Anda di halaman 1dari 15

GAYA-GAYA KOMUNIKASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Komunikasi Organisasi Pendidikan”

Dosen Pengampu : Summiyani, M.Pd.I

Disusun Oleh :

1. Rizka Arianti (203200035)


2. Rinda Sari (203200028)
3. Salina Fitriani (203200009)
4. Sri Musdalipa (203200001)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN STS JAMBI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karna hanya dengan rahmat dan ridho-
Nyalah makalah yang berjudul “Gaya-Gaya Komunikasi” dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa pula kita panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan kita kepada nabi besar
Muhammad yang telah membimbing kita kedunia yang penuh kebahagiaan ini.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Komunikasi Organisasi
Pendidikan” program studi manajemen pendidikan islam fakultas tarbiyah dan keguruan UIN
Sultan Thaha Saifuddin Jambi. Pada makalah ini masih dapat beberapa kekurangan, kami
menyadari hal tersebut oleh karena itu kami menerima segala bentuk masukan dan saran
demi perbaikan pada makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan para pembaca.

Terima kasih juga ucapkan kepada teman-teman yang telah berpatisispasi dalam
menyusun makalah ini. Sehingga makalah ini dapat disusun dan rapi. Kami berharap semoga
makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.

Jambi, 11 April 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman Cover ........................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2

2.1 Pengerian Gaya Komunikasi ........................................................................................ 2

2.2 Macam-Macam Gaya Komunikasi ............................................................................... 2

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Komunikasi ........................................................... 6

2.4 Hambatan Dalam Gaya Komunikasi ............................................................................ 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 11

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 11

3.2 Saran ........................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa terdapat banyak ragam gaya
komunikasi di Indonesia maupun diluar indonesia. Setiap penjuru nusantara memiliki
gaya komunikasi dengan ciri khas tersendiri. Hal ini terjadi karena bahasa daerah turut
mempengaruhi perkembangan gaya komunikasi Indonesia.
Keberagaman gaya komunikasi ini tidak hanya terjadi di Indonesia akan tetapi terjadi
secara global. Sebagai contoh bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional memiliki
banyak gaya. Misalnya, United Kingdom style, United States style, Australian style dan
lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari gaya komunikasi?
2. Apa saja macam-macam gaya komunikasi?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi gaya komunikasi?
4. Apa saja hambatan dalam gaya komunikasi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari gaya komunikasi


2. Untuk mengetahui macam-macam gaya komunikasi
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gaya komunikasi
4. Untuk mengetahui hambatan dalam gaya komunikasi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku


antarpribadi yang terspesialisasi digunakan dalam suatu situasi tertentu. Gaya
komunikasi merupakan cara penyampaian dan gaya bahasa yang baik. Gaya yang
dimaksud sendiri dapat bertipe verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal berupa
vokalik, bahasa badan, penggunaan waktu, dan penggunaan ruang dan jarak.

Gaya komunikasi dipengaruhi oleh gaya bahasa yang dihasilkan oleh banyaknya
budaya, setiap budaya punya gaya bahasanya tersendiri hal ini yang menimbulkan
adanya perbedaan dalam gaya komunikasi, kita ambil contoh ”rampung” sunda lain
dengan rampung jawa. “atos” sunda tidak sama dengan “atos” jawa. “bujang”sunda
berbeda dengan “bujang” sumatra. “jangan” indonesia beda dengan “jangan” jawa.
Selain itu Gaya komunikasi juga dipengaruhi oleh situasi,bukan kepada tipe seseorang,
gaya komunikasi bukan tergantung pada tipe seseorang melainkan kepada situasi yang
dihadapi. Setiap orang akan menggunakan gaya komunikasi yang berbeda-beda ketika
mereka sedang gembira, sedih, marah, tertarik, atau bosan. Begitu juga dengan seseorang
yang berbicara dengan sahabat baiknya, orang yang baru dikenal dan dengan anak-anak
akan berbicara dengan gaya yang berbeda. Selain itu gaya yang digunakan dipengaruhi
oleh banyak faktor, gaya komunikasi adalah sesuatu yang dinamis dan sangat sulit untuk
ditebak. Sebagaimana budaya, gaya komunikasi adalah sesuatu yang relatif.

2.2 Macam-Macam Gaya Komunikasi

Pada ilmu komunikasi, komunikasi memiliki 6 gaya yaitu :

a. The Controlling Style


Gaya komunikasi yang bersifat mengendali ini, ditandai dengan adanya satu
kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran

2
dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini
dikenal dengan nama komunikator satu arah atau oneway communicators. Pihak-
pihak yang memakai Controlling Style of communication ini, lebih memusatkan
perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berbagi pesan.
Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali
jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi
mereka. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama
komunikator satu arah atau one-way communications. Pesan-pesan yag berasal dari
komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan
bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang
dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk
mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada
umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat
mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain
memberi respons atau tanggapan yang negatif pula. Contohnya : tanggapanmu itu
bagus tapi akan lebih bagus jika kamu memberikan tanggapan yang masuk akal, pada
contoh ini seorang komunikator berusaha mengendalikan komunikan tetapi tidak
berharap ada umpan balik atau feedback dari komunikan. Yang penting dalam
komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan
komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak
yang ditimbulkan dapat diklarifikasikan menurut kadarnya yakni dampak kognitif,
dampak afektif, dan dampak behavioral.
b. The Equalitarian Style
The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus
penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah
(two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi ini, tidak komunikasi
dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota kelompok dapat mengungkapkan
gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap
anggota kelompok mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang
yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-

3
orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina
hubungan baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup
hubungan kerja.
The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam kelompok,
sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam
situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks.
Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi
di antara para anggota dalam suatu kelompok. Contohnya yakni semua anggota
organisasi mendiskusikan hal tentang pelaksnaan kegiatan yang akan mereka adakan
baik dari segi mekanisme, segi perlengkapan, dan beberapa hal yang menyangkut
kesiapan kegiatan tersebut. Dari jenis gaya komunikasi ini bisa dikatakan
komunikasi sangat berperan dalam politik, dengan komunikasi maka realitas,
sejarah, tradisi politik, bisa dihubungkan/dirangkaikan dari masa lalu untuk acuan
masa depan.
c. The Structuring
Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaat pesan-pesan verbal secara
tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan,
penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur dalam suatu kelompok. Pengirim
pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi
orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan kelompok, jadwal kerja,
aturan dan prosedur yang berlaku dalam kelompok tesebut. Contoh: seorang dosen
memberikan petunjuk penulisan makalah agar mahasiwa bisa lebih mantap
mengerjakan tugasnya
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State
University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri
nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan
mereka bahwa pemrakarsai (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang
mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan
kelompok, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan yang muncul.

4
d. The Dynamic Style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena
pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaanya berorientasi
pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering
dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawahi para
wiranegara (salesmen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah
menstimulasi atau merangsang pekerjaan/karyawan untuk bekerja dengan lebih
cepat efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis,
namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan
yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut. Contohnya seorang
presiden menghimbau agar semua menteri kabinet agar lebih disiplin dan tepat waktu
bekerja, tanpa adanya himbauan dari seorang pemimpin mungkin wajah dunia tidak
seperti yang kita lihat sepert sekarang ini, oleh karena itu dimasa depan kita
membutuhkan pemimpin yang lebih baik dari sekarang ini.
e. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran,
pendapat ataupun gagasan orng lain, daripada keinginan untuk memberi perintah,
meskipun pengiriman pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan
mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika
pengiriman pesan atau sender senang bekerja sama dengan orang-orang yang
berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab
atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
Contohnya seorang mahasiswa berkata kepada teman-temannya “siapkah kalian
untuk melakukan perubahan?” pada contoh ini seorang komunikator menyatakan
sebuah kalimat yang membutukan saran ataupun pendapat dari seorang komunikan
dan ia akan merasa senang jika komunikan mau ikut bergabung bersama
pendapatnya itu. Tujuan dalam kegiatan komunikasi yakni: to secure understanding,
meastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. Setelah ia sudah
dapat mengerti dan menerima, maka penerimanya itu harus dibina to estabilish
acceptance, pada akhir kegiatannya yakni dimotivasikan to motivate action.

5
f. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak
komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini
untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun
kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Dalam deskripsi
yang konkret adalah ketika seseorang mengatakan: “saya tidak ingin dilibatkan
dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri
dari tanggung jawab, tetapi tetap juga mengindikasikan suatu keinginan untuk
menghindari berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya komunikasi ini
tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi jika berada dalam sebuah kelompok.

Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian
style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya
komunikasi lainnya : structuring, dunamic dan relinguishing dapat digunakan secara
strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya
komunikasi terakhir: controlling, dan withdrawal mempunyai kecenderungan
menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat dan produktif.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Komunikasi

Ada tujuh komponen yang diidentifikasikan sebagai penyebab gaya interaksi. Tujuh
hal yang mampu merefleksikan atau memberikan pandangan mengenai interaksi setiap
individu. Dengan demikian faktor yang mempengaruhi gaya komunikasi, antara lain :

a. Kondisi Fisik
Sesuai dengan penjelasan di atas terlihat jelas bahwasannya kondisi fisik di mana
kita melakukan komunikasi sangat mempengaruh gaya komunikasi. Seperti halnya
ketika kegiatan komunikasi itu dilakukan dengan kapasitas minim dalam bertatap
muka, hal tersebut akan berakibat pada ketidak nyamanan dan kurangnya kepastian
antara si pengirim dan penerima pesan. Selain itu dapat menimbulkan
ketidaksesuaian atau kenyamanan antara kedua belah pihak.contoh lain yakni jika

6
seorang komunikasi kondisinya kurang baik atau bisa dikatakan dalam keadaan sakit
maka gaya komunikasinya pun akan berbeda dengan orang yang sehat.
b. Peran
Persepsi akan peran kita sendiri (sebagai pelanggan, teman atasan) dan peran
komunikator lainnya mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi. Setiap orang
memiliki harapan yang berbeda dari peran mereka sendiri dan orang lain, dan dengan
demikian mereka akan sering melakukan komunikasi antar satu dengan lainnya.
Camat akan lain sikapnya ketika berkomunikasi dengan dengan bupati, dan bupati
ketika berkomunikasi dengan gubernur tidak akan sesantai tatkala menghadapi camat.
c. Konteks historis
Sejarah mempengaruhi setiap interaksi. Sejarah bangsa-bangsa, tradisi spiritual,
perusahaan, dan masyarakat dengan mudah dapat mempengaruhi bagaimana kita
memandang satu sama lain, dengan demikian dapat mempengaruhi gaya komunikasi.
Tak lepas dari sejarahnya bahwa indonesia mempunyai ada banyak perbedaan budaya
dan suku yang mana budaya dan suku tersebut mempunyai gaya komunikasi yang
berbeda-beda sehingganya terdapat banyak jenis gaya komunikasi yang ada.
d. Kronologi
Bagaimana interaksi itu cocok menjadi serangkaian peristiwa yang mempengaruhi
pilihan gaya komunikasi seseorang. Hal tersebut akan membuat perbedaan, jika itu
adalah pertama kalinya seseorang berinteraksi tentang sesuatu atau kesepuluh
kalinya, jika interaksi masa lalu seseorang telah berhasil atau tidak menyenangkan.
Maka akan membuat suatu perbedaan terhadap gaya komunikasi seseorang. Situasi
komunikasi yang tidak menyenangkan dapat diatasi komunikator dengan
menghindarkan jauh sebelum atau dengan mengatasinya pada saat komunikasi
sedang berlangsung.
e. Bahasa
Bahasa yang kita gunakan, "versi" dari bahasa yang kita ucapkan misalnya,
Aussie, Inggris, atau versi bahasa Inggris Amerika dan kelancaran kita dengan bahasa
tersebut. Semuanya memainkan peran dalam gaya berkomunikasi seseorang. Gaya
komunikasi seseorang dalam bahasa Inggris berarti bahwa orang yang terbiasa

7
berbahasa jepang tidak sepenuhnya memahami dia, dan kemampuan ini akan
memberikan batasan pada seseorang untuk sepenuhnya berpartisipasi dan
mempengaruhi arah pembicaraan. Manusia, meskipun satu sama lain sama jenisnya
sebagai makhluk “homosapien” tetapi ditakdirkan berbeda dalam banyak hal.
Berbeda dalam postur, warna kulit,dan kebudayaan, yang pada kelanjutanya berebeda
dalam gaya hidup (way of life), norma, kebiasaan, dan bahasa.
f. Hubungan
Seberapa baik kita tahu orang lain, dan seberapa banyak kita suka atau percaya
dia dan sebaliknya. Hal ini akan mempengaruhi bagaimana kita berkomunikasi.
Selain itu, pola kita mengembangkan hubungan tertentu dari waktu ke waktu sering
memberikan efek kumulatif pada interaksi selanjutnya antara mitra relasional.
Komunikasi seorang teman yang telah lama dengan kita akan berbeda gaya
berkomunikasi dengan teman baru.
g. Kendala
Metode yang seseorang gunakan untuk berkomunikasi (misalnya, beberapa orang
membenci e-mail atau panggilan telepon) dan waktu yang kita miliki hanya tersedia
untuk berinteraksi dengan metode diatas. Jenis kendala tersebut akan mempengaruhi
cara kita berkomunikasi. Misalnya kita sedang sibuk bekerja tiba-tiba ada seorang
yang mengajak untuk kita berkomunikasi hal ini dapat menimbulkan gaya
komunikasi kita berbeda dengan saat kita berkomunikasi tidak melakukan pekerjaan.

2.4 Hambatan Dalam Gaya Komunikasi

Berikut beberapa hambatan dalam gaya komunikasi yaitu :

a. Hambatan Teknis
Hambatan teknis keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi.Dari sisi
teknologi, hambatan teknis ini semakin berkurang dengan adanya temuan baru
dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran
komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi. Banyak contoh
yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari : suara telepon yang krotokan,

8
hambatan pada beberapa media tidak mungkin diatasi oleh komunikator, misalnya
hambatan yang dijumpai pada surat kabar, radio dan televisi. Tetapi pada beberapa
media komunikator dapat saja mengatasinya dengan mengambil sikap tertentu,
misalnya ketika sedang menelpon terganggu oleh krotokan. Barang kali ia dapat
mengulanginya pada beberapa saat kemudian.
b. Hambatan Semantik
Gangguan semantik adalah hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau
ide secara secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang
diungkapkan lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti
dan pengertian (komunikator dan
komunikan), tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adanya hubungan
antara simbol (kata) dan apa yang disimbolkan (arti atau penafsiran), dapat
mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang
dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari salah komunikasi semacam ini,
seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik
komunikannya,dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang
dipakainya.
Faktor semantis menyangkut bahasa yang sering digunakan komunikator sebagai
alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Demi
kelancaran komunikasinya seorang komunikator harus memperhatikan gangguan
semantis ini, sebab salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian
(misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada gilirannya bisa
menimbulkan salah komunikasi (miscomunication). Sering kali salah ucap
disebabkan karena si komunikator berbicara terlalu cepat sehingga ketika pikiran dan
persaan belum mantap terformulasikan, kata-kata sudah terlanjur dilontarkan.
Maksudnya akan mengatakan “kedelai” yang terlontar “keledai”, “demokrasi”
menjadi “demontrasi”, “partisipasi” menjadi “partisisapi” dan sebagainya. Salah
komunikasi atau miscomunication ada kalanya disebabkan pemilihan kata yang tidak
tepat, kata-kata yang sifatnya konotatif. Dalam komunikasi bahasa sebaiknya
dipergunakan adalah kata-kata yang denotatif. Kalau terpaksa juga menggunakan

9
kata-kata yang konotatif, seyogyanya dijelaskan apa yang dimaksud sebenarnya,
sehingga tidak menjadi salah tafsir. Kata-kata yang bersifat denotatif adalah yang
mengandung makna sebagaimana tercantum dalam kamus (dictionary meaning), dan
diterima secara umum oleh kebanyakan orang yang sama dalam kebudayaan dan
bahasanya, kata-kat yang mempunyai pengertian konotatif adalah yang mengandung
makna emosional atau evaliatif (emotional of evaluatif meaning) disebabkan oleh
latar belakang kehidupan dan pengalaman seseorang.
c. Hambatan Manusiawi
Hambatan Manusiawi/hambatan yang berasal dari perbedaan individual
manusia. Terjadi karena adanya faktor, perbedaan umur, emosi dan prasangka
pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau
ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang. Dalam melancarkan
komunikasinya seorang komunikator tidak akan berhasil apabila ia tidak mengenal
siapa komunikan yang dijadikan sasarannya. Yang dimaksud dengan “siapa” disini
bikan nama yang disandang melainkan ras apa, bangsa apa, atau suku apa. Dengan
mengenal dirinya, akan mengenal pula kebudayaannya, gaya hidup dan norma
kehidupannya, kebiasaan dan bahasanya. Komunikasi akan berjalan lancar jika suatu
pesan yang disampaikan komunikakator diterima oleh komunikan secara tuntas,
yaitu diterima dalam pengertian received atau secara indrawi, dan dalam penegrtian
accepted atau secar rohani. Seorang pemirsa televisi mungkin menerima acara yang
disiarkan dengan baik karena gambar yang tampil pada pesawat televisi amat terang
dan suaranya keluar amat jelas, tetapi ia mungkin tidak dapat menerima ketika
seorang pembicara pad acara itu mengatakan daging babi lezat sekali. Sepemirsa tadi
hanya menerimanya dalam penertian accepted. Jadi hambatan ini juga menjadi
hambatan yang harus diperhatikan agar kita dapat segera mengatasinya dengan
cepat.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku


antar pribadi yang terspesialisasi digunakan dalam suatu situasi tertentu. Pada ilmu
komunikasi, komunikasi memiliki 6 gaya yaitu : the controlling style, the equalitarian
style, the structuring, the dynamic style, the relinguishing style, the withdrawal style.
Faktor pendorong gaya komunikasi yaitu : peran, kondisi fisik,konteks historis ,
kronologi, bahasa, hubungan, dan kendala. Hambatan gaya komunikasi yaitu : hambatan
teknis, hambatan semantik, dan hambatan manusiawi.

3.2 Saran

Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun tata
penulisannya. Oleh karena itu, saran dari pembaca sangat diperlukan demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Wirotama. Samahita. 2017. Gaya Atau Perilaku Komunikasi Dalam Dunia Kerja.
https://samahitawirotama.com/gaya-atau-perilaku-komunikasi-dalam-dunia-
kerja/#:~:text=Perilaku%20atau%20gaya%20komunikasi%20merupakan,dilakukan%20sec
ara%20langsung%20dan%20terbuka (Diakses pada 07.48 tanggal 11 April 2022)

Abas. Rahmat. 2015. Makalah Pengantar Ilmu Komunikasi (Gaya Komunikasi).


https://rahmatabasbatudaa.blogspot.com/2015/11/makalah-pengantar-ilmu-komunikasi-
gaya.html?m=1 (Diakses pada 10.19 tanggal 11 April 2022)

Harys. 2020. Hambatan Komunikasi. https://www.jopglass.com/hambatan-


komunikasi/#:~:text=Hambatan%20komunikasi%20adalah%20berbagai%20jenis,pribadi%
2C%20lingkungan%2C%20budaya%20dsb (Diakses pada 15.38 tanggal 11 April 2022)

12

Anda mungkin juga menyukai