Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

 Korupsi berasal dari bahasa Latin “Corruptio” atau “Corruptus” yang mengandung arti berubah
dari kondisi yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi yang sebaliknya. (Azhar, 2003:28).
 Korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (Perusahaan, organisasi,
yayasan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau golongan.
 Klasifikasi korupsi, yaitu :
o Korupsi Ekstortif, berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha kepada penguasa.
o Korupsi Manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan ekonomi
kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau kebijakan yang
menguntungkan bagi usaha ekonominya.
o Korupsi Nepotistik, terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan, pertemanan.
o Korupsi Subversif, mereka yang merampok kekayaan negara secara sewenang-wenang
untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah keuntungan pribadi.
 Secara umum, bentuk korupsi adalah penyalahgunaan uang negara, suap, pencucian uang, dll.
 Jenis korupsi, yaitu :
o Petty Corruption (Korupsi skala kecil), seperti pungli, gratifikasi, suap, uang pelicin,
pemerasan dengan tujuan untuk memuluskan pelayanan publik atau birokrasi.
o Grand Corruption (Korupsi skala besar), seperti korupsi dengan kerugian negara yang
fantastis dan menguntungkan segelintir orang serta mengorbankan masyarakat luas.
o Political Corruption (Korupsi Politik), seperti manipulasi kebijakan/ keputusan,
penyalahgunaan wewenang dan salah prosedur demi keuntungan diri/ kelompoknya.
 Integritas berasal dari bahasa latin “Integrer” artinya utuh dan lengkap yang menunjukkan sifat
atau keadaan.
 Integritas bisa diartikan suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai
dan prinsip. Indikatornya adalah kejujuran, komitmen dan konsisten dalam perilaku.
 Penyebab korupsi, yaitu :
o Faktor Internal (dari dalam diri pribadi), yaitu suatu hasrat untuk berkehendak.
o Faktor Eksternal (dari luar), yaitu dorongan atau rangsangan dari lingkungan pergaulan
dan adanya kesempatan.
 Korupsi tidak hanya berdampak dalam satu aspek kehidupan saja, korupsi telah menimbulkan
efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara.
 Dampak masif adalah kuatnya akibat yang akan terjadi terhadap suatu perbuatan dan akan
berakibat negatif pada seluruh komponen-komponen lainnya.
 Nilai adalah sesuatu yang memberi makna dalam hidup, yang memberi acuan, titik tolak dan
tujuan hidup.
 Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental, baik kebenaran umum maupun individual yang
dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman untuk berpikir/ bertindak.
 Strategi pemberantasan korupsi, yaitu :
o Pembentukan lembaga antikorupsi dan penguatan lembaga beserta aturan yang mengatur.
o Pencegahan korupsi di sektor publik.
o Monitoring dan evaluasi.
 Pemberantasan korupsi harus dilakukan dengan pendekatan multi-disiplin dengan memberikan
penekanan pada aspek dan dampak buruk dari korupsi dalam berbagai level atau tingkat.
 Lembaga pencegah korupsi, yaitu :
o Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
o Komisi Yudisial
o Ombusdman RI
o Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK)
o Lembaga Pengawas Perbankan.
o Komisi Penyiaran Indonesia.
o Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilihan Umum.
 Peraturan perundang-undangan tindak pidana korupsi, yaitu :
o Undang – Undang No. 24 (PRP) tahun 1960 tentang tindak pidana Korupsi.
o Undang-Undang No.3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
o TAP MPR No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara negara yang bersih dan Bebas
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
o Undang-Undang No.28 Tahun 1999 tentang penyelenggara Negara yang bersih dan
Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
o Undang-Undang No.31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
o Undang-Undang No.20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang No.31
Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
o UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

AQIDAH AKHLAQ

 Aqidah adalah suatu pokok atau dasar keyakinan yang harus dipegang oleh orang yang
mempercayainya, sehingga pengertian akidah Islam adalah pokok-pokok kepercayaan yang harus
diyakini kebenarannya oleh setiap muslim dengan bersandar pada dalil-dalil naqli dan aqli.
 Nama-nama lain dari aqidah, yaitu :
o Aqidah Uluhiyah adalah keyakinan atas segala macam ibadah hanya dilakukan untuk
Allah SWT.
o Aqidah Ruhanniyah adalah keyakinan atas satu-satunya pencipta di dunia ini hanyalah
Allah SWT., mulai dari alam semesta, malaikat, jin, iblis, setan, dan roh.
o Aqidah Nubuwwah adalah keyakinan yang berhubungan dengan nabi dan rasul serta
termasuk kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, mukjizat, serta karamahnya.
o Akidah Sam’iyyah adalah keyakinan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat dalil Al-Qur'an dan As-sunah seperti alam barzah, akhirat, azab kubur, hari kiamat,
surga, dan neraka.
 Hakikat tauhid adalah keyakinan akan keesaan Allah swt. sebagai Tuhan yang telah menciptakan,
memelihara, dan menentukan segala sesuatu.
 Ilmu tauhid merupakan suatu ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat yang wajib
tetap pada-Nya, sifat- sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang sama
sekali wajib dilenyapkan pada-Nya.
 Tujuan mempelajari ilmu tauhid ini tidak lain adalah upaya mengenal Allah dan Rasul-Nya
melalui dalil-dalil yang pasti.
 Pembagian tauhid, yaitu :
o Tauhid rububiyah, adalah meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya pencipta, pemilik,
dan pengendali alam raya.
o Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah SWT dalam mengerjakan ibadah, seperti salat,
puasa, zakat, berkurban, berserah diri, dan berharap pada-Nya.
o Tauhid asma wa sifat adalah beriman kepada nama-nama Allah SWT dan sifatNya,
sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an dan sunnah rasul-Nya.
 Kata Iman berasal dari bahasa Arab yang berarti tasdiq (membenarkan). Iman ialah kepercayaan
dalam hati meyakini dan membenarkan adanya Tuhan dan membenarkan semua yang dibawa
oleh Nabi Muhammad saw.
 Konsep iman terbagi menjadi tiga golongan, yaitu :
o Iman adalah tasdiq di dalam hati akan wujud Allah dan keberadaan Nabi atau Rasul
Allah. Menurut konsep ini, iman dan kufur sematamata adalah urusan hati, bukan terlihat
dari luar. Konsep iman ini banyak dianut oleh mazhab Murji’ah, sebagian penganut
Jahamiyah, dan sebagian kecil Asy’ariyah.
o Iman adalah tasdiq di dalam hati dan diikrarkan dengan lidah. Dengan demikian,
seseorang dapat digolongkan beriman apabila ia mempercayai dalam hatinya akan
keberadaan Allah dan mengikrarkan (megucapkan) kepercayaan itu dengan lidah. Konsep
keimanan seperti ini telah dianut oleh sebagian pengikut Mahmudiyah.
o Iman adalah tasdiq di dalam hati, ikrar dengan lisan dan dibuktikan dengan perbuatan.
Konsep keimanan semacam ini dianut oleh Mu’tazilah, Khawarij dan lain-lain.
 Kufur dalam banyak pengertian sering diantagoniskan atau sebagai keadaan yang berlawanan
dengan iman. Dimaksud kufur dalam pembahasan ini adalah keadaan tidak percaya atau beriman
kepada Allah SWT. Maka orang yang kufur dan kafir adalah orang yang tidak percaya atau orang
yang tidak beriman kepada Allah baik orang tersebut bertuhan selain Allah maupun tidak
bertuhan, seperti paham komunis (atheis).
 Jenis-jenis kufur, yaitu :
o Kafir al-Inkar, yaitu mengingkari Allah dengan lisan, tindakan dan tidak mengenal
ketauhidan.
o Kafir Al-Juhud, yaitu mengingkari Allah dalam hati, tetapi tidak mau mengingkarinya
dengan lidah.
o Kafir Al-Mua’nadat, yaitu mengenal Allah dalam hati, mengakuinya dengan lidah tetapi
tidak mau menjadikan suatu keyakinan.
o Kafir An-Nifak, yaitu mengakui Allah, Rasul dan ajaran-ajarannya dengan lidah tetapi
mengingkarinya dalam hati.
o Kafir dalam arti syirik mempersekutukan Allah dengan sesuatu.
o Kafir An-Nikmah, yaitu kufur kepada nikmat-nikmat Allah.
o Kafir Al-Irtidat (murtad), yaitu kembali kepada kafir sesudah beriman.
 Nifaq secara bahasa berarti ketidaksamaan antara lahir dan batin. Kata An-Nifaq secara istilah
syara’ berarti menutup kekufuran dan memperlihatkan keimanan.
 Jenis-jenis nifaq, yaitu :
o Nifaq I’tiqadi (Keyakinan)
o Nifaq Amali (Perbuatan)
 Perbedaan Nifaq I’tiqadi dan Nifaq Amali, yaitu :
o Nifaq I’tiqadi mengeluarkan pelakunya dari agama, sedangkan Nifaq Amali tidak
mengeluarkan dari agama.
o Nifaq I’tiqadi adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal keyakinan,
sedangkan Nifaq Amali adalah berbedanya yang lahir dengan yang batin dalam hal
perbuatan bukan dalam hal keyakinan.
 Teologi berarti ilmu yang membahas tentang ketuhanan, yaitu membicarakan zat tuhan, perkataan
tuhan, dan perbuatan tuhan dari segala aspeknya yang berkaitan dengan ketuhanan dengan
menggunakan argumentasi rasional.
 Syi’ah berasal dari bahasa Arab yaitu Sya’ah, Syiya’ah yang berarti mengikuti. Kata Syi’ah
dilekatkan secara khusus kepada para pengikut Ali Bin Abi Thalib yang merupakan menantu dari
Nabi Muhammad SAW.
 Secara istilah Syi’ah ini dikaitkan dengan sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual
atau keagamaan merujuk pada keturunan Nabi Muhammad Saw. atau disebut ahl al-bait.
 Sekte-sekte Syiah yang terkenal, yaitu :
o Syi’ah Itsna ‘Asyariah, yaitu bahwa Ali berhak menjadi khalifah bukan hanya karena
kecakapan atau kemuliaannya akhlaknya, tetapi ia telah ditunjukkan dan pantas menajadi
khalifah pewaris Nabi Muhammad Saw.
o Syi’ah Sab’iah, yaitu hanya tujuh iman yang diakui. Tujuh iman itu ialah Ali, Hasan,
Husein, Ali Zainal Abidin, Muhammad Al-Baqir, Ja’far Ash-Shadiq, dan Ismail bin
Ja’far.
o Syi’ah Zaidiah, yaitu mengakui Zaid bin ‘Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat
Ali Zainal Abidin.
o Syi’ah Ghullat, yaitu kelompok pendukung Ali yang memiliki sikap berlebihan atau
ekstrem. Abu Zahrah menjelaskan mengenai Syi’ah Ghullat yang menempatkan Ali
dalam posisi Ketuhanan, dan ada yang mengangkat pada derajat kenabian, bahkan lebih
tinggi dari Nabi Muhammad saw.
 Secara etimologi Khawarij berasal dari bahasa Arab (kharaja) yang berarti keluar. Adapun secara
terminologi ilmu kalam yang dimaksud Khawarij adalah suatu kelompok/ sekte/ aliran pengikut
Ali bin Abi Thalib yang keluar meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap
keputusan Ali yang menerima arbitrase (tahkim), dalam perang siffin (37 H/ 648 M), dengan
kelompok bughat (pemberontak) Mu’awiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khalifah.
 Sekte-sekte Khawarij, yaitu :
o Al-Muhakkimah, yaitu yang pertama-tama mengetengahkan semboyan La hukma illa
lillah. Para pelaku tahkim dan yang menyetujuinya dianggap kafir, dan kekafiran mereka
termasuk dosa besar, yang berzina, yang membunuh sesama umat manusia tanpa sebab
yang sah, sihir, memakan harta anak yatim, riba, meninggalkan medan peperangan, dan
memfitnah perempuan.
o Al-Azariqah, yaitu orang yang tidak sepaham dengan sekte Al-Azariqah dianggap
musyrik. Bahkan orang yang sepaham dengan sekte ini tetapi tidak bertempat tinggal di
lingkungan Al-Azariqah juga dianggap musyrik.
o Al-Najdah, yaitu yang berpendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar tidaklah kafir
asalkan masih sepeham dengan golongannya, bahkan mereka akan masuk surga setelah
mereka disiksa (bukan dalam 42 neraka).
o Al-Ajaridah, yaitu yang berpendapat bahwa mereka tidak mengakui Surah Yusuf bagian
dari Al-Quran, karena surah tersebut mengisahkan tentang cinta Zulaikha dengan Nabi
Yusuf. Mereka menganggap bahwa kitab suci sebagai pedoman umat manusia tidak
mungkin mengandung kisah cinta.
o Al-Sufriah, yaitu yang berpendapat bahwa Kaum Sufriyah yang tidak hijrah tidak
dianggap kafir, anak-anak walaupun orang tuanya musyrik tidak boleh dibunuh, anak-
anak dan wanita tidak boleh menjadi 44 tawanan perang, pemerintah yang tidak sepaham
dinyatakan dar al-harb (daerah yang harus diperangi).
 Kaum Murji’ah pada mulanya merupakan golongan politik, kemudian berkembang menjadi aliran
teologi. Abu Zahrah berpendapat bahwa golongan ini timbul di tengah dibicarakannya masalah
orang yang berbuat dosa. Besar apakah mukmin atau kafir.
 Sekte-sekte Murji’ah, yaitu :
o Al-Yunussiyah (Golongan Yunus ibn ‘Aun al-Namiri)
o Al-Ghassaniyah (Golongan Ghassan al-Kuffi)
o Al-Tumaniyah (Golongan Abu Mu’ad al-Tumani)
o Ats-Tsaubiyyah (Abu Tsauban al-Murji’i
o Al-Marisiyah (Golongan Bisyri al-Marisi)
o Al-ubaidiyah (Golongan Abid al-Muktaib)
o Al-Shalihiyah
 Akhlaq berasal dari bahasa arab “khuluqun” yang menurut lughat berarti budi pekerti atau
perangai, tingkah laku atau tabi’at. Selanjutnya definisi akhlak yang menurut bahasa berarti budi
pekerti, perangai atau tingkah laku dan tabiat atau watak dilahirkan karena hasil perbuatan yang
diulang-ulang sehingga menjadi biasa.
 Pembagian akhlaq, yaitu :
o Akhlak Mahmudah (akhlak terpuji)
o Akhlak Mazhmumah (akhlak tercela)
 Etika berasal dari bahasa yunani “ ethes ’’ artinya adat. Etika adalah ilmu yang meyelidki baik
dan buruk dengan memperhatikan perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh akal pikiran.
 Sumber-sumber etika, yaitu :
o Agama
o Filsafat
o Perkembangan budaya
o Hukum
 Norma berasal dari kata “norm” yang berarti aturan yang mengikat mendidik dan perilaku
manusia.
 Landasan filosofis adalah landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat pendidikan, yang
bertujuan untuk mengkaji masalah pokok pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai