Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MODEL- MODEL KOMUNIKASI


Dosen Pengampu : Summiyani, M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Feby Anggia Safitri (203200011)
Salman (203200034)
Septin Juniharti (203200005)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN STS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , karna hanya dengan rahmat dan ridho-
Nyalah makalah yang berjudul “Model-Model Komunikasi” dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa pula kita panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan kita kepada nabi besar
Muhammad yang telah membimbing kita kedunia yang penuh kebahagiaan ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Komunikasi dan Organisasi
Pendidikan” program studi manajemen pendidikan islam fakultas tarbiyah dan keguruan UIN STS
JAMBI. .Pada makalah ini masih dapat beberapa kekurangan, kami menyadari hal tersebut oleh
karena itu kami menerima segala bentuk masukan dan saran demi perbaikan pada makalah ini.

Terima kasih juga ucapkan kepada teman-teman yang telah berpatisispasi dalam menyusun
makalah ini. Sehingga makalah ini dapat disusun dan rapi. Kami berharap semoga makalah ini
bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Jambi, 26 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….........................iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………...4

A. Latar Belakang…………………………………………...........………............................4

B. Rumusan Masalah……………………………......………………….…………………...4

C. Tujuan........................…………………………………………………………………....4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………5

Model-model Komunikasi......................................................................................................5

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………....9

A. Kesimpulan................……………………..……………….…….....................................9

B. Saran....................…………………………………..………............................................9

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi sangat dibutuhkan untuk interaksi sesama manusia, oleh karena itu komunikasi
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia seharihari, sehingga tanpa adanya komunikasi,
kehidupan manusia tidak akan berjalan dengan sempurna. Karena komunikasi itu memiliki
peranan sangat penting, dibuatlah suatu model komunikasi.

Komunikasi memiliki beberapa model, dan setiap modelnya memiliki definisi yang berbeda
pula. Model komunikasi dibuat supaya mempermudah dalam memahami proses komunikasi dan
melihat komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi. Komunikasi juga merupakan
suatu proses. Hal ini terlihat dari setiap gejala atau peristiwa yang tidak luput dari adanya suatu
komunikasi yang terjalin antarmanusia.

Dalam makalah ini, kami menjelaskan beberapa model komunikasi dalam Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat kami rumuskan permasalahan yang
akan dibahas di dalam makalh ini, yaitu apa saja model-model komunikasi dalam Pendidikan ?.

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk dapat
mengetahui dan memahami model-model komunikasi dalam Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
Model-Model Komunikasi Dalam Pendidikan
1. Model Komunikasi Mekanistik
Model komunikasi mekanistis terdiri dari one way communication dan two way
communication. Salah satu contoh model komunikasi mekanistis tipe one way communication
adalah metode ceramah didalam proses pembelajaran. Yaitu guru menyampaikan materi dan
peserta didik menyimaknya dengan baik. Didalam metode ini komunikan (peserta didik) akan
bersikap pasif. Karena mereka hanya mendengar dan menghafal materi yang telah disampaikan
oleh guru tersebut
Apabila guru ingin menggunakan metode ceramah, maka guru tersebut harus mengusai
keterampilan-keterampilan sebagai berikut:
a) Dalam menyampaikan materi, guru harus menguasai materi tersebut sebaik mungkin. Hindari
membaca buku terlalu sering. Karena hal tersebut membuat peserta didik tidak yakin dengan
kemampuan yang dimiliki oleh sang guru.
b) Show the best performance ketika tampil di depan kelas. Karena apabila guru memberikan
representasi yang baik kepada peserta didiknya, maka para peserta didiknya itu akan
menginterpretasi sang guru dengan baik. Begitupun sebaliknya. Guru yang memberikan
representasi yang buruk, maka para peserta didiknya akan menginterpretasi yang kurang baik pula
dari diri guru tersebut. Jadi, dalam hal ini pencitraan image positif dari seorang guru menjadi hal
yang harus diperhatikan agar tujuan pembelajaran berhasil.

Penggunaan model komunikasi mekanistik mampu merangsang siswa lebih aktif, agresif karena
rasa ingin tahu akan lebih besar. Namun dalam penyampaian dalam pembelajaran juga harus tepat,
sehingga model pembelajaran ini akan terasa pengaruhnya terhadap siswa.

