Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH STROKE

TUGAS MATA KULIAH PATOFISIOLOGI

Disusun oleh

1.Zahwa Putri Aulia ( P17210204151 )


2. Riza Nur Aini ( P17210204164 )
3. Meilya Devyani ( P17210204167 )
4. Krisna Dwi Navyanto ( P17210204176 )

D-III KEPERAWATAN MALANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JANUARI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa yang telah memberikan


rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah tentang
penyakit stroke ini secara tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah Patofisiologi di Poltekkes Kemenkes Malang. Selain itu kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun ejaan kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Malang, 31 Januari 2021

PENYUSUN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………..……………………………………1


1.2 Rumusan Masalah………………………….……………………………1
1.3 Tujuan Penulisan……………..………………….………………………1
1.4 Manfaat Penulisan……………………………….………………………2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stroke dan Penyebabnya…………….………………………3

2.2 Klasifikasi Jenis Stroke dan Penangananya…..…………………………4

2.3 Gejala dan Pencegahan……………………….…………………………7

2.4 Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan serangan stroke………10

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………….………………12

3.2 Saran……………………………………………………………………12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stroke adalah gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat
pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak
(Price & Wilson, 2006). Stroke merupakan keadaan darurat medis karena sel
otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Matinya sel otak menyebabkan
bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat
berfungsi dengan baik. Penanganan yang cepat dapat meminimalkan tingkat
kerusakan pada otak dan kemungkinan munculnya komplikasi.  Di dunia 15
juta orang menderita stroke setiap tahunnya.
Data nasional di Indonesia menunjukkan prevalensi stroke di Indonesia
berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 adalah delapan per
seribu penduduk atau 0,8%. Dari total jumlah penderita stroke di Indonesia,
sekitar 2,5 % atau 250 ribu orang meninggal dunia dan sisanya cacat ringan
maupun berat sehingga tahun 2020 mendatang diperkirakan 7,6 juta orang
akan meninggal karena stroke. Peningkatan angka stroke di Indonesia
diperkirakan berkaitan dengan peningkatan angka kejadian faktor resiko
stroke.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Jelaskan pengertian stroke serta penyebabnya ?
1.2.2 Jelaskan klasifikasi jenis stroke dan penanganannya ?
1.2.3 Bagaimana gejala dan pencegahan akan terjadinya serangan stroke?
1.2.4 Faktor-faktor risiko apa saja yang berhubungan dengan kejadian stroke?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui pengertian stroke serta penyebabnya .
1.3.2 Mengetahui klasifikasi jenis stroke dan penanganannya .
1.3.3 Mengetahui gejala dan pencegahan akan terjadinya serangan stroke.
1.3.4 Mengetahui dan memeahami faktor-faktor risiko apa saja yang
berhubungan dengan kejadian stroke.

1
2

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat dari pembuatan makalah ini bagi penulis maupun pembaca ialah
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang penyakit stroke, jenis
stroke dan penanganannya, gejala dan pencegahan terjadinya serangan stroke,
serta mengetahui faktor apa saja yng berhubungan dengan kejadian stroke.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stroke dan Penyebabnya


2.1.1 Pengertian Stroke
Sedangkan menurut WHO stroke adalah suatu tanda klinis yang
berkembang secara cepat akibat gangguan otak fokal (atau global)
dan gejala-gejala yang berlangsung selama24 jam atau lebih dan
dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas
selain vaskular.
Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi system
saraf yang terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak. Stroke adalah penyebab kematian nomer 3
setelah penyakit jantung dan kanker, dan penyebab kecacatan nomer
1 diseluruh dunia. Stroke terjadi akibat gangguan pembuluh darah di
otak (Pinzon & Asanti, 2010)
Gangguan peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya
pembuluh darah otak atau pecahnya pembuluh darah di otak. Otak
yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan zat makan menjadi
terganggu. Gangguan fungsi otak ini akan menyebaban gejala stroke.
Stroke adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya,
karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan
penanganan yang cepat dan tepat dapat meminimalkan tingkat
kerusakan otak dan mencegah kemungkinan munculnya komplikasi
(Junaidi, 2011)

2.1.2 Penyebab Stroke

Stroke disebabkan oleh 2 hal utama, yaitu penyumbatan arteri


yang mengalirkan darah ke otak (disebut stroke
iskemik/nonperdarahan) atau karena perdarahan di otak (disebut

3
4

stroke hemoragik). Pemicu stroke ini antara lain kecenderungan


menu harian yang berlemak, pola dan gaya hidup tidak sehat,
ketidakmampuan beradaptasi dengan stress, faktor hormonal (wanita
menopause, penyakit gondok, penyakit anak ginjal), dan kondisi
kejiwaan (tempramen tipe A-tipe orang yang tidak sabar selalu
terburu-buru, selalu ingin cepat), dan seberapa banyak tubuh terkena
radikal bebas.
Sebaliknya bagi yang tergolong berisiko, misalnya mempunyai
turunan kelebihan lemak darah yakni mereka yang kolesterol dan
triglyserida (TG) dalam darahnya selalu diatas normal, biarpun
menjauhi makanan berlemak, hidup dengan pola sehat, olahraga
cukup, tetapi terserang juga dengan stroke atau jantung coroner.

2.2 Klasifikasi Jenis Stroke dan Penangananya


2.2.1 Klasifikasi Stroke
Secara umum, terdapat tiga jenis stroke, yakni transient ischemic attack
(TIA), stroke iskemik, dan stroke hemoragik. Di antara ketiga klasifikasi ini,
stroke iskemik termasuk tipe stroke yang paling sering terjadi, yaitu sekitar
87% dari keseluruhan kasus.
 Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi ketika gumpalan darah menyumbat aliran
darah yang menuju otak. Gumpalan darah ini paling sering disebabkan
oleh aterosklerosis. Aterosklerosis adalah penumpukan lemak pada
dinding pembuluh darah. Tumpukan lemak ini bisa terlepas lalu
menyumbat pembuluh darah di otak.
Terhalangnya aliran darah ke otak dapat disebabkan oleh suatu
thrombosis atau emboli. Keduanya merupakan jenis bekuan darah dan
pengerasan arteri yang disebut plak aterosklerotik melalui proses
aterosklerosis. Emboli merupakan gumpalan darah yang berasal dari
bagian tubuh lain, dan menyumbat pembuluh darah di otak. Sedangkan
Gumpalan darah yang terbentuk di dalam pembuluh darah arteri dan
vena ini disebut
5

Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya stroke


iskemik meliputi:
 Berusia lebih dari 60 tahun
 Mengidap hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, atau
diabetes
 Mengalami gangguan irama jantung (aritmia)
 Merokok
 Memiliki anggota keluarga yang juga mengidap stroke.
 Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah otak pecah dan
darah akan keluar ke jaringan di sekitarnya. Penyebab pembuluh darah
otak pecah misalnya tekanan darah yang mendadak tinggi, stress psikis
berat. Peningkatan tekanan darah yang mendadak tinggi juga biasanya
dikarenakan batuk keras, mengangkat beban, dan sebagainya.
Perdarahan di dalam otak dinamakan perdarahan intraserebral.
Sedangkan perdarahan yang terjadi di lapisan antara otak dan tulang
tengkorak disebut perdarahan subarakhnoid.
Kondisi stroke hemoragik bisa disebabkan oleh tiga hal utama di
bawah ini:
 Aneurisma, yakni pembuluh darah otak tipis, sehingga rawan
pecah
 Malformasi arteri-vena, yakni kondisi pembuluh darah yang
tidak normal.
 Tekanan darah tinggi (hipertensi).

Selain itu, klasifikasi stroke hemoragik juga dapat disebabkan oleh


cedera, kelainan darah, maupun penggunaan kokain. Secara umum,
gejala stroke hemoragik akan semakin memburuk seiring berjalannya
waktu. Tetapi gejala pada pendarahan subarakhnoid bersifat tiba-tiba.
Gejala stroke hemoragik tersebut dapat berupa sakit kepala yang hebat,
linglung, mual dan muntah, lebih sensitif terhadap cahaya, gangguan
penglihatan, atau pingsan.
6

 Transient ischemic attack (TIA)


