Anda di halaman 1dari 163

9

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah suatu proses merantai yang berkesinambungan dan

terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum,

konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. 8

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

trimester. Trimester pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan,

trimester kedua dimulai dari 4 bulan sampai 6 bulan, dan trimester ketiga

dari 7 bulan sampai 9 bulan. 10

2. Macam-Macam Kehamilan

a. Berdasarkan tempat kehamilan

1) Intrauteri adalah kehamilan secara umum yaitu kehamilan yang

pertumbuhan embrio/janin berada di dalam rahim.

2) Extrauteri adalah kehamilan yang perkembangan janinnya berada

diluar rahim, biasanya terjadi disaluran tuba falopi. Kehamilan ini

biasa disebut dengan hamil diluar kandungan. Kehamilan ini tidak

mungkin berkembang dan berlanjut, karena akan membahayakan ibu

9
10

serta janinnnya. Selain itu, janin tidak mungkin bisa hidup lebih lama

lagi sebab ruang hidup seharusnya berada di dalam rahim, bukan

disaluran tuba falopi, sehingga kehamilan ini menyebabkan kematian

janin.

b. Berdasarkan frekuensi Kehamilan

1) Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali.

2) Multigravida adalah wanita yang pernah melahirkan bayi beberapa

kali (sampai 5 kali).

3) Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan bayi sebanyak

5 kali atau lebih, hidup atau mati.11

3. Proses Terjadinya Kehamilan

a. Sperma memasuki vagina

Sperma diejakulasikan di forniks vagina saat koitus menuju ke

ampula tuba sebagai tempat fertilisasi.

b. Proses kapasitasi

Sperma mengalami perubahan biokimiawi agar lebih kuat untuk

mencapai ampula tuba.

c. Reaksi akromosom

Sperma mengadakan pengeluaran cairan hyaluronidase dan tripsin

agar bisa menembus lapisan oosit atau ovum.

d. Sperma memasuki zona pellusida dan corona radiate

Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan

mengencerkan corona radiata dan zona pellusida.


11

e. Reaksi granula kortikal

Granula kortikol merupakan sel-sel granulose yang berada

disekitar oosit yang akan menutup setelah satu buah sperma masuk

kedalam oosit, sehingga mencegah sperma yang lain untuk masuk.

f. Fertilisasi

Fertilisasi adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara

sperma dengan ovum. Dengan cara, kepala sperma membesar dan inti sel

sperma membentuk pronukleus pria. Inti sel ovum membentuk

pronukleus wanita. Kedua pronukleus berfusi (bersatu). Kedua sel ini

bersatu dan membentuk zigot yang terdiri atas bahan gen wanita dan pria.

Setelah beberapa jam terjadilah pembelahan zigot. Segera setelah

pembelahan sel terjadi maka pembelahan-pembelahan selanjutnya akan

berjalan dengan lancar dan akhirnya dalam waktu 3 hari terbentuk suatu

kelompok sel-sel yang sama besarnya yang disebut morula, dan proses

selanjutnya morula membentuk blastula.

g. Implantasi/nidasi

Implantasi/nidasi adalah peristiwa tertanamnya sel telur yang telah

dibuahi ke dalam endometrium.

Blastula diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblast,

yang mampu menghancurkan atau mencairkan jaringan. Ketika blastula

mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam fase

sekresi. Blastula yang berisi masa sel dalam (inner cell mass) akan

mudah masuk ke dalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian


12

sembuh dan menutup lagi. Itulah sebabnya kadang-kadang pada saat

nidasi terjadi sedikit pendarahan akibat luka desidua yang disebut dengan

tanda hartman. Umumnya nidasi terjadi pada dinding depan atau

belakang rahim (corpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi,

dimulailah differensiasi sel-sel blastula. Sel-sel lebih kecil yang terletak

dekat ruang esocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan

sel-sel yang lebih besar menjadi entoderm dan membentuk ruang

amnion. Terbentuklah suatu lempeng eprional diantara amnion dan yolk

sac. Sel-sel trofomblast mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah

akan melapisi bagian dalam trofoblast, sehingga terbentuklah sekat

korionik yang kelak menjadi korion. Sel-sel trofomblast tumbuh menjadi

dua lapisan, yaitu sititrofomblast (sebelah dalam) dan sinsiotrofomblast

(sebelah luar). Filikorialis yang berhubungan dengan desidua basalis

tumbuh bercabang-cabang dan disebut sebagai korion flondosum,

sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis (korion leave)

kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang. Dalam

peringkat nidasi trofoblast dihasilkan hormon humen corionic

gonadotropin (HCG).9

4. Perubahan dan Perkembangan Janin

a. 0-4 Minggu

Pada minggu-minggu awal ini, perkembangannya ditandai dengan

munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih

sederhana, dan tanda- tanda wajah yang akan terbentuk.


13

b. 4-8 Minggu

Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 4 minggu, jantung

janin mulai berdetak, dan semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk.

Muncul tulang-tulang belakang wajah, mata, telinga kaki dan tangan.

Panjang embrio kira-kira 12 mm. Gerakan pertama daoat dideteksi USG

mulai dari minggu ke 6. Minggu ke 8 menandai akhir dari masa embrio.

c. 8-12 Minggu

Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ tubuh utama janin

telah terbentuk. Kepalanya berukuran lebih besar dari pada badannya,

sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat.

Dan memilliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam

rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktifitas

seperti menendang dengan lembut. Organ-organ utama janin kini telah

terbentuk. Panjang janin kira-kira 9 cm dan berat 14 gram. Sirkulasi fetal

telah berfungsi secara penuh. Traktus renalis sudah berfungsi. Terdapat

reflek menghisap dan menelan. Genetalia eksterna telah tampak dan

dapat ditetapkan jenis kelaminnya.

d. 12-16 Minggu

Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya apat

didengarkan melalui ultrasonografi (USG). Wajahnya mulai dapat

menunjukan ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata.

Kemudia janin sudah mulai dapat memutar kepalanya dan membuka

mulut. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna. Panjang badan


14

kira-kira 16 cm pada akhir menggu ke 16 dengan berat 100 gram. Kulit

sangat tembus pandang sehingga vase darah dapat terlihat.

e. 16-20 Minggu

Janin mulai bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi tetap

telah muncul dibelakang gigi susu. Tubuhnya ditumbuhi rambut halus

yang disebut lanugo. Janin bisa menghisap jempol dan bereaksi terhadap

suara ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa

membedakan rasa manis dan pahit. Sidik jari mulai tampak. Kecepatan

pertumbuhan mulai berkurang. Jantung janin dapat di dengar oleh

monoaural setelah 20 minggu.

f. 20-24 Minggu

Pada saat ini ternyata besar tubuh janin mulai sebanding dengan

badannya. Alat kelaminnya mulai terbentuk, cuping hidungnya mulai

terbuka dan mulai melakukan gerakan pernafasan. Pusat-pusat tulangnya

mulai mengeras. Selain itu, mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk

tidur.

g. 24-28 Minngu

Di bawah kulit, lemak sudah mulai menumpuk, sedangkan dikulit

kepalanya rambut mulai bertumbuhan, kelompok matanya membuka, dan

otaknya mulai aktif. Janin dapat mendengar, baik suara dari dalam

maupun dari luar (lingkungan). Janin dapat mengenali suara ibunya dan

detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh


15

dikatakan pada masa ini merupakan masa-masa bagi sang janin

mempersiapkan diri menghadapi hari kelahirannya.

h. 28-32 Minggu

Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karna beratnya yang

semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila

melihat cahaya melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mulai

mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna.

i. 32-36 Minggu

Lanugo sebagian besar telah terlepas/rontok tetapi kulit masih

tertutup oleh vernix caseosa. Pada laki-laki, testis terdapat didalam

skrotum, sedangkan pada perempuan ovarium masih berada disekitar

cavitas pelpic.

j. 36 -40 Minggu

Kepalanya sudah berada pada rongga panggul, seolah-olah

mempersiapkan diri bagi kelahirannya ke dunia. Ia kerap berlatih

bernapas, menghisap dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur

tubuhnya mulai menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi

baru lahir) yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah lahir. Saat ini

persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja.13

5. Tanda-Tanda Kehamilan

a. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

1) Amenorrhea (telat datang bulan)

2) Morning sickness (mual dan muntah di pagi hari)


16

3) Mengidam

4) Sinkope atau pingsan

5) Mostodinia, yaitu rasa kencang dan sakit pada payudara di sebabkan

payudara membesar dan tegang.

6) Miksi (Sering BAK)

7) Konstipasi atau Obstipasi

8) Pigmentasi Kulit

a) Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi, dahi, punggung hidung

sehingga warna kulit menjadi kehitam-hitaman, disebut cloasma

gravidarum, yang disebabkan tubuh memproduksi melanin

berlebih, sehingga dapat melindungi kulit dari ultraviolet. Biasanya

muncul pada kehamilan 16 minggu.

b) Pada dinding perut terdapat striae albican, yaitu gurat (striae) yang

berwarna putih untuk mulitigravida. Sedangkan striae livide, yaitu

gurat (striae) yang berwarna biru untuk primigravida.

c) Linea nigra, yaitu garis vertikal pada perut yang berwarna hitam

kecoklatan. Biasanya memiliki lebar 1 cm dan kadang melintasi

pusar yang muncul pada trimester kedua. Linea nigra disebabkan

oleh pigmentasi akibat perubahan hormon, dimana otot perut

meregang dan sedikit memisah untuk memberi ruang pada bayi.

Garis akan memudar dalam beberapa minggu setelah melahirkan.

Sedangkan linea alba, yaitu garis yang berwarna putih pada perut.
17

d) Pada sekitar payudara terdapat hiperpigmintasi pada bagian areola

mammae, puting susu makin menonjol.

Perubahan-perubahan ini disebabkan oelh stimulasi MSH

(Melanocyte Stimulating Hormone).14

9) Epulis (hipertrofi gusi)

10) Varises

11) Mudah Lelah (Fostigue)

12) Perubahan berat badan

Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan

karena nafsu makan menurun akibat muntah-muntah. Pada bulan

selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil

menjelang aterm. 11

b. Tanda Kemungkinan Kehamilan

1) Perut membesar

Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena

pada saat itu uterus telah keluar dari rongga panggul dan menjadi

organ rongga perut.

2) Perubahan pada uterus

Uterus mengalami perubahan ukuran menjadi lebih besar,

bentuknya globuler dan konsistensi lunak. Teraba ballotemen yang

muncul pada usia 16-20 minggu, setelah rongga rahim mengalami

obliterasi dan cairan amnion cukup banyak. Balotemen adalah tanda

ada benda terapung atau melayang dalam cairan.


18

3) Suhu basal

Suhu basal sesudah ovulasi tetap tinggi, antara 37,2-27,8˚C

adalah salah satu tanda akan adanya kehamilan.11

4) Pada pemeriksaan dalam di temui perubahan-perubahan pada serviks

a) Tanda Hegar, yaitu perubahan pada rahim menjadi lebih panjang

dan lunak pada daerah itsmus uteri sehingga seolah-olah kedua jari

dapat saling bersentuhan. Tanda ini mulai terlihat pada minggu ke

6, dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.

b) Tanda Chadwicks, yaitu vagina dan vulva mengalami peningkatan

pembuluh darah (hipervaskularasi) sehingga makin tampak lebih

merah agak kebiru-biruan (lividea) karena pengaruh estrogen.

Warna portio pun tampak lividea.

c) Tanda Goodell’s, yaitu serviks terasa lebih lunak melalui

pemeriksaan bimanual.

d) Tanda Piscaceks yaitu adanya pelunakan dan pembesaran pada

unilateral pada tempat implantasi.

e) Tanda Mc Donald, yaitu fundus dan serviks bisa dengan mudah

difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya

jaringan isthmus.8

c. Tanda Pasti Kehamilan

1) Gerakan janin dalam rahim (Quicening)

2) Teraba bagian-bagian janin

3) Terdengar denyut jantung janin


19

4) Pemeriksaan USG terlihat adanya janin

5) Tanda Braxton Hicks, yaitu adanya kontraksi pada rahim yang

disebabkan karena adanya rangsangan pada uterus.

6. Perubahan Anatomi Fisiologis

a. Sistem Reproduksi

1) Vulva dan vagina

Pada trimester I, karena pengaruh hormon estrogen dan

progesteron, vulva vagina mengalami peningkatan pembuluh darah

sehingga nampak semakin merah kebiru-biruan.

Pada trimester II, karena hormon estrogen, progesteron,

oksigenasi dan nutrisi ke alat genetalia terus meningkat dan terjadi

hipervaskularisasi mengakibatkan pembuluh darah alat genetalia

membesar. Peningkatan kongesti ditambah relaksasi dinding

pembuluh darah dan uterus yang berat dapat menyebabkan timbulnya

oedema dan varises vulva pasca postpartum. 11

Sedangkan pada trimester III, dinding vagina mengalami banyak

perubahan yang merupakan persiapan untuk mengalami peregangan

pada waktu persalinan dengan meningkatnya ketebalan mukosa,

mengendornya jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos serta

pemanjangan vagina. Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi,

dimana sekresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH antara 3,5-

6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat


20

glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari

lactobacillus acidophilus.16

2) Serviks

Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah

menjadi lunak. Disebabkan pembuluh darah dalam serviks bertambah

banyak karena timbulnya oedema dari serviks dan hyperplasia

serviks. Pada akhir kehamilan serviks menjadi sangat lunak dan portio

menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki

dengan mudah oleh satu jari. 16

3) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.

Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan

kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah

menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta dan

cairan amnion yang volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat

mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gr.

Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel

otot, sementara produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan

dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama

pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan

kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-bulan pertama

akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahnya usia kehamilan


21

akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm

bahkan kurang.

Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh

hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron akan tetapi, setelah

kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi

oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan, tuba fallopi,

ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks

fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas

pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-

sel otot uterus, dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi

plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian

lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini

dikenal dengan tanda piscaseck.

Pada minggu-minggu pertama kehamilan uterus masih seperti

buah alpukat kehamilannya, daerah fundus dan korpus akan membulat

dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12 minggu.

Pada akhir kehamilan 12 minggu uterus akan menyentuh

dinding abdominal mendorong usus ke samping, keatas, terus tumbuh

hingga hampir menyentuh hati seiring perkembangannya. Sejak

trimester pertama kehamilan uterus akan mengalami kontraksi yang

tidak teratur dan umumnya tidak disertai nyeri. Pada trimester kedua

kontraksi ini dapat di deteksi dengan pemeriksaan bimanual.

Fenomena ini disebut Braxton Hicks. Pada bulan terakhir kehamilan


22

biasanya kontraksi ini sangat jarang dan meningkat pada satu atau dua

minggu sebelum persalinan. 16

4) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda hanya satu korpus luteum yang dapat

ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-

7 minggu di awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai

penghasil progeteron dalam jumlah yang relatif minimal. 16

b. Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

membesar dan tegang akibat hormon somatomamotropin, estrogen dan

progesteron. Papila mamae akan membesar, lebih tegang dan lebih

hitam. Grandula Montgomery tampak lebih jelas menonjol di permukaan

areola mamae. Rasa penuh, peningkatan sensitifitas rasa geli dan berat

pada payudara mulai timbul sejak minggu ke enam.11

Setelah 8 minggu payudara akan bertambah ukurannya dan vena-

vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar,

kehitaman dan tegak.

Setelah 12 minggu cairan kuning bernama kolostrum akan keluar.

Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.

Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat di produksi karena

hormon prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting hormone. Setelah

persalinan kadar progesteron dan estrogen menurun sehingga pengaruh


23

inhibisi progesteron terhadap α-laktalbumin akan hilang. Peningkatan

prolaktin akan merangsang sintesis lactose dan pada akhirnya akan

meningkatkan produksi air susu. 16

c. Sistem Kardiovaskuler

Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke placenta uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh

darah yang membesar, mamae dan alat lain yang memang berfungsi

berlebihan dalam kehamilan. Perubahan fisiologi pada kehamilan normal

adalah perubahan hemodinamik maternal, meliputi :

1) Retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung.

2) Anemia relatif.

3) Akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun.

4) Tekanan darah arterial menurun. Tekanan darah akan turun selama 24

minggu pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer

vaskuler resistensi yang disebabkan oleh pengaruh pergangan otot

halus oleh progesteron. Selama kehamilan normal cardiac output

meningkat sekitar 30-50 % dan mencapai level maksimumnya selama

trimester pertama atau kedua tetap tinggi selama persalinan.

5) Curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I,

menetap sampai akhir kehamilan.

6) Volume darah maternal keseluruhan bertambah sampai 50%.

7) Volume plasma bertambah lebih cepat pada awal kehamilan,

kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan. Pada


24

usia kehamilan 16 minggu mulai jelas terjadi hemodilusi. Setelah 24

minggu tekanan darah sedikit demi sedikit naik kembali pada tekanan

darah sebelum aterm. Hemodilusi penambahan volume darah sekitar

25% dengan puncak pada usia kehamilan 32 minggu, sedangkan

hematokrit mencapai level terendah pada minggu 30-32 minggu.14

d. Perubahan pada Sistem Respirasi

Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma

juga terdorong ke cranial. Terjadi hiperventilasi dangkal (pernapasan

menjadi 20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest compliance)

menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional

residual capacity) menurun. kapasitas vital menurun.

e. Sistem Gastrointestinal/ Pencernaan

Estrogen dan HCG meningkat sehingga menyebabkan mual dan

muntah, selain itu terjadi perubahan peristaltik dengan gejala sering

kembung, konstipasi, lebih sering lapar/perasaan ingin makan terus

(mengidam), juga akibat peningkatan asam lambung. Pada keadaan

patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai lebih dari

10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).17

Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan

muntah yang terjadi, pada beberapa wanita ditemukan adanya ngidam

makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita

tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.
25

Pada trimester II dan III, biasanya terjadi konstipasi karena

pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung

juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga

perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran

pencernaan, usus besar ke arah atas dan lateral. Wasir cukup sering

terjadi pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya

tekanan vena-vena dibawah uterus termasuk hemoroid. Panas perut

terjadi karena terjadinya aliran balik asam gas ke dalam esofagus bagian

bawah.11

f. Sistem Metabolisme

Basal metabolic rate meningkat sampai 15-20%, terjadi juga

hipertrofi tiroid. Kebutuhan karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari.

Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin.

Kadar kolesterol plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan

kalsium, fosfor, dan magnesium meningkat. Fe dibutuhkan sampai kadar

800 mg untuk pembentukan hemoglobin tambahan.

Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal,

terjadi kadar glukosa plasma ibu yang lebih rendah secara bermakna

karena :

1) Ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat, produksi glukosa dari

hati menurun.

2) Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun,

aktifitas ekskresi ginjal meningkat.


26

3) Efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon-

hormon plasenta lainnya, hormon-hormon ovarium, hipofisis,

pankreas, adrenal, growth factors, dsb). 16

g. Perubahan pada Traktus Urinarius/Perkemihan

Pada trimester I, kandung kencing tertekan sehingga sering timbul

kencing. Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan

sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan juga mengekresi produk sampah

janin. Ginjal pada kehamilan sedikit bertambah besar, panjang bertambah

1-1,5 cm. Volume renal meningkat 60 mL dari 10 mL pada wanita yang

tidak hamil.11

Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururun akibat

pengaruh estrogen dan progesteron. Laju filtrasi meningkat sampai 60%-

150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus,

menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar

kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal

ini dianggap normal.14

Pada trimester II, kandung kencing tertekan oleh uterus mulai

berkurang, karena uterus sudah mulai keluar dari rongga panggul ke arah

abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm karena kandung kemih

bergeser ke arah atas. Tonus kandung kemih dapat menurun, sehingga

distensi kandung kemih sampai sekitar 1500 mL.

Pada trimester III, kepala janin sudah masuk PAP sehingga keluhan

sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan memulai
27

tertekan kembali. Perubahan-perubahan ini membuat pelvis dan ureter

mampu menampung urine dalam volume yang lebih besar dan juga

memperlambat laju aliran urin.11

h. Sistem Integumen

Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormone

menyebabkan perubahan berupa hiperpigmentasi pada wajah (cloasma

gravidarum), linea alba (-> linea grisea), dan linea nigra.14

Perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan ketebalan kulit

dan lemak subdermal, pertumbuhan rambut dan kuku, percepatan

aktifitas kelejar keringan dan kelenjar sebasea, peningkatan sirkulasi dan

aktifitas, jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan strie

gravidarum livide atau alba (tanda regangan). Setelah persalinan

hiperpigementasi ini akan menghilang. Pada multigravida selain striae

kemerahan ini sering kali di temukan garis bewarna perak berkilau yang

merupakan sikatrik dari striae sebelumnya.11

i. Sistem Endoktrin

Pada trimester I terjadi perubahan besar pada sistem endoktrin yang

penting terjadi untuk mempertahankan kehamilan, pertumbuhan normal

janin dan nifas. Test HCG positif dan kadar HCG meningkat cepat

menjadi 2x lipat setiap 48 jam sampai kehamilan 6 minggu. Perubahan-

perubahan hormonal selama kehamilan terutama akibat reproduksi

estrogen dan progesterone plasenta dan juga hormon-hormon yang

dikeluarkan oleh janin.


28

Pada trimester II adanya peningkatan hormon estrogen dan

progesteron serta terhambatnya pembentukan FSH dan LH. Sedangkan

pada trimester III, kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15

mL pada saat persalinan akibat dari hyperplasia kelenjar dan peningkatan

vaskularisasi.11

j. Sistem Muskuluskeletal

Akibat peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, terjadi

relaksasi dari jaringan ikat, kartilago, dan ligamen juga meningkatkan

jumlah cairan synovial. Hal ini menyebabkan peningkatan mobilitas dari

sambungan/otot terutama otot pada pelvic, menyebabkan ketidaknyaman

dan rasa sakit pada bagian belakang yang tambah sering dengan

penambahan umur kehamilan.Akibat kompensasi dari pembesaran uterus

ke posisi anterior, terjadi perubahan sikap ibu sehingga menyebabkan

perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir

kehamilan.

k. Kenaikan Berat Badan

Pada dua bulan pertama kenaikan berat badan belum terlihat, tetapi

baru nampak dalam bulan ketiga. Pada trimester II kenaikan berat badan

0,4-0,5 kg/minggu selama kehamilan. Pada trimester III kenaikan berat

badan sekitar 5,5 kg dan sampai akhir kehamilan 11-12 kg.11

7. Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil

a. Trimester Pertama
29

a. Segera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan esrtrogen

dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbul mual

muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan besarnya payudara.

b. Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya.

c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa

dirinya memang hamil.

d. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan.

Bahkan kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.

e. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat

perhatian dengan seksama.

f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap

wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

b. Trimester Kedua

a. Ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih

tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang.

b. Perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban.

c. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan

gerakan bayinya sehingga ibu mulai merasakan kehadiran bayinya.

d. Ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang

dirasakannya pada trimester pertama.

e. Libido meningkat.

f. Menuntut perhatian untuk cinta.


30

g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari

dirinya.

h. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan

persiapan untuk peran baru.

c. Trimester ketiga

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu atau

waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran

bayinya.

a. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang

mengingatkan ibu akan bayinya.

b. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir

sewaktu-waktu, menyebabkan ibu meninggkatkan kewaspadaan

akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan.

c. Ibu sering kali merasa khawatir jika bayi yang akan dilahirkannya

tidak normal.

d. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan

tidak menarik.

e. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.

f. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

g. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

h. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.


31

i. Merasa kehilangan perhatian.

j. Perasaan mudah terluka atau sensitif.

k. Libido menurun.13

8. Kebutuhan Ibu Hamil

a. Support keluarga

b. Support dari tenaga kesehatan

c. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

d. Persiapan menjadi orang tua

e. Sibling11

f. Perawatan payudara saat hamil mulai dilakukan setelah kehamilan

berusia 5-6 bulan. Jika sebelum itu, perangsangan pada puting malah bisa

menimbulkan kontraksi rahim. Dengan melakukan pemijatan payudara

dan senam payudara secara teratur serta memakai bra yang pas

menyangga payudara.

g. Nutrisi untuk ibu hamil

Bagi ibu hamil dalam mengkonsumsi makanan yang harus

diperhatikan adalah vitamin dan mineral karena penting bagi kesehatan

dirinya dan janin. Nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan antara lain:

1) Protein, sangat besar peranannya dalam memproduksi sel-sel darah.

2) Karbohidrat, dibutuhkan untuk energi tubuh sehari-hari.

3) Kalsium, diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta

melindungi ibu hamil dari osteoporosis Jika kebutuhan kalsium ibu

hamil tidak tercukupi, maka kekurangan kalsium akan diambil dari


32

tulang ibu. Sumber kalsium yang lain adalah sayuran hijau dan

kacang-kacangan. Saat ini kalsium paling baik diperoleh dari susu

serta produk olahannya. Susu juga mengandung banyak vitamin,

seperti vitamin A, D, B2, B3, dan vitamin C.

4) Zat besi, sangat penting dalam membantu proses produksi sel-sel

darah merah, utamanya untuk mencegah timbulnya anemia.

5) Asam folik, berdasar beberapa temuan para pakar kesehatan, wanita

hamil yang kekurangan asam folik besar risikonya mengalami

keguguran ataupun kerusakan pada janin.

6) Lemak, bagi wanita hamil, lemak besar sekali manfaatnya untuk

cadangan energi tubuh, agar sebentar-sebentar tubuh tidak terasa

lelah.

7) Mineral sebagai zat pengatur dapat diperoleh dari buah-buahan dan

sayur-sayuran.

8) Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem saraf, otot dan

jantung agar berfungsi secara normal. Dapat dijumpai pada sereal,

biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, ragi, telur dan produk

susu.

9) Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang

bayi. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan

susu.
33

10) Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.

Makanlah biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan, minyak

sayur dan sayuran hijau.

11) Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah,

banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam,

kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat

dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama

hamil adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama

kehamilan. Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan

otak, sampai cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak

janin. 14

h. Senam Hamil

a. Definisi senam hamil

Senam hamil merupakan senam yang dilakukan untuk

mempersiapkan dan melatih otot-otot sehingga dapat dimanfaatkan

untuk berfungsi secara optimal dalam persalinan normal.18

b. Manfaat senam hamil

a) Mengurangi rasa sakit selama persalinan.

b) Memperkuat otot-otot panggul sehingga dapat memperlancar dan

mempercepat proses persalinan.

c) Mengurangi keluhan-keluhan saat kehamilan berlangsung.

d) Memperkuat dan mempertahankan kelenturan otot-otot dinding

perut dan dasar panggul yang penting dalam proses persalinan.


34

e) Melatih sikap tubuh guna menghindari atau memperingan keluhan-

keluhan seperti sakit pinggang dan punggung selama kehamilan.

f) Membuat tubuh lebih rileks (membantu mengatasi stres dan rasa

sakit akibat his ketika bersalin).

g) Melatih berbagai teknik pernafasan yang penting agar persalinan

berjalan lancar.

h) Meningkatkan energi dan kekuatan.

i) Meningkatkan suasana hati dan harga diri.

j) Meningkatkan durasi tidur.

k) Mengurangi stress, sakit, dan nyeri.

l) Menyiapkan tubuh untuk melahirkan dan pemulihan pasca

melahirkan.

c. Tujuan Senam Hamil

a) Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat dijaga kondisi otot-

otot dan persendian yang berperan dalam proses mekanisme

persalinan.

b) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding

perut, otot-otot dasar panggul, ligamen, dan jaringan yang berperan

dalam mekanisme persalinan, melenturkan persendian-persendian

yang berhubungan dengan proses persalinan, membentuk sikap

tubuh yang prima, sehingga dapat membantu mengatasi keluhan-

keluhan, letak janin, dan mengurangi sesak nafas, mengenai teknik-


35

teknik pernafasan dalam persalinan dan dapat mengatur diri pada

ketenangan.

c) Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta kepercayaan pada

diri sendiri dan penolong dalam persalinan.

d) Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis.

e) Melonggarkan persendian, yaitu persendian yang berhubungan

dengan proses persalinan.

f) Membentuk sikap tubuh yang prima sehingga dapat membantu

mengatasi keluhan-keluhan, letak janin dan mengurangi sesak

nafas.

g) Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan.

h) Dapat mengatur diri kepada ketenangan.

i) Penguatan otot-otot tungkai, mengingat tungkai akan menopang

berat tubuh ibu yang makin lama makin berat seiring dengan

bertambahnya usia kehamilan.

j) Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik (vena)

secara segmental yang tak jarang terjadi pada ibu hamil.

k) Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya janin,

maka dia akan medesak isi perut kearah dada. Hal ini akan

membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu tidak bisa

optimal. Dengan senam hamil ibu akan diajak berlatih agar

nafasnya lebih panjang dan tetap rileks.


36

l) Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick breathing

terutama dilakukan setiap saat perut terasa kencang.

m)Latihan mengejan. Latihan ini khusus untuk menghadapi

persalinan, agar mengejan secara benar sehingga bayi dapat lancar

keluar dan tidak tertahan di jalan lahir.

d. Syarat Mengikuti Senam Hamil

a) Konsultasi terlebih dahulu kondisi kandungan kepada tenaga

kesehatan terlatih.

b) Latihan senam hamil hanya boleh dilakukan setelah kehamilan

berusia 22 minggu.

c) Sebelum senam, sebaiknya konsultasikan kepada dokter kandungan

apakah diperbolehkan untuk senam atau tidak, ada beberapa ibu

hamil yang kandungannya bermasalah seperti plasenta previa atau

sempat bed rest tidak diperkenankan untuk mengikuti senam hamil.

d) Gerakan yang paling fleksibel dan cukup nyaman untuk gerakan-

gerakan senam.

e) Senam hamil bisa dimulai kapan saja sesuai petunjuk tenaga

esehatan terlatih, tapi yang paling nyaman dilakukan adalah setelah

memasuki trimester tiga.

f) Seanam hamil minimal dilakukan sekali dalam seminggu, dirumah

sakit yang menyediakan senam hamil.

g) Latihan harus sesuai dengan kemampuan fisik ibu hamil.

h) Latihan harus dilakukan secara teratur dan displin.


37

i) Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit, atau klinik bersalin

dibawah bimbingan seorang instruktur senam hamil.18

e. Sasaran mengikuti senam hamil.

Senam hamil ditunjukan bagi ibu hamil tanpa kelainan atau

penyakit yang menyertai kehamilan yaitu penyakit jantung, penyakit

ginjal, penyulit kehamilan (hamil dengan perdarahan, hamil dengan

gestosis) dan kehamilan yang disertai dengan anemia.8

f. Pelaksanaan senam hamil

Senam hamil dianjurkan untuk dilakukan sekitar 30 menit.

Dalam seminggu seorang ibu hamil hanya membutuhkan 3-5 kali

senam hamil. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi cedera saat

hamil. Durasi waktu senam hamil juga harus memperhatikkan kondisi

fisik dan kehamilan ibu. 18

i. Meningkatkan pengetahuan ibu dan keluarga mengenai kehamilan,

persalinan dan nifas dari sumber-sumber terpercaya.

j. Tidak Merokok

k. Obat-obatan

Tidak mengkonsumsi obat-obatan yang tidak perlu, terutama pada

trimester pertama dan kedua kehamilan. Ada obat yang teratogenik

sehingga dapat menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya

thalidomid, yang sekarang telah dicabut dalam peredaran.

l. Menjaga kebersihan diri dan menggunakan pakaian yang nyaman

m. Koitus
38

Bila dalam anamnesa ada abortus sebelum kehamilan yang

sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada

waktu itu plasenta sudah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi

lebih kecil. Pada umumnya koitus memang diperbolehkan pada

kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika

kepala sudah masuk PAP, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat

menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan.

n. Perawatan gigi

Pada trimester pertama wanita hamil mengalami mual dan muntah

(morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak

diperhatikan dengan baik, sehingga tumbuh karies, ginggivitis, dan

sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal

itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis karena rongga

mulut. Misalnya, pulpitis, yang telah menahun, dapat menjadi sarang

infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan

memungkinkan, tiap hamil harus memeriksakan gignya secara teratur

sewaktu hamil.13

o. Eliminasi

Ibu hamil sering mengeluh kontipasi dan sering BAK. Tindakan

pencegahannya dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak

minum air putih hangat, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong

dapat merangsang gerakan peristaltik usus. Tindakan mengurangi cairan


39

untuk mengurangi keluhan sering BAK sangat tidak dianjurkan karena

akan menyebabkan dehidrasi.11

p. Pijat perineum

Pijat perineum adalah teknik memijat perineum di kala hamil atau

beberapa minggu sebelum melahirkan guna meningkatkan aliran darah

dan elastisitas perineum. Peningkatan elastisitas perineum akan

mencegah kejadian robekan perineum maupun episiotomi. Pijat perineum

memiliki berbagai keuntungan yang bertujuan untuk mengurangi

kejadian trauma di saat melahirkan. Keuntungannya diantaranya adalah :

1) Menstimulasi aliran darah ke perineum yang akan membantu

mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan.

2) Membantu ibu lebih santai di saat pemeriksaan vagina (Vaginal

Touche.

3) Membantu menyiapkan mental ibu terhadap tekanan dan regangan

perineum di kala kepala bayi akan keluar.

4) Menghindari kejadian episiotomi atau robeknya perineum di kala

melahirkan dengan meningkatkan elastisitas perineum

Penelitian yang diterbitkan di American Journal Obstretician and

Gynecology menyimpulkan bahwa pijat perineum selama masa

kehamilan dapat melindungi fungsi perineum paling tidak dalam 3 bulan

pasca melahirkan. Pijat perineum sebaiknya tidak dilakukan bagi ibu

hamil dengan infeksi herpes aktif di daerah vagina, infeksi jamur, atau
40

infeksi menular yang dapat menyebar dengan kontak langsung dan

memperparah penyebaran infeksi.

Ibu sebaiknya memulai pijat perineum sekitar 4-6 minggu sebelum

waktunya melahirkan atau pada kehamilan minggu ke-34. Teknik yang

dapat dilakukan untuk pijat perineum adalah :

1) Cucilah tangan ibu terlebih dahulu dan pastikan kuku ibu tidak

panjang. Pijatan ini dapat dilakukan sendiri atau oleh pasangan.

2) Berbaringlah dalam posisi yang nyaman. Beberapa wanita ada yang

berbaring miring dan menggunakan bantal untuk menyangga kaki.

Ada yang menggunakan posisi semi-litotomi atau posisi

mengangkang.

3) Ibu dapat menggunakan cermin untuk pertama kali guna mengetahui

daerah perineum tersebut.

4) Ibu dapat menggunakan minyak zaitun, minyak vitamin E, minyak

kelapa, atau sweet almond. Lakukan pemijatan sebelum mandi pagi

dan sore

5) Letakkan satu atau dua ibu jari (atau jari lainnya bila ibu tidak sampai)

sekitar 2-3 cm di dalam vagina. Tekan ke bawah dan kemudian

menyamping pada saat yang bersamaan. Perlahan-lahan coba

regangkan daerah tersebut sampai ibu merasakan sensasi seperti

terbakar, perih, atau tersengat.


41

6) Tahan ibu jari dalam posisi seperti diatas selama 2 menit sampai

daerah tersebut menjadi tidak terlalu berasa dan ibu tidak terlalu

merasakan perih lagi.

7) Tetap tekan daerah tersebut dengan ibu jari. Perlahan-lahan pijat ke

depan dan ke belakang melewati separuh terbawah dari vagina.

Lakukan ini selama 3-4 menit. Ingatlah untuk menghindari

pembukaan saluran kemih, ibu dapat memulai dengan pijatan ringan

dan semakin ditingkatkan tekanannya seiring dengan sensitivitas yang

berkurang.

8) Ketika ibu sedang memijat, tarik perlahan bagian terbawah dari vagina

dengan ibu jari tetap berada di dalam. Hal ini akan membantu

meregangkan kulit dimana kepala bayi saat melahirkan nanti akan

meregangkan perineum itu sendiri

9) Lakukan pijatan perlahan-lahan dan hindari pembukaan dari katup

uretra (lubang kencing) untuk menghindari iritasi atau infeksi.22

Dalam waktu beberapa minggu, ibu akan merasakan daerah

perineum menjadi lebih elastis. Melahirkan dengan perlahan dan

terkendali (mengikuti instruksi bidan/dokter ketika mendorong) adalah

kunci jaminan perineum utuh dan mengurangi angka kejadian laserasi

(robekan/perlukaan). Bayi harus berada di dalam kondisi baik dan ibu

harus mengikuti segala hal yang diperintahkan oleh dokter/bidan.


42

q. Hypnoterapy

Hypnoterapy merupakan aplikasi hypnosis untuk meringankan

maupun mengatasi gangguan fisik maupun psikologis selama kehamilan,

sehingga ibu hamil dapat merasakan kehamilan yang nyaman dan sehat.

Selain itu, dengan hypnoterapy bisa dilakukan komunikasi janin untuk

mengetahui jenis kelamin janin, dsg. 45

9. Ketidaknyamanan pada Ibu Hamil dan Penatalaksanaannya

a. Alergi dan penyakit kulit

Alergi bisa muncul dalam bentuk gatal-gatal, bersin-bersin, diare,

batuk, sampai sesak napas (asma). Hal ini disebabkan kehamilan

membuat kekebalan tubuh ibu menurun. Belum lagi adanya perubahan

kadar hormon progesteron yang akan mempermudah munculnya alergi.

Peurigo gestationalis adalah satu penyakit kulit yang kerap menyerang

ibu hamil. Gejalanya berupa beruntusan dan gatal-gatal pada seluruh

tubuh. Keluhan ini biasanya muncul di trimester kedua atau ketiga.

b. Anemia

Penyakit anemia defisiensi besi memang paling sering dialami ibu

hamil. Saat hamil kebutuhan akan zat-zat makanan bertambah.

Konsentrasi darah dan sumsum tulang pun berubah. Akibatnya, ibu

hamil kekurangan zat besi dalam darahnya. Gejala klinis anemia yang

mudah dikenali adalah gampang lelah, lesu, sesak napas saat

beraktivitas, kulit dan wajah pucat, mudah pusing, dan gampang

pingsan. Kerja jantung pun meningkat sehingga lebih cepat. Jika


43

kondisi jantung buruk, dapat berakibat gagal jantung. Bagi ibu hamil,

pemeriksaan dilakukan paling lambat pada usia 3 bulan kehamilan.

Defisiensi besi diatasi dengan konsumsi suplemen zat besi dan

asam folat, selain konsumsi makanan bergizi seimbang dan beragam.

Makanan terbaik yang mengandung zat besi adalah daging merah, hati,

telur, roti, sereal, kacang-kacangan, buah-buahan, dan sayuran berwarna

hijau. Daging merah mengandung zat besi yang mudah diserap tubuh.

Agar penyerapannya optimal, zat besi sebaiknya dikonsumsi bersamaan

dengan sumber makanan yang mengandung vitamin C, karena vitamin

C mampu membantu penyerapan zat besi.

Derajat anemia ibu hamil menurut Manuaba (2010) :

Normal > 11 gr%

Anemia ringan 9-10 gr%

Anemia sedang 7-8 gr%

Anemia berat < 7 gr%

c. Penyakit saluran pencernaan

1) Hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat pengaruh

hormon estrogen. Gangguan ini tidak berbahaya.

2) Sariawan/Epulis dan pembengkakan gusi.

3) Mag atau gastritis. Akibat rasa mual yang ditimbulkan, ibu hamil

biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan produksi

asam lambung. Cara pencegahanya dengan makan teratur.


44

d. Hipertensi

Hipertensi atau penyakit darah tinggi terjadi karena adanya

pembuluh darah yang menegang sehingga membuat tekanan darah

meningkat. Gejala yang umum dialami:

1) Pusing dan sakit kepala

2) Bengkak di daerah tungkai

3) Bila dilakukan pemeriksaan laboratorium akan ditemui adanya

protein yang tinggi dalam urin ibu.

4) Tekanan darah bisa mencapai 140/90 sementara batas normal untuk

tekanan darah atas antara 100-120 dan tekanan bawah 70-80

e. Hipotensi

Ada juga ibu hamil yang mempunyai tekanan darah rendah (90/60).

Hanya saja hal ini tidak sampai berakibat fatal. Gejala yang dialami

umumnya sama dengan hipertensi yaitu pusing dan sakit kepala disertai

tubuh lemas. Hipotensi biasanya terjadi karena ibu kurang tidur atau

kurang istirahat dan kecapekan. Penanganannya cukup dengan banyak

istirahat dan cukup tidur. Makanan berkolesterol tinggi selama porsinya

tidak banyak boleh saja, begitu juga makanan yang asin.11

f. Mengidam

Keinginan untuk ngemil mungkin saja muncul karena kebutuhan

tubuh untuk makan sedikit demi sedikit tetapi sering biasanya terjadi

pada trimester I. Bisa juga, berkaitan dengan persepsi individu wanita

hamil mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah
45

sehingga indra pengecap menjadi tumpul jadi makanan yang lebih

merangsang dicari-cari. Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai

adalah penambahan berat badan yang tidak memadai, kehilangan berat

badan, dan malnutrisi.

Pengobatan secara farmakologis dengan cara mendiskusikan

makanan yang dapat diterima, meliputi makanan bergizi dan memuaskan

ngidam atau masakan tradisional.

Penatalaksanaannya, dengan sekali-kali penuhi rasa ngidam,

misalnya dapat memakan makanan yang diinginkan seminggu atau dua

minggu sekali. Tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asalkan

cukup bergizi dan makanan yang diinginkan makanan yang sehat, serta

menjelaskan tentang bahaya memakan makanan yang tidak baik.

g. Keputihan

Selama kehamilan keputihan akan bertambah dan tidak berwarna.

Jika tidak ada rasa gatal dan tidak tercium bau yang kurang sedap maka

tidak perlu cemas.

Penyebabnya karena hyperplasia mukosa vagina, peningkatan

produksi lendir dan kelenjar endocervical sebagai akibat dari

peningkatan kadar esterogen, perubahan peningkatan sejumlah glikogen

pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh doderlein basilus.

Tanda-tanda bahaya atau yang perlu diwaspadai, jika cairan keluar

sangat banyak dan baunya menyengat atau berwarna kuning abu-abu

(beberapa penyakit kelamin servicitis dan vaginitis), pengeluaran cairan


46

(selaput ketuban pecah) dan perdarahan pervaginam (abduptio placenta,

plecenta previa, dan lesi pada serviks).

Cara meringankan/mengatasi :

1) Jagalah kebersihan alat kelamin dan mengeringkannya dengan handuk

bersih setelah BAK maupun BAB.

2) Gunakan selalu celana dalam yang bersih dan kering serta terbuat dari

kain katun agar lebih kuat daya serapnya, ganti pakaian dalam

minimal 2 kali sehari.

3) Meningkatkan kebersihan dengan mandi 2 kali sehari.

4) Cara tradisional dengan merendam vagina menggunakan air rebusan

sirih.

5) Hindari pencucian vagina dengan cara douching.

h. Rasa Mual Muntah

Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak

enak sampai muntah berkepanjangan, munculnya sering kali pagi hari.

Mual dan muntah diperberat oleh makananan yang baunya menusuk dan

oleh emosi penderita yang tidak stabil. Hampir 50% ibu hamil

mengalami mual yang dimulai sejak awal kehamilan dan berakhir pada

14 minggu kehamilan, tetapi pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai

kehamilan trimester II dan III. Hal ini disebabkan tonus dan gerakan

traktus gastrointestinal berkurang karena perpanjangan waktu

pengosongan lambung akibat pengaruh dari hormon progesteron.


47

Pyrosisi (nyeri epigastrium) sangat lazim terjadi dalam kehamilan karena

refluk sekresi asam lambung ke esofagus..8

Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai yaitu, penambahan

berat badan yang tidak memadai, kehilangan berat badan yang tidak

signifikan, tanda-tanda malnutrisi, hiperemesis gravidarum (muntah yang

berlebihan). Cara meringankan/mengatasi dengan,

1) Makan porsi kecil tapi sering

2) Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangun dari tempat tidur

di pagi hari

3) Makan sesuatu yang manis atau minum jus buah sebelum tidur malam

dan sesudah bangun tidur

4) Konsumsi gizi seimbang

5) Bergerak perlahan

6) Mengkonsumsi suplemen

7) Hindari makan yang berminyak dan berbumbu merangsang

8) Duduk tegak setiap kali selesai makan

9) Menggunakan obat-obatan hanya jika tindakan nonfarmakologis gagal

dan juga hanya untuk penggunaan jangka pendek. Jika berat : terapi

dengan vitamin B6, berikan anti histamine : dimenhydrinate,

metochlorperamide hydrochloride.

i. Pusing/Sakit Kepala

Biasa terjadi pada trimester II dan III. Ini Akibat kontraksi

otot/spasme otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta


48

keletihan. Selain itu, tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler,

dinamika cairan syaraf yang berubah. Fisiologi: Sakit kepala yang sering

lebih dari biasa, hal ini mungkin karena keadaan rasa mual, kelelahan,

lapar, tekanan darah rendah, dan dapat juga karena perasaan

tegang/depresi. Merasa pusing pada awal kehamilan karena adanya

peningkatan tuntutan darah ketubuh, sehingga sewaktu berubah posisi

dari tidur atau duduk ke posisi berdiri secara tiba-tiba, sistem sirkulasi

darah kesulitan untuk beradaptasi. Selain itu karena penggumpalan darah

didalam pembuluh tungkai, yang mengurangi aliran balik vena dan

menurunkan cardiac output serta tekanan darah dengan tegangan

ortostatik yang meningkat. Mungkin dihubungkan dengan hipoglikemi.

Cara meringankan, mencegah dan penatalaksanaannya :

1) Melakukan teknik relaksasi, bisa menggunakan teknik napas dalam.

2) Massase leher dan otot bahu

3) Penggunaan kompres panas atau es pada leher dan dahi.

4) Istirahat yang cukup

5) Mandi air hangat

6) Pengobatan : penggunaan yang bijaksana dari tylenol/paracetamol

7) Hindari aspirin, ibuprofen, narcotics, sedative/hipnotik.

8) Mencari tahu apa yang memicu rasa sakit kepala

9) Menghindari makanan memicu migren ketika rasa sakit terasa.


49

j. Kelelahan

Kelelahan (fatigue) adalah suatu kondisi yang memiliki tanda

berkurangnya kapasitas yang dimiliki seseorang untuk bekerja dan

mengurangi efisiensi prestasi, dan biasanya hal ini disertai dengan

perasaan letih dan lemah. Fisiologi : Peningkatan kadar estrogen,

progesteron serta merupakan respon fisiologi dari kehamilan. Biasanya

terjadi pada trimester I.

Penyebabnya penurunan dan perubahan laju metabolisme basal

pada awal kehamilan, mungkin berhungan dengan penurunana laju

metabolisme basal pada masa awal kehamilan. Cara meringankan,

mengatasi dan penatalaksanaannya :

1) Yakinkan hal ini normal terjadi dalam kehamilan

2) Anjurkan ibu untuk sering istirahat

3) Lakukan aktifitas yang ringan dan nutrisi yang baik

4) Tidak perlu memberikan obat obatan.

5) Suplemen vitamin dan zat besi, dapat membantu untuk meningkatkan

kesahatan ibu secara umum.

6) Meluangkan waktu untuk beristirahat

7) Mengkonsumsi makanan sehat

8) Menjaga kadar gula darah tetap stabil

9) Mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi untuk mencegah anemia

Tanda-tanda bahaya : terdapat gejala anemia (lelah, konjungtiva

mata pucat dll), ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan/aktivitas


50

sehari-hari, tanda dan gejala depresi, tanda dan gejala adanya infeksi atau

penyakit kronis.

k. Sering buang air kecil

Begitu haid terlambat 1-2 minggu, biasanya ada dorongan untuk

buang air kecil yang sering. Hal ini terjadi karena meningkatnya

peredaran darah ketika hamil dan tekanan pada kandung kemih akibat

membesarnya rahim. Biar pun sering buang air kecil, ibu harus tetap

banyak minum agar tidak mengalami kekurangan cairan tubuh. Sering

buang air kecil juga dirasakan saat kehamilan sudah mencapai umur 9

bulan, saat kepala bayi masuk ke rongga panggul dan menekan kandung

kemih. Tanda bahayanya : Wanita hamil beresiko untuk terkena infeksi

saluran kemih dan pyelonefritis karena ginjal dan kantung kemih

berubah, dysuria, oliguria, asimtomatik bakteriurea yang umum

dijumpai pada kehamilan. Penatalaksanaannya :

1) Ibu perlu penjelasan tentang kondisi yang di alaminya mencangkup

sebab terjadinya

2) Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing

3) Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan memperbanyak minum

saat siang hari

4) Jangan mengurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika

nokturia sangat mengganggu tidur pada malam hari

5) Batasi minum kopi, teh dan soda


51

6) Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi

tidur, yaitu berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk

mencegah diuresis.

7) Gunakan pad perineum jika tidak dapat mengontrol pengeluaran urin

8) Latihan kegel untuk mengontrol kandung kemih

9) Selesai BAK, letakkan tangan pada perut bagian bawah dan angkat

untuk mengeluarkan urin yang tertahan

l. Konstipasi

Konstipasi adalah gangguan pencernaan berupa terhambatnya

pengeluaran dari sisa-sisa makanan, akibatnya, ibu mengalami kesulitan

untuk buang air besar (BAB). Biasanya, feses menjadi keras, dan perut

terasa nyeri atau mulas. Penyebab : Peningkatan hormon progesteron

yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus kurang, efek samping

dari penggunaan suplemen zat besi, diet yang kurang sehat, kurang

mengkonsumsi air putih, kurang aktivitas, tekanan di uterus yang

membesar pada usus.

Tanda-tanda bahaya/yang perlu diwaspadai adalah rasa nyeri hebat

di abdomen, tidak mengeluarkan gas (obstruksi) dan rasa nyeri di

kuadran kanan bawah (appendicitis).

Cara meringankan, pencegahan dan penatalaksanaanya :

1) Tingkatkan intake cairan, serat di dalam diet seperti : buah/jus prem,

minum cairan dingin/panas (terutama ketika perut kosong)

2) Istirahat cukup
52

3) Senam/exercise

4) Membiasakan BAB secara teratur

5) BAB segera setelah ada dorongan

6) Terapi gunakan pembentuk bahan padat (bongkahan)/emollients.

Seperti suposutoria. Hindari minyak mineral, lubrikasi, perangsang

(stimulant) saline, hipersmosis, diphenylmethane, castor ,dll.

7) Hindari minyak mineral, lubrikan, perangsang (pencahar)

m. Varises

Ketidaknyamanan ini terjadi pada trimester kedua dan ketiga.

Akibat tekanan pembuluh vena besar yang terletak dibelakang uterus,

darah balik dari tubuh bagian bawah terhambat dan menyebabkan

peningkatn tekanan pembuluh vena, akibatnya muncul varises. Vena

membesar dan terasa nyeri. Lokasi tersering munculnya adalah betis,

paha dan vagina. Sehingga dianjurkan untuk jangan berdiri lama,

berbaringlah dengan posisi miring atau duduk dengan kaki ditinggikan.

Fisiologi : Sirkulasi darah selama hamil lebih banyak sehingga tidak

teratasi oleh katub yang mengalirkan darah ke jantung. Akibatnya,

pembuluh darah kaki mekar, bahkan sampai menonjol agar tertampung

darah lebih banyak. Penataksanaanya :

1) Angkatlah kaki saat berbaring atau duduk

2) Berbaring dengan posisi kaki ditinggikan ± 90º beberapa kali sehari

3) Jaga agar kaki jangan bersilangan

4) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama


53

5) Hindari pakaian dan korset yang ketat, jaga postur tubuh yang baik

6) Berjalan–jalan ketika memungkinkan dan melakukan gerakan

memutar-mutar pergelangan kaki sementara duduk atau berdiri. 17

10. Tanda bahaya dalam kehamilan

a. Perdarahan pervaginam

Perdarahan pervaginam dalam kehamilan ada yang bersifat

fisiologis maupun patologis. Perdarahan yang bersifat fisiologis terjadi

pada awal kehamilan yang terjadi oleh proses implantasi. Sedangkan

perdarahan pervaginum yang bersifat patologis ada dua yaitu yang

terjadi pada awal kehamilan dan pada masa kehamilan lanjut.

Pada awal kehamilan, pada usia kurang dari 22 minggu, biasanya

keluar darah merah, perdarahan banyak disertai nyeri, dapat dicurigai

terjadi abortus, kehamilan ektopik atau kehamilan mola.

Perdarahan pada kehamilan usia lanjut, terjadi setelah 22 minggu

sampai sebelum persalinan, tanda-tandanya yaitu keluar darah merah

segar atau kehitaman dengan bekuan, perdarahan banyak dan terus

menerus disertai nyeri, biasanya dikarnakan plasenta previa, solusio

plasenta, dan ruptur uteri, atau ada pembekuan darah.

b. Sakit kepala yang hebat

c. Penglihatan/ pandangan kabur

Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang

mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya


54

penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot) dan

berkunang-kunang.

d. Bengkak pada muka, tangan dan kaki

Hampir separuh ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal

pada kaki. Bengkak dapat menunjukan adanya masalah serius apabila

bengkak yang muncul pada muka dan tangan tidak hilang setelah

istirahat, disertai sakit kepala hebat, pandangan mata kabur, hal ini

merupakan tanda anemia, gagal jantung, atau preeklamsi.

e. Nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.

f. Gerakan Bayi yang Berkurang

Gerakan janin terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu. Bayi

harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin

akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat serta jika

ibu makan dan minum dengan baik. Ibu hamil perlu melaporkan jika

terjadi penurunan/gerakan yang berhenti. 15

Ibu pantau dan rasakan gerakan janin minimal 10 kali dalam 12

jam, atau ibu bisa lakukan USG dan datang kebidan untuk pemeriksaan

DJJ.19

11. Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan

a. Tes urine kehamilan (Tes HCG)

1) Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenorrea (satu

minggu setelah koitus).

2) Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari.


55

b. Palpasi abdomen

a. Leopold I : Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang

ada di fundus. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Pemeriksaan menghadap pasien

b) Kedua tangan meraba fundus dan mengukur berapa tinggi fundus

uteri menggunakan jari tangan.

c) Meraba bagian apa yang ada di fundus, jika teraba bulat,

melenting, mudah digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun

jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak melenting, dan susah

digerakkkan, maka itu adalah bokong janin.

b. Leopold II : Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada

disebelah kanan dan kiri perut ibu.

Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut

ibu

b) Ketika memriksa sebelah kanan, maka tangan menahan perut

sebelah kiri ke arah kanan.

c) Raba perut sebelah kanan menggunakan tangan kiri, dan rasakan

bagian apa yang ada disebelah kanan (jika teraba benda yang rata

tidak teraba bagian kecil, terasa ada tahanan, maka itu adalah

punggung bayi, namun jika teraba bagian-bagian yang terkecil

dan menonjol maka itu adalah bagian kecil janin).


56

c. Leopold III : Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada

dibawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul

atau belum.

Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

a) Tangan kiri menahan fundus uteri.

b) Tangan kanan meraba bagian yang ada di bagian bawah uterus.

Jika teraba yang bulat, melenting, keras, dan dapat digoyangkan,

maka itu adalah kepala. Namun jika teraba bagian yang bulat,

besar, lunak, dan sulit digerakkan, maka ini adalah bokong. Jika

di bagian bawah tidak ditemukkan kedua bagian seperti diatas,

maka pertimbangkan apakah janin dalam letak melintang.

c) Pada letak sungsang (melintang) dapat dirasakan ketika tangan

kanan menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri akan

merasakan ballottement (pantulan dari kepala janin, terutama ini

ditemukan pada usia kehamilan 5-7 bulan),

d) Tangan kanan meraba bagian bawah (jika teraba kepala,

goyangkan, jika masih mudah digoyangkan, berarti kepala belum

masuk panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan, berarti

kepala sudah masuk panggul), lalu lanjutkan pada pemeriksaan

Leopold IV untuk mengetahui seberapa jauh kepala sudah masuk

panggul.

d. Leopold IV : Bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh bagian janin

masuk panggul. Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut :


57

a) Pemeriksa menghadap kaki pasien

b) Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah

c) Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di dua belah pihak

yang berlawanan di bagian bawah.

d) Jika kedua tangan konvergen (dapat saling bertemu) berarti

kepala belum masuk panggul.

e) Jika kedua tangan divergen (tidak saling bertemu) berarti kepala

sudah masuk panggul.8

12. Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care)

a. Pengertian

Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) adalah upaya preventif

program pelayanan kesehatan obstetri untuk optimalisasi kesehatan

maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin

selama kehamilan. Alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal,

yaitu :

1) Membangun rasa percaya antara klien dan petugas kesehatan.

2) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi yang

dikandungnya.

3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan kehamilannya.

4) Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan resiko tinggi.

5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam menjaga

kualitas kehamilan dan bayi.


58

6) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang akan

membahayakan keselamatan ibu dan bayi yang di kandungnya.

b. Tujuan asuhan antenatal

Tujuan utama ANC adalah menurunkan/mencegahan kesakitan dan

kematian maternal dan perinatal.

Sedang tujuan khusus ANC, yaitu :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial

ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,

ibu dengan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.4

13. Pelayanan Antenatal Berkualitas

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, sesuai dengan kebijakan

Kementrian Kesehatan, harus memberikan pelayanan berkualitas pada ibu

hamil sesuai standar, yaitu 10 T :


59

a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin.

Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama kehamilan atau

kurang dari 1 kg setiap bulannya menunjukan adanya gangguan

pertumbuhan janin.

Pengukuran tinggi badan pada kehamilan pertama kunjungan

dilakukan untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi

badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko terjadinya

CPD (Cephalo Pelpicc Disproportion).

Komponen pertambahan berat badan ibu selama kehamilan :

Jaringan ekstrauterin 1 kg Payudara 0,5-2 kg

Janin 3-3,8 kg Tambahan darah 2-2,5 kg

Cairan amnion 1 kg Tambah cairan jaringan 1,5-2,5 kg

Plasenta 1-1,1 kg Tambahan jaringan lemak 2-2,5 kg


Total 11,5-16 kg
b. Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥140/90

mmHg) pad kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai oedema

wajah dan/atau tungkai bawah, dan/atau proteinuria).

c. Nilai Status Gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)


60

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh

tenaga kesehatan di trimester I untuk skiring ibu hamil beresiko KEK

(Kekurangan Energi Kronis), yang mengalami kekurangan gizi dan telah

berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dengan LILA kurang dari 23,5

cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir

rendah (BBLR).

d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kunjungan antenatal

dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan

umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan,

kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran

menggunakan pita pengukuran setelah kehamilan 24 minggu.

e. Tentukan persentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

Menentukan persentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan

selanjutnya setiap kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksud untuk

mengetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan

kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan

letak, panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan

pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.

DJJ lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat lebih dari 160x/menit

menunjukan adanya gawat janin.


61

f. Skrining Status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) dan berikan imunisasi

TT bila diperlukan

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus

mendapatkan imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil di

skrining status imunisasi T-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil

disesuaikan dengan status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil minimal

memiliki status TT2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi

tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT Long Life) tidak perlu

dilakukan imunisasi TT lagi.

Interval (Selang Waktu Lama %


Anti-Gen
Minimal ) Perlindungan Perlindungan

Pada kunjungan antenatal


TT 1 - -
pertama

TT 2 4 Minggu setelah TT 1 3 Tahun 80

TT 3 6 Bulan setelah TT 2 5 Tahun 95

TT 4 1 Tahun setelah TT 3 10 Tahun 99

TT 5 1 Tahun setelah TT 4 Seumur hidup 99

Tabel 2.1 Imunisasi TT

g. Pemberian Tablet Tambah Darah (Zat Besi)

Untuk mencegah anemia zat besi, pemberian tablet zat besi selama

kehamilan minimum 90 tablet selama kehamilan. Dimulai dengan

memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual

hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan

asam folat 500 µg, minimal masig-masing 90 tablet selama hamil. Tablet
62

besi sebaiknya tidak diminum bersama teh dan kopi, karena akan

mengganggu proses penyerapannya.

h. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah

pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium

rutin adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada setiap ibu

hamil yaitu golongan darah, haemoglobin darah, protein urine dan

pemeriksaan spesifik daerah endemis/epidemi (malaria, IMS, HIV, dll).

Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalam pemeriksaan

laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang

melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan laboratorium dilakukan

pada saat antenatal tersebut, meliputi :

1) Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk

mengetahui jenis golongan darah ibu, melainkan untuk

mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan

apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

2) Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

Pemeriksaan kadar haemoglobin darah pad ibu hamil dilakukan

minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester

ketiga. Pemeriksaan ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut

menderita anemia atau tidak selama kehamilannya. Karena kondisi

anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam


63

kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil pada

trimester kedua dilakukan atas indikasi.

3) Pemeriksaan protein urin

Pemeriksaan protein urin pada ibu hamil dilakukan pada

trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditunjukan

untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteuinuria

merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsia pada ibu

hamil.

4) Pemeriksaan kadar gula darah

Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus harus

dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilan minimal sekali

pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada

trimester ketiga.

5) Pemeriksaan darah malaria

Semua ibu hami di daerah endimis malaria dilakukan

pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrining pada kontak

pertama. Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan

pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi.

6) Pemeriksaan tes sifilis

Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan resiko tinggi

dan ibu hamil yang di duga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis

sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.

7) Pemeriksaan HIV
64

Di daerah epidemi HIV meluas dan terkonsentrasi, tenaga

kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan wajib menawarkan tes HIV

kepada semua ibu hamil secara inklusif pada pemeriksaan

laboratorium rutin lainnya saat pemeriksaan antenatal atau menjelang

persalinan. Di daerah epidemi HIV rendah, penawaran tes HIV oleh

tenaga kesehatan di prioritaskan pada ibu hamil dengan IMS dan TB

secara inklusif pada pemeriksaan laboratorium rutin lainnya saat

pemeriksaan antenatal atau menjelang persalinan. Teknik penawaran

ini disebut Provider Initiated Testing and Councelling (PITC) atau

Tes HIV atau Inisiatif Pemberi Pelayanan Kesehatan dan Konseling.

8) Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai

menderita tuberculosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberculosis

tidak mempengaruhi kesejahtraan janin.

Selain pemeriksaan tersebut di atas, apabila diperlukan dapat

dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan.

i. Tatalaksana/Penanganan Kasus

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu

hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan.

Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem

rujukan.

j. Temu Wicara (Konseling)


65

Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal, yang meliputi :

1) Kesehatan ibu

2) Perilaku hidup bersih dan sehat

3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan

4) Tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas serta kesiapan

menghadapi komplikasi

5) Asupan gizi seimbang

6) Gejala penyakit menular dan tidak menular

7) Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di daerah

epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan

TB di daerah epidemic rendah

8) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan ASI Ekslusif

9) KB paska persalinan

10) Imunisasi

11) Peningkatan kesehatan intelegasi pada kehamilan (Brain Booster)

12) Untuk dapat meningkatkan intelegasi bayi yang akan dilahirkan, ibu

hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan

pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain Booster) secara

bersamaan pada periode kehamilan.19

14. Kunjungan Antenatal care


66

Kunjungan pertama (K1) merupakan kunjungan pertama yang di

lakukan ibu hamil ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan

antenatal pada umur kehamilan 0-12 minggu.

Kunjungan ulang (K4) adalah akses/kontak ibu hamil dengan tenaga

kesehatan dengan syarat minimal 1x pada trimester pertama, 1x pada

trimester kedua dan 2x kontak pada trimester ketiga, sesuai aturan

Kementrian Kesehatan RI 2015.

a. Trimester Pertama : Sebelum minggu ke 14

1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan

ibu hamil.

2) Mendeteksi masalah dan menanganinya

3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia

kekurangan zat besi., penggunaan praktek tradisional yang merugikan

4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi

komplikasi.

5) Mendorong perilaku yang sehat

b. Trimester kedua : Sebelum minggu ke-28

Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai

preeklampsi, (tanya ibu tentang gejala-gejala preeklampsia, pantau

tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui protein urine).

c. Trimester ketiga : Antara minggu ke 28-36


67

Sama seperti diatas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui

apakah ada kehamilan ganda.

d. Trimester ketiga : Setelah 36 minggu

Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal,

atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit

Pemeriksaan yang ideal adalah:

a. Sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.

b. Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 28 minggu.

c. Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 36 minggu.

d. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 36 minggu.

e. Periksa khusus bila ada keluhan – keluhan.19

15. Menentukan Usia Kehamilan, Hari Persalinan Lahir dan Taksiran Berat

Badan Janin

a. Menggunakan rumus Naegle

Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir

(HPL, EDC = Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama

berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada

hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan

berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan

menentukan hari pertama haid terakhir ditambah 288 hari, sehingga

perkiraan kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung hari

haid pertama ditambah 7 dan bulannya dikurang 3 dan tahun ditambah 1.


68

Sedangkan untuk menghitung usia kehamilan, caranya dengan

menggunakan tanggal kunjungan dikurangi hari pertama haid terakhir.

b. Gerakan pertama janin

Dengan memperkirakan terjadinya gerakan pertama janin pada

umur hamil 16 minggu pada multigravida dan 20 minggu pada

primigravida maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan.

c. Perkiraan tingginya fundus uteri.

Menggunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur

kehamilan. Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan

palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara

lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut

dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada kehamilan

kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.

Usia Kehamilan Tinggi Fundus

12 Minggu Teraba 2-3 jari diatas simfisis pubis

16 Minggu Teraba pertengahan pusat - simfisis pubis

20 Minggu Teraba 2-3 jari di bawah pusat

24 Minggu sepusat

28 Minggu Teraba 2-3 jari di atas pusat

32 Minggu/40 Minggu Teraba pertengahan pusat-prosesur xypoides

36 Minggu Teraba 2-3 jari di bawah prosesur xypoides

Tabel 2.2 Perbandingan Tinggi Fundus dengan Usia Kehamilan

d. Cara Mc. Donald


69

Dilakukan dengan mengukur tinggi fundus dalam sentimeter

menggunakan pita ukur. Ukuran tinggi fundus uteri dalam sentimeter

dikaitkan dengan umur kehamilan dan berat badan bayi sewaktu

dilahirkan. Bila pertumbuhan janin normal maka tinggi undus uteri pada

kehamilan pada 36 minggu sebesar 30 cm.

Menggunakan pita pengukur merupakan metode akurat kedua

dalam pengukuran TFU setelah 22-24 minggu kehamilan. Titik nol pita

pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis dan pita pengukur

ditarik melewati garis tengah abdomen sampai puncak. Hasil dibaca

dalam skala sentimeter, ukuran yang terukur sebaiknya diperkirakan

sama dengan jumlah minggu kehamilan setelah 22-24 minggu kehamilan.

Keuntungannya lebih murah, mudah dibawa, mudah dibaca hasilnya,

mudah digunakan dan cukup akurat. Sedangkan kerugiannya kurang

akurat dibandingkan caliper.

e. Ultrasonografi

1) Konfirmasi kehamilan, dengan melihat embrio dalam kantung

kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 2 minggu dan detak

jantung janin biasanya terobservasi jelas dalam usia 7 minggu.

2) Mengetahui usia kehamilan, dengan mengunakan ukuran tubuh fetus

sehingga dapat memperkirakan kapan tanggal persalinan. Penentuan

umur kehamilan dengan ultrasonografi menggunakan 3 cara:

a) Dengan mengukur diameter kantong kehamilan (GS= Gestational

Sac) untuk kehamilan 6-12 minggu.


70

b) Dengan mengukur jarak kepala bokong (GRI= Grown rump

Length) untuk umur kehamilan 7-14 minggu.

c) Dengan mengukur diameter biparietal (BPD) untuk kehamilan

lebih dari 12 minggu.

f. Palpasi abdomen dengan leopold

g. Auskultasi untuk mengetahui denyut jantung janin.

Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan menggunakan alat

fetal electro cardiograph (Doppler) pada usia kehamilan 12 minggu. Dan

dapat didengarkan menggunakan stetoskop Laennec pada usia kehamilan

18-20 minggu. Denyut jantung janin dikatakan normal bila berkisar

antara 120-160x/menit, dan dikatakan takikardi bila lebih dari

160x/menit dan brakikardi bila kurang dari 120x/menit dan ini

merupakan tanda bayi mengalami fetal distress. Ketika partus sebaiknya

di dengar satu menit denyutan permenit. Cara menghitung denyut jantung

janin dalam 5 detik pertama, 5 detik ketiga, dan 5 detik kelima, kemudian

hasilnya dijumlahkan dan dikalikan 4 untuk mendapatkan hasil

perhitungan denyut jantung selama satu menit. Dengan cara ini dapat

diperoleh kesan apakah denyut jantung janin tersebut teratur atau tidak.

h. Cara Menghitung Taksiran Berat Janin (TBBJ) menurut cara Jonson :

1) Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggul :

TBBJ = ( TFU –11 ) x 135

TBBJ = ( TFU –11 ) x 155

2) Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul :


71

TBBJ = ( TFU –12 ) x 135

TBBJ = ( TFU – 12 ) x 155. 20

16. Standar Pelayanan Kebidanan

a. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi dengan

masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan

memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu

untuk kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

b. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan

seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan

juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia,

kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan

imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkaitlainnya

yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat

pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu

mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuk untuk tindakan

selanjutnya.

c. Standar 5 : Palpasi Abdominal


72

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan

melakukan partisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur

kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah, masuknya

kepala janin ke dalam ronggga panggul, unuk mencari kelainan serta

rujukan tepat waktu.

d. Standar 6 : Pengelolaan Anemia Pada Kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan

dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku

e. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada

kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya serta

mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

f. Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami/

keluarganya pada trimester III memastikan bahwa persiapan persalinan

bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan akan direncanakan

dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk,

bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan mengusahakan untuk

melakukan kunjungan ke setiap rumah ibu hamil untuk hal ini.21

17. Pendokumentasian Kebidanan Menurut Varney

a. Langkah I : Mengumpulan data dasar


73

Tahap ini dibutuhkan untuk menilai klien secara keseluruhan. Pada

tahap ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. untuk memperoleh

data dilakukan dengan cara anamnesa, pemeriksaan fisik sesuai

kebutuhan, dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus dan

pemeriksaan penunjang.

b. Langkah II : Interprestasi data untuk mengidentifikasi diagnose dan

masalah potensial

Data yang telah dikumpulkan di interpretasikan sehingga dapat

merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan

masalah keduanya digunakan karena masalah tidak didefinisikan seperti

diagnosa tetapi membutuhkan penanganan.

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu

mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumusukan masalah

potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi

agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini

bersifat antisipasi yang rasional atau logis. Masalah potensial adalah

keluhan yang dirasakan atau dialami ibu yang bersifat patologis.

Antisipasi masalah potensial adalah mengatasi masalah atau diagnosa

potensial berdasarkan masalah atau diagnosa yang diidentifikasi.


74

d. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter

dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota

lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan

kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Tindakan segera

dapat dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau rujukan.

e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah di indentifikasi

atau di antisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap

dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh berkaitan dengan

pedoman antisipasi terhadap klien, semua keputusan yang dikembangkan

dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid

berdasarkan pengetahuan dan teori.

f. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman

Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan

aman. Dalam kondisi dimana bidan berkolaborasi, keterlibatan bidan

dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab

terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh.

Manajemen yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta

meningkatkan mutu asuhan klien.


75

g. Langkah VII : Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan

meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah

terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana yang telah diidentifikasi dalam

diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat di anggap efektif jika

memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

Dokumentasi menurut Helen Varney, alur berfikir seorang bidan saat

menghadapi klien meliputi tujuh langkah, agar diketahui orang lain apa

yang telah dilakukan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis,

maka didokumentasikan dalam bentuk SOAP yang terdiri atas empat

langkah yang disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan

yang dipakai untuk mendokumentasikan asuhan klien dalam rekam medis

klien sebagai catatan perkembangan asuhan/kemajuan yang dijelaskan

sebagai berikut :

a. S (Subyektif)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

melalui anamnesa tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil

bertanya pasien, suami, atau keluarga (identitas, keluhan, riwayat

menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,

riwayat KB, riwayat penyakit, riwayat penyakit keluarga, riwayat

penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola hidup).


76

b. O (Objektif)

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien,

hasil lab dan tes diagnosis yang dirumuskan dalam data fokus dalam

mendukung assesment. Tanda gejala objektif yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan (keadaan umum, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan khusus, pemeriksaan kebidanan, pemeriksaan dalam,

laboratorium dan pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan inspeksi,

palpasi, auskultasi, dan perkusi.

c. A (Assesment)

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau

informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan.

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi :

a) Diagnosa atau masalah

b) Antisipasi diagnosa lain atau masalah potensial

d. P (Planning)

Menggambarkan pendokumentasian, perencanaan, dan evaluasi

berdasarkan assesment untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi

dimasukan dalam planning.23


77

B. Persalinan

1. Pengertian

Menurut WHO persalinan normal adalah persalinan yang di mulai

secara spontan, pervaginam, tanpa menggunakan alat, bayi dilahirkan secara

spontan dengan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-

42 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi dalam kondisi

baik.24

2. Macam-Macam Persalinan

a. Berdasarkan caranya

1) Partus normal/spontan adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu

sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang

umumnya berlangsung < 24 jam.

2) Persalinan buatan/persalinan abnormal, bila persalinan berlangsung

dengan bantuan dari luar sehingga bayi dapat di lahirkan pervaginam

(ekstraksi porceps/cunam, ekstraksi vakum dll) dan perabdomen

(Sectio Caesarea).

3) Persalinan anjuran atau induksi persalinan, bila persalinan mulai tidak

dengan sendirinya tetapi berlangsung setelah pemberian oksitosin atau

prostaglandin atau setelah pemecahan ketuban.

4) Persalinan lama bila persalinan berlangsung lebih dari 24 jam.

b. Berdasarkan umur kehamilan

1) Abortus : pengeluaran buah kehamilan kurang dari 22 minggu, atau

BB janin kurang dari 500 gr.


78

2) Partus immaturus : pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu

hingga 28 minggu, atau BB janin antara 500-999 gr.

3) Partus prematurus : pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu

hingga 37 minggu, atau BB bayi antara 1000-2499 gr.

4) Partus maturus atau aterm : pengeluaran buah kehamilan antara 37

minggu hingga 42 minggu, atau BB bayi antara 2500 atau lebih.

5) Partus postmaturus atau serotinus : pengeluaran buah kehamilan lebih

dari 42 minggu. 25

3. Persiapan persalinan

Pada trimester akhir menjelang kelahiran, ada beberapa hal yang perlu

dipersiapkan. Terutama barang-barang keperluan ibu dan bayi yang

nantinya akan dibawa ke tempat bersalin. Membuat rencana persalinan,

meliputi :

a. Tempat persalinan. Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke

tempat persalinan tersebut.

b. Memilih tenaga kesehatan terlatih. Bagaimana cara menghubungi tenaga

kesehatan terlatih.

c. Mempersiapkan barang-barang yang diperlukan untuk persalinan, seperti,

kain panjang minimal 5 buah, pembalut wanita, handuk ibu dan bayi,

waslap, alat mandi, pakaian terbuka depan, BH, pakaian bayi lengkap,

minyak telon, tas plastik/ kresek.

d. Siapa yang akan menemani persalinan.

e. Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara megumpulkannya.


79

f. Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan.

g. Membuat rencana pembuatan keputusan jika gawat darurat pada saat

pembuat keputusan utama tidak ada.

h. Mempersiapkan transportasi jika terjadi gawat darurat

1) Dimana ibu akan melahirkan

2) Bagaimana cara menjangkaunya

3) Kemana ibu mau dirujuk

4) Bagaimana cara mendapatkan dana

i. Hindari kepanikan dan ketakutan

Siapkan diri ibu, ingat bahwa setelah semua ini ibu akan

mendapatkan buah hati yang didambakan. Simpan tenaga ibu untuk

melahirkan, tenaga ibu akan terkuras jika berteriak- teriak dan bersikap

gelisah Dengan bersikap tenang, ibu dapat melalui saat persalinan dengan

baik dan lebih siap.13

4. Teori Penyebab Mulainya Persalinan

a. Teori penurunan fungsi plasenta

Pada akhir kehamilan, terjadi penurunan fungsi plasenta yang akan

menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron sehingga terjadi

kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.

Kadar progesteron dan estrogen menurun mendadak, nutrisi janin

dari plasenta berkurang. Tekanan pada ganglion servikale dari

frankenhauser, menjadi stimulasi (pacemaker) bagi kontraksi otot polos


80

uterus. Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban,

semakin merangsang terjadinya kontraksi

b. Teori penurunan kadar estrogen dan progesteron

1) Penurunan estrogen menyebabkan meningkatnya sensitifitas otot

rahim. Sehingga memudahkan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, rangsangan prostaglandin, dan rangsangan mekanik.

2) Penurunan progesteron menyebabkan otot rahim dan otot polos

relaksasi. Akibatnya otot rahim mulai kontraksi setelah tercapai

tingkat penurunan progesteron tertentu.

3) Peningkatan beban/stress pada maternal maupun fetal dan

peningkatan estrogen mengakibatkan peningkatan aktivitas kortison,

prostaglandin, oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses

persalinan.

c. Teori keregangan

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas

tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga

persalinan dapat dimulai. Contohnya pada hamil ganda sering terjadi

kontraksi setelah keregangan tertentu sehingga menimbulkan proses

persalinan.

d. Teori oksitosin internal

Pada akhir kehamilan, kadar oksitosin bertambah karena perubahan

keseimbangan produksi estrogen dan progesteron dapat mengubah


81

sensitifitas otot rahim sehingga terjadi kontraksi broxton hicks ataupun

his palsu.

e. Teori prostaglandin

Prostaglandin dianggap dapat memicu terjadinya persalinan.

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu.

Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot

rahim sehingga hasil konsepsi keluar.

f. Teori hipotalamus pituitary dan grandula suprarenalis

Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh

karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.

Teori ini menunjukkan pada kehamilan dengan anencepalus sering terjadi

kelambatan persalinan karena tidak terhipotalamus.8

g. Teori distansia rahim

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila

dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi

untuk mengeluarkan isinya. Demikian dengan rahim, maka dengan

majunya kehamilan makin teregang otot-otot rahim.

h. Teori iritasi mekanik

Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus

frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh

kepala janin, maka akan timbul kontraksi.26

5. Tanda Gejala Persalinan

a. Terjadinya rasa tidak nyaman


82

Perut terasa seperti kram, mirip saat menstruasi. Ada juga yang

merasa mual, kembung, dan nyeri punggung. Bahkan ada yang diare atau

pusing. Dikarenakan menjelang persalinan, sistem pencernaan akan

melambat. Lebih baik memakan makanan ringan seperti sup, sereal, atau

roti dan banyak minum air putih. Tanda-tanda lainya seperti terasa nyeri

di selangkangan karena ada tekanan sebagai akibat posisi kepala janin

sudah turun ke bawah, ke daerah rangka tulang pelvis. Karena janin

menekan kandung kemih, ibu hamil menjadi sering buang air kecil. Ibu

juga merasakan sakit pada perut, mulas, sering buang air besar, dan

buang angin. Selain itu, ibu bisa merasakan sakit berlebihan pada

panggul dan bagian tulang belakang. Rasa sakit ini disebabkan oleh

pergeseran dan pergerakan janin yang mulai menekan tulang belakang.26

b. Terjadinya his/kontrakasi persalinan

Walau tidak nyaman, kontraksi adalah panduan untuk mengetahui

kapan bayi akan lahir. Normalnya, di minggu ke 38-40 kehamilan, kepala

janin sudah mulai turun ke rongga panggul. Bersamaan dengan itu, otot-

otot rahim pun mulai melakukan gerakan mengerut dan meregang secara

bergantian, terus-menerus secara teratur. Menjelang persalinan, kekuatan

his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin

pendek menandakan persalinan semakin dekat.

His persalinan mempunyai sifat pinggang terasa sakit yang

menjalar kedepan, sifatnya teratur, mempunyai pengaruh terhadap

pembukaan serviks, semakin beraktifitas makin bertambah. Biasanya


83

kondisi ini secara alami merangsang mengejan untuk mendorong bayi

keluar.8

c. Flek

Saat otot rahim mengerut, ukuran rahim akan mengecil, sehingga

kepala janin  terdorong ke arah jalan lahir. Bersamaan dengan itu, mulut

rahim sedikit demi sedikit mulai membuka.pada awal pembukaan mulut

rahim, sumbat lendir itu terbuka dan lendir yang berwarna merah muda

keluar melalui vagina. Biasa disebut flek.26

d. Pengeluaran Lendir dan Darah (Bloodslim)

Dengan his persalinan terjadi perubahan serviks yang menimbulkan

pendataran tanpa pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada

kanalis servikalis lepas, terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh

darah pecah.

e. Pengeluaran Cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan, sebagian besar ketuban baru pecah menjelang

pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan

berlangsung dalam waktu 24 jam.

f. Perubahan Serviks

Pada pemeriksaan dalam dijumpai perubahan serviks seperti

pelunakan serviks, pendataran serviks dan pembukaan serviks.8

Mulut rahim yang semula hanya membuka sedikit, seiring dengan

datangnya kontraksi yang semakin kuat, akan terus melunak dan terbuka
84

semakin lebar. Lama kelamaan, mulut rahim akan terlihat semakin datar

dan menyatu dengan rahim bagian bawah. Pembukaan mulut rahim

biasanya dihitung dengan satuan sentimeter (cm). Lamanya tahap

pembukaan jalan lahir dari awal hingga sempurna, bervariasi pada setiap

kehamilan. Bila mulut rahim sudah membuka sempurna, artinya sudah

melewati tahap pertama dari proses persalinan, dan siap menuju tahap

kedua yaitu kelahiran bayi.26

6. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan

a. Power (Kekuatan)

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri

dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power

merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh

adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi

adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi

diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik.

Retraksi adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap

setelah adanya kontraksi. His yang normal mula-mula perlahan tetapi

teratur, makin lama bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang

paling kuat kemudian berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His

tersebut makin lama makin cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan

proses persalinan sampai anak dilahirkan.


85

His yang normal mempunyai sifat, mulai dari salah satu tanduk

rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu menjalar ke

seluruh otot rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot rahim

yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi

retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu

tidak dapat diatur oleh parturient.

Tenaga meneran merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder

yang berperan dalam persalinan, tenaga ini digunakan pada saat kala II

dan untuk membantu mendorong bayi keluar, tenaga ini berasal dari otot

perut dan diafragma. Meneran memberikan kekuatan yang sangat

membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar panggul.

Cara meneran yang benar yaitu, ketika ada kontraksi yang kuat, ibu

menarik nafas yang dalam dari hidung, kemudian meneran seperti akan

BAB. Posisi kepala menunduk. Mata terbuka sambil melihat ke arah

perut.

Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu

baik. Kelainan his dan tenaga meneran dapat disebabkan karena

hypotonic/atonia uteri dan hypertonic/tetania uteri.

b. Passanger (Muatan)

Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan

passanger utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala,

karena kepala janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi

dilahirkan dengan letak kepala.


86

Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passanger

adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus

ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak

dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau pun letak

sungsang.

c. Passage (Jalan Lahir)

Passage adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri

dari rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan

plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir

tersebut harus normal.

Rongga-rongga panggul yang normal adalah pintu atas panggul

hampir berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung, promontorium

tidak menonjol ke depan, kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalam,

sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran

muka belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke

promontorium) ialah 10-11 cm, ukuran diameter transversa (ukuran

melintang pintu atas panggul) 12-14 cm, diameter oblique (ukuran

sserong pintu atas panggul) 12-14 cm, pintu bawah panggul ukuran muka

melintang 10-10,5 cm.

Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat

menyebabkan hambatan persalinan apabila panggul sempit seluruhnya,

panggul sempit sebagian, panggul miring, panggul seperti corong, dan

ada tumor dalam panggul.


87

Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan,

untuk dapat dilalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas

dan mudah meregang, apabila terdapat kekakuan pada jaringan, maka

otot-otot ini akan mudah ruptur.

Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya disebabkan oleh

serviks yang kaku (pada primi tua primer atau sekunder dan serviks yang

cacat atau skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar, namun OUI

tidak terbuka), serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE tidak

terbuka), edema serviks (terutama karena kesempitan panggul, sehingga

serviks terjepit diantara kepala dan jalan lahir dan timbul edema),

terdapat vaginal septum, dan tumor pada vagina.

d. Psyche (Psikologis)

Faktor psikologis, seperti ketakutan dan kecemasan sering menjadi

penyebab lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, dan pembukaan

menjadi kurang lancar.

e. Penolong

Memilih penolong persalinan yang berkompeten, seperti: bidan,

dokter, perawat atau tenaga kesehatan yang terlatih.

f. Posisi Saat Bersalin

Posisi yang paling baik dalam bersalin adalah posisi semi fowler.27

7. Mekanisme Persalinan

His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks

membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada persentasi kepala, bila his
88

sudah cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga

panggul. Mekanisme jalan lahir di antaranya adalah :

a. Penurunan (Kepala masuk PAP)

Kepala masuk melintasi pintu atas panggul (promontorium, sayap

sacrum, linea inominata, ramus superior ost pubis dan pinggir atas

simpisis) dengan sutura sagitalis melintang, dalam sinklitismus arah

sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu atas panggul.dapat

juga terjadi keadaan :

1) Asinklitismus anterior adalah arah sumbu kepala membuat sudut

lancip kepan dengan pintu atas panggul.

2) Asinklitismus posterior adalah arah sumbu kepala membuat sudut

lancip kebelakang dengan pintu atas panggul.

