Anda di halaman 1dari 34

FISIOLOGI PLASENTA

Mata Kuliah Pengantar Fetomaternal


Anggota Kelompok:
• Resti Tuta Rahmawati • Jesicca Adila P H
• Wulandari Ayuningsih • Rosida Maulidini
• Naila Azizah • Rosy Octian S
• Dwi Wulan Isrotulaila • Putri Tilqoul J
• Farah Amalia N • Aniesa Handayani
• Ami Aulia Rahma P • Alfrida Sartika D
• Putri Prasetya I • Miftahul Nurhayati
• Hayulidia • Tika Jihan S
IMPLANTASI
Proses implantasi plasenta
membutuhkan perkembangan
yang sinkron antara hasil
konsepsi, uterus, transformasi
endometrium menjadi desidua
dan akhirnya pembentukan
plasenta yang definitif.
Proses Implantasi
• PROSES IMPLANTASI
meliputi: penghancuran
zona pelusida, aposisi
dengan endometrium dan
perkembangan dini
tropoblas.
Perkembangan Plasenta
Uteroplasental & Fetoplasental
• Pada perkembangan
plasenta yang telah
sempurna terdapat 2
sistim sirkulasi darah
yaitu sirkulasi
uteroplasental
(sirkulasi maternal)
dan sirkulasi
fetoplasental .
Lanjutan…
• Sirkulasi utero plasental yaitu sirkulasi darah ibu di
ruang intervilus. Diperkirakan aliran darah ini sebesar
500- 600 ml permenit pada plasenta yang matur.
Sirkulasi fetoplasental adalah sirkulasi darah janin
dalam villi-villi. Diperkirakan aliran darah ini sekitar
400 ml per menit. Aliran darah ibu dan janin ini
bersisian, tapi dalam arah yang berlawanan. Aliran
darah yang berlawanan ini (counter current flow) ini
memudahkan pertukaran material antara ibu dan janin
Penuaan Plasenta
• Setelah mencapai batas usia Pengurangan
tertentu, plasenta mengalami ketebalan sinsitium Hilangnya sebagian
dan munculnya sel-sel Langhan’s
penuaan, ditandai dengan simpul sinsitium
terjadinya proses degeneratif
pada plasenta.
Berkurangnya
Obliterasi beberapa
jaringan stroma
pembuluh darah
termasuk sel
dan dilatasi kapiler
Hofbauer

Perubahan pada vili meliputi Penebalan


membrana basalis deposit fibrin pada
endotel janin dan permukaan villi
sitotrophoblas
Mekanisme transfer zat
melalui plasenta
Fungsi utama plasenta
Facilitated
Diffusi
Transfer dif fusion
nutrien dan sederhana
zat sisa
antara ibu
(akselerasi)
dan janin
(meliputi
fungsi Pinositosis
respirasi, Barier dan Transfer
ekskresi imunologis dan
Menghasilk aktif
dan nutritif) an hormon
dan enzim
leakage
yang
dibutuhkan
untuk
memelihara
kehamilan
Endokrin Plasenta
1. Kompartemen Plasenta
Pada awalnya plasenta berfungsi secara otonom.
Namun pada akhir kehamilan, sistem endokrin janin
telah cukup berkembang untuk mempengaruhi fungsi
plasenta
KADAR
PUNCAK
SISTEM HORMON POLA
RATA-RATA
(WAKTU)
Plasenta dan Progesteron Meningkat hingga aterm 190 ng/mL (552
korpus nmol/L)
luteum (aterm)
17-Hidroksi- Puncak pada 5 minggu 6 ng/mL (19 nmol/L)
Progesterone kemudian (5 minggu)
menurun

KADAR
SISTEM HORMON POLA PUNCAK RATA-
RATA (WAKTU)
Adrenal Kortisol Meningkat hingga 3 kali 300 ng/mL (0,83
angka pra- □mol/L)
kehamilan pada aterm (aterm)
Aldosteron Plateau pada 34 minggu 100 ng/mL (277
dengan sedikit nmoVL)
peningkatan menjelang aterm
DOC Meningkat hingga 10 kali 1200 pg/mL (3,48
angka pra- nmol/L)
kehamilan pada aterm (aterm)
KADAR
PUNCAK
SISTEM HORMON POLA
RATA-RATA
(WAKTU)
Tiroid T4 total Meningkat pada trimester 150 ng/mL (193
pertama, pmol/L)
kemudian melandai (plateau)
T4 bebas Tidak berubah 30 pg/mL (38,8
pmol/L)
T3 total Meningkat pada 2 ng/mL (3,1 nmo/lL)
trimester pertama kemudian
melandai.
T3 bebas Tidak berubah 4 pg/mL (5,1 pmoUl)

KADAR PUNCAK
SISTEM HORMON POLA RATA-RATA
(WAKTU)
Hipofisis GH Tidak berubah
anterior
LH, FSH Rendah, kadar basal
ACTH Tidak berubah
TSH Tidak berubah
PRL Meningkat hingga aterm ~ 200 ng/mL (200
□g/L)
(aterm)
KADAR
SISTEM HORMON POLA PUNCAK RATA-
RATA (WAKTU)
Protein- hCG Mencapai puncak pada 5 pg/mL (5 □g/L
protein minggu kesepuluh (akhir trimester
plasenta kemudian menurun pertama)
mencapai suatu
plateau yang lebih rendah
hPL Meningkat dengan 5-25 □g/mL (5-25
pertambahan berat plasenta □g/L)
(aterm)

KADAR
SISTEM HORMON POLA PUNCAK RATA-
RATA (WAKTU)
Estrogen Estradiol Meningkat hingga aterm 15-17 ng/mL (55-
fetoplasenta 62 nmol/L) (aterm)
Estriol Meningkat hingga aterm 12-15 ng/mL (42-52
nmol/L)
(aterm)
Estron Meningkat hingga aterm 5-7 ng/mL (18,5-26
nmol/L)
(aterm)
KADAR
PUNCAK
SISTEM HORMON POLA RATA-
RATA
(WAKTU)
~ 2000 pg/mL
Androgen Meningkat hingga 10
Testosteron (6,9 nmol/L)
fetoplasental kali nilai pra-kehamilan
(aterm)
5 ng/mL (17,3
DHEA Turun selama kehamilan nmol/L)
(prakehamilan)
2,6 ng/mL (9,0
Androtenedion Sedikit meningkat
nmol/L) (aterm)
2. Hormon-Hormon Polipeptida Plasenta
• Gonadotropin Korion Manusia
Penanda pertama diferensiasi trofoblas dan produk plasenta
pertama yang dapat terukur adalah gonadotropin korion (hCG).
Pada minggu-minggu pertama kehamilan, kadar hCG meningkat
dua kali lipat setiap 1,7-2 hari, dan pengukuran serial akan
memberikan suatu indeks yang peka untuk fungsi trofoblas. Kadar
hCG plasma ibu akan memuncak sekitar 100.000 mIU/mL pada
kehamilan sepuluh minggu dan kemudian lahan-lahan menurun
hingga 10.000 mIU/mL pada trimester ketiga.
 Kadar hCG dalam sirkulasi janin kurang dari 1% , yang dijumpai
dalam kompartemen ibu. Namun demikian, terdapat bukti bahwa
kadar hCG janin merupakan suatu regulator penting perkembangan
adrenal dan gonad janin selama trimester pertama.
• Laktogen Plasenta Manusia
Hormon polipeptida plasenta kedua, yang juga homolog
dengan suatu protein hipofisis, disebut laktogen plasenta
(hPL) atau somatomamotropin korion (hCS).
hPL ikut berperan dalam perubahan metabolisme glukosa
dan mobilisasi asam lemak bebas; menye- babkan respons
hiperinsulinemik terhadap beban glukosa; dan berperan
dalam terjadinya resistensi insulin perifer yang khas pada
kehamilan. Produksi hPL secara kasar sebanding dengan
massa plasenta.
3. Hormon-Hormon Steroid Plasenta
 Pada minggu ketujuh kehamilan, yaitu saat korpus luteum mengalami
penuaan relatif, maka plasenta menjadi sumber hormon-hormon
steroid yang dominan.
• Progesteron
Plasenta bergantung pada kolesterol ibu sebagai substratnya untuk
produksi progesteron. 250-350 mg progesteron diproduksi setiap
harinya sebelum trimester ketiga dan sebagian besar akan masuk ke
dalam sirkulasi ibu. Kadar progesteron plasma ibu meningkat
progresif selama kehamilan. Progesteron perlu untuk pemeliharaan
kehamilan
• Estrogen
Kebanyakan estrogen berasal dari androgen janin, terutama
dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA sulfat). DHEA sulfat janin
terutama dihasilkan oleh adrenal janin, kemudian diubah oleh
sulfatase plasenta menjadi dehidroepiandrosteron bebas (DHEA),
dan selanjutnya melalui jalur-jalur enzimatik yang lazim untuk
jaringan-jaringan penghasil steroid, menjadi androstenedion dan
testosteron. Androgen-androgen ini akhirnya mengalami aromatisasi
dalam plasenta menjadi berturut-turut estron dan estradiol. produksi
estriol normal mencerminkan keutuhan sirkulasi dan metabolisme
janin serta plasenta. Kadar estriol serum atau kemih yang meninggi
merupakan petunjuk biokimia terbaik dari kesejahteraan janin.
NUTRISI JANIN

• Pertumbuhan embriofetus pada


dua bulan pertama bergantung
pada nutrien dari ibu. Selama
beberapa hari pertama
pascaimplantasi, nutrisi
blastokista berasal dari cairan
interstitial, endometrium dan
jaringan maternal di
sekelilingnya.
• Adaptasi maternal dari makanan
ibu diubah bentuk simpanan untuk
memenuhi kebutuhan energi,
perbaikan jaringan dan
pertumbuhan baru.
Glukosa
Asam Amino
• Nutrien utama untuk pertumbuhan dan
energi janin.

Leptin Protein
• Sebagai pengatur homeostatis energi
• Berperan dalam angiogenesis.,
hematopiesis, osteogenesis, pematangan Ion dan Unsur Logam
paru dan fungsi neuroendokrin, imun dan
reproduksi. Renik
Laktat

• Sebagai asam laktat Kalsium dan Fosfat


Asam Lemak Bebas dan
Trigliserida
• Asam lemak yang dihantarkan ke janin Vitamin
dapat diubah menjadi triasilgliserol dalam
hati janin
TRANSFER PLASENTA
1. Vilus korionik
Zat yang berpindah dari darah ibu ke darah janin terlebih dahulu
harus melewati sinsitiotrofoblas kemudian stroma ruang intravilus,
dan akhirnya dinding kapiler janin.

2. Pengarutan transfer melalui plasenta


Sinsitiotrofoblas merupakan permukaan luar jaringan fetal.
Permukaan yang menghadap ke bagian maternal ditandai dengan
struktur mikrovilus yang kompleks. Membran sel basal trofoblas yang
menghadap ke janin merupakan tempat terjadinya perpindahan zat
ke ruang intervilus, tempat lewatnya kapiler janin. Kapiler-kapiler ini
merupakan lokasi tambahan untuk pengangkutan zat dari ruang
intravilus ke dalam darah janin atau sebaliknya.
3. Mekanisme transfer

Sebagian besar zat yang memiliki masa molekul kurang


dari 500 Da dapat dengan mudah melewati jaringan
plasenta melalui difusi sederhana. Selain itu, beberapa
senyawa berberat molekul rendah dipindahkan dengan
bantuan sinsitiotrofoblas. Difusi sederhana tampaknya
merupakan mekanisme yang berperan dalam
perpindahan oksigen, karbon dioksida, air dan
kebanyakan elektrolit. Gas anestesi juga melewati
plasenta dengan cepat melalui difusi sederhana.
4. Transfer oksigen dan karbon
dioksida
Transfer oksigen melalui plasenta
dibatasi oleh aliran darah, dengan
menggunakan hasil perkiraan
aliran darah uteroplasental,
diperkirakan laju penghantaran
oksigen sekitar 8 Ml O2/menit/kg
berat janin.
Secara umum perpindahan karbon
dioksida janin tercapai melalui
difusi. Plasenta sangat permeabel
terhadap karbon dioksida yang
melewati vilus korionik lebih cepat
daripada oksigen.
5. Transfer selektif dan difusi terfasilitasi