Transient ischemic attack (TIA) disebabkan oleh penyumbatan
pembuluh darah di otak, yang bersifat sementara. Kondisi ini juga
lebih dikenal dengan istilah stroke ringan. Berbeda dengan klasifikasi
stroke lain, gejala TIA cuma berlangsung singkat. Durasi gejala ini
biasanya tidak lebih dari Iima menit, dan akan menghilang dalam 24
jam.
Meskipun gejala stroke ringan umumnya menghilang dengan
sendirinya, kondisi ini merupakan tanda bahaya bahwa stroke berisiko
terjadi di kemudian hari. Sama seperti jenis stroke iskemik atau
hemoragik, TIA juga membutuhkan penanganan segera. Lebih dari
sepertiga pasien yang tidak menjalani pengobatan lebih lanjut, akan
mengalami stroke dalam waktu satu tahun setelah TIA.

2.2.2 Penanganan Klasifikasi Stroke

 Penanganan TIA
Untuk penderita transient ischemic attack (TIA), dokter akan
menganjurkan perbaikan gaya hidup sebagai langkah awal. Misalnya
dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayur, rutin berolahraga,
serta menjaga berat badan agar berada di batas angka ideal. Dokter
juga bisa memberikan beberapa jenis obat untuk mencegah terjadinya
stroke di kemudian hari. Obat-obatan ini meliputi golongan antiplatelet
dan antikoagulan, yang berfungsi mengurangi risiko penggumpalan
darah.
 Penanganan Stroke Iskemik
Pada stroke iskemik, obat antikoagulan tidaklah efektif. Penanganan
dari dokter tergantung pada seberapa cepat pasien tiba di rumah sakit
serta riwayat medis pasien. Apabila pasien tiba di rumah sakit dalam
tiga jam sejak gejala muncul, dokter dapat memberikan obat bernama
tissue plasminogen activator (tPA). Waktu ideal pemberiannya adalah
7

4,5 jam dari kemunculan gejala. Obat ini berfungsi memecah


gumpalan darah.
Namun tPA tidak boleh diberikan pada pasien yang baru tiba setelah
lima jam dari munculnya gejala. Pasalnya, obat ini justru dapat
memicu perdarahan. Pasien juga tidak boleh mendapatkan tPA bila
pernah mengalami stroke hemoragik, perdarahan di otak, cedera
kepala, atau baru daja menjalani operasi besar.
Bagi pasien yang tidak bisa menggunakan tPA, dokter akan
menganjurkan operasi untuk mengangkat gumpalan darah. Prosedur ini
bisa dilakukan pada maksimal 24 jam pascagejala.
 Penanganan Stroke Hemoragik
Berbeda pula pada stroke hemoragik. Dokter bisa melaksanakan
operasi untuk menghentikan perdarahan maupun memberikan obat-
obatan untuk mengurangi tekanan di dalam otak.
Dokter juga akan memberikan transfusi darah. Prosedur ini akan
meningkatkan faktor penggumpalan darah dalam tubuh pasien,
sehingga proses pembekuan darah bisa terjadi. Dengan ini, perdarahan
pun akan terhenti.

2.3 Gejala dan Pencegahan


2.3.1 Gejala
Setiap bagian tubuh dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-
beda, sehingga gejala stroke tergantung pada bagian otak yang terserang
dan tingkat kerusakannya. Gejala atau tanda stroke bervariasi pada setiap
orang, tetapi umumnya muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala utama
stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu:

 Face (wajah)
Wajah akan terlihat menurun pada satu sisi dan tidak mampu
tersenyum karena mulut atau mata terkulai.
 Arms (lengan)
Orang dengan gejala stroke tidak mampu mengangkat salah satu
8

lengannya karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan,
tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami
kelemahan.
 Speech (cara bicara)
Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama
sekali meskipun penderita terlihat sadar.

Selain ketiga gejala tersebut, stroke juga dapat menimbulkan gejala atau
tanda, antara lain:

 Mual dan muntah
 Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada
leher dan pusing berputar (vertigo)
 Penurunan kesadaran
 Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak
 Gangguan pada keseimbangan dan kendali gerak tubuh
 Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda
 Salah satu atau kedua lengan terasa lemah hingga tidak bisa
digerakkan
 Kesulitan berbicara
 Salah satu sisi wajah terlihat menurun.

2.3.2 Pencegahan

Penanganan stroke tergantung pada kondisi penderita secara


menyeluruh. Dokter dapat memberikan obat-obatan atau melakukan
operasi. Sedangkan untuk memulihkan kondisi, penderita akan
dianjurkan menjalani fisioterapi dan terapi psikologis apabila diperlukan.

Langkah utama untuk mencegah stroke adalah menerapkan gaya hidup


sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti
anjuran dokter. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk mencegah stroke :
9

1. Menjaga pola makan

Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat


meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan meningkatkan risiko
terjadinya hipertensi yang dapat memicu stroke. Oleh karena itu, jenis
makanan yang rendah lemak jenuh tapi kaya akan lemak tidak jenuh,
protein, vitamin, dan serat sangat disarankan untuk kesehatan. Seluruh
nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian, dan daging
rendah lemak, seperti dada ayam tanpa kulit. Selain itu, konsumsi garam
juga perlu diperhatikan dan tidak berlebihan. Batas konsumsi garam yang
disarankan adalah sebanyak 6 gram atau 1 sendok teh per hari.

2. Olahraga secara teratur

Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran


darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menjaga kadar kolesterol,
berat badan, dan tekanan darah pada tingkat yang normal. Bagi orang yang
berusia 19–64 tahun, pastikan melakukan aktivitas aerobik setidaknya 150
menit seminggu yang dibagi dalam beberapa hari, ditambah dengan latihan
kekuatan otot setidaknya dua kali seminggu.

Aktivitas aerobik yang dapat dipilih antara lain jalan cepat atau
bersepeda. Sementara, latihan kekuatan yang dapat dipilih adalah angkat
beban, yoga, push-up, dan sit-up.  Namun, bagi penderita stroke yang baru
sembuh, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum
memulai kegiatan olahraga. Olahraga teratur biasanya tidak dianjurkan
hingga rehabilitasi mengalami kemajuan.
3. Berhenti merokok
Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang merokok, karena
rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah
menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai
masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
4. Hindari konsumsi minuman beralkohol
10

Minuman beralkohol mengandung kalori tinggi. Jika dikonsumsi secara


berlebihan, minuman ini dapat menimbulkan berbagai penyakit pemicu
stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Mengonsumsi minuman beralkohol
juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.

5. Hindari penggunaan NAPZA

Beberapa jenis NAPZA, seperti kokain dan methamphetamine, dapat


menyebabkan penyempitan arteri dan mengurangi aliran darah yang dapat
menyebabkan stroke. 

2.4 Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan serangan stroke


Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke. Selain stroke,
faktor risiko ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-
faktor tersebut meliputi:
1. Faktor kesehatan, yang meliputi:
 Hipertensi.
 Diabetes.
 Kolesterol tinggi.
 Obesitas.
 Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan,
infeksi jantung, atau aritmia.
 Sleep apnea.
 Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.

2. Faktor gaya hidup, yang meliputi:

 Merokok.

 Kurang olahraga atau aktivitas fisik.

 Konsumsi obat-obatan terlarang.

 Kecanduan alkohol.
11

3. Faktor lainnya:

Faktor keturunan. Orang yang memiliki anggota keluarga yang pernah


mengalami stroke, berisiko tinggi mengalami penyakit yang sama juga.
Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi
dibandingkan orang yang lebih muda.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Stroke didefinisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi system saraf yang


terjadi mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Gangguan peredaran darah otak dapat berupa tersumbatnya pembuluh darah
otak atau pecahnya pembuluh darah di otak.

Penyebab Stroke Stroke disebabkan oleh 2 hal utama, yaitu penyumbatan


arteri yang mengalirkan darah ke otak (disebut stroke iskemik/nonperdarahan)
atau karena perdarahan di otak (disebut stroke hemoragik).

3.2 Saran

Agar pengetahuan tentang “Stroke” dapat di pahami dan dimengerti oleh


para pembaca sebaiknya makalah ini di pelajari dengan baik karena dengan
mengetahui “stroke” dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam ilmu
medis. Dan diharapkan pembaca mampu memahami dan menguasai berbagai
hal tentang stroke.

12
DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, I. (2011). Stroke, waspadai ancamannya. Penerbit Andi.

Pinzon, R., & Asanti, L. (2010). Awas stroke! Pengertian, gejala, tindakan,

perawatan dan pencegahan. Penerbit Andi.

13

Anda mungkin juga menyukai