Kongjungtivitis
I. Definisi
II. Etiologi
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat bersifat infeksius seperti:
1. Bakteri
2. Klamidia
3. Virus
4. Jamur
5. Parasit (oleh bahan iritatif => kimia, suhu, radiasi)
6. maupun imunologi (pada reaksi alergi).
III. Patofisiologi
IV. Klasifikasi
a. Konjungtivitis Alergi
Konjungtivitis alergi adalah salah satu dari penyakit mata eksternal yang paling
sering terjadi. Bentuk konjungtivitis ini mungkin musiman atau musim-musim tertentu saja
dan biasanya ada hubungannya dengan kesensitifan dengan serbuk sari, protein hewani,
bulu-bulu, debu, bahan makanan tertentu, gigitan serangga, obat-obatan. Konjungtivitis
alergi mungkin juga dapat terjadi setelah kontak dengan bahan kimia beracun seperti hair
spray, make up, asap, atau asap rokok. Asthma, gatal-gatal karena alergi tanaman dan
eksim, juga berhubungan dengan alergi konjungtivitis.
b. Konjungtivitis Bakteri
Konjungtivitis bakteri disebut juga “Pink Eye”. Bentuk ini adalah
konjungtivitis yang mudah ditularkan, yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus
aureus. Mungkin juga terjadi setelah sembuh dari haemophylus influenza atau neiseria
gonorhe.
d. Konjungtivitis Viral
jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling
sering adalah keratokonjungtivitis epidermika) atau dari penyakit virus sistemik seperti
mumps dan mononukleus. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel sehingga disebut
juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular dalam 24-48 jam.
e. Konjungtivitis Blenore
Konjungtivitis purulen (bernanah pada bayi dan konjungtivitis gonore).
Blenore neonatorum merupakan konjungtivitis yang terdapat pada bayi yang baru lahir.
V. Manifestasi Klinis
Gejala subjektif meliputi rasa gatal, kasr ( ngeres/tercakar ) atau terasa ada
benda asing. Penyebab keluhan ini adalah edema konjungtiva, terbentuknya hipertrofi
papilaris, dan folikel yang mengakibatkan perasaan adanya benda asing didalam mata.
Gejala objektif meliputi hyperemia konjungtiva, epifora (keluar air mata berlebihan),
pseudoptosis (kelopak mata atas seperti akan menutup), tampak semacam membrane atau
pseudomembran akibat koagulasi fibrin.
2. Konjungtivitis Bakteri
- Pelebaran pembuluh darah
- Edema konjungtiva sedang
- Air mata keluar terus
- Adanya secret atau kotoran pada mata
- Kerusakan kecil pada epitel kornea mungkin ditemukan
3. Konjungtivitis Viral
- Fotofobia
- Rasa seperti ada benda asing didalam mata
- Keluar air mata banyak
- Nyeri prorbital
- Apabila kornea terinfeksi bisa timbul kekeruhan pada kornea
- Kemerahan konjungtiva
- Ditemukan sedikit eksudat
5. Konjungtivitis Blenore
Tanda-tanda blenore adalah sebagai berikut:
- Ditularkan dari ibu yang menderita penyakit GO
- Menyebabkan penyebab utama oftalmia neinatorm
- Memberikan secret purulen padat secret yang kental
- Terlihat setelah lahir atau masa inkubasi antara 12 jam hingga 5 hari
- Perdarahan subkonjungtita dan kemotik
b) Therapy Medik
Antibiotic topical, obat tetes steroid untuk alergi (kontra indikasi pada herpes
simplek virus).
c) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan secara langsung dari kerokan atau getah mata setelah bahan
tersebut dibuat sediaan yang dicat dengan pegecatan gram atau giemsa dapat
dijumpai sel-sel radang polimorfonuklear. Pada konjungtivitis yang disebabkan
alergi pada pengecatan dengan giemsa akan didapatkan sel-sel eosinofil.
VII. Pentalaksanaan
Pengobatan biasanya dengan perawatan di rumah sakit dan terisolasi, medika menstosa :
Penisilin tetes mata dapat diberikan dalam bentuk larutan penisilin G 10.000-20.000/ml
setiap 1 menit sampai 30 menit.
Kemudian salep diberikan setiap 5 menit selama 30 menit. Disusul pemberiansalep penisilin
setiap 1 jam selama 3 hari.
Antibiotika sistemik diberikan sesuai dengan pengobatan gonokokus.
Pengobatan diberhentikan bila pada pemeriksaan mikroskopik yang dibuat setiap hari
menghasilkan 3 kali berturut-turut negative.
3. Konjungtivitis Alergi
Penatalaksanaan keperawatan berupa kompres dingin dan menghindarkan penyebab
pencetus penyakit. Dokter biasanya memberikan obat antihistamin atau bahan vasokonstkiktor dan
pemberian astringen, sodium kromolin, steroid topical dosis rendah. Rasa sakit dapat dikurangi
dengan membuang kerak-kerak dikelopak mata dengan mengusap pelan-pelan dengan salin (gram
fisiologi). Pemakaian pelindung seluloid pada mata yang sakit tidak dianjurkan karena akan
memberikan lingkungan yang baik bagi mikroorganisme.
4. Konjungtivitis Viral
Beberapa pasien mengalami perbaikan gejala setelah pemberian antihistamin/dekongestan
topical. Kompres hangat atau dingin dapat membantu memperbaiki gejala.
5. Penatalaksanaan pada konjungtivitis blenore
pemberian penisilin topical mata dibersihkan dari secret. Pencegahan merupakan cara
yang lebih aman yaitu dengan membersihkan mata bayi segera setelah lahir dengan memberikan
salep kloramfenikol. Pengobatan dokter biasanya disesuaikan dengan diagnosis. Pengobatan
konjungtivitis blenore :
Penisilin topical tetes atau salep sesering mungkin. Tetes ini dapat diberikan setiap setengah
jam pada 6 jam pertama disusul dengan setiap jam sampai terlihat tanda-tanda perbaikan.
Suntikan pada bayi diberikan 50.000 U/KgBB selama 7 hari, karena bila tidak maka
pemberian obat tidak akan efektif.
Kadang-kadang perlu diberikan bersama-sama dengan tetrasiklin infeksi chlamdya yang
banyak terjadi.
VIII. Komplikasi
Penyakit radang mata yang tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan
pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi. Beberapa komplikasi dari
konjungtivitis yang tidak tertangani diantaranya:
1. Glaucoma
2. Katarak
3. Ablasi retina
4. Komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis
seperti ekstropin, trikiasis .
5. Komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea.
6. Komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea
adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea yang dapat
mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta.
7. Komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik
dapat mengganggu penglihatan.
ASUHAN KEPERAWATAN
.
1. PENGKAJIAN
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien
Nama Klien :
Jenis Kelamin :
Umur :
Agama :
Pekerjaan :
Suku :
Alamat :
b. Analisa Data
a. Data Subyektif
Klien mengeluh kelopak matanya bengkak, mata merah dan gatal-gatal
Klien mengatakan nyeri pada matanya dengan skala 3
Klien mengatakan kwatir rekan-rekanya akan tertular
Klien mengatakan cemas dengan penyakitnya
b. Data Obyektif
Nampak kelopak mata klien udem, dan matah merah
Nampak klien meringis sambil mengelus2 matanya
Nampak wajah pasien tampak tegang dan cemas
Pada pemeriksaan visus : OD 20/20 OS 20/20
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
dengan penyakitnya
c. Agar klien kembali
c. Berikan dorongan spiritual menyerahkan
sepenuhnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
d. Agar klien mengerti
d. Berikan penyuluhan kesehatan sepenuhnya tentang
penyakit yang
dialaminya
PENUTUP
I. Kesimpulan
Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan
dan eksudat. Pada konjungtivitis mata tampak merah, sehingga sering disebut mata merah.
(Suzzane, 2001:1991)
Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai hal dan dapat bersifat infeksius seperti:
- Bakteri
- Klamidia
- Virus
- Jamur
- Parasit (oleh bahan iritatif => kimia, suhu, radiasi) maupun imunologi (pada reaksi alergi).
Gejala subjektif meliputi rasa gatal, kasr ( ngeres/tercakar ) atau terasa ada benda
asing. Penyebab keluhan ini adalah edema konjungtiva, terbentuknya hipertrofi papilaris,
dan folikel yang mengakibatkan perasaan adanya benda asing didalam mata. Gejala
objektif meliputi hyperemia konjungtiva, epifora (keluar air mata berlebihan), pseudoptosis
(kelopak mata atas seperti akan menutup), tampak semacam membrane atau
pseudomembran akibat koagulasi fibrin.
II. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis
dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Tamsuri, Anas. 2010. Buku Ajar Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta : EGC
Ilyas, Sidarta dkk. 2002. Ilmu Penyakit Mata Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia. Jakarta
: CV. Sagung Seto
Capernito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC .
Marrilyn, Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Ed. III. Jakarta: Media Aeuscualpius.
http://pary08.wordpress.com/2011/01/03/askep-kojungtivitis