Difusi sederhana merupakan metode penting transfer plsental,


komponen trofoblas dan vilus korionik menunjukkan selektivitas yang tinggi
untuk perpindahan zat. Selektivitas ini menimbulkan perbedaan kadar
berbagai metabolit pada kedua sisi vilus. Kadar sejumlah zat yang tidak
disintesis oleh janin ternyata beberapa kali lebih tinggi dalam darah janin
dibandingkan darah ibu. Contoh yang baik adalah asam askorbat.
6. Aliran darah plasenta
• Darah janin mencapai sistem darah
plasenta melalui dua arteri
umbilikalis yang berjalan mengikuti
vena umbilikalis. Setelah mencapai
korion, tiap-tiap pembuluh biasanya
memperdarahi separuh plasenta.
Aliran darah janin melalui plasenta
memiliki kecepatan sekitar 500
ml/menit didorong oleh jantung janin.
Serat otot polos yang berkontraksi di
vilus dapat membantu memompa
darah kembali dari plasenta ke janin.
DINAMIKA CAIRAN
A. Produksi Cairan
Pada usia < 8 minggu,
cairan amnion
dihasilkan oleh
transudasi cairan
melalui amnion dan kulit
janin. Pada usia 8
minggu, janin mulai
menghasilkan urine
yang masuk kedalam
rongga amnion.
B. Absorbsi Cairan

Pada usia kehamilan < 8 minggu, cairan amnion transudatif


direabsorbsi secara pasif. Pada usia kehamilan 8 minggu,
janin mulai melakukan proses menelan. Proses ini secara
cepat akan menjadi mekanisme utama absorbsi cairan
amnion. Menjelang aterm, melalui proses menelan terjadi
absorbsi cairan sebesar 500 –100 mL per hari.
C. Perubahan Volume Cairan Amnion Selama Kehamilan
Pada usia kehamilan 34 minggu, volume cairan amnion mencapai maksmial ( 750
-800 mL) dan setelah itu akan menurun sehingga pada usia kehamilan 40
minggu, volume cairan amnion ± 600 ml. Dan melewati usia 40 minggu, jumlah
cairan amnion akan terus menurun.
D. Fungsi dan Peranan Cairan Amnion

1. Sebagai pelindung bagi janin terhadap trauma dari luar


2. Melindungi talipusat dari tekanan
3. Memungkinkan pergerakan janin secara bebas sehingga
mendukung perkembangan sistem muskuloskeletal janin
4. Berperan dalam perkembangan paru janin
5. Melumasi kulit janin
6. Mencegah korioamnionitis pada ibu dan infeksi janin melalui sifat
bakteriostatik
7. Membantu mengendalikan suhu tubuh janin
E. Pengukuran Volume Cairan Amnion

Penentuan AFI –amnioti


c fluid index adalah
metode semikuantitatif
untuk memperkirakan
volume cairan amnion.
Cara yang efektif yaitu
dengan pemeriksaan
ultrasonografi. AFI
normal pada usia
kehamilan lebih dari 20
minggu : 5 –20cm.
F. Arti Klinik Volume Cairan Amnion

• Volume cairan amnion merupakan penanda


kesehatan janin. Volume cairan amnion
normal menunjukkan bahwa perfusi
uteroplasenta dalam keadaan memadai.
Jumlah volume cairan amnion abnormal
berkaitan dengan “outcome”perinatal yang
buruk
SYSTEM KOMUNIKASI JANIN-IBU

Penyaluran oksigen dan beragam zat gizi dari lbu kepada


janin dan sebaliknya penyaluran karbon dioksida dan zat
sisa metabolik lainnya dari janin kepada Ibu, dilaksanakan
oleh komponen nutritif sisi plasenta pada sistem
komunikasi fetomaternal. Plasenta adalah organ penyalur
antara ibu dan janin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai