja-menstruasi/).
Hestiantoro .2012.” Kesehatan Reproduksi Dengan Disminore “
(http://www.jogjwlib.com/file/93db85ed909c13838ff95ccfa94cebd9.pdf.
2012diak es27februari2016).
https://media.neliti.com/media/publications/234031-pengaruh-ndorphinemassage-terhadap-
ras-8b74e0d7.pdf.
30

Kumalasari I.APP.Andhyantotoro I.Kesehatan Reproduksi.jakarta : salembe


Medika : 2012.h.12.
Muslihatun W.Mufdlillah.Setiawan N. Dokumentasi Kebidanan . Yogyakarta
:Fitramaya;2009.h.215.
Ns,Sallika.2010.Serba serbi kesehatan perempuan.Jakarta :Bukune.
Nugroho T.Setiawan A.Metode penelitian kesehatan.jakarta : Rineka
Cipta.h.141.UN POPIN/Guidelines on Reproductive Health/http ://
www.un.org/popin/unfpa/taskforce/gu ide/iatfreph .gdl.html (sitasi 21
Agustus 2014).
Palupi,(2016).Endokrinologi Ginekologi,Jakarta : Media,Aesculapius Fakultas
Kedokteran Indonesia
Proverawati.2009.”Angka Kejadian Menstruasi menurut
WHO”(http”//eprints.ums.ac.id/37851/24BAB%201.pdf)
Rakma,Astrida.(2010).Gambaran Derajat Disminore dan upaya
penanganannya
pada siswi mengegah Kejujuran Arjuna Depok Jawa
Barat,Skripsi,Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,Jakarta.
Sudarti,dkk”Dokumentasi Kebidanan” ,Yogyakarta,bantul november 2018.
Sari ,”Konsep Kebidanan.yogyakarta .PT Graha Ilmu 2012.
Utami V.W,2014,Hubungan pengetahuan tentang perilaku pencegahan
disminore
pada remaja putri kelas X dan XI di SMA Gajah Mada Bandar
lampung.Universitas Bandar Lampung.
Word Health Organization (WHO).(2012).Primary Dysminorrhea,2012
31

JURNAL

Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dismenore


Primer
* Yusrah Taqiyah 1, Fatma Jama2, Najihah3
*
Jurusan Keperawatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Muslim Indonesia 1 Jurusan Keperawatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia2 Jurusan Keperawatan,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan3
Corresponding Author : (fatma.jama@umi.ac.id / 085255428556)

Info Artikel Abstrak


Sejarah
artikel Masalah kesehatan yang sering timbul dan yang paling banyak dialami wanita
pada saat menstruasi, adalah nyeri haid atau dismenore, faktor yang dapat
Diterima : mempengaruhi terjadinya dismenore yaitu kebiasaan makan, kurang
09.02.2022 berolahraga, jumlah darah haid yang banyak, nulipara, riwayat keluarga, dan
faktor psikis Tujuan untuk mengetahui analisis faktor yang berhubungan
Disetujui : 24.02.2022 dengan kejadian dismenore pada santriwati di Pesantren Darul Aman Gombara
Dipublikasi : Makassar Metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional study. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh santriwati yang
28.02.2022 duduk dikelas X, XI, dan kelas XII Pemilihan sampel ditentukan dengan cara
Non Probility Sampling Consecutive Sampling, dengan jumlah sampel
berjumlah 50 responden. Penelitian dilakukan di Pesantren Darul Aman
Gombara Makassar. Pengolahan data menggunakan bantuan computer dan
Keywords: Primary disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabulasi silang dengan uji
Dysmenorrhea; Chi Square dengan batas kemaknaan (a = 0,05). Hasil penelitian Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa ada hubungan antara
kebiasaan makan yang buruk dengan kejadian dismenore (Value = 0,001),
Teenager; Eating habit; kebiasaan olahraga yang kurang dengan kejadian dismenore (Value = 0,000)
sedangkan, factor psikis tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap
Sport kejadian dismenore (Value = 0,132). (temuan utama). Kesimpulan kebiasaan
makan dan olahraga yang kurang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kejadian dismenore primer.
32

Kata Kunci : Dismenore


Primer; Remaja; Kebiasaan
Makan; Olahraga

Analysis Of Factors Related To Events Of Primary Dymenorrhea

Abstark

Health problems that often arise and are most experienced by women
during menstruation are menstrual pain or dysmenorrhea, factors that can
influence the occurrence of dysmenorrhea are eating habits, lack of
exercise, large amounts of menstrual blood, nullipara, family history, and
psychological factors. know the analysis of factors associated with the
incidence of dysmenorrhea in female students at the Darul Aman Gombara
Islamic Boarding School Makassar. The research method is descriptive
analytic with a cross sectional study approach. This study used a
population of all female students sitting in class X, XI, and class XII. The
sample selection was determined by means of Non Probability Sampling
Consecutive Sampling, with a total sample of 50 respondents. The research
was conducted at the Darul Aman Gombara Islamic Boarding School,
Makassar. Data processing using computer aids and presented in the form
of frequency distribution tables and cross tabulations with Chi Square test
with a limit of significance (a = 0.05). Research results Based on the results
of the research conducted, it shows that there is a relationship between
bad eating habits and the incidence of dysmenorrhea (Value = 0.001), lack
of exercise habits with the incidence of dysmenorrhea (Value = 0.000),
meanwhile, psychological factors do not have a significant relationship
with the incidence of dysmenorrhea. (Value = 0.132). (main finding).
Conclusion: eating habits and lack of exercise have a significant effect on
the incidence of primary dysmenorrhea.

14
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 17 Nomor 1 Tahun 2022 ● eISSN : 2302-2531
33

