KATA PENGANTAR
Dalam makalah ini membahas mengenai atau kesulitan belajar, di mana masalah ini
dapat mengakibatkan kegagalan serta rasa rendah diri dalam kehidupan seseorang. Selain itu
mengalami masalah mental semacam ini atau hidup bersama dengan penderitaannya dapat
menimbulkan rasa frustasi yang luar biasa.
Kita perlu mengetahui orang yang mengalami kesulitan belajar itu masih memiliki
harapan untuk maju. Kesulitan belajar ini tidak terjadi sepanjang hidup seseorang. Fakta
membuktikan orang yang mengalami kesulitan belajar masih memiliki masa depan karena
dapat hidup bahagia dan normal di kemudian harinya.
Di samping itu, kiranya menjadi kewajiban untuk menyampaikan penghargaan dan
terima kasih kepada semua pihak, tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah sederhana ini
tidak mungkin sampai keharibaan pembacaa.
Semua kritik, saran-saran, maupun anjuran-anjuran dari rekan-rekan seprofesi, dan
siapa saja yang mempunyai hasrat dan berkeinginan untuk menyempurnakan makalah ini
diterima dengan senang hati dan disertai dengan ucapan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... ii
DAFTARLAMPIRAN ........................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas yang
dilakukan guru dan siswa. Artinya, apapun bentuk-bentuk kegiatan guru, mulai dari merancang
pembelajaran, memilih dan menentukan materi, pendekatan, strategi dan metode pembelajaran,
memilih dan menentukan teknik evaluas, semuanya diarahkan untuk mencapai keberhasilan
belajar siswa. Meskipun guru secara sungguh-sungguh telah berupaya merancang dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah belajar tetap akan
dijumpai guru. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan kegiatan yang dinamis
sehingga guru perlu secara terus menerus mencermati perubahan-perubahan yang terjadi pada
siswa di kelas.
Agar aktivitas-aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru dapat terarah, dan guru
dapat memahami persoalan-persoalan belajar yang sering kali atau pada umumnya terjadipada
kebanyakan siswa dalam berbagai bentuk aktivitas pembelajara, maka akan lebih baik
bilamana guru memiliki bekal pemahaman tentang masalah-masalah belajar. Pemahaman
tentang masalah belajar memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan
munculnya masalah yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan
pemahaman itu pula guru dapat menemukan sosial tindakan yang dianggap tepat jika
menemukan masalah-masalah di dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
B. Rumusan Maslah
a. Apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar ?
b. Bagaimana mendiagnostik dalam kesulitan belajar ?
c. Apa saja jenis-jenis dalam kesulitan belajar ?
d. Bagaiman cara Pemecahan dalam kesulitan belajar ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kesulitan belajar.
b. Dapat mengetahui bagaimana cara pemecahan dalam kesulitan belajar.
c. Mengenal jenis-jenis kesulitan belajar.
d. Dapat menerapkan dalam proses pembelajaran.
BAB II
MASALAH-MASALAH KESULITAN BELAJAR
Menurut Drs, H, Abu Ahmadi dalam bukunya yang berjudul Psikologi Belajar
1. Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi :
a. Faktor fisiologis
b. Faktor psikologis
2. Faktor ekstern (faktor dari luar manusia) yang meliputi :
Menurut Dr. Dimyati, dkk “Belajar & Pembelajaran” & Drs. Anurrahman “Belajar &
Pembelajaran”
1. Faktor intern (faktor yang berasal dari dalam diri manusia) yang meliputi :
a. Identifikasi
Identifikasi adalah suatu kegiatan yang diarahakan untuk menemukan siswa yang
mengalami kesulitan belajar, yaitu mencari informasi tentang siswa dengan melakukan
kegiatan berikut :
1. Data dokumen hasil belajar siswa
2. menganalisis absensi siswa didalam kelas
3. mengadakan wawancara dengan siswa
4. menyenbar angket untuk memperoleh data tentang permasalahan belajar
5. tes untuk memperoleh data tentang kesulitan belajar atau permasalahan yang sedang dihadapi.
b. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan atau penentuan mengenai hasil dari pengolahan data
tentang siswa yang mengalami kesulitan belajar dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa.
Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut :
1. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar
2. keputusan mengenai faktor-faktor yang menjadi sumber sebab-sebab kesulitan belajar
3. keputusan mengenai jenis masalah apa yang dialami siswa.
Kegiatan diagnosis dapat dilakukan dengan cara :
a. Membandingkan nilai prestasi individu untuk setiap mata pelajaran dengan rata-rata nilai
seluruh individu.
b. Membandingkan prestasi dengan potensi yang dimiliki oleh siswa tersebut
c. Membandingkan nilai yang diperoleh dengan batas minimal tujuan yang diharapkan.
c. Prognosis
Prognosis merujuk pada aktivitas penyusunan rencana atau program yang diharapkan
dapat membantu atau mengatsi masalah kesulitan belajar siswa. Pronosis ini dapat berupa :
1. Bentuk treatment yang harus diberikan
2. Bahan atau materi yang diperlukan
3. Metode yang akan digunakan
4. Alat bantu belajar mengajar yang diperlukan
5. Waktu kegiatan dilaksanakan
d. Treatment
Treatment adalah pemberian bantuan kepada anak yang mengalami masalah kesulitan
belajar sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap prognosis. Bentuk treatment
yang diberikan antara lain melalui :
1. Bimbingan belajar kelompok
2. Bimbingan belajar individual
3. Pengajaran remedial
4. Pemberian bimbingan pribadi
5. Alih tangan kasus
e. Follow-UP
Follow-UP adalah usaha untuk mengetahui keberhasilan bantuan yang telah diberikan
kepada siswa dan tindak lanjutnya yang didasari hasil evaluasi terhadap tindakan yang
dilakukan dalam upaya pemberian bimbingan.
BAB III
CONTOH MASALAH KESULITAN BELAJAR dalam KONSELING PERORANGAN
Pada suatu hari konselor atau pembimbing sekolah dihubung oleh wali kelas XII IPS1
SMA karena Desi, salah seorang siswany, pingsan di kelas ketika pelajaran Ekonomi sedang
berlangsung. Wali kelas yang merangkap guru Ekonomi ini kebetulan waktu Desi pingsan
sedang mengajardi kelas Desi. Menurut informasi dari wali kelasnya, Desi sudah beberapa kali
pingsan, hari ini ternyata Desi pingsan untuk keempat kalinya. Di samping informasi tersebut
di atas, wali kelasnya menyatakan Desi sering absen, prestasi belajarnya menurun untuk semua
mata pelajaran, tampak murung dalam mengikuti peljaran-pelajaran di kelas, dan sering
mengirimkan surat keterangan sakit dari dokter. Wali kelas sangat cemas dengan keadaan
Desi. Kasus Desi kemudian oleh Wali kelasnya, Diserahkan kepada Konselor/guru
pembimbing untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Konselor atau pembimbing sekolah menangani kasusu Desi dengan pendekatan
konseling klinikal. Dengan konseling klinikal ini konselor atau guru pembimbing menangani
kasus Desi, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
4. Catatan anekdot
Dari catatan anekdot yang di buat oleh konselor dan wali kelas diketahui bahwa :
a. Desi pernah menangis ketika pelajaran Ekonomi berlangsung, dan tidak bisa mengerjakan soal
ketika gurunya menyuruh maju ke depan dan teman-temannya mengejek.
b. Desi pernah bertengkar dengan teman-temannya karena ia dituduh sebagai penyebab kelas XII
IPS 1 tidak pernah memperoleh juara dalam perlombaan 6k.
6. Angket atau kuesioner
Dari angket atau kuesioner yang telah diisi oleh siswa dan orang tua/walinya, diketahui bahwa :
a. Usia Desi saat ini 18 tahun
b. Cita-citanya ingin menjadi psikolog atau diplomat
c. Ayah Desi, pegawai negeri golongan IV/B, dan posisi yang di duduki di kantornya adalah
kepala sub bagian, ibunya bekerja sebagai guru tamman kanak-kanak dan juga dirumah bekerja
sambilan menerima pesanan makanan
d. Status ekonomi tergolong baik
e. Desi anak pertama dari tiga bersaudara, yang kedua masih duduk di SMA kelas XI dan yang
ketiga VIII SMP.
f. Hasil pemeriksaan psikologis yang pernah ditempuh secara kolektif dari psikolog,
menunjukkan bahwa IQ adalah 108-119.
G. Evaluasi
Pengecekan kembali apakah langkah atau tindakan yang dilkasanakan telah berhasil,
dengan langkah-langkah :
a. Re-ceking
b. Re-diagnosis
c. Re-prognosis
d. Re-treatment
e. Re-evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiuful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Ahmadi, Abu, dkk. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Sukardi, Ketut Dewa, dkk. 2008. Proses Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Jakarta :
Rineka Cipta
Dimyati, dkk. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Wood Derek, dkk. 2005. Gangguan Belajar. Jogjakarta : Katahati
Anurrahman. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta