Disusun oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
GOMBONG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius
tidak terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis
lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum
obat diberikan), dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan,
diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya) (RST, 2018).
PEMBAHASAN
Luka tekan (pressure ulcer) atau dekubitus merupakan masalah serius yang
sering tejadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien
stroke, cedera tulang belakang atau penyakit degeneratif. Adanya dekubitus yang
tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan masa perawatan pasien menjadi
panjang dan peningkatan biaya rumah sakit. Oleh karena itu perawat perlu
memahami secara komprehensif tentang dekubitus agar dapat memberikan
pencegahan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk pasien yang berisiko.
Kesalahan Pemberian Obat oleh Perawat
1. Salah pasien;
2. Salah nama, tidak sesuai dengan medical record;
3. Salah waktu : terlambat pemberian obat (30 menit setelah
jadwal); terlalu cepat (30 menit sebelum jadwal); obat stop tetap
dilanjutkan;
4. Salah cara (rute): oral, iv, im, sc, supp, drip;
5. Salah dosis: dosis yang diberikan menjadi berlebih atau kurang dari yang
di resepkan dokter;
6. Salah obat: obat yang diberikan tidak sesuai dengan resep dokter;
7. Salah dokumentasi: dokumentasi tidak sesuai dengan yang dilaksanakan.
Pasien dikatagorikan berisiko jatuh pasien apabila mempunyai satu atau lebih
faktor berisiko jatuh pada saat pengkajian:
Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial (inos) adalah Infeksi yang didapat atau timbul pada
waktu pasien dirawat di rumah sakit. Rumah sakit merupakan suatu tempat orang
sakit dirawat dan ditempatkan dalam jarak yang sangat dekat. Di tempat ini pasien
mendapatkan terapi dan perawatan untuk agar mendapat kesembuhan. Akan
tetapi, rumah sakit dapat juga merupakan depot bagi berbagai macam penyakit
yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang berstatus pembawa
(carier). Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan rumah
sakit, seperti udara, air, lantai, makanan dan benda-benda medis maupun
nonmedis. Mulai tahun 2001, Depkes RI telah memasukkan pengendalian infeksi
nosokomial sebagai salah satu tolak ukur akreditasi rumah sakit. Infeksi rumah
sakit (nosokomial) merupakan masalah penting di seluruh dunia dan terus
meningkat setiap tahunnya. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak tenaga
kesehatan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Salah satu upayanya
adalah penerapan universal precaution (perlindungan diri). Akan tetapi
peningkatan kejadian infeksi nosokomial tetap terjadi.
1. Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan
melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka
yang pada hasil asesmen dianggap berisiko.
3. Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara
tidak disengaja.
4. Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan dari
risiko cedera pasien akibat jatuh di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA