Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KESELAMATAN PASIEN DAN K3

Dosen Pengampuh:Andi Misnawati.,SKM.,M.Kes

KELOMPOK 1

 Adinda Dwi Arsi Ahmad K.20.01.001


 Alda K.20.01.002
 Amelia Sukri K.20.01.003
 Andi Ratu Batari Sanggala K.20.01.004
 Asgar K.20.01.005
 Avelinda Oktavia Makota Ogur K.20.01.006
 Della Puspita Komar K.20.01.007

KASUS

Sebuah rumah sakit di China mengakui secara tak sengaja telah menginfeksi lima orang
dengan HIV/AIDS. Penularan itu terjadi karena salah satu staf menggunakan kembali peralatan medis
yang seharusnya dibuang.

"Staf menggunakan kembali tabung yang digunakan untuk mengobati individu terinfeksi HIV pada pasien
lain," kata pihak berwenang seperti dikutip dari BBC, Jumat (10/2/2017).

Pemerintah Provinsi Zhejiang menggambarkan kelalaian itu sebagai pelanggaran berat terhadap prosedur
penanganan pasien.

"Akibat kelalaian tersebut, lima orang dipecat dari Zhejiang Provincial Hospital of Chinese Medicine di
Hangzhou," tegas pemerintah setempat.

Pejabat kesehatan Provinsi Zhejiang mengatakan, mereka diberitahu tentang situasi penularan HIV/AIDS
itu pada 26 Januari. Namun dalam pernyataan tertulis dalam bahasa China itu, mereka tak memberikan
informasi tentang berapa banyak pasien lain yang mungkin terpapar, sedang dalam perawatan apa dan
bagaimana infeksi itu terjadi.
"Mereka yang terinfeksi virus itu akan menerima perawatan dan kompensasi," demikian disampaikan
melalui pernyataan singkat itu.

Dua dekade lalu, standar keamanan yang rendah dan regulasi yang kurang menjadi penyebab utama
penyebaran HIV/AIDS di China. Kasus penularan terbaru ini memicu shock dan kritik dari pengguna
media sosial.

"Sebuah rumah sakit tingkat provinsi tidak mengikuti aturan, lalu siapa yang bisa kita percaya sebagai
warga negara pada umumnya?!", tulis netizen di situs mikroblogging China, Weibo.

"Kasus ini terpublikasikan, bagaimana yang kita tidak ketahui? Pasti ada banyak lagi!" komentar lainnya.

HAZARD

Penyebab penyakit dan kecelakaan akibat kerja disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor
manusia, dalam hal ini adalah pekerja seperti kurangnya pengetahuan dan ketampilan, tindakan yang
tidak aman ketika bekerja, bekerja tidak sesuai prosedur. Faktor lingkungan kerja, dan faktor
manajemen. Dari segi saat selesai melakukan injeksi pada pasien perawat mengalami tertusuk jarum
sehingga menyebebkan luka pada perawat dan apabila tidak menjaga kesterilan dalam melakukan
tindakan yang berhubungan dengan darah atau cairan dari tubuh pasien dapat terjangkit penyakit dari
pasien

UPAYA

1)        Primer
Pencegahan primer dilakukan sebelum seseorang terinfeksi HIV. Hal ini diberikan pada seseorang yang
sehat secara fisik dan mental. Pencegahan ini tidak bersifat terapeutik, tidak menggunakan tindakan yang
terapeutik dan tidak menggunakan identifikasi gejala penyakit. Pencegahan ini meliputi dua hal, yaitu:

a. Peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang


HIV/AIDS, standarisasi nutrisi, menghindari seks bebas screening, dan sebagainya.
b. Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi, kebersihan pribadi, atau pemakaian kondom.
2)        Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) agar tidak mengalami komplikasi
atau kondisi yang lebih buruk. Pencegahan ini dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan pemberian
intervensi yang tepat sehingga dapat mengurangi keparahan kondisi dan memungkinkan ODHA tetap
bertahan melawan penyakitnya. Pencegahan sekunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan
penyakit pada tahap dini. Hal ini dilakukan dengan menghindarkan atau menunda keparahan akibat yang
ditimbulkan dari perkembangan penyakit atau meminimalkan potensi tertularnya penyakit lain.

3)        Tersier
Pencegahan tersier dilakukan ketika seseorang teridentifikasi terinfeksi HIV/AIDS dan mengalami
ketidakmampuan permanen yang tidak dapat disembuhkan. Pencegahan ini terdiri dari cara
meminimalkan akibat penyakit atau ketidakmampuan melalui intervensi yang bertujuan mencegah
komplikasi dan penurunan kesehatan. Kegiatan pencegahan tersier ditujukan untuk melaksanakan
rehabilitasi, dari pada pembuatan diagnosa dan tindakan penyakit. Perawatan pada tingkat ini ditujukan
untuk membantu ODHA mencapai tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang ada
akibat HIV/AIDS. Tingkat perawatan ini bisa disebut juga perawatan preventive, karena di dalamnya
terdapat tindak pencegahan terhadap kerusakan atau penurunan fungsi lebih jauh. Misalnya, dalam
merawat seseorang yang terkena HIV/AIDS, disamping memaksimalkan aktivitas ODHA dalam aktivitas
sehari-hari di masyarakat, juga mencegah terjadinya penularan penyakit lain ke dalam penderita
HIV/AIDS. Mengingat seseorang yang terkena HIV/AIDS mengalami penurunan imunitas dan sangat
rentan tertular penyakit lain.
Selain hal-hal tersebut, pendekatan yang dapat digunakan dalam upaya pencegahan penularan infeksi
HIV/AIDS adalah penyuluhan untuk mempertahankan perilaku tidak beresiko. Hal ini bisa dengan
menggunakan prinsip ABCDE yang telah dibakukan secara internasional sebagai cara efektif mencegah
infeksi HIV/AIDS lewat hubungan seksual. ABCDE ini meliputi:
A = abstinensia, tidak melakukan hubungan seks terutama seks berisiko tinggi dan seks pranikah.
B = be faithful, bersikap saling setia dalam hubungan perkawinan atau hubungan tetap.
C = condom, cegah penularan HIV dengan memakai kondom secara benar dan    konsisten untuk para
penjaja seksual.
D = drugs, hindari pemakaian narkoba suntik.
E = equipment , jangan memakai alat suntik bergantian.
Upaya penanggulangan penyakit HIV/AIDS dapat dilakukan dengan menyediakan Rumah Sakit atau
tempat perawatan khusus bagi pasien penderita HIV/AIDS dan dijaga sedemikian rupa sehingga
penularan kepada yang sehat dapat dicegah serta melakukan pemantauan secara terus menerus untuk
melihat perkembangan masalah AIDS agar masalah AIDS ini dapat ditangani dengan baik.
UPAYA PENCEGAHAN PADA TAHAP ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

 melakukan sosialisasi kepada seluruh pekerja rumah sakit tentang resiko bahaya tersebut
sehingga seluruh pekerja mampu mengenal resiko bahaya tersebut.
 Peningkatan kesehatan lingkungan

 Pelaksanaan kesehatan kerja bagi karyawan ( prakerja, berkala, khusus )

Intervensi

 Dalam hal ini perawat harus selalu teliti dalam mengambil tindakan pada pasien hiv
karena banyak resiko yang ditimbulkan
 Tetap patuhi sop yang ada sehingga bahaya dapat diatasi

Implementasi

 Menggunakan APD
 Teliti dalam mengambil tindakan
 Fokus terhadap strategi yang di ambil dalam keperawatan
 Sterilkan alat saat sudah melakukan tindakan terhadap pasien Hiv
 Komunikasikan terapeutik terhadap keluargannya

Evaluasi

Perawat harus tetap optimis dan mematuhi sop yang ada dan selalu mengadilakan K3 dengan baim
sehingga hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.Dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan
pemerintah dan juga rumah sakit agar dapat mengurangi penularan infeksi Hiv

Anda mungkin juga menyukai