Anda di halaman 1dari 27

DENGUE SYOK SYNDROM

Adalah penyakit DHF yang mengalami rejatan


atau syok.
( Mansjoer, Arief.dkk;2001.428)

Etiologi
Virus dengue dengan serotype Den-1 sampai dengan
Den-4 yang ditularkan melalui vector Nyamuk Aedes
Aegypi

Manifestasi klinis
Memiliki variasi klinis yang bervariasi :
Ringan
Demam dengue
Demam berdarah dengue
Dengue syndrome syok
Kreteria klinis :
Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari, sebab tidak jelas,
tidak dapat dipengaruhi oleh antipiretika/surface cooling
Lemah, lesu
Nafsu makan berkurang
Nyeri anggota badan, punggung, kepala, sendi
Pembesaran hati
Syok dd :
Nadi lemah dan cepat, sampai tak teraba
Tekanan darah turun 80 mmmhg/o
Kulit teraba dingin, lembab terutama ekstermitas
Ge lisah s.d penurunan kesadaran
Dapat meninbulkan kematian

UJI TORNIQUET/TEST RL(RUMPLED)

Manifestasi perdarahan : ptekie

PURPURA

EPITAKSIS

PERDARAHAN GUSI

PEMBAGIAN/DERAJAT DBD
MENURUT WHO
Derajat I
Demam mendadak yang disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet positif (RL + )
Derajat II
Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain.
Derajat III
Derajat II dan ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat
dan lembut,tekanan darah menurun ( < 20 mmHg) atau hipotensi
disertai kulit dingin,lembab dan pasien menjadi gelisah
Derajat IV
Derajat III ditambah syok berat dengan nadi tak teraba dan tekanan
darah tak terukur penurunan kesadaran,asidosis dan sianosis.
Terjadinya renjatan/shock stlh demam turun yaitu hari ke 3 sampai ke 7
bahkan ada yg sampai hari ke 10

PATOFISIOLOGI

Virus dengue masuk dalam sirkulasi darah


viremia sistem imun komplemen c3 dan c5
aktif histamine peningkatan permebilitas
dinding pembuluh darah perembesan plasma
dan elektrolit ke ruang interstisil hipotensi,
hipokosentrasi (HT ),hipoproteinemia, efusi
cairan pada rongga serosa. syok plasma
berkurang s.d 30% dlm 24-48 jamrejatan
hipovolemiaanoksia jaringan ,asidosis
metabolic pergeseran ion kalsium dari intra ke
ekstra selular. Diikuti penurunan kontraksi otot
jantungmemperberat kondisi
rejatan/shock.perdarahan saluran cerna.

Perdarahan disebabkan :
Permebiltas dinidng pembuluh darah
trombositopenia, kelainan sistem koagulasi, DIC,
apabila disertai dengan rejatan yang tidak tertangani
perdarahan hebat di semua organ vital
kematian.
(Rampengan dkk;1997.143)
Penyakit infeksi tropis pada anak

DIAGNOSA MEDIS
Penegakan diagnosa berdasar WHO terdiri dari 4
kriteria :

2 kreteria klinik (Satu diantaranya


adalah demam)

2 kreteria laboratorium
Derajat I dan II disebut DHF/DBD

Derajat III dan IV disebut DHF/DBD dengan


rejatan atau DSS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.

Meningginya nilai hematokrit/Ht > 20%


Trombositopenia dibawah 100.000/mm3
Sediaan harus darah tepi yaitu t'dapat fragmentosit yg
menandakan t'jadinya hemolisis.
Sumsum tulang terdapat hipoplasi system eritopoietik yang
disertai hiperplasi system RE
Kelainan elektrolit :
a. HiponatremiaN : 135-145 meq
b. Hiperkalemia N : 3,5-5,0 meq
c. Asidosis metabolic dengan alkalosis kompensatori
d. Osmolalitas plasma menurun. N : 255-299 ml/osmel/kg
Tekanan koloid onkotik menurun
Protein plasma menurun
Serum transaminase sedikit meninggi.
SGOT LK:37 PR :31, SGPT LK: 42 PR:32

HAEMATO

Nilai normal

KRIT

ANAK

33-38 %

DEWASA

40-48 %

WANITA

37-43 %

TROMBOSIT 200-400 mm

Hematokrit menunjukkan persentase zat padat


(kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan
jumlah cairan darah. Semakin tinggi persentase
HMT berarti konsentrasi darah makin kental.
Hal ini terjadi karena adanya perembesan
(kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh darah
sementara jumlah zat padat tetap, maka darah
menjadi lebih kental

Trombosit adalah komponen sel darah yang


berfungsi dalam proses menghentikan
perdarahan dengan membentuk gumpalan.
Penurunan sampai di bawah 100.000
permikroliter (Mel) berpotensi terjadi
perdarahan dan hambatan pembekuan darah.

PENATALAKSANAAN DSS
o Atasi segera hipovolemia
o Lanjutkan p'nggantian cairan yg msh trs keluar
dr pembuluh darah slama 12 -24 jam / paling
lama 48 jam
o Koreksi keseimbangan asam-basa
o Beri darah segar bila ada perdarahan hebat.
Pantau lab 4 jam sekali bila perlu

TERAPI CAIRAN/VOLUME
REPLACEMENT
Deficit volume cairan hipovolumeia
Shock/rejatan pada kasus DBD
1.
2.
3.

4.

Mengatasi renjatan kristaloid, isotonis


Cairan maintance/rumatan
Plasma /plasma expander diberikan apabila
tidak ada perbaikan setelah pemberian
kristaloid
Transfusi darah

Ket No 1 Mengatasi Rejatan


Dosis /kecepatan cairan yang biasa diberikan ialah 2040 ml/kg,bb dalam waktu 1-2 jam, untuk renjatan berat
kecepatan tetesan 20 ml/kg.bb/jam yang dapat diulangi
hingga 2 kali kalau dengan kecepatan tetesan tersebut
tidak dapat dicapai maka bisa diberikan melalui spuit
sebanyak 100-200ml karena kemungkinan vena telah
mengalami kolaps.sedangkan untuk menentukan
tetesan cairan dilakukan guyur atau tidak maka
dilakukan pengukuran CVP kalau hasil CVP < 5cm
maka cairan dilakukan dengan cara guyur sampai CVP
dapat dipertahankan antara 5-8 cm H2O

KET NO 2. Jenis cairan rumatan :

D5/10;NaCl 0,9% = 3:1 untuk anak besar sedangkan


untuk bayi 4:1
D5 dlm NaCl 0,225 kedalam cairan ini ditambahkan KCL
10 mEq,vit B complex,Vit.C.
D5/D10 + KCL 10 mEq/botol bila kadar natrium dan
klorida dalam serum tinggi.
NaCl 0,9% : D10
2/3 cairan kristaloid + 1/3 cairan plasma expander.
Pemberiannya adalah 100-150 ml/kg.bb/hari

Ket no.3 Jenis Plasma Expander


a. Plasbumin ( human albumin 255)
b. Plasmanate ( plasma protein fraction 5%)
c. Plasmafuchin
d. Dextran L40
Diberikan 10-20ml/kgbb dalam 1-2 jam

Ket . No 4 Transfusi Darah


Sebaiknya darah segar
Diberikan pd perdarahan hebat baik dgn
hematemesis/melena yg memerlukan tamponade.
Diberika pd 24 -48 jam setelah pengobatan syok anak
jatuh dalam keadaan syok lagi
Ht rendah ( < 35% - 40% ) tetapi anak masih syok
Dosis 10-20 ml/kg.bb dapat ditambah apabila
perdarahan masing berlangsung.

OBAT-OBAT YANG DIBERIKAN


Antibiotik

prolonged shock,infeksi sekunder,profilaksis


Antivirus isoprinosin 4x50mg/kgbb/hr
Heparin DIC penyebab perdarahan (0,5mg/kgbb/iv 4-6
jam)
Kortikosteroid mencegah adhesi agregasi trombosit
kapiler jarang digunakan kecenderungan perdarahan
Carbozochrom sodium sulfonat bila ada perdarahan GI
Dopamin dipertimbangan bila rejatan belum teratasi
Sedative-anti konvulsan apabila gelisah dan kejang
Antasida muntah hebat, nyeri epigastrum yg tdk jelas
Diuretika diberikan pd kasus overhidasi
Digitalis ada indikasi gagal jantung

KOMPLIKASI

Perdarahan massif
Kegagalan pernafasan karena edema paru dan
kolaps paru
Ensefalopati dengue
Kegagalan jantung.

DAFTAR PUSTAKA
Sumarmo,s dkk, Buku Ajar Infeksi & Penyakit
Tropis pada Anak,IDAI Jakarta 2008
Rampengan T.H dkk , penyakit infeksi tropic
pada anak, EGC,1997
http:// anita-mail
2080.blogfriendster.com/2009/02/dengue- syoksyndrome-grade-iia/

Anda mungkin juga menyukai