Anda di halaman 1dari 1

CONTOH KASUS

Nn B (27 tahun) dengan No. RM. 198028, beragama Islam. Klien tinggal bersama kedua orang
tuanya di Baranang Siang-Bogor Selatan. Klien anak ke-4 dari lima bersaudara hanya adik bungsu yang
laki-laki saat ini masih sekolah di SMU, semua saudaranya sarjana dan sudah bekerja. Klien pernah kuliah
sampai semester 1. Klien masuk ke Rumah Sakit Jiwa tanggal 21 Desember 2007 diantar keluarga karena
sejak 1 mg yang lalu sering menyendiri di dalam kamar, tidak mau keluar rumah atau bergaul dengan
teman-temannya. Ibu klien mengatakan sering melihat anaknya bicara sendiri di kamar. Saat dilakukan
pengkajian tanggal 2 Januari 2008 oleh perawat MR didapatkan data, klien mengatakan mendengar
suara-suara yang selalu mengejek dirinya dan melihat cahaya yang bergerak mengawasi dirinya. Klien
mengatakan kadang merasa kesal dan ingin memukul jika suara-suara itu muncul mengejeknya. Apabila
suara-suara itu muncul klien berdoa.
Klien tampak tegang, sering berbicara sendiri di ruangan. Klien tampak sering melamun dan terlihat
sering menyendiri. Klien mengatakan malas bergaul dengan orang lain. Saat diajak bicara oleh perawat
sering memandang ketempat lain dengan tatapan kesal dan kontak mata minimal. Saat ini untuk pertama
kalinya klien di rawat di Ruang Utari. Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya dan tidak
ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Klien mengatakan sedih karena pernah ditinggalkan oleh
pacar yang sangat dicintainya pada saat kelas 3 SMU. Ekspresi wajah terlihat sedih, bicara sambil
menundukan kepala. Klien mengatakan malas mandi dan terlihat memakai baju training warna hijau,
rambut klien terlihat agak kotor dan tidak rapi, badan klien tercium bau tidak sedap. Klien mengatakan
malas melakukan aktifitas dan lebih banyak duduk menyendiri. Klien jarang mengikuti kegiatan kelompok
dalam ruang perawatan Klien mengatakan menyukai semua anggota badannya apalagi matanya.
Klien mengatakan malu pada kedua orang tuanya karena sebagai anak tidak bisa berbakti
membahagiakan orang tuanya, tidak bisa seperti saudara-saudaranya malah sekarang harus dirawat di
RSJ karena sakit jiwa. Klien mengatakan sangat dekat dengan keluarga. Kalau ada masalah sering cerita
pada ibunya. Keluarga klien rutin mengunjunginya setiap minggu. Klien terlihat sedih jika membicarakan
tentang keluarga, klien mengatakan ingin pulang berkumpul kembali dengan keluarga. Klien
mengharapkan cepat sembuh supaya dapat bekerja dan membantu orang.
Pada saat diajak bicara, jawaban klien sesuai dengan yang ditanyakan perawat tapi masih lambat
dan tidak bisa memulai pembicaraan. Klien dapat melakukan ADL sendiri meskipun kadang-kadang harus
dimotivasi oleh perawat. Klien di diagnosa medik mengalami schizofrenia paranoid dan mendapatkan
terapi Chlorpromazine (Cpz) 1 x 100mg, Haloperidol (Hp) 3 x 5mg, dan Tryhexypenidril (Thp) 3 x 2mg.
Hasil pemeriksaan fisik: TD 120/90 mmHg, S 37 oC, N 96 x/menit, RR 20 x/menit. Klien tidak mengalami
keluhan fisik

Anda mungkin juga menyukai