ETHIC OF CARE
Disusun oleh :
Adinda Dwi Arsi Ahmad/K.20.01.001
Adinda/K.20.01.031
Avelinda Oktavia Makota Ogur/K.20.06
Frengki/K.20.01.011
Jeviani Laman/K.20.01.016
Mustakarrul/K.20.01.021
Rindi Ade Jaya/K.20.01.026
Dengan Mengucapakan Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat waktunya. Meskipun banyak sekali kekurangan dan kesalahan didalamnya,
namun kami berharap bisa memberikan sedikit pengetahuan tentang hal yang kami tulis ini.
Makalah ini memuat tentang Etika Keperawatan
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang brsifat membangun selalu kami harapkan demi
membangun kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimah kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita, Amin.
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….…..
A.Latar Belakang……………………………………………………………….. 3
B.Rumusan Masalah…………………………………………………………..... 3
C.Tujuan………………………………………………………………………… 3
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………
B. SARAN…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dalam segala bidang serta
masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan. Hal ini merupakan
pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan komitmen
yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.
Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin dalam setiap
langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi
yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar dalam memberikan asuhan
C. Tujuan
2. Mengetahui dan memahami Pelaksanaan Etik Dan Moral Dalam Pelayanan Keperawatan
3. Mengetahui dan memahami Perilaku Etis Profesional.
BAB II
PEMBAHASAN
loyalitas, kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia. Di antara pernyataan ini
yang lazaim termaktub dalam standar praktik keperawatan dan telah menjadi bahan kajian dalam
waktu lama adalah advokasi, akuntabilitas, dan loyalitas (Fry, 1991; lih. Creasia, 1991).
1. Advokasi
Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi dan
memberi bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun yang dibuat pasien. Memberi informasi
berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai dengan kebutuhan pasien. Memberi
bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan peran nonaksi. Dalam menjalankan peran
aksi, perawat memberikan keyakinan kepada pasien bahwa mereka mempunyai hak dan
tanggung jawab dalam menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan tidak tertekan dengan
pengaruh orang lain. Sedangkan peran nonaksi mengandung arti pihak advokat seharusnya
menahan diri untuk tidak mempengaruhi keputusan pasien (kohnke, 1989; lih. Megan, 1991).
2. Akuntabilitas
tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang dilakukan perawat dilihat
dari praktik keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat dibenarkan atau absah.
3. Loyalitas
Merupakan suatu konsep yang pelbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan hubungan
timbal balik terhadap pihak yang secara professional berhubungan dengan perawat. Ini berarti
ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain sebagai nilai dan tujuan sendiri. Hubungan
professional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji, menentukan
masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan bersama (Jameton, 1984; Fry,
lih. Creasia, 1991). Loyalitas dapat mengancam asuhan keperawatan, bila terhadap anggota
profesi atau teman sejawat, loyalitas lebih penting daripada kualitas asuhan keperawatan.
Untuk mencapai kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan berbagai
pihak yang harmonis, maka aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat baik
loyalitas kepada pasien, teman sejawat, rumah sakit maupun profesi. Untuk mewujudkan ini,
a) Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus bijaksana bila
c) Perawat harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat.
d) Perawat harus loyal terhadap profesi dengan berperilaku secara tepat saat bertugas.
Aplikasi dalam praktek klinis bagi perawat diperlukan untuk menempatkan nilai-nilai dan
perilaku kesehatan pada posisinya. Perawat bisa menjadi sangat frustrasi bila membimbing atau
memberikan konsultasi kepada pasien yang mempunyai nilai-nilai dan perilaku kesehatan yang
sangat rendah. Hal ini disebabkan karena pasen kurang memperhatikan status kesehatannya.
Pertama-tama yang dilakukan oleh perawat adalah berusaha membantu pasen untuk
Seorang pengusaha yang sangat sukses dan mempunyai akses di luar dan dalam negeri
sehingga dia menjadi sibuk sekali dalam mengelola usahanya. Akibat kesibukannya dia sering
lupa makan sehingga terjadi perdarahan lambung yang menyebabkan dia perlu dirawat di rumah
sakit. Selain itu dia juga perokok berat sebelumnya. Ketika kondisinya telah mulai pulih perawat
menjadi kecewa, karena pembicaraan akhirnya mengarah pada keberhasilan serta kesuksesannya
dalam bisnis. Kendati demikian upaya tersebut harus selalu dilakukan dan kali ini perawat
menyusun list pertanyaan dan mengajukannya kepada pasien tersebut. Pertanyaannya, “Apakah
tiga hal yang paling penting dalam kehidupan bapak dari daftar dibawah ini ?” Pasien diminta
3. Melakukan aktifitas seperti: mendaki gunung, main bola atau berenang.
berdasarkan nilai-nilai yang dianutnya, dengan mengikuti klarifikasi nilai-nilai sebagai berikut:
1. Memilih: Setelah menggali aspek-aspek berdampak terhadap kesehatan pasen, misalnya
stress yang berkepanjangan dapat mengganggu kesehatan dan mengganggu aktifitasnya, maka
sarankan kepadanya memilih secara bebas nilai-nilai kunci yang dianutnya. Bila dia memilih
2. Penghargaan: Berikan dukungan untuk memperkuat keinginan pasien dan promosikan nilai-
nilai tersebut dan bila memungkinkan dapatkan dukungan dari keluarganya. Contoh: istri dan
anak anda pasti akan merasa senang bila anda memutuskan untuk berhenti merokok serta
mengurangi kegiatan bisnis anda, karena dia sangat menghargai kesehatan anda.
3. Tindakan: Berikan bantuan kepada pasen untuk merencanakan kebiasaan baru yang
konsisten setelah memahami nilai-nilai pilihannya. Minta kepada pasen untuk memikirkan suatu
cara bagaimana nilai tersebut dapat masuk dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata yang perlu
diucapkan perawat/bidan kepada pasennya: “Bila anda pulang, anda akan menemukan cara
kehidupan yang berbeda, dan anda menyatakan ingin mulai menggunakan waktu demi kesehatan
anda”.
Perawat memiliki komitmen yang tinggi untuk memberikan asuhan yang berkualitas
berdasarkan standar perilaku yang etis dalam praktek asuhan profesional. Pengetahuan tentang
perilaku etis dimulai dari pendidikan perawat, dan berlanjut pada diskusi formal maupun
informal dengan sejawat atau teman. Perilaku yang etis mencapai puncaknya bila perawat
mencoba dan mencontoh perilaku pengambilan keputusan yang etis untuk membantu
memecahkan masalah etika. Dalam hal ini, perawat seringkali menggunakan dua pendekatan:
bimbingan untuk tindakan khusus. Beauchamp Childress (1994) menyatakan empat pendekatan
1. Sebaiknya mengarah langsung untuk bertindak sebagai penghargaan terhadap kapasitas
3. Bersedia dengan murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala
konsekuensinya.
Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik
dalam bertindak. Contoh; seorang ibu yang memerlukan biaya untuk pengobatan progresif bagi
bayinya yang lahir tanpa otak dan secara medis dinyatakan tidak akan pernah menikmati
kehidupan bahagia yang paling sederhana sekalipun. Di sini terlihat adanya kebutuhan untuk
tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan pengobatan bayinya, tetapi dilain pihak masyarakat
berpendapat akan lebih adil bila pengobatan diberikan kepada bayi yang masih memungkinkan
mempunyai harapan hidup yang besar. Hal ini tentu sangat mengecewakan karena tidak ada satu
metoda pun yang mudah dan aman untuk menetapkan prinsip-prinsip mana yang lebih penting,
bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang berlawanan. Umumnya, pendekatan berdasarkan
prinsip dalam bioetik, hasilnya terkadang lebih membingungkan. Hal ini dapat mengurangi
perhatian perawat terhadap sesuatu yang penting dalam etika. Pendekatan Berdasarkan Asuhan
mengarahkan banyak perawat untuk memandang “care” atau asuhan sebagai fondasi dan
kewajiban moral. Hubungan perawat dengan pasien merupakan pusat pendekatan berdasarkan
asuhan, dimana memberikan langsung perhatian khusus kepada pasien, sebagaimana dilakukan
sepanjang kehidupannya sebagai perawat. Perspektif asuhan memberikan arah dengan cara
bagaimana perawat dapat membagi waktu untuk dapat duduk bersama dengan pasien atau
sejawat, merupakan suatu kewajaran yang dapat membahagiakan bila diterapkan berdasarkan
2. Meningkatkan penghormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau pasien sebagai
manusia;
3. Mau mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain sebagai dasar yang mengarah
4. Mengingat kembali arti tanggung-jawab moral yang meliputi kebajikan seperti: kebaikan,
Asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasien dan
belakangan ini mengklaim bahwa advokasi terhadap pasien merupakan salah satu peran yang
sudah dilegimitasi sebagai peran dalam memberikan asuhan keperawatan. Advokasi adalah
memberikan saran dalam upaya melindungi dan mendukung hak-hak pasien. Hal tersebut
merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat, dalam menemukan kepastian tentang dua sistem
pendekatan etika yang dilakukan yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan. Perawat yang
memiliki komitmen tinggi dalam mempraktekkan keperawatan profesional dan tradisi tersebut
1. Pastikan bahwa loyalitas staf atau kolega agar tetap memegang teguh komitmen utamanya
terhadap pasien;
2. Berikan prioritas utama terhadap pasien dan masyarakat pada umumnya;
3. Kepedulian mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam kesembuhan
pasien. Bila menghargai otonomi, perawat atau bidan harus memberikan informasi yang akurat,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam upaya mendorong profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh
pasien, masyarakat atau profesi lain, maka mereka harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan
dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran
profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan
asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan
standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi
B. Saran
Kita sebagai hamba Allah SWT memiliki kewajiban untuk tunduk kepada-Nya dan
mentaati hukum serta aturan yang telah ditetapkan oleh-Nya. Maka dari itu agar kelak kita tidak
kita selalu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta segala
sesuatu yang madlarat yakni yang tidak berguna bagi hidup dan kehidupan manusia.
DAFTAR PUSTAKA