Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN HIDUP MANUSIA (SENJATA


DAN PERALATAN PERTANIAN)

Oleh:

Kelompok 8

Destin Damayanti (E1D021047)

Lilis Suriani Sianturi (E1D021049)

Gabriel Omar Habib (E1D021051)

Pembimbing:

Reflis, Dr., SP .M.Si

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

T.A. 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesikan tugas laporan yang berjudul “ Peralatan dan Perlengkapan Hidup
Manusia (Senjata dan Peralatan Pertanian)” dengan tepat waktu.

Laporan disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sosiologi Pedesaan. Selain itu,
laporan ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang senjata dan peralatan pertanian bagi
para pembaca dan juga bagi para penulis.Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Reflis, Dr., SP .M.Si selaku dosen pembimbing prakikum sosiologi pedesaan. Ucapan terima
kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu untuk menyelesaikan
laporan ini.Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Bengkulu,11 April 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial seperti gejala ekonomi, gejala keluarga, gejala moral dan gejala
yang terjadi di masyarakat. Sosiologi pedesaan adalah cabang dari disiplin ilmu sosiologi
yang mempelajari tentang struktur sosial, kondisi, proses, dan sistem sosial dari masyarakat
pedesaan beserta segala hal yang terkait. Sosiologi pedesaan merupakan bagian dari ilmu
sosiologi terapan yang ditujukan bagi masyarakat pedesaan ( Bronislaw,1948).

Masyarakat desa sering kali dipahami dalam keterkaitannya dengan kegiatan pertanian.
Pertanian memiliki kebudayaan atau kebiasaan yang berbeda antar daerah yang berkembang
seiring berjalannya waktu. Kebudayaan tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan teknologi
yang tersedia dalam masyarakat. Nilai Kebudayaan yang tersedia dalam pertanian yaitu dapat
dilihat dari peralatan dan senjata pertanian yang digunakan para petani dalam menunjang
produktivitas kinerja dan digunakan dalam teknik pertanian yang meliputi penanaman,
pemupukan, pengairan, perlindungan sampai pada pasca panen. Peralatan dan senjata
pertanian yang digunakan dapat berbeda-beda antar daerah sesuai dengan berkembangan
kebudayaan daerah tersebut. Dalam teknik pertanian terdapat penggunaan atau penerapan alat
dengan menggunakan alat tradisional, semi mekanis dan mesin modern seperti alat perondok
padi dan traktor, serta senjata atau properti pertanian lainnya digunakan dalam kegiatan
pertanian.

Dalam kegiatan praktikum kali ini, praktikan melakukan kegiatan pengenalan berbagai
peralatan dan senjata pertanian yang digunakan dalam proses pertanian yang memiliki fungsi,
bentuk, nama, maupun kegunaan nya tersendiri yang menjadi ciri khas dari daerah pertanian
tersebut. Praktikan melakukan pengamatan langsung terhadap peralatan dan senjata pertanian
yang digunakan oleh petani.
BAB II

TUJUAN PRAKTIKUM

2.1 Tujuan Praktikum

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui jenis-jenis peralatan dan senjata pertanian yang digunakan dalam
kegiatan pertanian.
2. Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan dari peralatan dan senjata pertanian.
3. Bagaimana mahasiswa dapat lebih memahami tentang senjata dan peralatan pertanian
4. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dari senjata dan peralatan pertanian
5. Mahasiswa juga dapat membedakan senjata dan peralatan pertanian modern dengan
tradisional
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai halhal yang berkaitan
dengan budi dan akal manusia. Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya
yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di
istilahkan dengan kata culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin
dari kata colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan
tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala
daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam, dan pada dasarnya budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang
dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan


meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,


yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Dan
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
Kebudayaan ini dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu, khususnya dari rumpun sosial
humaniora, misalnya antropologi, sosiologi, sejarah, dan arkeologi. Sebenarnya juga ada
displin ilmu yang benar-benar mempelajari kebudayaan, yaitu ilmu budaya (cultural studies).
Terdapat beberapa unsur-unsur kebudayaan yang dikemukan oleh para ahli, yaitu sebagai
berikut:

