Anda di halaman 1dari 41

PIODERMA

 Pioderma adalah istilah yang digunakan


untuk infeksi kulit dan jaringan lunak yang
disebabkan oleh bakteri piogenik, yang
paling sering adalah S.aureus dan
streptokokus B hemolitik antara lain S.
Pyogenes
 Terdapat 2 bentuk pioderma
 Pioderma superfisialis
 Pioderma profunda
 Lesi terbatas pada epidermis
 Impetigo non bullosa
 Impetigo bullosa
 Ektima
 Folikulitis
 Furunkel
 Karbunkel
 Mengenai epidermis dan dermis
 Erisipelas
 Selulitis
 Flegmon
 Abses multipel kelenjar keringat
 Hidradenitis
 Tempat predileksi: daerah wajah terutama di
sekitar nares dan mulut
 Lesi awal berupa vesikel atau pustul
berdinding tipis yg mudah pecah dan
membentuk krusta tebal kekuningan (honey
colour)
 Lesi dapat melebar sampai 1-2 cm disertai
lesi satelit di sekitarnya
 Gatal dan rasa tidak nyaman dapat terjadi
 Tempat presileksi: daerah intertriginosa
(aksila, inguinal, gluteal), dada, punggung
 Vesikel bula kendor berisi cairan jernih; dapat
timbul bula hipopion di atas kulit normal
 Tanda Nikolsky negatif
 Bulla pecah meninggalkan skuama anular
dengan bagian tengah eritematosa (kolaret)
dan cepat mengering
 Merupakan bentuk pioderma ulseratif yang
disebabkan oleh S. aureus dan atau
Streptokokus grup A
 Predileksi:
 Ekstremitas bawah dan atau daerah terbuka
 Ulkus dangkal tertutup krusta tebal dan lengket
berwarna keabuan dan kotor
 Apabila krusta diangkat, tampak ulkus berbentuk
punched out, tepi ulkus meninggi, indurasi,
berwarna keunguan
 Merupakan salah satu bentuk pioderma pada
folikel rambut dan jaringan sekitarnya
 Dibedakan menjadi 2 bentuk:
Folikulitis superfisialis (impetigo
Bockhart/impetigo folikular)
Predileksi: skalp (anak-anak), dagu, aksila,
ekstremitas bawah, bokong (dewasa)
Terdapat rasa gatal dan panas, kelainan berupa
pustula kecil dome-shaped yang mudah pecah,
pada folikel rambut, multipel

Folikulitis Profunda (sycosis barbae)


Predileksi: dagu dan bibir
Nodus eritematosa dengan perabaan hangat,
nyeri
 Merupakan peradangan pada folikel rambut dan
jaringan sekitarnya
 Predileksi: daerah berambut yang sering mengalami
gesekan, oklusif, berkeringat (misalnya leher, wajah,
aksila, dan bokong)
 Lesi berupa nodus eritematosa, awalnya keras, nyeri
tekan, dapat membesar 1-3 cm, setelah beberapa hari
timbul fluktuasi, bila pecah terdapat pus
 Karbunkel timbul bila yang terkena beberapa
folikel rambut
 Karbunkel lebih besar, diameter dapat
mencapai 3-10 cm, dasar lebih dalam, nyeri,
dan sering disertai gejala konstitusi,
pecahnya lebih lambat, dan sembuh dengan
skar
 Terdapat gejala konstitusi
 Erupsi kulit disertai rasa nyeri
 Erisipelas: merah cerah, infiltrat di bagian
pinggir, edema, vesikel, dan bula di atas lesi
 Selulitis: infiltrat eritematosa difus
 Flegmon: selulitis dengan supurasi
 Abses kelenjar keringat: tidak nyeri, bersama
miliaria, nodus eritematosa berbentuk kubah
 Ulkus Piogenik: ulkus dengan pus
 Hidradenitis:
 Nodus, abses, fistel
 Di daerah ketiak atau perineum
 Impetigo non bulosa: ektima
 Impetigo bulosa: dermatofitosis, pemfigus
vulgaris, S 4 (Staphylococcal Scalded Skin
Syndrome)
 Ektima: impetigo non bulosa
 Folikulitis: pseudofolikulitis barbae, folikulitis
keloidal (acne keloidal nuchae), folikulitis
pitirosporum, “Hot tub” folikulitis
 Erisipelas: selulitis
 Hidradenitis: skrofuloderma
 Karbunkel:
 Akne kistik
 Hidradenitis
 Pemeriksaan sederhana dengan pewarnaan
gram
 Kultur dan resistensi spesimen lesi
 Kultur dan resistensi darah bila diduga
bakteremia
 Non Medikamentosa:
 Membatasi penularan: edukasi terhadap pasien
dan keluarganya agar menjaga higiene
perorangan yang baik
 Mengatasi faktor predisposisi dan keadaan
komorbid, misalnya infestasi parasit atau
dermatitis atopik
 Medikamentosa:
 Prinsip: berobat jalan, kecuali pada erisipelas,
selulitis, dan flegmon dianjurkan rawat inap
 Sistemik:
- minimal selama 7 hari
Pada kasus berat atau infeksi di daerah berbahaya
(misalnya maksila, antibiotik diberikan parenteral)
Pada kasus yang dicurigai MRSA (Methycillin
Resistent Staphylococcal Aureus) pada infeksi
berat, dapat diberikan Vankomisin 1-2
gram/hari,dengan dosis terbagi, intravena, selama 7
hari
 First Line:
 Amoksisilin dan asam klavulanat:
▪ Dewasa 3 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari
▪ Anak-anak 25 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3 dosis,
selama 5-7 hari
 Kloksasilin:
▪ Dewasa 4 x 250-500 mg/hari/per oral, selama 7 hari
▪ Anak-anak: 50 mg/kg BB/hari terbagi dalam 4 dosis,
selama 7 hari
 Second Line:
Azitromisin 1 x 500 mg / hari (hari I),
dilanjutkan 1 x 250 mg / hari (hari II – V)
Klindamisin 15 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis
selama 10 hari
Eritromisin:
Dewasa: 4 x 250-500 mg/hari, selama 5-7 hari
Anak-anak: 20-50 mg/kgBB/hari, terbagi 4
dosis, selama 5-7 hari
 Topikal:
▪ Bila banyak pus atau krusta, kompres terbuka
dengan NaCl 0,9% atau larutan povidon iodine
1% selama 15 menit, 2 kali sehari
▪ Bila tidak tertutup pus atau krusta, aplikasikan
asam fusidat 2% atau mupirosin 2%, 2-3x sehari
(7-10 hari)
 Apabila lesi besar, nyeri, disertai fluktuasi
dapat dilakukan insisi dan drainase
TINDAKAN:
Bila ada abses dapat dilakukan insisi
FUSYCOM
ASAM FUSIDAT
 Bekerja dengan cara mengganggu translokasi subunit peptida dan
memanjangkan rantai peptida bakteri yang rentan. Hal ini menyebabkan
terhambatnya sintesis protein. Fusidic acid menghambat translasi bakteri
dan tidak membunuh bakteri, oleh karena itu antibiotik ini disebut
bakteriostatik
Indikasi
 Kegunaan Fusycom Cream (Fusidic acid) adalah untuk
mengobati infeksi yang disebabkan terutama oleh bakteri
gram positif seperti Staphylococcus, Streptococcus,
Corynebacterium, dan sebagian besar Clostridium.
 Antibiotik ini bisa digunakan dalam berbagai infeksi kulit dan
jaringan lunak yang ringan sampai sedang, misalnya
impetigo contagiosa, folicullitis superfisial, erythrasma,
furunkulosis, abses, paronychia, sycosis barbae, hidradenitis
axillaris, dan luka traumatis yang terinfeksi. Kadang-kadang
digunakan dalam pengobatan jerawat/Acne vulagaris
 Obat antibakteri yang biasanya menghilangkan infeksi kulit dengan
cepat, terutama infeksi yang hanya menutupi sebagian kecil area. Bila
infeksi menyebar.
 Oleskan krim/salep tipis pada area yang terinfeksi
dan gosok dengan lembut. Gunakan 3-4 kali sehari.
Serangkaian pengobatan impetigo biasanya
berlangsung selama sekitar 7-10 hari.
 Cuci tangan dengan benar setelah selesai
menggunakannya (jika tidak menggunakannya
untuk mengobati tangan)
Dosis
 Dewasa
2% salep/krim/gel, oleskan di area yang terpengaruh 3-4 kali sehari
sampai mulai membaik. Jika kain kasa dibalutkan, frekuensi
penggunaan mungkin berkurang menjadi 1-2 kali per hari.

 Anak-anak
2% salep/krim/gel: oleskan di area yang terpengaruh 3-4 kali sehari
sampai mulai membaik. Jika kain kasa dibalutkan, frekuensi
penggunaan mungkin berkurang menjadi 1-2 kali per hari.
Keamanan Asam
Fusidat (FUSYCOM)
 Obat ini termasuk ke dalam risiko kehamilan kategori
C menurut US Food and Drugs Administration (FDA).
 Penelitian pada hewan dan data yang dikumpulkan
dari pengalaman klinis menunjukkan bahwa Fusidic
acid tidak mempunyai efek teratogenik (cacat lahir)
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai