Anda di halaman 1dari 22

BAB III

HEMODIALISA (HD)

3.1.

Landasan Teori

3.1.1. Teori Ginjal


Ginjal adalah organ eksresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang
sebagai bagian dari sistim urin dan merupakan Sistem ekskresi pada manusia dan
vertebrata lainnya melibatkan organ paru-paru, kulit, ginjal, dan hati.
Ginjal berbentuk seperti kacang dan kira-kira sebesar kepalan tangan kita.
Mereka sangat penting dan dipasangkan organ. Fungsi utama mereka adalah untuk
menghasilkan urin, itulah sebabnya mereka adalah bagian dari sistim urin.
Namun, mereka memiliki beberapa fungsi sekunder yang berkaitan dengan fungsi
homestatis.
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme
yang mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan
protein dan bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses
pembusukan

mikroba

dalam

usus.

Selain

itu,

ginjal

juga

berfungsi

mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut


dalam air; mempertahankan cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air
bila berlebihan, serta mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari
ginjal berupa urin.
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di
dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal

diperkirakan 0,5% dari berat badan, dan panjangnya 10 cm. Setiap menit 2025% darah dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.
Bagian-bagian Ginjal :

1. Korteks
Korteks adalah bagian terluar pada ginjal yang terletak antara kapsul
ginjal dan juga medula ginjal. Fungsi korteks pada ginjal adalah sebagai
pelindung ginjal itu sediri. Di dalam korteks terdapat jutaan nefron yang
terdiri dari badan malphigi. Sedangkan badan malphigi itu sendiri tersusun
dari glomerulus yang diselimuti oleh kapsula Bowman dan juga beberapa
saluran yang terdiri dari tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus
distal dan tubulus kontortus kolektivus. Jutaan nefron yang berada pada
korteks ini membuat permukaan kapiler ginjal menjadi lebih luas, dan ini
mengakibatkan perembesan zat buang pada ginjal menjadi lebih banyak.

2.

Medula
Medula adalah tempat berkumpulnya pembuluh darah kapiler dan juga
kapsula bowman. Di dalam bagian ginjal ini lah terdapat proses reabsorbsi
dan juga augmentasi yang dikerjakan oleh tubulus proksimal dan juga
tubulus destal. Selain itu ada lengkung henle yang menjadi bagian
penghubung antara tubulus proksimal dan tubulus destal.

3. Pelvis Renalis
Pelvis renalis atau rongga ginjal, yaitu bagian pada ureter yang melebar
di bagian proksimal dan terletak di bagian dalam sinus renalis yang menjadi

permukaan ureter. Pelvis sendiri adalah tempat penampungan urine dan


selanjutnya akan mengalirkan urine ke ureter. Setelah itu urine dari rongga
ginjal akan menuju ke kandung kemih atau vesika urinaria yang dikirim dari
ureter, dan di dalam kandung kemih, urine disimpan untuk sementara waktu

sebelum akhirnya urine dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.


Gambar 3.1. Gambar Ginjal
Penyakit pada organ tubuh ginjal sangat banyak sekali salah satunya
adalah gagal ginjal. Gagal ginjal kronis adalah sesuatu kondisi kesehatan yang
parah. Ini adalah suatu kondisi di mana ginjal berhenti berfungsi dengan baik.
Penyakit ini berkembang selama beberapa periode, yang dapat bervariasi dari
beberapa bulan sampai beberapa tahun. Fungsi utama dari ginjal adalah
pembuangan limbah dan air dari tubuh. Ketika gagal untuk berfungsi secara
normal, limbah berbahaya dan air dari tubuh. Ketika gagal untuk berfungsi secara
normal, limbah berbahaya dan air akan terakumulasi dalam tubuh. Hal ini
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan lainnya seperti tekanan darah tinggi
dan anemia.

3.1.2. Teori Hemodialisis


Hemodialisis berasal dari kata hemo artinya darah, dan dialisis
artinya pemisahan zat-zat terlarut. Hemodialisis berarti proses pembersihan darah
dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh. Prinsip dari
hemodialisis adalah menerapkan proses

osmosis

dan ultrafiltrasi pada

ginjal. Hemodialisis menggunakan ginjal buatan berupa mesin dialisis ( dyalanizer


). Hemodialisis dikenal secara awam dengan istilah cuci darah.
Dalam dunia medis sebenarnya ada dua jenis cuci darah, yaitu peritoneal
dialisis dan hemodialisis.
1. Peritoneal dialisis
Cuci darah peritoneal adalah metode yang kurang dikenal cuci darah,
walaupun hal ini menjadi lebih umum. Cuci darah peritoneal melibatkan
menggunakan peritoneum sebagai filter. Periotenaum adalah selaput tipis
yang melapisi bagian dalam perut, dan mengelilingi dan organ-organ perut,
seperti perut dan hati. Seperti ginjal,periotoneum berisi ribuan pembuluh
darah kecil, sehingga berguna sebagai alat penyaringan. Selama cuci darah
peritoneal, tabung fleksibel kecil yang dikenal ssebgai karakter terpasang ke
sayatan di perut, dan cairan khusus yang dikenal sebagai cairan Cuci Darah,
dipompa ke rongga peritoneal. Rongga peritoneal adalah ruang sekiar
peritoneal. Saat darah bergerak melalui peritoneum, produk limbah dan

kelebihan cairan yang dipindahkan keluar dari darah dan ke dalam cairan
Cuci Darah. Cairan Cuci Darah ini kemudian dikeringkan keluar dari rongga.

Gambar 3.2. Peritoneal dialisis


2. Hemodialisis
Hemodialisis adalah jenis cuci darah yang kebanyakan orang kenali. Ini
melibatkan memasukan jarum, yang melekat oleh tabung untuk mesin cuci
darah, ke dalam pembuluh darah. Pada proses hemodialisis, darah akan
dialirkan melalui saringan khusus (Dialiser) yang berfungsi menyaring
sampah metabolisme dan air yang berlebih. Kemudian darah yang bersih akan
dikembalikan ke dalam tubuh. Pengeluaran sampah dan air serta garam
berlebih akan membantu tubuh mengontrol tekanan darah dan kandungan
kimia tubuh jadi lebih seimbang.
Gambar 3.3. Hemodialisis

Dialisis merupakan suatu proses yang digunakan untuk mengeluarkan


cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu
melaksanakan fungsi tersebut.
Pada dialisis, molekul solut berdifusi lewat membran semipermeabel
dengan cara mengalir dari sisi cairan yang lebih pekat (konsentrasi solut lebih
tinggi) ke cairan yang lebih encer (konsentrasi solut lebih rendah). Cairan
mengalir lewat membran semipermeabel dengan cara osmosis.
Dalam dunia medis hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai
terapi pengganti fungsi ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau
racun tertentu dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium,
hydrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi
permeable sebagai pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana
terjadi proses difusi, osmosis dan ultrafiltrasi.
1. Proses Difusi

Difusi merupakan proses berpindahnya suatu zat terlarut yang


disebabkan karena adanya perbedaan konsentrasi zat-zat terlarut dalam
darah dan dialisat. Perpindahan molekul terjadi dari zat yang
berkonsentrasi tinggi ke yang berkonsentrasi lebih rendah. Pada
hemodialisa pergerakan molekul / zat ini melalui suatu membran semi
permeabel yang membatasi kompartemen darah dan kompartemen dialisat.
2. Proses Ultrafiltrasi
Berpindahnya zat pelarut (air) melalui membran semi permeabel
akibat perbedaan tekanan hidrostatik pada kompartemen darah dan
kompartemen dialisat. Tekanan hidrostatik / ultrafiltrasi adalah yang
memaksa air keluar dari kompartemen darah ke kompartemen dialisat.
Besar tekanan ini ditentukan oleh tekanan positif dalam kompartemen
darah (positive pressure) dan tekanan negative dalam kompartemen
dialisat (negative pressure) yang disebut TMP (trans membran pressure)
dalam mmHg. Driving force yang digunakan pada ultrafiltrasi ini adalah
perbedaan tekanan hidrostatik antara darah dan dialyzer.
3. Proses Osmosis
Berpindahnya air karena tenaga kimiawi yang terjadi karena
adanya perbedaan tekanan osmotik (osmolalitas) darah dan dialisat. Proses
osmosis ini lebih banyak ditemukan pada peritoneal dialisis.
.

Membran semipermeabel adalah lembar tipis, berpori-pori terbuat dari


selulosa atau bahan sintetik. Ukuran pori-pori membran memungkinkan difusi zat
dengan berat molekul rendah seperti urea, kreatinin, dan asam urat berdifusi.
Molekul air juga sangat kecil dan bergerak bebas melalui membran, tetapi
kebanyakan protein plasma, bakteri, dan sel-sel darah terlalu besar untuk melewati
pori-pori membran. Perbedaan konsentrasi zat pada dua kompartemen disebut
gradien konsentrasi.
Hemodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam
keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari
hingga beberapa minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal
yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen. Penggunaan
Hemodialisa bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesejahteraan
pasien sampai fungsi ginjal pulih kembali.
Ginjal merupakan organ tubuh manusia yang mempertahankan homeostasis
dengan mengatur volume dan komposisi darah. Proses ini meliputi pengeluaran
larutan sampah organik produk metabolisme. Penyakit ginjal dapat mengganggu
fungsi nefron, dan bila sejumlah besar nefron tidak berfungsi akan tampak tandatanda gangguan fungsi ginjal : sekresi urine berkurang, albumin atau darah
terdapat dalam urine, produk metabolisme yang seharusnya diekskresi tidak
diekskresikan dan terakumulasi di dalam darah, dan keseimbangan asam basa
tubuh terganggu. Sehingga perlunya dilakukan cuci darah atau dialisis untuk tetap
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
3.2. JOYHEAL 2028

Gambar 3.4. JOYHEAL 2028


3.2.1. Spesifikasi Alat
Nama Alat
Merk
Seri
Lokasi
Power Supply
Frekuensi
Serial No
Dimensi

: HEMODIALISA
: JOYHEAL
: JH-2028
: Ruang Cendrawasih, RSUP DR.Sardjito
: 220 V/AC 10%
: 50 Hz ~ 60 Hz
: JH 10182150009A
: (Panjang Lebar Tinggi)
370mm 340mm 1570mm

Berat

: 90 kg

Daya

: 1500W

Blood Pump : 15 ~ 340ml/min (6mm)


20 ~ 460 ml/min (8mm)

Heparin Pump : 20ml/30ml/50ml


Aliran dialisat : 300ml / min ~ 800ml / min linearitas bisa
Disesuaikan.
Suhu

: 35.0 ~ 39.0

Konduktivitas : 13 mho ~ 15.5 mho

3.2.2. Bagian-bagian Alat


1. Power Switch
Sebagai tombol

ON/OFF,

saklar

yang

memutus

dan

menyambung supply dari PLN ke alat.


2. Display
Adalah bagian alat untuk menampilkan kadaan kondisi alat saat
bekerja dan juga terdapat alarm-alarm serta berfungsi untuk
melakukan settingan sebelum alat di operasikan.

Gambar 3.2. Display Alat


3. Arterial Blood Line (ABL)
Adalah tubing tubing/line plastic yang menghubungkan darah
dari tubing akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut
Inlet ditandai dengan warna merah.

4. Venouse Blood Line (VBL)

Adalah tubing/line plastic yang menghubungkan darah dari


dialiser dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien
disebut outlet ditandai dengan warna biru.

Gambar 3.3. Gambar Tubing ABL & VBL


5. Dializer /ginjal buatan
Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi dan inti
dari

alat

hemodialisis,

terdiri

dari

ruang

atau

kompartemen,yaitu:

Kompartemen darah yaitu ruangan yang berisi darah

Kompartemen dialisat yaitu ruangan yang berisi dialisat

Kedua

kompartemen

dipisahkan

oleh

membran

semipermiabel. Dialiser mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung


untuk keluar masuk darah dan dua samping untuk keluar masuk
dialisat.

Gambar 3.4. Gambar Dialiser


6. Heparin Pump
Heparin pump adalah bagian dari hemodialisa yang prinsip
kerjanya sama seperti syringe pump yang berfungsi untuk
memasukkan obat. Obat yang digunakan disini adalah heparin
yang mempunyai fungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan
darah pada saat proses pencucian darah sedang berlangsung.

Gambar 3.5. Gambar Heparin Pump


7. Blood Pump
Merupakan sebuah bagian pesawat hemodialisa yang
seperti roda motor berputar, bagian ini berfungsi untuk membuat
darah mengalir dari pasien hingga menuju ke alat (Dializer)
sampai kembali menuju ke pasien. Blood pump ini dapat
menarik darah maksimal sampai 620 ml/menit

Gambar 3.6. Gambar Blood Pump

8. Red Line Concentrate & Blue Line Concentrate


Adalah konektor yang berfungsi untuk menghubungkan
chamber biocarbonat dan acetat untuk di alirkan ke tempat mixer,
dan akan menghasilkan cairan dialisat.

Gambar 3.7. Gambar Conector


9. Bubble Trap
Suatu ruangan pada ABL dan VBL yang bertugas
menahan/mengamankan gelembung udara dalam sirkulasi darah.
Terdapat dua macam Bubble Trap, diantaranya adalah Arterial
Bubble Trap (terletak sebelum dialyzer, berfungsi menahan
udara masuk ke dalam dialyzer) dan Venous Bubble Trap
(terletak setelah dialyzer, berfungsi untuk menahan udara masuk
ke pasien).

Gambar 3.8. Bubble Trap ABL dan VBL


3.2.3. Sensor-sensor Pada Hemodialisa
a. Blood Leak Detector
Adalah sensor yang digunakan pada pesawat hemodialisa
yang berfungsi untuk mendeteksi adanya kebocoran darah pada
saat proses osmosis yang terjadi di dialyser atau hallofiber.
b. Air Bubble Detector
Adalah sensor yang digunakan pada hemodialisa yang
berfungsi untuk memdeteksi adanya gelembung udara atau tidak
pada line cairan dialisat sebelum masuk menuju ke dialiser atau
hallofiber.

c. Sensor Conductivity Cell

Adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi tingkat


dari keasaman cairan dialisat yang telah tercampur antara
biocarbonat, acetat dan RO. Tingkat keasaman dari dialisat adalah
13 mho.
3.2.4. SOP Alat JH-2028
1. Buka Kran Sumber Air.
2. On-kan Switch utama di bagian belakang mesin, tunggu sampai
LED berwarna merah.
3. Tekan Power di bagian depan.
4. Masukkan Red Line Concentrate ke container acic dan Blue Line
Concentrate ke container biocarbonat.
5. Mesin melakukan self test selama 12 menit.
6. Setelah itu mesin masuk ke mode Prime.
7. Pasang blood line, dialyzer dan heparin..
8. Pindahkan hansen connector ke dialyzer.
9. Sentuh prime.
10. Hilangkan udara dari blood line, jika sudah, sentuh blood pump
(blood pump akan berhenti).
Sentuh SETTING : dialisis setting
Set : Dialisis Time ; masukkan data
Set : UF Goal ; masukkan data
Set : Heparin Time ; masukkan data
Jika semua data sudah sesuai dengan yang dibutuhkan, sentuh OK
RETURN RETURN
11. Hubungkan blood line ke pasien.
12. Memulai dialisis ; sentuh TREATMET

bridging

RUN ( ketika sensor sensor air bubble mendeteksi darah, mesin


akan secara otomatis masuk ke mode dialisis).
13. Set batas atas dan bawah untuk TMP, artery dan vena :
Sentuh SETTING Advance Setting password 3721.
Set : TMP span : 250
Set : Artery Span : 100
Set : Vena span : 100
Sentuh OK RETURN RETURN

lalu atur agar batas bawah arteri dan vena berada di atas nol (0).
14. Jika pada saat dialisis terjadi alarm yang menyebabkan blood pump
berhenti. Sentuh bridging RUN, jika ada indicator berwarna
merah cari penyebabnya dan atasi. Jika terjadi Air Bubble
alarm, perhatikan blood line setelah vena bubble trap, pastikan
tidak ada gelembung udara, jika sudah sentuh bridging.
15. Jika dialisis telah selesai (display Time Left; 0:00, Dialisis Time
Up), sentuh RUN.
16. Lepaskan artery blood line dari pasien, lalu hubungkan ke saline.
17. Untuk mengembalikan darah ke pasien, sentuh Bridging. jika
sudah sentuh kembali Bridging.
18. Kembalikan Hansen connector, Red Line Concentrate dan Blue
Line Concentrate ke mesin.
19. Sentuh Return.
20. Masuk mode Disinfect; sentuh Disinfect.
Lakukan rinse : sentuh Rinse
Lakukan disinfect; sentuh Disinfect
Lakukan Hot Disinfect ( 1 x sehari) ; sentuh Hot Disinfect
Keluar dari mode disinfect ; sentuh Return
21. Matikan mesin : sentuh SETTING SHUT OFF
SHUT OFF. Layar akan mati

17 detik. Tunggu sampai LED

Power berwarna merah, lalu matikan saklar yang ada di belakang


alat.
22. Tutup kran air.
23. Bagian luar mesin dibersihkan dengan menggunakan kain kering
atau kain basah.
3.2.5. Prinsip Kerja Alat Hemodialisa
Pada alat hemodialisa prinsip kerja alat dibagi menjadi dua
aliran yaitu, aliran darah dan alirah cairan dialisat. Kedua aliran ini

memiliki jalur tersendiri dan akan saling berpapasan berlawanan arah


pada halowfiber (ginjal buatan).

1. Aliran Dialisat
Cairan accetat akan dipompa oleh pump A menuju ke chamber
a yang akan bercampur dengan air RO terlebih dahulu, setelah itu
keasaman dari cairan yang dicampur itu akan di ukur oleh conductivity
cell untuk mengetahui keasamannya, kemudian cairan yang tadi akan
di campur dengan biocarbonat yang di pompa oleh pump B di chamber
b kemudian di ukur lagi tingkat keasamannya dan cairan yang telah
tercampur ini disebut cairan dialisat. Setelah itu cairan akan melewati
air bubble detector untuk memastikan bahwa tidak ada gelembung
udara pada cairan dialisat kemudian baru akan masuk ke halowfiber
dan akan terjadi pertukaran zat-zat kreatin yang ada pada darah menuju
ke cairan dialisat. cairan sisa proses hemodialisis ini akan menuju ke
drain untuk di buang ke tmpat penampungan limbah namun sebelum
dibuang

cairan ini akan melalui sensor blood leak detector yang

berfungsi untuk memdeteksi adanya kebocoran darah pada proses


difusi antara darah dan dialisat.