1. Menurut Melville Herskovits (Soekamto, 2012):

a. Alat-alat teknologi
b. Sistem ekonomi
c. Keluarga
d. Kekayaan Politik

2. Menurut B. Malinowski (Soekamto, 2012):

a. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat di
dalam upaya menguasai alam sekelilingnya
b. Organisasi ekonomi
c. Alat-alat atau lembaga atau petugas pendidikan
d. Organisasi kekuatan

3. Menurut Kluckhohn, tujuh unsur budaya disebut cultural universals (Soekamto,


2012);
a. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, tempat tinggal, alatalat
rumah tangga, senjata, alat produksi, transportasi, alat berburu, dan
sebagainya.)
b. Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi, dsb)
c. Sistem kemasyarakatan (Sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem
hukum, sistem perkawinan, dsb).
d. Bahasa (lisan dan tulisan).
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb)
f. Sistem pengetahuan
g. Religi atau sistem kepercayaan
Unsur-unsur kebudayaan tersebut dapat dirinci dan dipelajari dengan kategori-
kategori subunsur dan sub-sub-unsur, yang saling berkaitan dalam suatu sistem budaya dan
sistem social, yang meliputi (1) Sistem dan organisasi kemasyarakatan; (2) Sistem religi dan
upacara keagamaan; (3) Sistem mata pencaharian; (4) Sistem (ilmu) pengetahuan; (5) Sistem
teknologi dan peralatan; (6) Bahasa; dan (7) Kesenian (Koentjaraningrat, 1974).

Dalam kehidupan Kebudayaan memiliki fungsi untuk menjadi pedoman hidup


berperilaku. Hal ini diwujudkan dalam bentuk nilai, norma, ataupun hukum. Oleh sebab itu
maka kebudayaan seperti ini terus diturunkan dari generasi ke generasi (shared culture).
Kebudayaan juga berfungsi sebegai alat atau media yang membantu hidup manusia, yang
diwujudkan dalam penciptaan teknologi. Menurut Soerjono Soekamto, setidaknya ada tujuh
unsur dalam teknologi yaitu alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian
dan perhiasan, rumah dan tempat berlindung, serta alat atau moda transportasi. Dan
kebudayaan juga dapat berfungsi sebagai control sosial atau tata tertib bagi masyarakat.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Peralatan dan senjata pertanian adalah berbagai alat, senjata ataupun mesin yang
digunakan dalam usaha pertanian. Dengan adanya peralatan dan senjata pertanian dapat
menjadi prasarana penunjang bagi petani dalam mempermudah pekerjaannyaan dan
memaksimalkan hasil kerja sekalipun jumlah tenaga kerja tidak terlalu banyak. Peralatan dan
senjata pertanian juga digunakan dalam teknik pertanian yang meliputi penanaman,
pemupukan, pengairan, perlindungan sampai pada pasca panen (Nasoetion, 2003).