Pendahuluan penelitian yang sama juga didapati nyeri haid berpengaruh


secara signifikan terhadap tingkat ketidak hadiran baik
Masa remaja merupakan salah satu periode dari dalam pekerjaan maupun proses belajar mengajar, sekitar
perkembangan manusia yang sangat penting. Salah 13 -51% dari wanita pernah absen akibat nyeri haid.
satu tanda keremajaan yang muncul secara biologis Rentang yang sangat lebar ini dibuat atas asumsi bahwa
banyak wanita yang menderita gejala tersebut tidak di
pada perempuan yaitu menstruasi. Banyak gangguan
laporkan. (Eny, 2019)
menstruasi yang biasanya dihadapi seorang Data yang diperoleh dari BKKBN pada tahun 2005
perempuan. Gangguan menstruasi ini biasanya menunjukan bahwa 45,2% yang mengalami dismenore
menyebabkan ketidaknyamanan fisik bagi seorang dari jumlah 463.597 orang. Di Makassar sendiri, angka
perempuan yang dapat mengganggu aktivitas kejadian dismenore belum dapat di kemukakan secara
mereka. Salah satu gangguan menstruasi yang signifikan, hal ini di akibatkan oleh kurangnya penderita
menyebabkan ketidaknyamanan fisik yaitu dismenorea yang melaporkan masalahnya ke Rumah Sakit
dismenore (Irianti, 2018) atau poliklinik Genekologi dimana mereka beranggapan
Dismenorea atau nyeri haid merupakan suatu bahwa rasa nyeri tersebut merupakan suatu hal yang wajar
ketika mangalami menstruasi padahal sebenarnya rasa
keluhan ginekologis yang diakibatkan nyeri tersebut dapat menghambat aktifitas mereka sehari
ketidakseimbangan hormon progesteron dalam hari dan menurunkan kualitas hidup mereka (Andirja,
darah sehingga mengakibatkantimbulnyarasa 2018)
nyeri yang paling sering dialami oleh wanita. Dari pengambilan data awal di Pesantren Darul Aman
Remaja putri usiasekolah yang mengalami nyeri Gombara Makassar di dapatkan jumlah santriwati
haid atau dismenorea akan mengakibatkan susah sebanyak 62 orang dan berdasarkan hasil wawancara
untuk konsentrasi dalam belajar mengajar dan dengan 50 orang santriwati ternyata 60% mengatakan
meningkatkan peluang ketidakhadiran di sekolah. sering mengalami nyeri haid dan data yang didapatkan
dari bagian kesiswaan mengatakan penyebab utama
Ketidaknyamanan yang ditimbukan dari gangguan
absennya santriwati pada jam-jam sekolah karena nyeri
nyeri menstruasi harus segera ditangani agar tidak haid.
menimbulkan dampak kesehatan yang serius. Adanya fakta tersebut membuat peneliti tertarik untuk
(Hamzah & Hamzah, 2012). melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sulawesi mempengaruhi terjadinya dismenore khususnya dari
Utara tahun 2017 jumlah remaja putri di Sulawesi kebiasaan makan, olah raga, dan faktor kejiwaan pada
Utara yaitu berjumlah 36,167% jiwa (BPS Sulut, santriwati di Pesantren Darul Aman Gombara Makassar,
2017). Pada tahun 2020, prevelensi dismenorea di sehingga ke depannya para santriwati tersebut mengetahui
Sulawesi Utara mencapai sebesar 98,5% dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya nyeri
haid.
keluhan 10,1% mengalami muntah, 14,1% nyeri
kepala, 33,7% gangguan emosi dan 1% pingsan
(Ponda & Belung, 2018). Dismenorea primer sering
Bahan dan Metode
terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita
mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami
Lokasi, Populasi, dan Sampel
nyeri pada saat menstruasi yang hebat. Biasanya
dismenorea timbul pada masa remaja, yaitu sekitar
2 sampai 3 tahun setelah menstruasi pertama. (Hardyanti,
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan
2020).
pendekatan cross sectional study. Dengan populasi adalah
Penyebab kejadian dismenorea pada remaja putri
seluruh santriwati yang duduk dikelas X, XI, dan kelas
dapat disebabkan oleh penyebab langsung dan penyebab
XII dimana variable independen terdiri dari kebiasaan
tidak langsung. Penyebab langsung meliputi faktor
makan, kebiasaan olahraga, dan factor psikis sedangkan
endoktrin dan faktor miometrium sedangkan penyebab
variable dependen adalah kejadian dismenore. Pemilihan
tidak langsung seperti usia menarche, riwayat keluarga
sampel ditentukan dengan cara Non Probility Sampling
dan kebiasaan olahraga. (Potter, P.A, Perry, 2018)
Consecutive Sampling dengan jumlah sampel berjumlah
Faktor resiko terjadinya dismenore antara lain, faktor
50 responden. Penelitian dilakukan di Pesantren Darul
psikis, Indeks massa tubuh (IMT), riwayat keluarga,
Aman Gombara Makassar. Instrument yang digunakan
olahraga, usia menarche, siklus menstruasi,
adalah kuesioner dengan skala likker. Tehnik pengolahan
mengkonsumsi alkohol, dan pengaruh hormon
data melalui beberapa tahap diantaranya editing, coding
prostaglandin yang dapat dilihat dengan kadar
dan tabulasi data. Pengolahan data menggunakan program
malondialdehide dalam tubuh. (Irianti, 2018)
computer SPSS dengan uji Chi Square dengan tingkat
Kurangnya pengetahuan tentang faktor-faktor tersebut
kemaknaan (a = 0,05).
sehinggah mengakibatkan kejadian dismenorea di dunia
sangat besar. Rata-rata lebih dari 50% dari 100 perempuan
disetiap negara mengalaminya. Menurut sebuah penelitian
epidemiologi, prevalensi kejadian nyeri haid di Amerika 15
Serikat di perkirakan sekitar 45-90%. Dari
34

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 17 Nomor 1 Tahun 2022 ● eISSN : 2302-2531

Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi frekuensi berdasarkan Karakteristik di Pesantren Darul Aman Gombara Makassar (n=50)

Karakteristik n %
Umur
Remaja Awal (12-16 Tahun) 35 70.0
Remaja Akhir (17-25Tahun) 15 30.0
Kelas
X IPA 23 46
XI IPA 12 24
XII IPA 15 30

Tabel. 1, menunjukkan bahwa distribusi tertinggi ada pada kelompok umur remaja awal yaitu sebanyak 35 orang
atau 70%, sedangkan untuk kelompok remaja akhir yaitu sebanyak 15 orang atau 30%, sedangkan untuk karakteristik
kelas jumlah terbanyak berada pada kelas X IPA yaitu sebanyak 23 siswi atau 46%, sedangkan jumlah kelas paling
sedikit berada di kelas XI IPA yaitu sebnayk 12 siswi atau 24%.

2. Analisis Bivariat
Tabel. 2 Hubungan Kebiasaan Makan Dan Tingkat Dismenore
Tingkat Disminore Jumlah
Kebiasaan Ringan Sedang Berat
Makan n % P
n % n % n %
Baik 16 64,0 3 12,0 6 24,0 25 100
Buruk 6 24,0 16 64,0 3 12,0 25 100 0,001
Jumlah 22 44,0 19 38,0 9 18,0 50 100

Tabel. 2 menunjukkan bahwa dari 50 siswi yang mengalami dismenore ringan yaitu sebanyak 22 siswi (44,0%)
dimana 16 siswi (64,0%) yang memiliki kebiasaan makan yang baik dan 6 siswi (24,0%) yang memiliki kebiasaan
makan yang buruk, sedangkan yang mengalami dismenore sedang sebanyak 19 siswi (38,0%) dimana 16 siswi (64,0%)
yang memiliki kebiasaan makan yang buruk dan 3 siswi (12,0%) memiliki kebiasaan makan yang baik, dan 9 siswi
(18,0%) yang mengalami dismenore berat dimana yang memiliki kebiasaan makan yang baik ada 6 siswi (24,0%)
sedangkan yang memilki kebiasaan makan buruk ada 3 siswi (12,0%). Berdasarkan hasil analisis dengan
menggunakan uji statistic chi square maka diperoleh nilai p : 0,001 yang menunjukkan p < a (0,05), hal ini berarti ada
hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan yang buruk terhadap kejadian dismenore primer.

Tabel 3 Hubungan Kebiasaan Olahraga Dan Tingkat Dismenore


Tingkat Disminore Jumlah
Kebiasaan Ringan Sedang Berat
Olahraga n % P
n % n % n %
Cukup 13 90,9 3 4,5 2 4,5 18 100
Kurang 9 7,1 16 64,3 7 28,6 32 100 0,000
Jumlah 22 44,0 19 38,0 9 18,0 50 100

Tabel. 3 menunjukkan bahwa dari 50 siswi, 22 siswi (22,0%) yang mengalami dismenore ringan dimana, 13 siswi
(90,9%) memilki kebiasaan olahraga yang cukup sedangkan 9 siswi (7,1%) memilki kebiasaan olahraga yang kurang,
sementara 19 siswi (38,0%) mengalami dismenore sedang dimana 16 siswi (64,3%) memiliki kebiasaan olahraga
kurang dan 3 siswi (4,5%) memiliki kebiasaan olahraga yang cukup, sedangkan selebihnya 9 siswi (18,0%) mengalami
dismenore berat diantaranya 7 siswi (28,6%) memiliki kebiasaan olahraga yang kurang dan 2 siswi (4,5 %) memilki
kebiasaan olahraga yang cukup. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji statistic chi square maka diperoleh
nilai p : 0,000 yang menunjukkan p < a (0,05), hal ini berarti ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan olahraga
yang kurang terhadap kejadian dismenore primer. 16
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 17 Nomor 1 Tahun 2022 ● eISSN : 2302-2531
35

Tabel. 4 Hubungan Faktor Psikis Dan Tingkat Dismenore


Tingkat Disminore Jumlah
Factor Ringan Sedang Berat
Psikis n % n % n % n % P
Stabil 5 27,8 10 55,6 3 16,7 18 100
Labil 17 53,1 9 28,1 6 18,8 32 100 0,132
Jumlah 22 44,0 19 38,0 9 18,0 50 100
Dari Tabel. 4 diatas menunjukkan bahwa dari 50 siswi di Pesantren Darul Aman Gombara terdapat,
22 siswi (44,0%) yang mengalami dismenore ringan dimana 17 siswi (53,1%) memilki factor psikis yang
labil dan 5 siswi (27,8%) memilki factor psikis yang stabil, sedangkan 19 siswi (38,0%) mengalami
dismenore sedang diantaranya 10 siswi (55,6%) memiliki factor psikis yang stabil dan 9 siswi (28,1%)
memiliki faktor psikis yang labil, selebihnya 9 siswi (18,0%) mengalami dismenore berat yakni, 6 orang
(18,8%) diantaranya memiliki factor psikis yang labil dan 3 siswi (16,7%) memiliki factor psikis yang
stabil. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji statistic chi square maka diperoleh nilai p :
0,132 yang menunjukkan p > a (0,05), hal ini berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara factor
psikis terhadap kejadian dismenore primer.
Pembahasan santriwati di Pesantren Darul Aman Gombara
Makassar.
1. Hubungan Kebiasaan Makan Dengan Tingkat Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
Dismenore. penelitian yang di lakukan oleh Maryana (2005)
Dari hasil uji penelitian diperoleh data bahwa yang mengemukakan bahwa kebiasaan olahraga
ada hubungan antara kebiasaan makan yang memiliki hubungan yang bermakna dengan
buruk dengan kejadian dismenore primer pada kejadian dismenore, dengan olahraga yang
santriwati di Pesantren Darul Aman Gombara teratur dapat memperlancar aliran darah, pada
Makassar. Hasil penelitian ini sejalan dengan keadaan dismenore terjadi iskemia akibat dari
teori yang dikemukakan oleh Women’s Health kontraksi miometrium yang disebabkan oleh
(2003). Yang menjelaskan bahwa factor lain prostaglandin akan mengurangi aliran darah,
yang berhubungan dengan nyeri haid adalah sehingga terjadi sel-sel miometrium yang
kebiasaan makan seseorang mereka yang mengakibat-kan timbulnya nyeri spasmodik,
kebiasaan makannya buruk dan lebih banyak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa
mengkonsumsi makanan mengandung pengawet salah satu penyebab terjadinya dismenore yaitu
dan pemanis buatan, makanan yang terlampau faktor hormon lokal dalam rahim yang
banyak lemak dan makanan yang digoreng atau berkombinasi faktor psikologis. Hormon lokal
makanan yang pedas cenderung mudah pula tersebut menyebabkan terjadinya pengerutan
mengalami nyeri haid. Jenis-jenis makanan atau kontraksi otot-otot rahim yang
tersebut sangat mudah merangsang ujung saraf menyebabkan tertekannya aliran dalam
penerima rangsang yang terdapat dalam saluran pembuluh darah otot rahim berdampak pada
yang berhubungan dengan rahim yang bertugas kekurangan suplai oksigen pada serabut-serabut
menerima rangsangan dari hormon saraf yang menimbulkan nyeri. (Rahmayanti et
prostaglandin. Adanya rangsangan yang al., 2021)
berlebihan dari pelepasan prostaglandin dapat Hasil penelitian ini juga sejalan denga teori
menimbulkan nyeri saat darah akan keluar yang di kemukakan oleh TBM Calcaneus FK
melalui vagina (menstruasi).(Taqiyah & Alam, UH (2008) menyatakan bahwa olahraga yang
2020) baik mampu meningkatkan produksi endorphin
Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan di otak sehingga dapat menurunkan stress dan
dengan penelitian sebelumnya oleh Novia (2008) secara tidak langsung dapat juga mengurangi
di Desa Banjar Kamantren Kecamatan Baturan nyeri. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
Kabupaten Sidoarjo yang menyatakan bahwa penelitian sebelumnya oleh Maryana (2005)
kebiasaan makan yang buruk cenderung akan yang mengemukakan bahwa ada hubungan
memicu terjadinya dismenore. Hal ini berarti ada antara kebiasaan olahraga dengan kejadian
hubungan yang bermakna antara kebiasaan dismenore dimana olahraga yang baik cenderung
makan dengan kejadian dismenore. tidak akan memicu terjadinya dismenore, begitu
2. Hubungan Kebiasaan Olahraga Dengan Tingkat pula sebaliknya olahraga yang kurang cenderung
Dismenore akan memicu terjadinya dismenore. (Anugroho,
2018)
Dari hasil uji penelitian diperoleh
data bahwa ada hubungan antara
kebiasaan olahragayang kurang dengan
kejadian dismenore primer pada 17
36

3. Hubungan Faktor Psikis Dengan Tingkat


Dismenore
Dari hasil uji penelitian diperoleh data bahwa
tidak ada hubungan antara factor psikis dengan Daftar Pustaka
kejadian dismenore primer pada santriwati di
Pesantren Darul Aman Gombara Makassar. Andirja, A. U. (2018). Kesehatan Reproduksi (2nd
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori ed.). Pustaka Pelajar
yang mengatakan bahwa mereka yang tidak Anugroho. (2018). Cara Jituk Mengatasi Nyeri. Graha Ilmu
mendapat penerangan yang baik tentang proses Eny, K. (2019). Kesehatan Reproduksi Remaja dan
haid, akan mudah timbul dismenore, factor ini Wanita. Salemba Medika.
dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa Hamzah, R., & Hamzah. (2012). Faktor-Faktor Yang
nyeri. Sehinggah peneliti berasumsi bahwa tidak Berhubungan Dengan Kejadian Dismenorea
ada hubungan yang bermakna antara factor Pada Siswi SMAN 1 Lolak. Jurnal Kesehatan
psikis dengan kejadian dismenora hal ini Metro Sai Wawai, 5(2), 95–100.
diperkuat pada saat dilakukan penelitian pada Hardyanti, E. (2020). DENGAN INTENSITAS
santriwati didapatkan sejumlah responden yang NYERI HAID ( DISMINORE ) PADA
memiliki pengetahuan yang cukup terhadap REMAJA ( LiteratureReview ).
dismenore masih mengeluhkan sering Irianti, B. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
mengalami nyeri pada saat Kejadian Dismenore pada Remaja. Menara
menstruasi.(Nurhasanah & Wijayanti, 2019) Ilmu, 7(10), 8–13.
Hasil penelitian ini juga bertentangan Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian
terhadap teori yang dipaparkan oleh Aulia Kesehatan (Jakarta). Rineka Cipta.
(2009) yang mengatakan bahwa pada gadis- Nurhasanah, D., & Wijayanti, T. (2019). Hubungan
gadis yang seara emosional tidak stabil, Perilaku Penggunaan Pantyliner dengan
misalnya perubuhan mood yang mendadak, Kejadiaan Flour Albus pada Remaja Putri di
gelisah, depresi, atau perasaan sedih, kehilangan Pondok Pesantren Al-Masyhuriyah Bukit Raya
konsentrasi, rasa cemas, sensitive, dan mudah Kecamatan Tenggarong
imarah apalagi jika mereka tidak mendapat seberang.JournalBorneoStudentResearch,https:
penerangan yang baik tentang proses haid, hal //journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/
ini akan mudah timbul dismenore, factor ini download/1070/329.
dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa Potter, P.A, Perry, A. G. (2018). Buku Ajar
nyeri. Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses,
dan Praktik (Vol. 2, Issue 4). EGC.
Kesimpulan Rahmayanti, D., Taqiyah, Y., & Alam, R. I. (2021).
Pengaruh Terapi Murottal Surah Ar-Rahman
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan terhadap Tingkat Dismenore pada Remaja.
bahwa kebiasaan makan yang buruk dan 02(01), 209–219.
kebiasaan olahraga yang kurang dapat Taqiyah, Y., & Alam, R. I. (2020). Kejadian Obesitas
mempengaruhi kejadian dismenore primer pada Dengan Tingkat Dismenhore Primer Pada
santriwati di Pesantren Darul Aman Gombara Remaja Putri Pendahuluan Obesitas berasal
Makassar. dari bahasa latin yaitu ob yang berarti “ akibat
Sedangkan faktor psikis tidak memiliki dari ” dan esum artinya “ makan ” oleh karena
pengaruh yang signifikan terhadap kejadian itu obesitas dapat d idefinisikan sebagai akibat
dismenore primer di Pesantren Darul Aman dari pola mak. 01(01), 1–6.
Gombara Makassar.

Saran

1. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan sebagai salah satu
alternatif pemecahan masalah kejadian
dismenore terkhusu bagi remaja.
2. Bagi Institusi
Sebagai referensi dalam pengembangan materi
bahan ajar terkait mata kuliah keperawatan
maternitas dalam hal ini system reproduksi.
37

18
DOKUMENTASI
LEMBAR BIMBINGAN

PRAKTIK KLINIK PROFESI BIDAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2023-2024

Nama : Neli Diana


NIM : 223001080108
Ruangan : SMA NERGERI 7 KOTA JAMBI
Stase : Asuhan Remaja
CI Akademik : Bdn.Lismawati, S.Keb.,M.Kes
No Hari/Tanggal Follow Up Pembimbing TTD CI Akademik

1.

2.

3.

4.

Diketahui,
Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan

Bdn. Devi Arista,S.Keb.,M.Kes


NIK. 1010300715007

Anda mungkin juga menyukai