Perlimaan Hodge Station


5/5 : kepala belum masuk
-3 : 3 cm di atas
PAP, kepala mudah di -
spina isiadika
gerakan. Konvergent.
4/5 : kepala sudah masuk -2 : 2 cm di atas
HI-HI : PAP
panggul 1/5. Konvergent spinaisiadika
HII : Sejajar dengan HI
3/5 : kepala sudah masuk -1 : 1 cm di atas
melalui pinggir bawah
panggul 2/5. Konvergent. spinaisiadika
sympisi
2/5 : Kelapa sudah masuk HIII : Sejajar dengan HI
0 : spinaisiadika
panggul 3/5. Divergent melalui spinaisiadika
1/5 : Kepala sudah masuk +1 : 1 cm di bawah
HIII+
panggul 4/5. Divergent spinaisiadika
0/5 : Kepala sudah masuk HIV : Sejajar denga HI +2 : 2 cm di bawah
89

panggl seluruhnya.
melalui ujung koksigis spinaisiadika
Divergent.
Tabel 2.3 Penurunan Kepala Janin

b. Fleksi

Fleksi yaitu posisi dagu bayi menempel pada dada dan ubun-ubun

kecil rendah dari ubun-ubun besar.kepala memasuki ruang panggul

dengan ukuran paling kecil (diameter suboksipito bregmatika = 9,5 cm)

dan di dasar panggul kepala berada dalam fleksi maksimal.

c. Putar paksi dalam

Kepala yang turun menemui diapragma pelvis yang berjalan dari

belakang atas ke bawah depan. Kombinasi elastisitas diapragma pelvis

dan tekanan intrauterin oleh his yang berulang-ulang mengadakan rotasi

ubun-ubun kecil berputar kearah depan di bawah simpisis.

d. Defleksi

Setelah kepala berada di dasar panggul dengan ubun-ubun kecil di

bawah simpisis (sebagai hipomoklion), kepala mengadakan defleksi

berturut-turut lahir bregma, dahi, muka dan akhirnya dagu.

e. Putar paksi luar

Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi, untuk

menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung bayi.

f. Ekspulsi

Putaran paksi luar bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan

miring dan menyesuikan dengan bentuk panggul, sehingga di dasar


90

panggul, apabila kepala telah lahir bahu berada dalam posisi depan

belakang dan bahu depan lahir dahulu, baru kemudian bahu belakang.

mekanisme persalinan fisiologis penting di pahami, bila ada

penyimpangan koreksi manual dapat di lakukan sehingga tindakan

operatif tidak dapat dilakukan.2

8. Tahapan persalinan

a. Persalinan Kala I

Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala

pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien dapat

berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung selama 6

-18 jam (rata-rata 13 jam) sedangkan multigravida sekitar 2-10 jam (rata-

rata 7 jam). Berdasarkan kurve Friedmen, diperhitungkan pembukaan

primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam. Dengan

perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat

diperkirakan. Kala I ini selesai apabila pembukaan serviks uteri telah

lengkap. Proses ini terbagi menjadi 2 fase , yaitu :

1) Fase laten berlangsung selama 7-8 jam pembukaan terjadi sangat

lambat sampai mencapai ukuran diameter 4 cm.

2) Fase aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat

(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih


91

dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).

Terjadi penurunan bagian terbawah janin. Serviks membuka dari 4 ke

10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau  lebih per jam hingga

pembukaan lengkap (10 cm).

Fase aktif ini dibagi atas 3 sub fase, yaitu :

a) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan dari 3 – 4 cm

b) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan

berlangsung sangat cepat , dari 4 – 9 cm

c) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat lagi , dalam waktu 2

jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Faktor yang mempengaruhi membukanya serviks :

1) Otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium dan membesarkannya.

2) Waktu kontraksi, segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi

rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada

serviks.

3) Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat di atas kanalis

servikalis adalah yang disebut ketuban, menonjol ke dalam kanalis

servikalis dan membukanya.8

Sebagai akibat menipisnya segmen bawah uterus dan bersamaan

dengan menebalnya segmen atas, batas antara keduanya ditandai oleh

suatu lingkaran pada permukaan dalam uterus , yang disebut sebagai

cincin retraksi fisiologik. Jadi secara singkat segmen atas berkontraksi,

mengalami retraksi ,menjadi tebal dan mendorong janin keluar, sebagai


92

respon terhadap gaya dorong kontraksi pada segmen atas, sedangkan

segmen bawah uterus dan serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi dan

menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui janin. Dalam

kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina yang sejak

kehamilan mengalami perubahan-perubahan sedemikian rupa, sehingga

dapat dilalui oleh janin. Setelah ketuban pecah, segala perubahan,

terutama pada dasar panggul ditimbulkan oleh tekanan dari bagian

terbawah janin. 12

Selama persalinan, metabolisme karbohidrat aerob maupun

anaerob meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini terutama

disebabkan oleh anxietas dan aktivitas otot rangka. Peningkatan aktivitas

metabolik terlihat dari peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, penafasan,

curah jantung dan cairan yang hilang.23

b. Persalinan Kala II

Persalinan kala II adalah kala pengeluaran yang di mulai ketika

pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya

bayi. Kala pengeluaran terjadi berkat kekuatan his dan kekuatan

mengedan janin didorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung 1 – 2

jam pada primigravida, ½ - 1 jam pada multigravida.8

Pada tahap ini, kepala janin yang memang sudah tepat berada di

mulut rahim akan terus mendesak. Bersamaan dengan itu, secara

alamiah, rahim dan vagina akan membuka semacam cekungan yang

menjadi jalur untuk dilewati bayi. Saat ini, anda akan merasakan tekanan
93

yang sangat kuat di daerah perineum (daerah antara vagina dan anus).

Saat kepala janin sudah di ambang pintu dan siap keluar, lendir dan darah

yang keluar dari vagina semakin bertambah. Selain itu, desakan kuat

kepala janin akan menyebabkan kantong ketuban pembungkus janin

pecah lebih awal atau saat pembukaan lengkap sehingga cairan ketuban

keluar membasahi vagina . cairan ini sekaligus membuat jalan lahir

semakin  licin yang justru memudahkan bayi meluncur keluar dengan

mulus. Setelah pembukaan benar-benar lengkap dan kepala bayi sudah

terlihat di pintu lahir, saat inilah anda diijinkan mengejan.16

1) Tanda dan Gejala Kala II Persalinan

a) Ibu ingin meneran bersamaan dengan kontraksi

b) Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektrum/vaginal

c) Perineum terlihat menonjol

d) Vulva vagina dan sfinger ani membuka

e) Peningkatan pengeluaran lendir & darah.26

2) Perubahan yang terjadi pada kala II

a) Kontraksi uterus

 Lebih kuat, amplitudo 40 – 60 mmhg.

 Lebih lama, 50 – 60 detik untuk satu his.

 Lebih sering, lebih dari 3x dalam 10 menit

b) Fetus

Penyaluran O2 pada palsenta akan berkurang dapat menyebabkan :

 Hipoksia
94

 DJJ menjadi tidak teratur

 Kepala masuk rongga dasar panggul tertekan sehingga timbul

reflek mengedan.

c) Otot penyokong kala II

Karena ibu mengedan, maka otot pada dinding perut akan

berkontraksi. Mengedan optimal dilakukan dengan cara :

 Paha ditarik dekat lutut

 Badan fleksi dagu menyentuh dada

 Gigi bertemu gigi

 Tidak mengeluarkan suara.

d) Dasar panggul dan organ panggul

 Vagina jadi tambah luas

 Otot – otot dasar panggul merenggang

 Kandung kemih terdorong kearah pubis

 Uretra terenggang

 Rectum tertekan

3) Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil

pemeriksaan dalam yang menunjukkan :

a) Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm)

b) Biasanya ketuban pecah sendiri, bila pembukaan lengkap tapi

ketuban masih positif, maka dilakukan amniotomi

c) Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina


95

d) UUK biasanya akan memutar ke depan; pada primigravida kala II

berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam

4) Cara melahirkan bayi 

a) Melahirkan kepala bayi

 Pimpin ibu meneran saat kepala sudah tampak 5-6 cm depan

vulva.

 Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar tidak terjadi defleksi

maksimal.

 Satu tangan lainnya menahan perineum agar tidak terjadi

robekan.

 Usap muka bayi dengan kasa/kain kering untuk membersihkan

dari kotoran seperti darah, lendir dan air ketuban.

 Periksa apakah ada lilitan tali pusat, jika ada lilitan dan tali pusat

panjang maka longgarkan melewati kepala bayi, tapi jika tali

pusat pendek, klem lalu potong.

b) Melahirkan bahu dan anggota badan seluruhnya

 Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan

sendirinya.

 Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan lehar bayi (secara

biparietal).

 Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan,

dan lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu

belakang.
96

 Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi

sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lain ke

punggung bayi untuk melahirkan bayi seluruhnya (dengan

sanggah susur)

 Letakkan bayi di atas perut ibu dan keringkan bayi.

 Klem dan potong tali pusat di antara kedua klem.

c. Persalinan Kala III

Kala III berlangsung dari lahirnya bayi hingga lahirnya plasenta

secara lengkap dari dinding uterus. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15

menit setelah kelahiran bayi dan keluarnya spontan atau dengan tekanan

pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran

darah 100-200 cc.

1) Tanda-tanda pelepasan plasenta

a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir, dan

sebelum miometrium berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh

dan tinggi fundus biasanya turun hingga di bawah pusat.

b) Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui

vulva (Tanda Ahfeld).

c) Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah,

uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear dan fundus berada

diatas pusat (seringkali mengarah kesebelah kanan).

d) Semburan darah tiba-tiba. Semburan darah yang tiba-tiba ini

menandakan bahwa darah yang terkumpul di antara tempat


97

melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta (darah retro

plasenter), keluar melalui tepi plasenta yang terlepas.

2) Tingkatan kelahiran plasenta

a) Melepasnya plasenta dari implantasinya pada dinding uterus

b) Pengeluaran plasenta dari dalam kavum uteri

 Pelepasan dapat dimulai dari tengah (sentral, menurut Schultz)

 Dari pinggir plasenta (marginal, menurut Mathew-Duncan)

 Serempak dari tengah dan pinggir plasenta

 Umumnya perdarahan tidak melebihi 500 ml, jika lebih

termasuk kasus patologi.

3) Untuk mengetahui pelepasan plasenta dipakai beberapa prasat yaitu,

a) Prasat Kustner

Tangan kanan meregang atau menarik sedikit tali pusat.

Tangan kiri menekan daerah simfisis, bila tali pusat masuk kembali

ke dalam vagina berarti palsenta belum lepas dari dinding

uterus. Bila tali pusat tidak masuk kembali kedalam vagina , berarti

plasenta telah lepas dari dinding uterus.

b) Prasat Strassman

Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat.

Tangan kiri mengetuk fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali

pusat, berarti tali pusat belum lepas dari tempat implantasi. Bila
98

tidak terasa getaran, berarti tali pusat telah terlepas dari tempat

implantasinya.

c) Prasat Klaen

Ibu disuruh mengedan , bila tali pusat tampak turun ke bawah

saat mengedan dihentikan maka plasenta telah lepas dari tempat

implantasinya.

d) Prasat Crede

Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk agar

palsenta lepas dari dinding uterus. Prasat ini hanya digunakan

dalam keadaan terpaksa.

4) Manajemen Aktif Kala III

Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan

kontraksi uterus lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu,

mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III jika

dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis. Sebagian besar

kasus kesakitan dan kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh

perdarahan pasca persalinan dimana sebagian besar disebabkan oleh

atonia uteri dan retensio plasenta yang sebenarnya dapat dicegah

dengan dilakukan manajemen aktif kala III.

Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama:

a) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit partama setelah bayi

lahir

b) Melakukan penegangan tali pusat terkendali.


99

c) Massase fundus uteri.10

d. Persalinan Kala IV

Kala IV adalah pemantauan melekat terhadap tanda-tanda vital dan

jumlah perdarahan harus dilakukan pada 2 jam setelah plasenta lahir

lengkap. Hal ini dimaksudkan agar keadaan ibu post partum dapat

dipantau dan bahaya akibat perdarahan dapat dihindari.

1) Sebelum meninggalkan ibu post partum, harus diperhatikan 7 hal

penting, antara lain :

a) Kontraksi uterus kuat

b) Tidak ada pendarahan baik dari vagina maupun dari alat genitalia

lainnya

c) Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir lengkap

d) Kandung kemih harus kosong

e) Luka pada perineum telah terawat baik dan tidak ada hematom

f) Bayi dalam keadaan baik

g) Ibu dalam keadaan baik, nadi dan tekanan darah normal serta tidak

ada keluhan sakit kepala.

2) Asuhan dan pemantauan pada kala IV setelah lahirnya plasenta 

a) Lakukan rangsangan taktil uterus selama 15 detik untuk

merangsang uterus berkontraksi lebih kuat dan baik.


100

b) Periksa kelengkapan plasenta dengan teliti apakah lengkap atau

tidak untuk menghindari perdarahan..

c) Periksa kontraksi rahim, bila kontraksi rahim tidak bagus dan

konsistensi uterus lembek bisa mengakibatkan pendarahan.

d) Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan penolong

secara melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus

sejajar dengan pusat atau lebih bawah.

e) Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.

f) Periksa perineum dari perdarahan aktif. Periksa luka laserasi atau

episiotomi, apakah terawat dengan baik dan tidak ada hematome.

g) Evaluasi kondisi ibu secara umum. Pastikan ibu dalam keadaan

baik.

h) Nadi dan tekanan darah normal, tidak ada keluhan sakit kepala

maupun mual.

i) Pastikan kondisi bayi dalam keadaan baik.

j) Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV

persalinan pada halaman partograf segera setelah asuhan diberikan

atau setelah penilaian.16

3) Memeriksa Kemungkinan Perdarahan dari Laserasi

Perhatikan dan temukan penyebab perdarahan dari laserasi atau

robekan perineum dan vagina. Laserasi diklasifikasikan berdasarkan

luasnya robekan,
101

a) Derajat I : terdiri dari robekan di mukosa vagina, komisura

posterior, dan kulit perineum. Tidak perlu dijahit jika tidak ada

perdarahan dan posisi luka baik.

b) Derajat II : terdiri dari robekan di mukosa vagina, komisura

posterior, dan kulit perineum, ditambah dengan otot perineum.

Dijahit menggunakan teknik jelujur dan subkutikuler.

c) Derajat III : terdiri dari robekan di mukosa vagina, komisura

posterior, kulit dan otot perineum ditambah dengan otot sfingter

ani.

d) Derajat IV : terdiri dari robekan di mukosa vagina, komisura

posterior, kulit dan otot perineum, sfingter ani, ditambah dengan

dinding depan rektum.

Untuk derajat III dan IV penolong APN tidak dibekali

keterampilan untuk menjahit laserasi perineum, sehingga harus segera

di rujuk.26

9. Cara alami untuk menghadirkan rasa nyaman saat proses persalinan

a. Rileks saat menghela nafas

Nafas sangat penting dalam proses persalinan. Karena dengan

bernafas berpola dengan baik, maka mampu menghadirkan sensasi

relaksasi disela-sela kontraksi dan mampu menjaga suplai oksigen ke

janin.

b. Memeluk pendamping persalinan


102

Memeluk pasangan terutama saat merasa kurang nyaman, akan

merasakan support dan dukungan dari pasangan sehingga merasa lebih

tenang.

c. Minum air mineral di antara kontraksi

Ini sangatlah penting, banyak sekali yang tidak mau minum saat

menjalani proses persalinan. Dan akibatnya sering mengalami dehidrasi

dan kehabisan tenaga untuk mengejan. Untuk itu cobalah untuk minum

disela kontraksi. Akan lebih baik meminum minuman isotonik karena

lebih mudah diserap tubuh.

d. Pijat Endorphin

Endorfine massage adala salah satu metode untuk merangsang

munculnya hormone endorphin dalam tubuh saat proses persalinan

sehingga proses persalinan akan lebih nyaman dan lancar.

e. Gunakan kipas angin eletrik kecil

Seringkali ibu bersalin merasakan gerah pada saat bersalin, ibu

dapat gunakan kipas angin elektrik yang kecil untuk menghadirkan rasa

nyaman.

f. Bersandar pada bantal yang besar

g. Berfikir positif

h. Mengerang sebagai strategi koping


103

Mengerang saat merasakan kontraksi dapat dilakukan sebagai

koping pengalihan perhatian, dan untuk menghindari mengejan sebelum

waktunya.

i. Hypnobirthing

Hypnobirthing sangatlah efektif digunakan untuk menghadirkan

rasa nyaman saat bersalin, dengan rajin melatih tehnik-tehnik di

hypnobirthing sejak hamil akan membuat hasilnya lebih maksimal.

j. Bayangkan bayimu turun di setiap kontrakasi

Visualisasi ini sangatlah penting dan ini merupakan salah satu

tehnik dari hypnobirthing. Dengan membayangkan kepala janin ibu turun

disetiap ada kontraksi ini akan sangat membantu untuk memperlancar

proses persalinan.

k. Becanda baik dengan pandamping persalinan maupun bidan

Hilangkan ketegangan dan kekhawatiran dengan bercanda baik

dengan pasangan, pendamping atau bahkan dengan dokter/bidan yang

merawat. Dengan demikian dapat menikmati proses persalinan dengan

lebih santai dan bebas dari rasa tegang.

l. Berciuman

Berciuman dengan pasangan dapat merangsang hormone endorphin

dan oksitosin sehingga kontraksi rahim menjadi lebih efektif namun tetap

merasa nyaman.

m. Bernafas dengan lembut saat merasakan kontraksi.

n. Mendengarkan Musik
104

Musik adalah sarana untuk membantu anda lebih rileks, dan

tenang. Dengarkan musik-musik relaksasi yang membuat merasa tenang.

Maka proses persalinan akan lebih mudah.

o. Melakukan mobilisasi atau perpindahan posisi tubuh

Saat memasuki kala I persalinan atau pembukaan jalan lahir,

lakukan mobilisasi atau perpindahan posisi tubuh. Karena ini akan sangat

membantu mengurangi keluhan-keluhan yang drasakan selama. Yang

terpenting adalah buat tubuh ibu merasa nyaman.

p. Membuka panggul dengan berjongkok

Dengan posisi berjongkok akan memperlebar bidang luas panggul,

dengan demikian bagian terendah janin akan lebih mudah turun.

q. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga mengenai tindakan yang akan

dilakukan serta menjawab setiap pertanyaan dari ibu maupun keluarga.

r. Lakukan pelvic rocking dengan birthing ball

Ini bisa dilakukan di atas bola persalinan. Berbagai manfaat

melakukan pelvic rocking ini antara lain:

1) Goyang panggul memperkuat otot-otot perut dan punggung bawah.

2) Mengurangi tekanan pada pembuluh darah di daerah sekitar rahim,

dan tekanan di kandung kemih ibu.

3) Membantu ibu untuk bersantai.

4) Meningkatkan proses pencernaan.

5) Membantu mempersingkat proses persalinan

6) Membantu ibu merasa nyaman saat persalinan


105

7) Membuat bidang panggul lebih luas sehingga membantu penurunan

bagian terendah janin

8) Membantu ibu dalam posisi tegak sehingga janin cepat turun

9) Mengurangi keluhan nyeri di daerah pinggang, inguinal, vagina dan

sekitarnya

s. Percayalah pada kekuatan tubuh.

Pada proses persalinan seorang ibu akan dituntut kesabarannya.

Untuk itu harus sabar dan lebih mempercayakan prose persalinan kepada

tubuh ibu. Karena pada dasarnya tubuh telah diciptakan sangat sempurna.

t. Menjelaskan mengenai obat atau tindakan apa saja yang akan diberikan

kepada ibu dan keluarga

Ini yang seringkali terlupakan saat menjalani proses persalinan, cari

tahu selengkap-lengkapnya tentang manfaat dan untung rugunya bagi

proses persalinan. Dengan demikian resiko mal praktek dapat

dihindarkan.

u. Tidak menahan BAK

Pada saat persalinan seringlah ke kamar mandi untuk buang air

kecil maupun buang air besar dengan demikian kepala/bagian terendah

janin anda akan lebih mudah turun.

v. Berjalan-jalan adalah salah satu mekanisme penghilang rasa nyeri yang

efektif.

w. Berteriak keras dan panjang lalu bernafas lagi dengan pola yang baik
106

Berteriaklah jika memang anda ingin berteriak namun ingat, anda

tetap harus menjaga pola nafas anda jangan sampai energy anda terkuras

karena anda berteriak

x. Beristirahatlah atau tidur jika memungkinkan disela kontraksi anda ini

akan menjaga energy anda tetap baik.28

10. Standar Asuhan Kebidanan Persalinan

a. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai,

kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai, dengan

memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan yang sedang

berlangsung.

b. Standar 10 : Persalinan Kala II yang Aman

Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap

sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan tradisi

setempat.

c. Standar 11 : Pengeluaran Plasenta Dengan Penegangan Tali Pusat

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk

membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.

d. Standar 12 : Penanganan Kala II Dengan Gawat Janin Melalui

Episiotomi

Bidan mengenali secara cepat tanda-tanda gawat janin pada kala II

yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman untuk

memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.21


107

C. Nifas

1. Pengertian Nifas

Masa nifas (Puerperium) di mulai setelah partus selesai dan berakhir

setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih

kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.29

2. Tahapan Postpartum

Tahapan Postpartum dibagi dalam 3 tahapan, yaitu :

a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan-jalan.

b. Puerperium intermedial yaitu suatu masa dimana kepulihan dari organ-

organ reproduksi lamanya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk  pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,

bulanan atau tahunan.30

3. Periode postpartum

Periode postpartum dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Immediate Puerperium

Keadaan yang terjadi segera setelah persalinan sampai 24 jam sesudah

persalinan (0 – 24 jam sesudah melahirkan)

b. Early Puerperium

Keadaan yang terjadi pada permulaan puerperium. Waktu 1 hari sesudah

melahirkan sampai 7 hari ( 1 minggu pertama)


108

c. Late Puerperium

Satu minggu sesudah melahirkan sampai 6 minggu.32

4. Perubahan Anatomis dan Fisiologis Masa Nifas

a. Perubahan Tanda-Tanda Vital

1) Suhu Badan 

Satu hari (24 jam) PP suhu badan akan naik sedikit (37,5˚C –

38˚C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan

yang berlebihan dan kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan

menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena

adanya pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkok, berwarna

merah karena kebanyakan ASI. Bila suhu tidak menurun

kemungkinan adanya infeksi pada endometrium, mastitis, tractus

genitalis atau sistem lain.

2) Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-100x/menit. Sehabis

melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.

3) Tekanan Darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan

rendah setelah ibu melahirkan karena perdarahan. Tekanan darah

tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsia post

partum.
109

4) Pernafasan

Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu

dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan

mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran

nafas.

b. Sistem Reproduksi

1) Vulva, Vagina dan Ostium Vagina

Vulva dan vagina tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3

minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan

rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali

sementara labia menjadi lebih menonjol. Ukuran vagina akan selalu

lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama.

Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan

tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat

tertentu dengan latihan harian senam kegel.

Sedangkan, pada awal masa nifas, vagina dan ostiumnya

membentuk saluran yang berdinding halus dan lebar yang ukurannya

berkurang secara perlahan namun jarang kembali ke ukuran saat

nulipara. Rugae mulai muncul kembali pada minggu  ketiga namun

tidak semenonjol sebelumnya. Himen tinggal berupa potong-potongan

kecil sisa jaringan, yang membentuk jaringan parut disebut

carunculae myrtiformes. Epitel vagina mulai berproliferasi pada

minggu ke-4 sampai ke-6, biasanya bersamaan dengan kembalinya


110

produksi estrogen ovarium. Laserasi atau peregangan perineum

selama kelahiran dapat menyebabkan relaksasi ostium vagina.

Beberapa kerusakan pada dasar panggul mungkin tidak dapat

dihindari, dan kelahiran merupakan predisposisi prolapsus uteri,

inkontinensia uri dan alvi. Ini merupakan masalah yang mendapat

perhatian besar pada saat ini dan didiskusikan. 32

2) Endometrium

Perubahan pada endometrium adalah timbulnya trombosis,

degenerasi, dan nekrosis ditempat implantasi plasenta. Pada hari

pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai permukaan yang

kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah tiga hari

mulai rata kembali. 32

3) Uterus

Segera setelah pengeluaran plasenta, fundus uteri terus

berkontraksi untuk kembali ke bentuk sebelum hamil.

Waktu TFU Bobot Uterus Diameter Uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr 12,5 cm
Plasenta lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr 7,5 cm
1 minggu Pertengahan simfisis-pusat 500 gr 3-4 cm
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 350 gr 1-2 cm
6 minggu Bertambah kecil 50-60 gr -
8 minggu Ukuran normal 30 gr -
Tabel 2.4. Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus menurut Masa Involusi

4) Segmen serviks dan uterus bagian bawah

Selama persalinan, batas serviks bagian luar, yang berhubungan

dengan ostium externum, biasanya mengalami laserasi, terutama di

lateral. Pembukaan serviks berkontraksi secara perlahan.


111

Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-

perubahan yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk

serviks yang akan menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan

oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan

serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan

antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna

serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah

dan konsistennya lunak.

Setelah bayi lahir tangan masih bisa masuk rongga rahim,

setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat

dilalui 1 jari. Di akhir minggu pertama, pembukaan ini menyempit,

serviks menebal dan kanalis endoservikal kembali terbentuk.32

5) Ligamen-ligamen

Ligamen, vasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu

kehamilan dan persalinan, setelah bayi lahir secara berangsur-angsur

menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh

kebelakang dan menjadi retrofleksi karena ligamentum rotundum

menjadi kendur.

6) Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lochea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
112

uterus. Lochea terdiri dari eritosit, potongan jaringan desidua, sel

epitel, dan bakteri. Lochea mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat

membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam

yang ada pada vagina normal. Lochea mempunyai bau amis/anyir

seperti darah menstruasi meskipun tidak terlalu menyengat dan

volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau

tidak sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mempunyai

perubahan karena proses involusi. Macam – macam lochea,

diantaranya :

a) Lochea rubra : lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 3 masa

postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi

darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,

lanugo (rambut bayi) dan mekonium. Lochea rubra yang menetap

pada awal periode postpartum menunjukkan adanya perdarahan

postpartum sekunder yang mungkin disebabkan tertinggalnya

sisa/selaput plasenta.

b) Lochea sanguinolenta : cairan yang keluar berwarna merah

kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke

7 postpartum.

c) Lochea serosa : lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena

mengandung serum, leukosit, dan robekan/laserasi plasenta.

Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 postpartum.


113

d) Lochea alba/putih : mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,

selaput lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lochea alba

bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu postpartum. Lochea

serosa/alba berlanjut bisa menandakan adanya endometritis,

terutama jika disertai demam, rasa sakit atau nyeri tekan pada

abdomen.

Bila terjadi infeksi, keluar cairan nanah berbau busuk yang

disebut dengan lochea purulenta. Pengeluaran lochea yang tidak

lancar disebut lochea statis.31

c. Sistem Hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan

plasma serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari

pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun

tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga

meningkatkan faktor pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat

dimana jumlah sel darah putih mencapai 15.000 selama persalinan akan

tetap tinggi dalam beberapa hari pertama dan masa postpartum. Jumlah

sel darah putih tersebut masih bisa naik lagi sampai 25.000/30.000 tanpa

adanya kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.

Jumlah hemoglobin, hemorokit, dan eritrosit akan sangat bervariasi pada

awal-awal masa postpartum sebagai akibat volume darah, volume

plasenta dan tingkat volume darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan

ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-
114

kira selama kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah

sekitar 200-250 ml. Penurunan volume dan peningkatan sel darah pada

kehamilan di asosiasikan dengan peningkatan hematokrit dan

hemoglobine pada hari ke 3-7 postpartum dan akan kembali normal

dalam 4-5 minggu postpartum.

d. Nyeri setelah melahirkan

Pada primipara uterus cenderung tetap berkontraksi secara tonik

setelah persalinan. Akan tetapi pada multipara, uterus sering berkontraksi

dengan kuat pada inversal tertentu dan menimbulkan nyeri setelah

melahirkan, yang mirip dengan nyeri pada saat persalinan tetapi lebih

ringan. Nyeri ini semakin terasa sesuai dengan meningkatnya paritas dan

menjadi lebih buruk ketika bayi menyusui, kemungkinan besar karena

pelepasan oksitosin. Biasanya, nyeri setalah melahirkan berkurang

intensitasnya dan menjadi lebih ringan pada hari ketiga.32

e. Sistem muskuloskeletal

Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan

hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran

rahim. Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6 sampai ke-8 setelah

melahirkan. Akan tetapi, walaupun semua sendi lain kembali ke keadaan

normal sebelum hamil, kaki wanita tidak mengalami perubahan setelah

melahirkan.

f. Sistem gastrointestinal
115

Tonus dan motilitas gastrointestinal menurun selama periode

postpartum. Tonus abdomen yang lembek disertai penurunan motilitas

dapat menimbulkan distensi gas 2 sampai 3 hari setelah melahirkan.

Penurunan aktivitas usus, terutama setelah pembatasan asupan diet

selama 24 sampai 36 jam sebelumnya dapat menghambat defekasi

selama 1 atau 2 hari pertama setelah kelahiran. Rasa takut terhadap nyeri

pada sisi laserasi, episiotomi, atau hemoroid dapat memperberat

konstipasi pada minggu pertama setelah melahirkan. Pola defekasi

normal ibu harus terjadi selama 1 minggu pascapartum.

g. Sistem perkemihan

Kandung kemih dalam masa nifas kurang sensitif dan kapasitasnya

bertambah sehingga kandung kemih penuh atau masih tertinggal sisa

urine sesudah kencing. Sisa urine ini dan trauma pada dinding kandung

kemih sewaktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter

kembali normal dalam waktu 2 minggu.

Penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan menjelaskan

sebab penurunan fungsi ginjal selama masa pascapartum. Fungsi ginjal

kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan.

Diperlukan kira-kira 2-8 minggu supaya kembali ke keadaan sebelum

hamil.

h. Sistem endokrin

1) Hormon plasenta
116

Penurunan hormon human placental lactogen, estrogen,

progesteron dan kortisol, serta placental enzyme insulinase membalik

efek diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun

pada masa puerperium. Kadar estrogen dan progesteron menurun

secara mencolok setelah plasenta keluar, kadar terendahnya dicapai

kira-kira satu minggu pascapartum.

2) Hormon hipofisis dan fungsi ovarium

Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita

menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita

menyusui tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena

kadar follicle stimulating hormone (FSH) terbukti sama pada wanita

menyusui dan tidak menyusui, disimpulkan ovarium tidak berespons

terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat.

Pada wanita menyusui, kadar prolaktin tetap meningkat sampai

minggu keenam setelah melahirkan. Kadar prolaktin serum

dipengaruhi oleh intensitas menyusui, lama setiap kali menyusui, dan

banyak makanan tambahan yang diberikan. Setelah melahirkan,

wanita tidak menyusui mengalami penurunan kadar prolaktin,

mencapai rentang sebelum hamil dalam dua minggu.

i. Sistem integumen

Cloasma gravidarum yang muncul pada masa hamil biasanya

menghilang saat kehamilan berakhir. Hiperpigmentasi di areola dan linea

nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Pada beberapa


117

wanita, pigmentasi pada daerah tersebut akan menetap. Kulit yang

meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin

memudar, tetapi tidak hilang seluruhnya.46

j. Abdomen

Dengan melakukan pemerikasaan diastasi rekti pada saaat TFU

sudah tidak teraba, yang bertujuan untuk mengetahui apakah pelebaran

otot perut normal atau tidak, caranya dengan memasukkan jari telunjuk

dan jari tengah ke bagian dari diafragma dari perut ibu. Jika jari masuk

dua jari berarti diastasi recti ibu normal. Jika lebih dari dua jari

berarti abnormal. Cara penanganannya dengan operasi ringan

(tometock).47

5. Adaptasi Psikologis Masa Nifas         

a. Periode Taking in

1) Periode ini terjadi 1-2 hari sesudah melahirkan. Ibu baru pada

umumnya pasif dan tergantung, perhatiannya tertuju pada kekawatiran

akan tubuhnya.

2) Ibu mungkin mengulang-ulang menceritakan pengalaman waktu

melahirkanya.

3) Tidur tanpa gangguan sangat penting untuk mengurangi gangguan

kesehatan akibat kurang istirahat.

4) Peningkatan nutrisi  dibutuhkan untuk mempercepat pemulihan dan

penyembuhan luka, serta persiapan proses laktasi aktif.


118

5) Dalam memmberi asuhan bidan, harus dapat memfasilitasi kebutuhan

pssikologis ibu, pada tahap ini bidan harus menjadi pendengar yang

baik ketika ibu menceritakan pengalamanya. Berikan juga dukungan

mental dan aspirasi atas hasil perjuangan ibu sehingga dapat berhasil

melahirkan anaknya. Bidan harus  dapat menciptakan suasana yang

nyaman bagi ibu sehingga dapat leluasa dan terbuka mengemukan

permasalahan yang dapat dihadapi bidan. Dalam hal ini, sering terjadi

kesalahan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan oleh pasien

terhadap dirinnya dan bayinya karna kurangnya jalinan komunikasi

yang baik antara pasien dan bidan.

b. Periode Taking Hold

1) Periode ini berlangsung pada hari ke 2-4 post partum

2) Ini menjadi perhatian pada kemampuan menjadi orang tua yang

sukses dan meningkatkan tanggung jawab terhadap bayi.

3) Ibu berkonsentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, BAK dan

BAB, serta kekuatan dan ketahanan tubuhnya.

4) Ibu berusaha keras untuk menguasai keterampilan perawatan bayi,

misalnya mengendong, memandikan dan memasang popok dan

sebagainya.

5) Pada masa ini, ibu biasanya sangat sensitif dan merasa tidak mahir

dalam melakukan hal-hal tersebut.

6) Pada tahap ini, bidan harus tanggap terhadap kemungkinan perubahan

yang terjadi.
119

7) Tahap ini merupakan waktu yang tepat bagi bidan untuk memberikan

bimbingan cara perawatan bayi, namun harus selalu di perhatikan

teknik bimbingannya jangan sampai menyingung perasaan atau

membuat perasaan ibu tidak nyaman karena ia sangat sensitif. Hindari

kata “jangan begitu” atau “kalau kayak gitu salah” pada ibu karna hal

itu akan sangat menyakiti perasaanya dan akibatnya ibu akan putus

asa untuk mengikuti bimbingan yang bidan berikan.

c. Periode Letting Go

1) Periode ini biasanya terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Periode ini

sangat berpengaruh terhadap perhatian yang diberikan oleh keluarga.

2) Ibu mengambil tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan ia harus

beradaptasi dengan segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung

padanya. Hal ini menyebabkan berkurangnya hak ibu, kebebasan, dan

hubungan sosial.

3) Depresi post partum umumnya terjadi pada periode ini.30

6. Perawatan ibu pada masa nifas

a. Perawatan Awal

Setelah persalinan, tekanan darah dan nadi harus diperiksa,

terutama jika ada indikasi. Jumlah perdarahan pervagina diawasi, dan

palpasi fundus uteri untuk memastikan kontraksi yang baik. Jika tidak

teraba, uterus harus dipijat melalui dinding abdomen sampai tetap

berkontraksi.
120

b. Ambulasi Dini

Ibu turun dari tempat tidur dalam beberapa jam setelah persalinan.

Pendamping pasien harus ada pada jam pertama, mungkin saja ibu

mengalami pendarahan. Keuntungan ambulasi dini terbukti mencegah

komplikasi kandung kemih yang jarang terjadi dan yang .lebih jarang

lagi, kontipasi. Ambulasi dini telah menurunkan frekuensi trombosit vena

peurperal dan embolisme paru.

c. Perawatan Perineum

Ibu diberitahu untuk membersihkan vulva, dari vulva ke arah anus.

Aplikasikan kantung es ke perineum dapat membantu mengurangi

ketidaknyamanan selama beberapa jam pertama jika terdapat laserasi

episiotomi. Perasaan yang sangat tidak nyaman biasanya menandakan

suatu masalah, seperti hematoma dalam hari pertama atau lebih, dan

infeksi setelah hari ketiga atau keempat.29

7. Payudara dan Laktasi

a. Kolostrum

Setelah kelahiran, payudara mulai menyekresi kolostrum, suatu

cairan yang berwarna kuning lemon tua. Cairan ini biasanya keluar dari

papila mammae pada hari kedua pascapartum. Dibandingkan dengan air

susu biasa, kolostrum mengandung lebih banyak mineral dan asam

amino. Kolostrum juga mengandung lebih banyak protein, sebagian

besarnya adalah globulin, namun sedikit gula dan lemak. Sekresi

berlanjut selama kira-kira 5 hari, dengan berubah secara perlahan


121

menjadi air susu matang selama 4 minggu berikutnya. Kolostrum

mengandung antibodi , dan immunoglobulin A (IgA) yang dapat

memberikan perlindungan bagi neonatus terhadap patogen enterik.

Faktor pertahanan tubuh lainnya yang ditemukan di kolostrum dan susu

mencakup komplemen, makrofag, limfosit, laktoferin, laktoperoksidase,

dan lisozim.

b. ASI Ekslusif

Air susu ibu (ASI) merupakan suspensi lemak dan protein dalam

larutan karbohidrat mineral. Ibu yang menyusui dapat dengan mudah

menghasilkan 600 ml susu per hari, dan berat badan badan ibu sewaktu

hamil tidak mempengaruhi kuantitas atau kualitasnya. Air susu bersifat

isotonik terhadap plasma, dan setengah dari nilai tekanan osmotik di

timbulkan oleh laktosa. 33

ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan untuk bayi sejak baru

lahir sampai 6 bulan tanpa makanan pendamping dan minuman pralakteal

(air gula, aqua, dan lainnya).32

Tips memperbanyak ASI

1) Tingkatkan frekuensi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak

belum mau menyusu karena masih kenyang, perahlah/pompalah ASI.

Produksi ASI prinsipnya based on demand sama seperti prinsip

pabrik. Jika makin sering diminta (disusui/diperas/dipompa) maka

makin banyak yang ASI yang diproduksi.


122

2) Kosongkan payudara setelah anak selesai menyusui. Makin sering

dikosongkan, maka produksi ASI juga makin lancar.

3) Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi psikologis ibu menyusui

sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif.

4) Hindari pemberian susu formula. Terkadang karena banyak orangtua

merasa bahwa ASInya masih sedikit atau takut anak tidak kenyang,

banyak yang segera memberikan susu formula. Padahal pemberian

susu formula itu justru akan menyebabkan ASI semakin tidak lancar.

Anak relatif malas menyusu atau malah bingung puting terutama

pemberian susu formula dengan dot. Begitu bayi diberikan susu

formula, maka saat ia menyusu pada ibunya akan kekenyangan.

Sehingga volume ASI makin berkurang. Makin sering susu formula

diberikan makin sedikit ASI yang diproduksi.

5) Hindari penggunaan DOT, empeng, dkknya

Jika ibu ingin memberikan ASI peras/pompa (ataupun memilih

susu formula) berikan ke bayi dengan menggunakan sendok. Saat ibu

memberikan dot, maka anak dapat mengalami bingung puting (nipple

confusion). Kondisi dimana bayi hanya menyusu di ujung puting

seperti ketika menyusu dot. Padahal cara menyusu yang benar adalah

seluruh areola (bagian gelap disekitar puting payudara) ibu masuk ke

mulut bayi. Akhirnya, si kecil jadi tidak mau menyusu langsung dari

payudara lantaran merasa betapa sulitnya mengeluarkan ASI.

Sementara kalau menyusu dari botol, hanya dengan menekan sedikit


123

saja dotnya, susu langsung keluar. Karena itu hindari penggunaan dot

dsbnya.

6) Datangi klinik laktasi. Jangan ragu untuk menghubungi atau

konsultasi dengan klinik laktasi. Disana ibu dan ayah bisa

mendapatkan masukan secara teknis agar ASI tetap optimal sehingga

ASI lancar di awal masa menyusui.33

7) Pijat Oksitosin

Pijat punggung atau juga dikenal dengan pijat oksitosin

merupakan pijatan yang dilakukan di daerah sepanjang tulang

belakang sebagai upaya untuk memperlancar pengeluaran ASI. Pijatan

ini mampu memicu pengeluaran oksitosin, di mana oksitosin

merupakan hormon yang diperlukan untuk mengeluarkan ASI.

Sehingga, pijatan ini juga dikenal dengan nama pijat oksitosin.

Pemijatan memiliki mamfaat relaksasi, mengurangi stres, dan

membantu tidur lebih baik. Untuk ibu yang melahirkan dengan cara

operasi sectio caesarea, pemijatan juga dapat membantu proses

pemulihan berjalan lebih cepat.

Pijat punggung dapat membantu memperlancar produksi ASI

dengan cara meningkatkan pengeluaran hormon yang mendukung

produksi ASI, yaitu prolaktin dan oksitosin. Oksitosin dapat

merangsang payudara untuk berkontraksi, sehingga ASI akan

dilepaskan dengan lancar. Selain itu, pijatan juga dapat mengurangi

pengeluaran hormon kortisol (hormon yang dikeluarkan saat tubuh


124

stres), sehingga pengeluaran hormon prolaktin dan oksitosin tidak

terganggu.

Pijat oksitosin sangat mudah dilakukan. Bisa menggunakan

minyak zaitun atau minyak lainnya agar pijatan mudah dilakukan.

Caranya,

a) Ibu berada dalam posisi duduk bersandar ke depan sambil memeluk

bantal agar lebih nyaman. Taruh meja di depan sebagai tempat

untuk bersandar.

b) Pijat kedua sisi tulang belakang menggunakan kepalan tangan

dengan ibu jari menunjuk ke depan. Pijat kuat dengan gerakan

melingkar.

c) Pijat sisi tulang belakang ke arah bawah sampai sebatas dada, dari

leher sampai ke tulang belikat.

d) Lakukan pijatan ini selama 2-3 menit.34

c. Tekhnik Menyusui

Teknik menyusui yang benar adalah kegiatan yang menyenangkan

bagi ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak terhingga pada anak

dengan cara yang benar.

Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi

susu dan memperkuat refleks menghisap bayi. Jadi, teknik menyusui


125

yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan posisi ibu

yang benar, sehingga memudahkan bayi untuk menyusu. 35

1) Langkah-langkah menyusui yang benar

a) Cuci tangan  dengan air bersih  dan menggunakan sabun.

b) Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting .

c) Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu.  jangan

hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus

dan hadapkan bayi kedada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan

dengan putting susu,  biarkan bibir bayi menyentuh putting susu

ibu dan tunggu sampai terbuka lebar .

d) Segera dekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir

bawah bayi terletak dibawah puting susu. Cara meletakan mulut

bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut

bayi terbuka lebar dan bibir bayi  membuka lebar.

e) Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu

kesebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.

f) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi

dibersihkan dengan lap bersih yang telah direndam dengan air

hangat.

g) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara

yang terhisap bisa keluar.

h) Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan

kain supaya ASI berhenti keluar.


126

2) Cara pengamatan tekhik menyusui yang benar

Apabila bayi telah menyusui dengan benar, maka akan

memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:

a) Bayi tampak tenang.

b) Badan bayi menempel pada perut ibu.

c) Mulut bayi terbuka lebar.

d) Dagu bayi menempel pada payudara ibu.

e) Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih

banyak yang masuk.

f) Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara

ibu.

g) Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin  aerola (tidak hanya

putting saja),lingkar aerola atas terlihat lebih banyak bila

dibandingkan dengan lingkar aerola bawah.

h) Lidah bayi  menopang putting dan aerola bagian bawah .

i) Bibir bawah bayi melengkung keluar.

j) Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

k) Puting susu tidak terasa nyeri.

l) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

m)Kepala bayi agak menengadah.

n) Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan serta kadang

disertai dengan berhenti sesaat.

d. Beberapa masalah payudara


127

1) Puting rata

Kelainan yang dikenal dengan retracted nipple ini penyebabnya

belum diketahui. Cara mengatasinya dengan menarik-narik puting

secara kontinu yang dimulai kala kehamilan di atas 5 bulan. Cara

menariknya dengan memutar kiri-kanan, lantas tarik keluar. Setelah

puting berhasil keluar, ibu harus rajin menyusui.

2) Puting lecet

Penyebabnya tak lain karena teknik menyusui yang salah. Untuk

itu ketahui teknik menyusui dengan benar. Sebelum menyusui,

usahakan puting selalu dalam keadaan kering lalu oleskan sedikit ASI

pada puting. ASI memiliki zat-zat untuk mengusir kuman disekitar

areola.

3) Saluran tersumbat

Saluran tersumbat biasanya mengakibatkan benjolan lokal di

salah satu bagian payudara, sementara bagian yang lain tidak. Cara

mengatasinya dengan selalu berusaha menyusukan ASI hingga

payudara kosong. Massage-lah benjolan akibat penyumbatan ASI

tersebut. Kemudian kompres dengan handuk yang telah direndam air

hangat, selanjutnya kompres payudara dengan handuk yang telah

direndam air dingin. Lakukan terus hingga benjolan hilang.

4) Payudara bengkak

Penyebabnya karena pengeluaran ASI yang tidak lancar.

Pembengkakan tidak selalu terjadi pada kedua belah payudara. Bisa


128

saja hanya terjadi pada satu payudara. Cara mengatasinya, sebaiknya

dalam menyusui memakai cara menggiring bola. Kalau bayi merasa

nyaman menyusu di payudara kiri ibu, berarti posisi pipi kananlah

yang selalu menempel ke payudara. Gunakan taktik, menggesernya

dari payudara kiri ke payudara kanan dengan tetap pada posisi pipi

yang sama yang menempel di badan ibu. Tentu bayi akan merasa ia

tetap menyusu di payudara kiri ibu padahal sudah bergeser ke

payudara kanan.

5) Mastitis atau infeksi payudara

Ciri-cirinya bengkak, merah, dan terasa nyeri. Kalau sudah

begini mau tidak mau ibu harus minum antibiotika untuk mengatasi

infeksi. Massase tidak boleh dilakukan.

6) Payudara abses

Penanganan mastitis yang terlambat bisa mengakibatkan

payudara abses. Jika sudah abses bayi tidak boleh lagi menyusu dan

mau tidak mau, kulit bagian itu harus diinsisi/dibuka dengan operasi

kecil untuk mengeluarkan nanahnya.

8. Tanda Bahaya Nifas

a. Infeksi masa nifas

Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan,

Infeksi masa nifas masih merupakan penyebab AKI. Infeksi alat genital

merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran

urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah satu


129

penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan

panas, malaise, denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa uterus

lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada payudara atau adanya disuria.

b. Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur, pembengkakan di

wajah atau ekstremitas disertai dengan tekanan darah yang tinggi. (Tanda

eklampsia post partum)

c. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih

Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan

air kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta

analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga

mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh

epiosomi yang lebar, laserasi, hematom dinding vagina.

d. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya

sendiri

e. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit

Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat,

putting susu yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek,

kurang istirahat, anemia.

f. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama

Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu

nafsu makan,sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang.

Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman hangat,susu,kopi atau

teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang. Berikanlah


130

makanan yang sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna

memulihkan keadaanya kembali.

g. Rasa sakit, merah, lunak dan pembengkakan di kaki (Tanda Gejala

Tromboplebitis)

Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-

vena manapun di pelvis yang mengalami dilatasi. Untuk mengetahuinya

dengan malakukan pemeriksaan tanda homan, yaitu metode yang

digunakan untuk mengetahui adanya trombofebitis. Caranya dengan

meletakkan satu tangan pada telapak kaki ibu yang saling berhadapan

antara telapak tangan pemeriksa dengan kaki ibu nifas lalu didorong ke

arah ibu, jika ibu merasakan sakit  maka tanda homan ibu potisitif,

menunjukan menunjukan adanya trombofebitis sehingga dapat

menghambat sirkulasi ke organdistal. Ibu harus dimotivasi untuk mobilisasi

dini agar predaran darah lancar

9. Kunjungan Postpartum

a. Kunjungan Pertama : 6-8 jam postpartum.

Bertjuan untuk :

1) Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.

2) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan

rujukan bila perdarahan berlanjut.

3) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah

perdarahan yang disebabkan atonia uteri.


131

4) Pemberian ASI awal.

5) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru

lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi.

7) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus

menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran atau

sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik.

b. Kunjungan kedua : 6 hari postpartum

Bertujuan untuk :

1) Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah umbilikus,

tidak ada perdarahan abnormal.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.

3) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.

4) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukupcairan.

5) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada

tanda-tanda kesulitan menyusui.

6) Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir

c. Kunjungan ketiga : 2 minggu postpartum

Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang diberikan

pada kunjungan 6 hari post partum.

d. Kunjungan ke empat : 6 minggu postpartum

Bertujuan untuk :
132

1) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa nifas.

2) Memberikan konseling KB secara dini.

Kebijakan program nasional pada postpartum yaitu paling sedikit

empat kali melakukan kunjungan pada postpartum, dengan tujuan untuk :

a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi.

b. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya

gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya.

c. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa

nifas.

d. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu

kesehatan ibu nifas maupun bayinya.10

D. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Bayi Baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses

kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke

kehidupan ekstra uterin.

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai 28 hari pertama kehidupan.

Bayi adalah manusia yang berusia 28 hari sampai usia 24 bulan.36

2. Klasifikasi Bayi
133

a. Klasifikasi berdasarkan umur bayi baru lahir

1) Umur 0 – 7 hari disebut neonatal dini.

2) Umur 8 – 28 hari disebut neonatal lanjut.

b. Klasifikasi berdasarkan masa gestasi

1) Neonatus cukup bulan  (37-42 minggu)      

2) Neonatus kurang bulan (37 minggu)

3) Neonatus lebih bulan  (42 minggu)

c. Klasifikasi berdasarkan berat lahir

1) Sesuai masa kehamilan (2500-4000 gram)

2) Kecil (<2500 gram)

3) Besar masa kehamilan (>4000 gram).37

3. Ciri-ciri umum bayi baru lahir normal

a. Bayi lahir dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa

memakai alat;

b. Usia kehamilan 37-42 minggu;

c. Apgar score ≥7;

d. Tidak ada cacat bawaan;

e. Berat badan 2500-4000 gram;

f. Panjang badan 48-52 cm;

g. Lingkar dada 30-38 cm;

h. Lingkar kepala 33-35 cm;

i. Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 kali/menit, kemudian

menurun sampai 120-140 kali/menit;


134

j. Pernapasan pada menit pertama cepat kira-kira 80 kali/menit, kemudian

menurun setelah tenang kira-kira 40-60 kali/menit;

k. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup

terbentuk dan diliputi verniks kaseosa;

l. Rambut lanugo tidak terlihat lagi, rambut kepala biasanya telah

sempurna;

m. Kuku agak panjang dan lunak;

n. Genetalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada perempuan)

dan testis sudah turun (pada laki-laki);

o. Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik

p. Reflek moro sudah baik, bayi ketika dikejutkan akan memperlihatkan

gerakan tangan seperti memeluk;

q. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 48 jam pertama,

mekonium berwarna hitam kecoklatan.38

4. Adaptasi fisiologis bayi baru lahir

a. Sistem pernapasan

Selama didalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas

melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui paru-

paru bayi. Rangsangan untuk gerakan pernapasan pertama :

1) Tekanan mekanik torak sewaktu melalui jalan lahir (stimulasi

mekanik).
135

2) Penurunan O2 dan kenaikan CO2 merangsang komereseptor yang

terletak di sinus karotikus (stimulasi kimiawi).

3) Rangsangan dingin di daerah muka dan penurunan suhu di dalam

uterus (stimulasi sensorik).

4) Pernapasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi dalam waktu

30 detik pertama sesudah lahir.

b. Sirkulasi darah

Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis

sebagian ke hati, sebagian langsung keserambi kiri jantung, kemudian ke

bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah dipompa melalui aorta keseluruh

tubuh. Dari bilik kanan darah di pompa sebagian ke paru dan sebagian

melalui duktus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir, paru akan

berkembang mengakibatkan tekanan arteriol dalam paru menurun.

Tekanan darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang

melalui transfusi plasenta dan pada jam-jam pertama sedikit menurun,

untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira-kira-kira 85/40

mmHg.39

c. Perlindungan termal (termoregulasi)

Mekanisme pengaturan suhu tubuh ada bayi baru lahir belum

berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan

kehilangan panas dari tubuh bayi karena bayi beresiko mengalami

hipotermi. Beberapa mekanisme kehilangan panas tubuh,


136

1) Evaporasi : Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan pada

tubuh bayi.

2) Konduksi : Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak

langsung antara tubuh bayi dan benda atau permukaan yang

temperaturnya lebih rendah.

3) Konveksi : Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat

tubuh bayi terpapar udara atau lingkungan yang bertemperatur dingin.

4) Radiasi : Kehilangan panas badan bayi melalui pancaran/radiasi dari

tubuh bayi kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin.40

d. Metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari tubuh orang

dewasa sehingga metabolisme basal per Kg BB akan lebih besar,

sehingga BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga

energi diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.

e. Keseimbangan air dan fungsi ginjal

Fungsi ginjal belum sempurna karena :

1) Jumlah nefron  masih belum sebanyak orang dewasa.

2) Ketidak seimbangan luas permukaan glomerulus dan volumetubulus

proksimal.

3) Renal blood flow relatif kurang bila dibanding dengan orang dewasa

f. Immunoglobulin

1) Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sumsum tulang

belakang dan lamina propia ilium dan apendiks.


137

2) Plasentan merupakan sawar sehingga fetus bebas dari antigen

dan stress imunologis.

3) Pada BBL hanya terdapat gama globulin G, sehingga imunologi dari

ibu dapat melalui plasenta karena berat molekulnya kecil.

Tetapi bila ada infeksi yang dapat melalui plasenta (Lues,

toksoplasma, herpes simpleks) reaksi imunologis dapat terjadi dengan

pembentukan sel plasma dan antiboti gama A, G dan M.

g. Traktus digestivus

Traktus digestivus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan

yang disebut mekonium. Pengeluaran mekoniumbiasanya dalam 10 jam

pertama dan dalam 4 hari biasanya tinjanya sudah berbentuk dan

berwarna biasa. Gumoh sering terjadi akibat dari hubungan esophagus

bawah dengan lambung belum sempurna, dan kapasitas dari lambung

juga terbatas yaitu + 30 cc.

h. Hati

Segera setelah lahir, terjadi kenaikan kadar protein dan penurunan

kadar lemak dan glikogen.

i. Keseimbangan asam basa

PH darah pada waktu lahir rendah karena glikolisis anaerobik.39

5. Manajemen pada Bayi Baru Lahir dan Neonatus

a. Pemeriksaan BBL
138

1) Nilai kondisi bayi

2) Apakah bayi menangis kuat/bernapas tanpa kesulitan ?

3) Apakah bayi bergerak aktif/lemas ?

4) Apakah warna merah muda,pucat/biru ?

5) APGAR Score.

Merupakan alat untuk pengkajian bayi setelah lahir meliputi 5

variabel yaitu pernapasan, frekuensi jantung, warna kulit, tonus otot,

dan reflek.

APGAR Score bertujuan untuk mengkaji kondisi bayi baru lahir

secara umum dan memutuskan bayi tersebut asfiksia atau tidak serta

untuk memutuskan melakukan tindakan darurat atau tidak.

Ada beberapa hal yang diduga menjadi penyebab nilai APGAR

yang rendah pada bayi baru lahir, di antaranya persalinan yang terlalu

cepat sehingga terjadi hipoksia (kekurangan oksigen) karena kontraksi

yang terlalu kuat atau trauma pada kepala bayi, lilitan tali pusat pada

leher janin, prolaps tali pusat, plasenta previa, aspirasi meconium,

dan beberapa sebab lain bisa berupa obat-obatan yang dikonsumsi ibu

sebelum persalinan maupun bayi prematur.

Segera selama menit pertama kelahiran menggunakan sistem

scoring APGAR untuk fisik Klasifikasi klinik :

1) Nilai 7-10 : bayi normal

2) Nilai 4-6   : bayi asfiksia ringan-sedang

3) Nilai 0-3   : bayi asfiksia berat


139

Skor
Tanda
0 1 2
A : Apperance color Badan merah, Seluruh tubuh
Biru pucat
(warna kulit) ekstermitas biru kemerahan
P : Pulse (frekuensi
Tidak ada <100 >100
jantung)
G : Grimage Sedikit gerakan, Menangis,
Tidak ada
(rangsangan) minim batuk, bersin
A : Activity (aktivitas Ekstermitas dalam
lumpuh Gerakan aktif
tonus otot) sedikit fleksi
R : Respiration Lemah, tidak Menangis
Tidak ada
(pernafasan) teratur kuat
 Tabel 2.5. APGAR Score

Penilaian APGAR dilakukan pada :

1) 1 menit : menentukan pelaksanaan resusitasi aktif (untuk

mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak).

2) 5 menit : menentukan kemungkinan adanya gangguan neurologi di

kemudian hari. Untuk menghindari APGAR <7 maka penanganan

sebagai berikut :

a) Dilakukan pemeriksaan lender serta cairan pada mulut, hidung,

dan mata dengan kassa.

b) Posisi badan dibuat kepala lebih rendah agar cairan atau lender

keluar dari trachea dan faring, kemudian lendir dihisap dengan

penghisap lendir.
140

3) 10 menit : memastikan kondisi bayi, apakah dalam keadaan normal

atau perlu tindakan.

b. Pemantauan Tanda-Tanda Vital

Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir bervariasi dalam

berespon terhadap lingkungan.

1) Suhu bayi : Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5-

37,50 C pada pengukuran di axila.

2) Nadi : Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140x/menit.

3) Pernafasan : Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman,

kecepatan, iramanya. Pernafasannya bervariasi dari 30-60x/menit.

4) Tekanan darah : Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk

di ukur secara akurat. Rata-rata tekanan darah pada waktu lahir adalah

80/64 mmHg.

c. Penatalaksanaan Awal Pada Bayi Baru Lahir

1) Membersihkan jalan nafas jika ada indikasi

Bila bayi baru lahir segera menangis spontan atau segera menangis,

hindari melakukan penghisapan secara rutin pada jalan nafasnya karena

penghisapan pada jalan nafas yang tidak dilakukan secara hati-hati dapat

menyebabkan perlukaan pada jalan nafas hingga terjadi infeksi, serta

dapat merangsang terjadinya gangguan denyut jantung dan spasme

(gerakan involuter dan tidak terkendali pada otot, gerakan tersebut diluar

kontrol otak). Apabila bayi baru lahir tidak langsung menangis maka

lakukan,
141

a) Letakkan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat

dengan diselimuti kain.

b) Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.

c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan

penghisap lender.

d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi

dengan kain kering agar bayi segera menangis.

e) Atur posisi kembali.

f) Nilai kondisi bayi. Apakah normal atau membutuhkan tindakan lain.

2) Memotong dan merawat tali pusat

Setelah bayi lahir, tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi

dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat steril. Luka tali pusat

dibersihkan dan dirawat dengan perawatan terbuka tanpa dibubuhi

apapun.

3) Mempertahankan suhu tubuh bayi

Cegah terjadinya kehilangan panas dengan mengeringkan tubuh

bayi dengan handuk atau kain bersih kemudian selimuti tubuh bayi

dengan selimut atau kain yang hangat, kering, dan bersih. Tutupi bagian

kepala bayi dengan topi dan anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui

bayinya serta jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir

karena bayi baru lahir mudah kehilangan panas tubuhnya.

4) Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


142

IMD merupakan program yang didasarkan pada hasil penelitian

yang membuktikan bahwa kontak bayi dengan ibunya seawal mungkin

setelah lahir akan berdampak positif untuk perkembangan bayi.

IMD dilakukan dengan cara, sesaat setelah bayi lahir tempatkan bayi di

atas perut ibunya dalam posisi tengkurap.

Selanjutnya ditutup dengan selimut. Biarkan terjadi kontak kulit

antara ibu dengan bayi. Biarkan bayi merangkak dan berusaha untuk

mencari sendiri puting susu ibunya dan selanjutnya bayi akan menyusu.

Kita tidak perlu mengkhawatirkan mengenai kemungkinan terjadi

hipotermi pada bayi karena secara otomatis kulit ibu akan membuat stabil

suhu tubuh bayi. Dengan demikian, IMD dapat mengoptimalkan

pengeluaran hormon oksitosin, prolaktin dan secara psikologis dapat

menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. Manfaat IMD :

a) Meningkatkan hubungan khusus antara ibu dan bayi.

b) Merangsang kontraksi otot rahim sehingga mengurangi risiko

perdarahan sesudah melahirkan.

c) Memperbesar peluang ibu untuk memantapkan dan melanjutkan

kegiatan menyusui selama masa bayi. Mengurangi stres ibu pasca

persalinan.

d) Mempertahankan suhu bayi tetap hangat.

e) Menenangkan ibu dan bayi serta meregulasi pernafasan dan detak

jantung.
143

f) Memungkinkan bayi untuk menemukan sendiri payudara ibu untuk

memulai menyusu.

g) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu.

h) Membantu perkembangan persyarafan bayi (nervous system).

i) Memperoleh kolostrum yang sangat bermanfaatbagi sistem kekebalan

tubuh bayi.

5) Pemberian vitamin K

Kejadian perdarahan karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru

lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25-0,5%. Untuk mencegah

terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup

bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan

bayi resiko tinggi diberi Vitamin K perenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM.

6) Upaya profilaksis terhadap gangguan mata.

Pemberian obat tetes mata Eritromisin 0,5% atau Tetrasiklin 1%

dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit

menular seksual). Tetes mata/salep antibiotik tersebut harus diberikan

dalam waktu 1 jam pertama setelah kelahiran. Upaya profilaksis untuk

gangguan pada mata tidak akan efektif jika tidak diberikan dalam 1 jam

pertama kehidupannya. Berikan salep/teki mata dalam satu garis lurus,

mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju ke

bagian luar mata. Jangan biarkan ujung mulut tabung salep atau tabung

penetes menyentuh mata bayi. Jangan menghapus salep/tetes mata bayi

dan minta agar keluarganya tidak menghapus obat tersebut.


144

7) Mulai Pemberian ASI

Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah

bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba

untuk menyusukan bayinya segera setlah tali pusat diklem dan dipotong

berdukungan dan bantu ibu untuk menyusukan bayinya.

8) Imunisasi Hepatitis B

9) Pemeriksaan lengkap 6 jam setelah lahir

Semua bayi harus diperiksa lengkap 6 jam setelah lahir, setelah

membiarkan bayi beberapa waktu untuk pulih karena kelahiran.

10) Memandikan bayi setelah 6 jam dengan suhu ruangan 25˚C dan suhu air

38-40 ˚C.42

6. Pemeliharaan Bayi

a. Kebutuhan Hygiene

1) Kuku jari tangan ibu hendaknya selalu pendek supaya tidak ada

kuman dan kotoran yang terselip di bawah kuku dan mencegah

melukai badan bayi.

2) Sebelum dan sesudah memegang bayi harus selalu mencuci tangan.

3) Kamar bayi terlindungi dari angin, debu, tetapi cukup mendapat sinar

matahari dan udara segar.

4) Untuk menghindari infeksi, pakaian bayi harus dicuci terpisah dari

pakaian anggota keluarga yang lain.

5) Pakaian bayi harus selalu bersih dan kering dan tidak memberi

kapur/kamper pada pakaian bayi.


145

b. Memandikan Bayi

Tujuan memandikan bayi adalah membersihkan kulit, merangsang

peredaran darah, memberi perasaan nyaman dan segar, dan melatih bayi

agar terbiasa akan kebersihan

c. Tali pusat di biarkan terbuka, tidak diberikan cairan apapun.

d. Pakaian Bayi

Semua pakaian bayi yang akan dipakai harus dicuci dahulu, tidak

boleh disimpan dengan kapur barus karena dapat menyebabkan bayi

kuning. Ukuran popok jangan terlalu kecil supaya dapat dipakai agak

lama. Baju bayi dipilih sesuai dengan keadaan setempat.

e. Merawat Kuku Bayi 

Jika kuku bayi panjang harus digunting, tetapi jangan terlalu

pendek. Sebaiknya, gunakan pemotong kuku khusus untuk bayi atau

gunting kecil. Hati-hati, jangan sampai melukai jari bayi karena kulit

bayi masih sangat lunak.

f. Merawat Mulut Bayi

Mulut bayi dengan bercak putih mungkin karena sisa dari susu.

Cara menghilangkannya ialah membilasnya dengan air putih setelah

minum susu.

g. Merawat Telinga

Telinga bagian dalam harus tetap kering. Jika keluar cairan berbau,

harus segera berobat ke dokter. Setelah memandikan, telinga dikeringkan


146

dengan baik dan dibersihkan dengan kapas hindari menggunakan lidi

atau benda keras.

h. Merawat Hidung

Jika bayi pilek, lendir pada lubang hidung dapat dibersihkan

dengan memasukkan kapas yang digulung dan diputar sedikit ke dalam

lubang hidung, jangan menggunakan benda lain. Untuk membantu

kesembuhan, bayi dijemur pada pagi hari.

i. Kebutuhan Makanan

Makanan utama dan terbaik bagi bayi selama 6 bulan hanya ASI.

ASI tidak hanya memberi perlindungan terhadap infeksi dan alergi, tetapi

juga merangsang pertumbuhan sistem kekebalan.

j. Kebutuhan Tidur 

Bayi harus cukup tidur dan teratur. Pada bulan pertama, bayi akan

tidur terus, ia hanya bangun jika lapar, mandi, dan jika diganti popoknya.

Makin besar, waktu tidur bayinya makin berkurang karena bayi sudah

dapat bermain. Meskipun demikian harus tetap diusahakan agar bayi

tidur teratur pagi, sore, dan malam hari.

k. Cara menjaga kesehatan bayi

1) Timbang BB bayi baru lahir dan neonatus sebulan sekali sejak usia 1

bulan sampai 5 tahun di posyandu

2) Tanya hasil penimbangan dan minta pada kader mencacat di KMS.


147

3) Jika bayi baru lahir dan neonatus tumbuh kurang sehat minta nasehat

gizi ke petugas kesehatan

4) Bermain dan bercakap-cakap pada BBL dan neonatus sangat penting

bagi perkembangan BBL dan neonatus

5) Minta imunisasi sesuai jadwal di posyandu, rumah sakit atau praktek

swasta.

6) BBL dan neonatus harus di imunisasi lengkap sebelum berusia 1

tahun.

7) Imunisasi mencegah penyakit TBC, hepatitis, polio, difteri, batuk 100

hari, tetanus dan campak.

l. Baby Massage/Pijat Bayi

Baby Massage/Pijat Bayi adalah terapi sentuhan kulit dengan

menggunakan tangan. Pijat bayi dapat meningkatkan stimulasi otak,

membantu pertumbuhan dan perkembangannya, memperlancar sistem

pencernaan, meningkatkan berat badan, meningkatkan daya tahan tubuh,

membuat tidur lebih lelap, dan membina ikatan kasih sayang antara orang

tua dan bayi.

7. Tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir

a. Pernafasan sulit atau lebih dari 60x/menit.

b. Kehangatan, terlalu panas >38C atau terlalu dingin <36C

c. Warna kulit kuning (terutama pada 24 jam pertama dan hari ke 11), biru

atau pucat, dan memar.


148

d. Menyusu dengan hisapan lemah, mengantuk berlebihan, dan banyak

muntah.

e. Tali pusat menjadi merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, dan

berdarah.

f. Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, berwarna hijau tua

ada lendir atau darah pada tinja.

g. Menggigil, atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas,

terlalu mengantuk, lunglai, kejang halus, tidak bisa tenang, dan menangis

terus menerus.42

8. Standar Pelayanan Kebidanan Nifas dan BBL

a. Standar 13: Perawatan Bayi Baru Lahir

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan

pernafasan spontan, mencegah asfiksia, menentukan kelainan, dan

melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga

harus mencegah atau menangani hipotermi, dan mencegah hipoglikemia,

serta infeksi.

b. Standar 14 : Penanganan pada Dua Jam Pertama Setelah Persalinan

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap komplikasi

paling sedikit selama 2 jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan

yang diperlukan. Di samping itu, bidan memberikan penjelasan tentang

hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu

untuk memulai pemberian ASI.

c. Standart 15 : Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas


149

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan

rumah sakit atau melalui kunjungan ke rumah pada hari ketiga, minggu

kedua, dan mingu keenam setelah persalinan untuk membantu proses

pemulihan ibu dan bayi melalui penatalaksanaan tali pusat yang benar,

penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang mungkin

terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan

secara umum, kebersihan perorangan, makan bergizi, asuhan bayi baru

lahir, pemberian ASI, imunisasi, dan KB.

9. Jadwal Kunjungan Neonatus

Kunjungan neonatus bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus

terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin komplikasi

yang terjadi pada bayi sehingga dapat segera ditangani dan bila tidak dapat

ditangani maka dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap untuk mendapatkan

perawatan yang optimal. Jadwal kunjungan neonatus atau bayi baru lahir

antara lain:

a. Kunjungan I : Dilakukan pada 6 jam pertama setelah kelahiran.

1) Menjaga agar bayi tetap hangat dan kering. Menilai penampilan bayi

secara umum yaitu bagaimana penampakan bayi secara keseluruhan

dan bagaimana ia bersuara yang dapat menggambarkan keadaan

kesehatannya.

2) Pernapasan, denyut jantung dan suhu badan penting untuk diawasi

selama 6 jam pertama.


150

3) Menjaga tali pusat agar tetap bersih dan kering.

4) Pemberian ASI awal.

b. Kunjungan II : Pada hari ke-3 setelah kelahiran

1) Menanyakan pada ibu mengenai keadaan bayi

2) Menanyakan bagaimana bayi menyusui.

3) Memeriksa apakah bayi terlihat kuning (ikterus)

4) Memeriksa apakah ada nanah pada pusat bayi dan apakah baunya

busuk

c. Kunjungan III : Pada hari ke-8 sampai 28 hari setelah kelahiran. Tapi

biasanya pada minggu ke-2 bersamaan dengan saat melakukan

kunjungan nifas yang ketiga pada ibu.

1) Tali pusat biasanya sudah lepas pada kunjungan 2 minggu pasca salin

2) Memastikan apakah bayi mendapatkan ASI yang cukup

3) Bayi harus mendapatkan imunisasi

d. Kunjungan IV : Pada 6 minggu setelah kelahiran. Kunjungan neonatus

hanya 3 kali kunjungan tapi saat melakukan kunjungan nifas yang ke-

4 pada ibu sekaligus melihat kondisi bayi.

1) Memastikan bahwa laktasi berjalan baik dan berat badan bayi

meningkat

2) Melihat hubungan antara ibu dan bayi.

3) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk

penimbangan dan imunisasi.43


151

E. Keluarga Berencana

1. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak

anak yang di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah

beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.

Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa KB dapat diartikan dalam dua

pengertian. Hal ini sama halnya bahwa KB ada dua macam yaitu:

a. Tahdid An-nasl (pembatasan kelahiran) adalah suatu program nasional

yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk,

karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang

dengan ketersediaan barang dan jasa. KB dalam hal ini didasarkan pada

teori populasi menurut Thomas Robert Malthus.

b. Tanzhim An-nasl (pengaturan kelahiran) adalah aktivitas individual untuk

mencegah kehamilan (man’u al-hamli) dengan berbagai cara dan sarana

(alat). Misalnya dengan kondom, IUD, pil KB, dan sebagainya.

2. Pengertian Alat Kontraepsi

Kontasepsi berasal dari kata kontra yaitu mencegah dan konsepsi yang

berarti penemuaanantara sel sperma dan sel telur yang mengakibatkan

kehamilan. Kontrasepsi merupakan upaya mencegah ovulasi, melumpuhkan

sperma atau mencegah penemuan sel telur dan sel sperma.

3. Tujuan Keluarga Berencana

a. Tujuan umum
152

Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan

NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar

terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran

sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

b. Tujuan khusus

1) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.

2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

3) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda

kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah

kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan

anak telah cukup.

4) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah

menikah lebih dari satu tahun belum juga mempunyai keturunan.

5) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau

pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan

mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam

membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.

6) Tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagiadan Sejahtera)

dan membentuk keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang

harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan

produktif dari segi ekonomi.

4. Manfaat Program Keluarga Berencana


153

Program keluarga berencana mempunyai banyak keuntungan. Salah

satunya adalah dengan mengkonsumsi pil kontrasepsi dapat mencegah

terjadinya kanker uterus dan ovarium. Bahkan dengan perencanaan

kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor

penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Ini berarti

program tersebut dapat memberikan keuntungan ekonomi dan kesehatan.

Selain itu, penggunaan kondom dapat mencegah penularan penyakit

menular seksual, seperti HIV. Meskipun penggunaan alat/obat kontrasepsi

mempunyai efek samping dan risiko yang kadang-kadang merugikan

kesehatan, namun demikian benefit penggunaan alat/obat kontrasepsi

tersebut akan lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi yang

memberikan risiko kesakitan dan kematian maternal.

Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat

menyelamatkan kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan

ibu terutama dalam mencegah kehamilan tidak di inginkan, menjarangkan

jarak kelahiran, mengurangi resiko kematian bayi. Selain memberi

keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat,

KB juga membantu remaja mangambil keputusan untuk memilih kehidupan

yang lebih baik dengan merencanakan proses reproduksinya.

Program KB, bisa meningkatkan pria untuk ikut bertanggung jawab

dalam kesehatan reproduksi mereka dan keluarganya.

5. Macam-Macam Kontrasepsi

a. Kontrasepsi sederhana tanpa alat


154

1) Senggama Terputus/Coitus Interuptus

Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama

dilakukan sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat

kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan

di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami

belum tentu tahu kapan spermanya keluar.

2) Pantang Berkala (sistem berkala)/Metode kalender

Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat

istri dalam masa subur. Selain sebagai sarana agar cepat hamil,

kalender juga difungsikan untuk mencegah kehamilan. Masa subur

wanita adalah masa ketika sel telur keluar dari indung telur, yaitu 14

hari sebelum haid yang akan datang, atau hari ke 12 sampai hari ke

16. Karena sel sperma masih hidup 3 hari setelah ejakulasi, maka hari

ke 17 dan ke 18 dan hari ke 11merupakan waktu untuk hidupnya sel

telur, maka masa subur menjadi 8 hari. Karena siklus menstruasi pada

umumnya 28 hari, maka hari ke 11-18 dinyatakan sebagai hari subur.

Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan

membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri

kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.

3) Suhu basal
155

Dasarnya adalah naiknya suhu basal pada waktu ovulasi karena

pada saat hormon progesteron naik antara 0,3-0,5 C. Masa aman

ovulasi yaitu dengan menggunakan metode kalender atau dengan

mengurangi peningkatan suhu dini yang telah tercatat selama 6 bulan,

masa aman post ovulasi terjadi 3 hari setelah kenaikan suhu basal.

4) Lender serviks

Dasarnya adalah perubahan kualitatif dan kuantitatif dari lender

serviks yang dipengaruhi hormon ovarium. Masa subur mulai terjadi

pada hari pertama adanya lender serviks dan paska haid yaitu 4 hari

sesudah keluarnya lender yang jernih dan licin.

b. Kontrasepsi sederhana dengan alat

1) Kondom

Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari

lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri

(tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah

dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.

Manfaat pemakaian kontrasepsi kondom :

a) Efektif bila digunakan dengan benar

b) Tidak mengganggu produksi ASI

c) Tidak mengganggu kesehatan klien

d) Tidak mempunyai pengaruh sistemik

e) Murah dan dapat dibeli secara umum

f) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus


156

g) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya

harus ditunda.

2) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari

lateks (karet) yang di insersikan ke dalam vagina sebelum

berhubungan seksual dan menutup serviks.

a) Jenis kontrasepsi diafragma

 Flat spring (flat metal band)

 Coil spring (coiled wire)

 Arching spring

b) Cara kerja kontrasepsi diafragma dengan menahan sperma agar

tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian

atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.

c) Manfaat kontrasepsi diafragma

 Efektif bila digunakan dengan benar

 Tidak mengganggu produksi ASI

 Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang

sampai 6 jam sebelumnya

 Tidak mengganggu kesehatan klien

 Tidak mengganggu kesehatan sistemik

3) Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9)

digunakan untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma.


157

a) Jenis kontrasepsi spermasida :

 Aerosol

 Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm

 Krim

b) Cara kerja kontrasepsi spermisida dengan menyebabkan sel

membran sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan

menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

c) Manfaat kontrasepsi spermisida

 Efektif seketika (busa dan krim)

 Tidak mengganggu produksi ASI

 Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain

 Tidak mengganggu kesehatan klien

 Tidak mempunyai pengaruh sistemik

 Mudah digunakan

 Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual

 Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus

4) KB Suntik 1 bulan (kombinasi)

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya

kehamilan dengan melalui suntikan hormonal 1 bulan sekali. Isinya

adalah 25 mg depomedroksi progestreon asetat dan 5 mg esestradiol

sipionat yang diberikan injeksi IM sebulan sekali (cyclofem). Dan 50


158

mg roretindron enantat dan 5mg estradional valerat yang diberikan

injeksi IM sebulan sekali.

a) Keuntungan menggunakan KB Suntik 1 Bulan : Praktis, efektif dan

aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.

b) Kerugian menggunakan KB Suntik 1 Bulan

 Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan

berupa bercak di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri

payudara

 Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS.

c) Indikasi

 Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif

 Ibu hamil atau diduga hamil

 Pendarahan vaginal tanpa sebab

 Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis

 Sedang menyusui kurang dari 6 minggu

 Penderita kanker payudara

 Ibu menyusui

5) KB Suntikan 3 bulan

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya

kehamilan dengan melalui suntikan hormonal 3 bulan sekali. Isinya

adalah depo-provera ialah 6-alfa-metroksi progesteron yang

digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek

progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat
159

depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini.

Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal

lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program postpartum oleh

karena tidak mengganggu laktasi.

a) Keuntungan KB suntik 3 bulan

 Resiko terhadap kesehatan kecil.

 Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

 Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

 Jangka panjang

 Efek samping sangat kecil

 Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

 Tidak mempengaruhi produksi ASI

b) Kerugian KB suntik 3 bulan

 Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang,

perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama

sekali.

 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

 Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian

pemakaian

 Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka

panjang, menurunkan densitas tulang, menimbulkan kekeringan


160

vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala,

nervositas, dan jerawat.

c) Kontra indikasi suntikan KB

 Tersangka hamil

 Perdarahan akibat kelainan ginekologi atau (perdarahan dari

liang senggama) yang tidak diketahui penyebabnya

 Adanya tanda-tanda tumor atau keganasan

 Adanya riwayat penyakit jantung, hati, tekanan darah tinggi,

kencing manis (penyakit metabolisme), paru berat.

6) KB Pil

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil

diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara

pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum

secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya

keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para

ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui,

maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah

kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan

menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain. Jenis-jenis

kontrasepsi Pil :

a) Pil gabungan atau kombinasi


161

Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen

dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja

kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif

bila diminum secara teratur. Jenis – jenis pil kombinasi:

 Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormone aktif estrogen/progesteron dalam dosis

yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.

 Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormone aktif estrogen dan progesteron dalam dua dosis yang

berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.

 Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet

mengandung hormon aktif estrogen dan progesterone dalam tiga

dosis yang berbeda. Pada sejumlah jenis obat tertentu, dosis

estrogen di dalam ke 21 pil aktif bervariasi. Maksud dari variasi

ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien serendah

mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam

pencegahan kehamilan yang setara.

b) Pil khusus – Progestin (pil mini)

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan

memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah

mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim)

sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga


162

mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim)

sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.

Kontra indikasi pemakaian pil : Kontrasepsi pil tidak boleh

diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh

darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan

jantung, varises, perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis,

pembesaran kelenjar gondok (struma), penderita sesak napas, eksim,

dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).

Efek samping pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping

berupa perdarahan di luar haid, rasa mual, bercak hitam di pipi

(hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina

(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.

7) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) atau IUD (Intra Uterine

Device)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum

wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif

dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang

menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun

kadar ASI. Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat

menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai

AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk

alat kontrasepsi ini.

a) Jenis-jenis AKDR
163

 Copper-T : AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen

di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga

halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek

antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.

 Copper-7 : AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk

memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran

diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan

kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200

mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada

jenis Coper-T.

 Multi Load : AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene)

dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang

fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.

Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas

permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah

efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil),

dan mini.

 Lippes Loop : AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene,

bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk

meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes

Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang

bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B

27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang


164

kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes

Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan

lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi

jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat

dari bahan plastik.

b) Mekanisme kerja

AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang

setempat, dengan sebutan leokosit yang dapat melarutkan blaskosit

atau sperma. Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke

dalam rongga uterus selain menimbulkan reaksi radang seperti

AKDR biasa, juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan

fosfotase alkalin. AKDR yang mengeluarkan hormon juga

menimbulkan lender serviks sehingga menghalangi sperma.

c) Waktu pemasangan AKDR

Bidan harus merasa yakin bahwa klien tidak hamil dan bebas

dari inveksi vagina atau uterus saat akan memasang AKDR.

Beberapa dokter lebih suka memasang AKDR selama pasien

mengalami periode menstruasi. Melakukan pemasangan AKDR

selama menstruasi dalam menghilangkan resiko pemasangan

AKDR kedalam uterus yang dalam keadaan hamil, namun klien

lebih rentan terkna infeksi. Selain itu, bila ada waktu menunggu

yang terlalu lama atau pasien tidak menyukai pemberi pelayanan

kesehatan melakukan pemeriksaan dan prosedur pelvic selama


165

menstruasi , klien tersebut akan kembali lagi. Pada kenyataannya,

pemasangan AKDR dilakukan dalam masa-masa menstruasi.

Namun bidan harus bener-benar yakin tentang riwayat hubungan

seksual dan penggunaan alat kontrasepsi klien sebelum membuat

keputusan untuk memasang AKDR pada saat menstruasi atau

beberapa hari kemudian. Angka kejadian AKDR terlepas spontan

lebih rendah bila AKDR tidak dipasang saat menstruasi.

d) Keuntungan

 Sebagai kontrasepsi efektifitasnya tinggi , sangat efektif

 AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

 Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT 380 A dan

tidak perlu diganti)

 Sangat efektif karena tidak perlu mengingat

 Tidak mempengaruhi hubungan seksual

 Tidak ada efek samping hormonal

 Tidak mempengaruhi volume ASI

 Dapat segera dipasang setelah melahirkan atau abortus ( apabila

tidak ada inveksi )

 Dapat digunakan samapai menoupose (satu tahun atau lebih dari

haid terakhir )

 Tidak ada interaksi dengan obat

 Membantu peencegahan kehamilan ektopik

e) Kerugian
166

 Efek samping yang umum terjadi adalah perubahan siklus haid

(umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3

bulan) haid lebih lama dan banyak pendarahan yang keluar atau

spoting haid lebih sakit

 Komplikasi lain merasa sakit dan kejang selama tiga sampai

lima hari setelah pemasangan pendarahan berat pada waktu haid

diantarannya menyebabkan anemia pervorasi didinding uterus

( sangat jarang apabila pemasangan benar)

 Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

 Tidak baik digunakan pada wanita yang IMS atau suka berganti

pasangan

 Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan

IMS degan memakai AKDR . PRP dapat menyebabkan

invertilitasi

 Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvis diperlukan dalam

pemasangan AKDR .sering kali perempuan merasa takut karena

ketika dipasang akan sedikit nyeri dan pendarahan.

 Klien tidak dapat melepas AKDR dengan sendiri. Petugas

terlatih yang harus melepasnya

 Tidak mencegah kehamilan ektopik , fungsinya untuk mencegah

kehamilan normal

f) Persyaratan pemakaian

 Usia reproduktif
167

 Keadaan nulipara

 Menginginkan alat kontrasepsi dalam jangka waktu yang

panjang

 Menyusui dan ingin menggunakan alat kontrasepsi

 Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

 Resiko rendah IMS

 Tidak menghendaki metode hormonal

 Setelah mengalami abortus dan tidak mengalami infeksi

g) Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR

 Kehamilan

 Gangguan perdarahan yang tidak diketahui sebabnya

 Peradangan pada alat kelamin, endometrium dan pangkal

panggul

 Kecurigaan tumor ganas di alat kelamin

 Tumor jinak rahim dan kelainan bawaan rahim.

 Penyakit troboflas yang ganas

 Diketahui menderita TBC pelviks

 Kanker alat genetalia

 Ukuran rongga Rahim kurang dari 5 cm

 Pelayanan kontrasepsi dengan metode oprasi

8) Alat kontrasepsi bawah kulit/AKBK (Implant)


168

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah

kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit

lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil

atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang

korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau

tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif

berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit

demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi

dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti

setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap tahun.

Kontra indikasi penggunaan implant, yaitu hamil atau diduga

hamil, perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui penyebabnya,

tumor atau keganasan, penyakit jantung, kelainan haid, darah tinggi,

dan kencing manis.

9) Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita)

Tubektomi adalah tindakan pemotongan kedua saluran telur

wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan

keturunan lagi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah

mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi

yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena

kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling

penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari

akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada


169

wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau

hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan

pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan

patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah

anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah

anak yang hidup harus 3 atau lebih.

10) Kontrasepsi vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan

kapasitas reproduksi pria dengan melakukan oklusi vasa deferensia

alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.

Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilisasi

dimana fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan

terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan

ketahanan dan kualitas keluarga. Kondisi yang memerlukan

perhatian khusus bagi tindakan vasektomi adalah infeksi kulit pada

daerah operasi, infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi

kesehatan klien, hidrokel atau varikokel, hernia inguinalis,

filarisasi(elephantiasis), undesensus testikularis, massa intraskotalis,

anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan

antikoaglansia.

6. Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur

a. Umur ibu kurang dari 20 tahun

1) Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.


170

2) Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda

frekuensi bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan

tinggi.

3) Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.

4) Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.

b. Umur ibu antara 20–30 tahun

1) Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.

2) Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral

sebagai pilihan utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.

c. Umur ibu di atas 30 tahun

1) Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom

bisa merupakan pilihan kedua.

2) Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi

(sterlilisasi) dapat dipakai dan relatif lebih baik dibandingkan dengan

spiral, kondom, maupun pil dalam arti mencegah.

7. Kekurangan Program Keluarga Berencana

Program KB ini di anggap kurang memadai, karena tidak semua

Posyandu di pedesaan dibekali dengan infrastruktur dan keahlian

pemeriksaan KB, ditambah lagi dengan kurangnya presentasi tentang

pengetahuan KB di daerah pedesaan, sehingga kebanyakan masyarakat

indonesia yang berdomisili di pedesaan masih kurang pengetahuaannya

tentang Program KB dan manfaatnya, mereka masih beranggapan bahwa


171

banyak anak banyak rezeki, padahal zaman semakin maju dan harus

diimbangi dengan pemikiran yang semakin maju pula.44

Anda mungkin juga menyukai