2. Model Komunikasi Psikologis


a) Model komunikasi psikologis mempelajari perilaku individu, termasuk perilaku belajar,
merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh
antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif
b) Model komunikasi psikologis yaitu memahami perkembangan perilaku apa saja yang telah
diperoleh peserta didik setelah mengikuti pembelajaran tertentu.
c) Media menjadi stimulus dari luar diri khalayak yang akan menyebabkan terjadinya perubahan
sikap
d) Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku atau kepribadian manusia. Korelasinya
dengan pembelajaran psikologi adalah salah satu cara untuk menganalisis kepribadian atau tingkah
laku peserta didik agar tercapai tujuan pembelajaran yaitu behaviour change.
Model komunikasi psikologis menerangkan bahwa dalam proses komunikasi, yang terlibat
bukan hanya faktor fisik semata, tapi aspek psikologis setiap individu turut memegang peranan
penting dalam proses komunikasi. Keadaan psikologis seorang individu akan mempengaruhi
semua aspek kehidupannya. Salah satunya aspek pendidikan, yaitu kegiatan belajar. Apabila guru
mampu menganalisis keadaan psikologis peserta didiknya, maka guru tersebut akan lebih mudah
menentukan metode dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Sebagai
contoh, guru hendaknya tidak memaksakan diri untuk menyampaikan semua materi ketika ia
melihat kondisi psikologis peserta didiknya tidak mendukung. Hendaknya guru tersebut
berkomunikasi dengan peserta didiknya sehingga ia dapat menganalisis masalah apa yang sedang
terjadi dan bagaimanakah penangannya. Karena seorang guru tidak hanya berkewajiban
menyampaikan materi pelajaran, tetapi unsur behaviour change dalam konteks kepribadian juga
harus senantiasa menjadi tujuan utama pembelajaran seorang guru. Jadi, guru harus mampu
berkomunikasi secara psikologis dengan peserta didiknya. Agar tujuan pembelajaran yaitu
behaviour change tersebut dapat tercapai.

3. Model Komunikasi Interaksional


Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang
menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator. Dengan kata lain,
komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada
pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. Para peserta
komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi
manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain(role-
taking). Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan
yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback),
atau tanggapan terhadap suatu pesan.

Dalam perspektif interaksionalisme seorang individu merupakan suatu penggabungan antara


individualisma dan masyarakat, artinya individu yang menggabungkan potensi kemanusiaannya
melalui interaksi sosialnya. Jika kita mengambil contoh lingkungan sosial atau masyarakatnya
adalah ruang kelas, berarti guru dan peserta didik adalah komponen-komponen masyarakat
tersebut yang saling berinteraksi dan memiliki irisan karakteristik. Sebagai contoh, pada saat mata
pelajaran kesenian. Guru dan peserta didik harus sama-sama memiliki ketertarikan terhadap seni
tersebut. Apabila ketertarikan atau kecenderungan antara guru dan peserta didik itu telah sama
maka akan terdapat irisan kesamaan karakteristik antara guru dan peserta didik, yaitu menyenangi
kesenian. Jika hal ini telah tercipta maka proses pembelajaran akan mudah dilaksanakan dan tujuan
pembelajaran akan mudah tercapai. Untuk mencapai hal ini, guru harus mampu bersosialisasi dan
berinteraksi dengan peserta didiknya. Disini guru harus memiliki keterampilan dalam
bersosialisasi dan berinteraksi dengan peserta didik.

4. Model Komunikasi Pragmatis


Model pragmatis ini berkaitan dengan kompleksitas waktu. Model pragmatis memiliki dua
arah unsur yang dipandang amat penting, yaitu:
1) Tindakan atau perilaku individu, yang dipandang sebagai unsur fundamental fenomenan
komunikasi; inipun dianggap sebagai ‘Lokus’ komunikasi yang akibatnya komunikasi dipandang
sama atau identik dengan perilaku itu sendiri.
2) Unsur waktu yang dipandang sebagai dimensi keempat dalam gambar ini muncul akibat dari
kedua unsur itu sendiri. Tindakan atau perilaku individu dipandang terjadi dalam suatu rangkaian
peristiwa yang berkesinambungan, sehingga keberurutan tindakan atau perilaku individu itu
menjadi penting (Hawes, 1973).
Model komunikasi ini akan efektif dalam memecahkan kendala belajar bila di guru dapat
mendesain, memanfaatkan, dan mengelolanya dengan baik. Guru dapat memanfaatkan kondisi
atau keadaan kelas dengan efektif dan efisien apabila guru dapat memanfaatkan model komunikasi
ini dalam proses pembelajaran. Apabila model komunikasi pragmatis ini dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran melalui metode diskusi, maka ini akan mempermudah guru dalam
menyampaikan materi dan tentunya mempermudah peserta didik dalam menyerap materi
pembelajaran. Penerapam model komunikasi pragmatis dalam metode diskusi ini memiliki
korelasi dengan keterampilan guru dalam menggunakan model komunikasi mekanistis, psikologis,
dan interaksional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model-model komunikasi dalam Pendidikan, yaitu : 1) model komunikasi mekanistik, model
komunikasi mekanistik terdiri dari one way communication (komunikasi satu arah) dan two way
communication (komunikasi dua arah). 2) model komunikasi psikologis, model ini menerangkan
bahwa dalam proses komunikasi, yang terlibat bukan hanya factor fisik semata, tapi aspek
psikologis setiap individu turut memegang peranan penting dalam proses komunikasi. 3)
komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi
manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain(role-
taking). Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan
yang sederajat. Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah umpan balik (feedback),
atau tanggapan terhadap suatu pesan. 4) model komunikasi pragmatis Tindakan atau perilaku yang
berurutan dalam konteks waktu dalam system sosial.

B. Saran
Makalah ini di rangkum dari berbagai sumber , jika terdapat berbagai perbedaan pengertian
dan banyak kesalahan dalam pengetikan atau pembahasan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca merupakan suatu hal yang sangat penting untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, D (Ed). 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Sordakarya.
http://www.slideshare.net/noviemita2/makalah-dasardasar-berkomunikasi (diakses pada
tanggal 21 April 2015)

Anda mungkin juga menyukai