Disusun oleh :
E. Peran Perawat
Peran yang paling umum bagi perawat keperawatan kritis yaitu memberikan
perawatan di sisi tempat tidur pasien. Menurut Cynthia Lee Terry & Aurora
Weaver (2011), ada delapan kompetensi keperawatan klinis, antara lain:
1. Pengkajian Klinis
Kemampuan untuk menanyakan dan mengevaluasi praktik secara terus
menerus menggunakan praktik berbasis bukti, bukan tradisi.
2. Pembuatan Keputusan Klinis
Penggunaan pengumpulan data yang kompeten dengan cangkupan tanda dan
gejala yang lebih global. Implementasi ketrampilan keperawatan berfokus
pada pengambilan keputusan dan berpikir kritis.
3. Perawatan
Implmentasi dari lingkungan yang terapeutik dan suportif dalam
menyediakan perawatan pada pasien dan interaksinya dengan keluarga, serta
penyedia pelayanan kesehatan yang lain.
4. Advokasi
Kemampuan untuk melindungi dan mendukung hak asasi manusia, serta
keyakinan pasien dan keluarga.
5. Memikirkan System
Bernegosiasi dan mengarahkan dalam system pelayanan kesehatan untuk
menyediakan sumber daya yang bermanfaat bagi pasien dan keluarga.
6. Fasilitator Pembelajaran
Meningkatkan dan menyediakan kesempatan pembelajaran formal maupun
non formal bagi pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lainnya.
7. Berespon Terhadap Keberagaman
Menganalisis dan mengimplementasikan perawatan berdasarkan pada
perbedaan aspek sosiokultural, ekonomi, gender, dan kultural-spiritual dari
pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain.
8. Kolaborasi
Memanfaatkan tiap kontibusi yang unik dari masing-masing orang dalam
mencapai hasil yang positif berdasarkan kolaborasi dengan pasien, keluarga,
dan anggota tim kesehatan lain.
Selain itu, terdapat sepuluh tanggung jawab peran perawat keperawatan
kritis oleh American Association of College of Nursing, antara lain:
1. Mendukung dan menghormati otonomi pasien.
2. Menjadi penengah apabila ada keraguan kepentingan siapa yang
dilayani.
3. Membantu pasien untuk memperoleh perawatan yang diperlukan.
4. Menghormati nilai, keyakinan, dan hak pasien.
5. Memberikan edukasi kepada pasien atau yang mewakili dalam
pengambilan keputusan.
6. Menerangkan hak pasien untuk memilih.
7. Mendukung keputusan pasien/yang mewakili atau memindah tangan
kan perawatan kepada perawat kritis dengan kualifikasi yang setara.
8. Menjadi perantara bagi pasien yang tidak bisa mengambil keputusan
sendiri dan pasien yang memerlukan intervensi darurat.
9. Memonitor dan menjamin kualitas pelayanan.
10. Berlaku sebagai penghubung antara pasien atau keluarga dan anggota
tim kesehatan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Fitriyah. (2018). Gambaran Mekanisme Koping Keluarga Pasien Yang Di Rawat Di
Ruang ICU RSUD Kraton Pekalongan. Pekalongan.
Nurhadi. (2014). Gambaran Dukungan Perawat Pada Keluarga Pasien Kritis di
Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan,
Universitas Diponegoro.
Terry, Cynthia Lee. (2013). Keperawatan Kritis. Original English Edition copyright
2011, by The McGraw-Hill Companiest, Inc.
Wardah. (2013). Dampak Hospitalisasi Pada Keluarga dan Peran Perawat dalam
Memenuhi Kebutuhan Informasi di Perawatan Intensif. Jurnal Husada
Mandiri, Fakultas Keperawatan Universitas Padjajaran Bandung. Volume III
no 6, November 2013, hal. 263-318.
Dep. Kes. RI, (2010). Respon Keluarga.