Gambar 3.9. Gambar Aliran Dialisat

2. Aliran Darah
Darah pada pasien akan keluar melalui Arteri Blood Line
(ABL), kemudian akan menuju ke bubble trap terlebih dahulu, agar
tidak ada udara pada selang aliran darah. Darah bisa mengalir dari
pasien menuju ke alat karena ada blood pump yang berfungsi untuk
mengalirkan darah, setelah melewati bubble trap darah akan
disuntikkan heparin oleh heparin pump sebelum masuk ke halowfiber,
heparin berfungsi untuk menghindari pembekuan darah akibat dari
proses hemodialisa. Baru setelah itu darah akan masuk ke halowfiber
dan disini darah akan berpapasan dengan cairan dialisat dengan saling
berlawanan arah sehingga akan terjadi penarikan zat-zat racun atau
keratin dalam darah ke cairan dialisat. Setelah melewati halowfiber
darah akan menuju ke bubble trap dulu sebelum masuk kembali ke
pasien melalui Vena Blood Line (VBL). Proses ini akan berlangsung
selama 4 jam dan maksimal dalam seminggu selama 12 jam.

Gambar 3.10. Gambar Aliran Darah


3.2.6. Block Diagram

Gambar3.11. Gambar Block Diagram

Keterangan Block Diagram :


1. PLN adalah sumber tegangan untuk alat.
2. Power Supply berfungsi untuk menyesuaikan tegangan untuk
masing-masing komponen alat sesuai yang di butuhkan.
3. Alarm adalah indikator jika terjadi alarm atau masalah pada alat,
berupa bunyi buzzer dan lampu.

4. Display untuk menampilkan kondisi alat seperti AV, VP, UF Goal,


Heparin.
5. Keyboard untuk mensetting alat.
6. Blood Leak Detector sensor yang mendeteksi darah.
7. V.P Monitor untuk mendeteksi tekanan pada pembuluh Vena.
8. A.P Monitor untuk mendeteksi tekanan pada pembuluh Arteri.
9. Air Bubble Detector untuk mendeteksi adanya gelembung udara.
10. Blood Pump adalah motor untuk memompa darah.
11. Heparin Pump adalah motor untuk memompa heparin.
12. Pump A untuk memompa cairan Accetat.
13. Pump B untuk memompa cairan Biocarbonat.
14. Conductivity Cell A untuk mendeteksi kadar keasaman pada
chamber A.
15. Conductivity Cell B untuk mendeteksi kadar keasaman pada
chamber B.
Cara Kerja Block Diagram :
Tegangan PLN masuk ke power supply yang nantinya akan
mendistribusikan tegangan ke masing-masing bagian alat sesuai dengan
kebutuhannya. Pada keyboard memasukkan input UF goal, dialisis time,
dan heparin time dan sinyal akan masuk ke main board selanjutnya akan
memerintahkan untuk Pump A bekerja untuk menarik Accetat ke chamber
A untuk di campur dengan RO, conductivity cell chamber A akan
medeteksi kadar keasamannya terlebih dahulu jika sudah sesuai maka
cairan yang sudah tercampur tadi akan menuju ke chamber B. Kemudian
pump B akan menarik biocarbonat untuk di campur dengan cairan dari
chamber A tadi, setelah tercampur akan di deteksi kadar keasamannya jika
sudah sesuai maka cairan dialisat sudah bisa digunakan. Selanjutnya main
board memerintahkan blood pump bekerja sehingga darah akan mengalir
dari pasien menuju ke alat yang nantinya akan berpapasan dengan cairan

dialisat pada halowfiber. Tekanan pada darah selama proses HD akan di


monitor oleh A.V monitor dan V.P monitor yang akan memberikan sinyal
ke main board yang selanjutnya akan di tampilkan pada display alat. Main
Board juga akan memerintahkan heparin pump bekerja untuk memberikan
obat heparin pada darah agar tidak terjadi pembekuan darah. Blood leak
detector akan memberi sinyal kepada Main Board jika mendeteksi adanya
kebocoran darah yang masuk ke saluran dialisat dan air bubble akan
memberi sinyal kepada Main Board jika mendeteksi adanya gelembung
udara pada saluran dialisat. Selanjutnya main board akan memerintahkan
untuk blood pump bekerja untuk menghentikan proses hemodialisa dan
alarm akan berbunyi dan lampu alarm akan menyala.

Anda mungkin juga menyukai