4.1 Informasi Pengamatan

Lokasi : Tanjung Agung Kec. Sungai Serut Kota Bengkulu Prov. Bengkulu

Waktu : Selasa, 12 April 2022

Narasumber: Bapak Riswandi

Jabatan: Pemilik lahan pertanian


4.2 Hasil Pengamatan Dan Pembahasan

1. Alat dan Mesin Pertanian

Alsintan atau alat dan mesin pertanian adalah sebutan yang digunakan untuk
menyebut alat-alat atau mesin yang digunakan dalam bidang pertanian. Alat dan mesin
pertanian sesungguhnya mempunyai pengertian yang sangat jauh berbeda. Alsintan adalah
dua kata yang di satukan. Berasal dari istilah alat pertanian dan mesin pertanian. Keduanya,
baik alat maupun mesin mempunyai perbedaan dalam bentuk, tenaga pengerak dan proses
yang dilakukan. Alat pertanian mempunyai bentuk dan mekanisme yang sederhana,
dijalankan secara manual dan proses yang dilakukan sedikit. Sedangkan mesin pertanian
bentuk dan mekanismenya sangat kompleks, bekerja secara otomatis dan hasil proses yang di
kerjakan sangat banyak. Alat dan mesin pertanian atau yang biasanya disingkat dengan
Alsintan merupakan alat-alat yang digunakan dalam bidang pertanian untuk melancarkandan
mempermudah petani dalam mengolah lahan dan hasil-hasil pertanian. Alat dan mesin
pertanian sangatlah berperan penting dalam berbagai kegiatan pertanian diantaranya adalah
menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja Antisipasi minat kerja di
bidang pertanian yang terus menurun, meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan
intensitas tanam dapat meningkat, meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan
keseragaman proses dan hasil dapat diandalkan serta mutu terjamin, meningkatkan
kenyamanan dan keamanan sehingga menambah produktivitas kerja, mengerjakan tugas
khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia dan memberikan peran dalam pertumbuhan
disektor non pertanian Alat dan mesin pertanian digolongkan menjadi dua yakni alat dan
mesin budidaya pertanian serta alat dan mesin pengolahan hasil pertanian. Alat dan mesin
budidaya pertanian digunakan pada saat pra panen yakni pada saat pengolahan tanah,
penanaman bibit jagung dan pemberantasan hama dan penyakit tananaman. Alat yang dapat
digunkan misalnya traktor, alat penananambiji-bijian, alat penyemprot hama, dan lain
sebagainya.sedangkan alat pengolahan hasil pertanian digunakan pada musim pasca panen
yakni pada saat hasil-hasil pertanian yang sudah matang perlu untuk diolah lagi (Soeprodjo,
1994).

Alat dan mesin pertanian memiliki berbagai peranan dalam usaha pertanian, antara lain:

 Menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja


 Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun
 Meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat
 Meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil dapat
diandalkan serta mutu terjamin
 Meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah produktivitas kerja
 Mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia
 Memberikan peran dalam pertumbuhan di sektor non pertanian
2. Jenis dan Fungsi Alat dan Mesin Pertanian

Alat dan mesin (alsin) pertanian dikelompokkan menjadi dua: alsin budidaya tanaman
dan alsin pengolahan hasil pertanian. Alsin budidaya pertanian adalah alsin yang digunakan
untuk produksi tanaman dan ternak. Contoh alsin untuk produksi tanaman adalah alsin
pengolah tanah, mesin tanam, sprayer, mesin pemanen, dan sebagainya. Alsin pengolahan
hasil pertanian adalah alsin yang digunakan untuk menangani atau mengolah hasil tanaman
atau hasil ternak.

3. Sumber Tenaga

Tenaga yang digunakan untuk menggerakan alat dan mesin pertanian di antaranya
tenaga manusia, tenaga hewan, tenaga angin, tenaga uap, hingga mesin bensin dan diesel.
Daya untuk alat dan mesin pertanian pada awalnya adalah tenaga kuda dan hewan lainnya.
Dengan adanya penemuan mesin uap, muncul mesin-mesin yang mampu digunakan di lapang
(mesin portabel), dan kemudian mesin traksi yang menggantikan fungsi kuda dalam menarik
alat dan mesin pertanian. Mesin ini dulunya merupakan modifikasi dari lokomotif uap. Mesin
uap ini juga mampu menggerakan mesin lainnya melalui mekanisme sabuk dan puli.

Mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) mulai menggantikan mesin


uap sebagai mesin portabel dan sumber daya pada traktor karena efisiensi dan besarnya daya
yang dihasilkan mesin jenis ini pada ukuran mesin yang relatif kecil. Pada awalnya mesin
bensin digunakan, tetapi perlahan digantikan oleh mesin diesel karena mampu menghasilkan
daya yang tinggi pada waktu yang relatif lebih lama. Mesin jenis ini juga menjadi kunci
perkembangan mesin combine harvester yang merupakan mesin pemanen yang memiliki
sumber daya sendiri sehingga tidak digerakkan dengan traktor.
4 Tanaman Padi

Tanaman padi (Oryza sativa L) merupakan tanaman pangan penting yang telah
menjadi makanan pokok lebih dari setengah penduduk dunia”. Bahkan di Indonesia padi
merupakan salah satu tanaman utama yang di budidayakan oleh petani sebagai makanan
pokok masyarakat. Mengingat perkembangan zaman yang semakin maju dan berkelanjutan
kegiatan budidaya padi dibidang pertanian mulai dari persemaian, pengoolahan lahan hingga
panen dilakukan secara berkelanjutan.
a. Pemilihan varietas
Budidaya tanaman padi diawali dengan pemilihan varietas. Pemilihan varietas perlu
dilihat untuk mendapatkan hasil yang baik. Varietas VUB (Varietas unggu baru) mudah
beradaptasi dengan lingkungan baru serta varietas ini menjamin akan mendapatkan hasil yang
tinggi juga pertumbuhan yang baik. Menanam Varietas VUB secara bergantian untuk
memutus siklus hidup hama dam penyakit. Hasil dari produk varietas VUB ini telah diterima
oleh pasar.
b. Persemaian
Sebelum melakukan persemaian, benih harus di seleksi terlebih dahulu dengan
merendam dalam air garam dengan cara di aduk benih dalam air garam tersebut. Benih di
rendam selama 2 hari setelah itu benih dikeringkan serta di peram selama 2 hari. Benih yang
bagus (bernas) ialah benih yang tenggelam, sedangkan benih yang tidak bernas akan
mengapung sehingga benih tersebut tidak layak digunakan. Setelah selesai diseleksi petani
melakukan persemaian dengan rerata waktu 13 hari bibit disemai.
c. Pengolahan tanah
Pembajakan dilakukan 2 minggu sebelum penanaman. Lahan yang akan digunakan
terlebih dahulu diairi sampai tergenang. Kemudian tanaman tersebut di olah dengan
membajak menggunakan mesin hand traktor. Pembajakan lahan dilakukan sebanyak 2 kali
yang mana setelah pembajakan pertama dilakukan penggenangan lagi selama 1 minggu
kemudian dilakukan pembajakan kembali disertai penggenangan selama 1 minggu hingga
terbentuk pelumpuran. Kemudian digaru dan dibuat saluran sekeliling. Lahan harus dalam
keadaan datar supaya air tidak tergenang dipermukaan tanah yang akan ditanami.
d. Penanaman
Benih yang telah tumbuh berkisar antara 7–15 hari setelah semai kemudian dipindahkan
ke lahan dengan mencabut secara hati-hati dari tempat semai, diusahakan gabah padi masih
lengket pada bibit yang akan ditanam. Penanaman dilakukan dengan mengandalkan tenaga
manusia. Penanaman dilakukan satu bibit per lubang tanam. Pada saat melakukan
penanaman, gabah padi jangan sampai terlepas dari bibit, karena pada gabah padi masih
tersimpan cadangan makanan yang masih dibutuhkan oleh bibit untuk tumbuh dan
berkembang dilahan setelah pindah serta bibit membutuhkan penyesuaian dengan lahan.
Setelah bibit dicabut usahakan secepatnya bibit tersebut ditanam di lahan yang di sediakan
dengan menanam 1 bibit di lubang tanam.
e. Pengairan
Pengairan dilakukan sada saat tanaman berumur 3 hari, lahan tersebut diairi dengan
tinggi genangan 3 cm dan setelah itu tidak ada penambahan air 2 hari berikutnya. Pada hari
ke-6 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan 3 cm. Cara ini dilakukan terus
supaya fase anakan maksimal. Mulai fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan
sawah digenangi secara terusmenerus. Sejak 10 -15 hari sebelum panen sampai saat panen
tanah dikeringkan. Hal ini memudahkan petani pada saat proses panen.
f. Pemupukan
Pemupukan diberikan sebanyak 2 kali selama musim tanamn. Pemupukan pertama
dilakukakan kurang lebih 2-3 minggu setelah tanam. Lebih baiknya pemupukan dilakukan 1-
2 hari sebelum dilakukan penyiangan. Dengan demikian saat melakukan penyiangan
sekaligus menginjak pupuk yang telah ditebar untuk menghindari penguapan dari pupuk
tersebut supaya hasilnya maksimal. Pupuk yang biasa digunakan oleh petani ialah pupuk
Urea, TSP dan KCl. Dosis yang di gunakan harus sesuai dengan anjuran daerah setempat.
Pemupukan biasanya dilakukan dengan cara mengoplos Urea dengan TSP guna untuk
memperbanyak anakan serta pertumbuhan yang cepat.
g. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan oleh petani ialah melakukan penyiangan setelah
pemupukan. Biasanya gulma banyak tumbuh setelah pemupukan. Penyiangan dilakukan
secara manuan dengan mencabut gulma di lahan mereka, hal ini dilakukan supaya menjaga
tekstur tanah. Setelah itu untuk menekan pertumbuhan gulma maka perlu dilakukan
pengaturan air. Maka air yang berada di tanaman jangan terlalu sedikit karena mengakibatkan
pertumbuhan gulma menjadi subur. Pengairan yang di anjurkan ialah 2-3 cm setelah tanam.
Pada pembentukan anakan genangan dianjurkan 3-5cm, selanjutnya pada saat padi mulai
bunting genangan dinaikkan setinggi 10 cm. Setelah tanaman mulai mengeluarkan bunga
diusahakan lahan dikeringkan supaya proses pembungaan berlangsung serempak. Setelah itu
lahan digenangi kembali.
h. Pengendalian
Pengendalian secara berkelanjutan ialah suatu pengendalian yang didasari oleh system
pengelolaan hama terpadu. Pengendalian ini bertujuan untuk mengendalikan hama supaya
tidak mengakibatkan kerusakan secara berkelanjutan. Pengendalian dengan menggunakan
system PHT pada tanaman padi dapat di lakukan sesuai dengan permasalahan yang terjadi
dilapangan. Pengendalian hama pada tanaman padi dapat memanfaatkan musuh alami yang
berada dilapang, juga dapat dilakukan dengan pengendalian hayati. Pengandalian dengan
menggunakan pestisida apabila terjadi kerusakan di batas ambang ekonomi namun pemakain
tidak boleh berlebihan.
i. Panen
Lakukan proses pemanenan saat gabah telah menguning, tetapi malai masih segar. Proses
pemanenan masih menggunakan tenaga manusia. Para petani memotong padi dengan
menggunakan sabit kemudian menumpuk hasil potongan padi sebelum dirontokkan. Padi
dipotong 30-40 cm diatas permukaan tanah. Biasanya petani menggunakan alas berupa terpal
untuk tempat padi yang telah di rontokkan dengan menggunakan pedal tresher. Padi yang
telah dirontokkan di masukak dalam karung untuk masuk proses pasca panen.
j. Pasca panen
Proses penjemuran gabah dilakukan secara manual dengan menjemur langsung dibawah
sinar matahari. Penjemuran gabah di atas lantai atau lapangan khusus jemur gabah dengan
ketebalan 5-7 cm. kemudian melakukan pembalikan gabah padi yang dijemur setiap 2 jam
sekali. Pengeringan ini dilakukan sampai kadar air gabah mencapai untuk bahan konsumsi
12-14% sedangkan gabah untuk benih pengeringan dilakukan hingga 10-12%. Setelah itu
gabah yang sudah kering dapat digiling dan disimpan serta sebagaian besar untuk di pasarkan
ke pada konsumen.
5. Jenis – Jenis Alat pertanian

Alat yang digunakan untuk menggemburkan tanah

a. Traktor
Traktor adalah alat pertanian yang paling sering digunakan untuk melakukan
pengolahan tanah bagi pertanian Indonesia. Mesin traktor ini memiliki dua ukuran, yaitu kecil
dan besar. Berdasarkan rodanya, traktor memiliki 2 jenis, yaitu traktor dengan roda rantai
yang biasa digunakan pada kondisi tanah berlumpur dan traktor dengan roda dua yang biasa
digunakan pada kondisi tanah kering (Anne, 2012).

Gambar2.1 Alat Pembajak Sawah


b. Rotavator
Rotavator adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakuakan pengolahan tanah
pertama dan kedua. Untuk pengolahan tanah pertama berguna untuk memotong, mencacah,
dan membolak-balikan tanah. Sementara itu, untuk pengolahan tanah kedua, alat ini
digunakan untuk merapikan tanah, menghilangkan tanaman pengganggu, dan memperbaiki
tata air (Anne, 2012).

Gambar 2.2 Alat Pertanian Retavator


c. Bajak Singkal
Bajak singkal merupakan alat pengolah tanah yang berfungsi untuk membolak-balikkan
tanah. Terdapat 2 jenis bajak singkal, yaitu bajak singkal 1 arah dan bajak singkal 2 arah.
Fungsi utama dari bajak singkal adalah membolak-balikkan tanah. Di dunia pertanian, ada
dua jenis bajak singkal, yakni bajak singkal satu arah dan dua arah. Ada pula alat pertanian
modern bernama bajak subsoil yang mampu memecahkan tanah hingga kedalaman 20-36
inci. Umumnya, bajak subsoil dimanfaatkan untuk pembuatan parit pada media tanam.

Gambar 2.3 Alat Pertanian Bajak Singkal

d. Garu sisir

Garu sisir digunakan untuk pengolahan tanah setelah pengolahan menggunakan bajak
singkal. Biasanya alat ini digunakan pada sawah saat dalam keadaan basah agar tanah yang
dalam bentuk bongkahan dapat gembur.

Gambar 2.4 Gambat Peralatan Garu Sisir


e. Garu piring

Garu piring biasanya digunakan untuk pengolahan tanah sebelum tanam, yaitu untuk
membersihkan rumput pada lahan tanam. Selain itu, digunakan juga saat pengolahan sesudah
tanam, yaitu untuk menutupi benih yang telah disebar dengan tanah.

Gambar 2.5 Peralatan Pertanian Garu Piring

f. Bajak subsoil

Bajak subsoil biasanya digunakan untuk memecahkan tanah hingga kedalaman 20 hingga
36 inci untuk parit pada lahan tanam.

Gambar 2.6 Peralatan Bajak Subsoil


Alat yang digunakan untuk menanam dan perawatan

Secara tradisional, untuk lahan kecil para petani menanam dengan menggunakan tenaga
manusia. Namun, untuk lahan yang luas, diperlukan sebuah mesin pertanian yang fungsinya
untuk memasukkan benih ke tanah yang sudah digemburkan. Berikut beberapa mesin tanam
yang telah dikenal.

Berikut penjelasan mengenai peralatan dan senjata pertanian yang digunakan petani
1. Pacul atau Cangkul

Cangkul merupakan satu jenis alat tradisional yang digunakan dalam bidang pertanian.
Cangkul digunakan sebagai alat penggali tanah, untuk membersihkan tanah dari rumput dan
untuk meratakan tanah. Selain itu, Cangkul juga berfungsi untuk membelah, membalik,
memecah, dan juga menggemburkan tanah, sebelum sebuah lahan ditanami padi atau
tanaman lain, tanahnya akan dicangkul terlebih dahulu supaya lebih gembur dan hasil
tanaman akan lebih baik (Anonim, 2011).
2. Arit atau sabit

Arit atau sabit digunakan petani untuk memotong tumbuhan. Dengan memanfaatkan
bagian lengkungannya yang tajam, Cara kerja alat ini sangat sederhana. Cukup menebas
tanaman di bagian bawahnya dengan satu kali ayunan. Apabila memegang arit dengan tangan
kanan, maka tangan kiri digunakan untuk memegang bagian tanaman.

3. Sprayer (Pompa air)

Spryer adalah alat yang berfungsi sebagai alat semprot yang dimanfaatkan untuk
memecah suspense atau larutan agar menjadi butiran cair. Secara umum, ada 2 jenis alat
semprot, yaitu Knapsack Spryer, Alat ini adalah salah satu yang paling lazim digunakan. Cara
memakai alat ini adalah dengan cara diletakkan di punggung layaknya membawa tas ransel.
Cairan di dalam penampung larutan tersebut bisa keluar berkat pompa yang dijalankan oleh
tangan dengan gerakan naik-turun. Dan Motor Spryer yang dapat difungsikan dengan cara
diletakkan di atas tanah, diangkut menggunakan helicopter, ditarik kendaraan, atau bisa juga
ditaruh di punggung. Apabila jangkauan lahan yang hendah disemprot larutan kimia tersebut
sangat luas dan ingin selesai dalam waktu singkat, penggunaan motor spryer adalah cara
terbaik (Anne, 2012).
4. Klenteng/beko

Gerobak Angkut Pertanian atau biasa dikenal dengan arko atau klenteng berfungsi
sebagai alat angkut yang berfungsi untuk mengangkat hasil panen gerobak ini bisa langsung
mengangkat tanaman dan juga tempat penampung bibit.

5. Caping

Caping fungsinya sama dengan topi. Pelindung kepala petani dari sengatan terik
matahari dan juga gerimis hujan tatkala mereka beraktivitas.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan mengenai Peralatan dan senjata
Pertanian maka dapat disimpulkan, yaitu:

1. Jenis-jenis peralatan dan senjata pertanian yang digunakan petani dalam kegiatan
bertani terkhususnya petani yang ada di Tanjung Agung Kec. Sungai Serut Kota
Bengkulu Prov. Bengkulu yaitu meliputi:
a. Traktor
b. Retavator
c. Bajak singkal
d. Garu sisir
e. Garu piring
f. Bajak subsoil
g. Pacul atau cangkul
h. Arit atau sabit
i. Spayer (Pompa air)
j. Klenteng/beko
k. Caping
2. dan senjata pertanian yang digunakan memiliki bentuk dan fungsinya masing-masing,
yaitu sebagai berikut:
a. Traktor adalah alat pertanian yang paling sering digunakan untuk melakukan
pengolahan tanah bagi pertanian Indonesia.

b. Rotavator adalah salah satu alat yang digunakan untuk melakuakan pengolahan
tanah pertama dan kedua. Untuk pengolahan tanah pertama berguna untuk
memotong, mencacah, dan membolak-balikan tanah. Sementara itu, untuk
pengolahan tanah kedua, alat ini digunakan untuk merapikan tanah,
menghilangkan tanaman pengganggu, dan memperbaiki tata air.
c. Bajak singkal merupakan alat pengolah tanah yang berfungsi untuk membolak-
balikkan tanah.
d. Garu sisir digunakan untuk pengolahan tanah setelah pengolahan menggunakan
bajak singkal. Biasanya alat ini digunakan pada sawah saat dalam keadaan basah
agar tanah yang dalam bentuk bongkahan dapat gembur.
e. Garu piring biasanya digunakan untuk pengolahan tanah sebelum tanam, yaitu
untuk membersihkan rumput pada lahan tanam.
f. Bajak subsoil biasanya digunakan untuk memecahkan tanah hingga kedalaman 20
hingga 36 inci untuk parit pada lahan tanam.
g. Cangkul digunakan sebagai alat penggali tanah, untuk membersihkan tanah dari
rumput dan untuk meratakan tanah., untuk membelah, membalik, memecah, dan
juga menggemburkan tanah.
h. Arit atau sabit digunakan petani untuk memotong tumbuhan.
i. Spryer adalah alat yang berfungsi sebagai alat semprot yang dimanfaatkan untuk
memecah suspense atau larutan agar menjadi butiran cair.
j. Gerobak Angkut Pertanianberfungsi sebagai alat angkut yang berfungsi untuk
mengangkat hasil panen gerobak ini bisa langsung mengangkat tanaman dan juga tempat
penampung bibit.
k. Caping fungsinya Pelindung kepala petani dari sengatan terik matahari dan juga
gerimis hujan tatkala mereka beraktivitas.
5.2 Saran

Kiranya pengamatan yang dilakukan pratikkan pada praktikum kali ini dapat
dikembangkan lagi, karena masih terdapat banyak jenis dari peralatan dan senjata pertanian
yang digunakan petani dari berbagai daerah lainnya.
BAB VI

LAMPIRAN

Gambar lahan pertanian sawah

Gambar Anggota kelompok 8 dengan petani


DAFTAR PUSTAKA

Anne, A. Pengertian Kontribusi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Anonim. 2011. Kebehasilan penyuluh petanian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

Bronislaw, 1948. Magic, Science and Religion and Other Essays. Sidney: Global Cultural
Diversity.

Nasoetion, A. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Yogyakarta : Graha Ilmu


Cetakan Pertama

Hasan, S, 2000. Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Koentjaranimgrat, 1923. Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat, 1974. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Soekanto, S, 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Soeprodjo. 1994. Pengembangan Bidang Ilmu dalam Disiplin Teknologi Pertanian.


Konsorsium Ilmu-Ilmu Pertanian. Jakarta : Direktorat Jendral Perguruan
Tinggi, Depdikbud

Anda mungkin juga menyukai