Disusun oleh
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini, baik terkait penulisan maupun ejaan kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………….………………12
3.2 Saran……………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
PEMBAHASAN
3
4
Penanganan TIA
Untuk penderita transient ischemic attack (TIA), dokter akan
menganjurkan perbaikan gaya hidup sebagai langkah awal. Misalnya
dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayur, rutin berolahraga,
serta menjaga berat badan agar berada di batas angka ideal. Dokter
juga bisa memberikan beberapa jenis obat untuk mencegah terjadinya
stroke di kemudian hari. Obat-obatan ini meliputi golongan antiplatelet
dan antikoagulan, yang berfungsi mengurangi risiko penggumpalan
darah.
Penanganan Stroke Iskemik
Pada stroke iskemik, obat antikoagulan tidaklah efektif. Penanganan
dari dokter tergantung pada seberapa cepat pasien tiba di rumah sakit
serta riwayat medis pasien. Apabila pasien tiba di rumah sakit dalam
tiga jam sejak gejala muncul, dokter dapat memberikan obat bernama
tissue plasminogen activator (tPA). Waktu ideal pemberiannya adalah
7
Face (wajah)
Wajah akan terlihat menurun pada satu sisi dan tidak mampu
tersenyum karena mulut atau mata terkulai.
Arms (lengan)
Orang dengan gejala stroke tidak mampu mengangkat salah satu
8
lengannya karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan,
tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami
kelemahan.
Speech (cara bicara)
Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama
sekali meskipun penderita terlihat sadar.
Selain ketiga gejala tersebut, stroke juga dapat menimbulkan gejala atau
tanda, antara lain:
Mual dan muntah
Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada
leher dan pusing berputar (vertigo)
Penurunan kesadaran
Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak
Gangguan pada keseimbangan dan kendali gerak tubuh
Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda
Salah satu atau kedua lengan terasa lemah hingga tidak bisa
digerakkan
Kesulitan berbicara
Salah satu sisi wajah terlihat menurun.
2.3.2 Pencegahan
Aktivitas aerobik yang dapat dipilih antara lain jalan cepat atau
bersepeda. Sementara, latihan kekuatan yang dapat dipilih adalah angkat
beban, yoga, push-up, dan sit-up. Namun, bagi penderita stroke yang baru
sembuh, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum
memulai kegiatan olahraga. Olahraga teratur biasanya tidak dianjurkan
hingga rehabilitasi mengalami kemajuan.
3. Berhenti merokok
Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang merokok, karena
rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah
menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai
masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
4. Hindari konsumsi minuman beralkohol
10
Merokok.
Kecanduan alkohol.
11
3. Faktor lainnya:
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Pinzon, R., & Asanti, L. (2010). Awas stroke! Pengertian, gejala, tindakan,
13