HIFEMA
Pembimbing :
dr. Ida Nugrahani, Sp.M
Diajukan Oleh :
Robbi Fatqurahman Said, S.Ked
J510170078
OLEH:
Robbi Fatqurahman Said, S.Ked
J51017007
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari …........…, …. Juni 2018
Dipersentasikan dihadapan:
Pembimbing:
dr. Ida Nugrahani, Sp.M ( )
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu di antara sekian banyak penyebab kebutaan, yang sering dijumpai
adalah persentuhan mata dengan benda tumpul, misalnya traumatic hyfema.
Walaupun rudapaksa yang mengenai mata tidak selalu merupakan penyebab
utama dari kebutaan, namun merupakan faktor yang cukup sering mengakibatkan
hilangnya penglihatan unilateral. Maka dari itu, masalah rudapaksa pada mata
masih menjadi salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian menganggapnya
sebagai salah satu ocular emergencies. Hal ini disebabkan oleh karena masih
seringnya timbul komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan disamping cara
perawatan yang terbaik masih diperdebatkan.
Walaupun mata mempunyai pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita,
kelopak mata dengan bulu matanya, dan jaringan lemak retrobulbar selain
terdapatnya refleks memejam dan mengedip, juga dengan telah dibuatnya macam-
macam alat untuk melindungi mata, tetapi mata masih sering mendapat trauma
dari dunia luar,. Terlebih-lebih dengan bertambah banyaknya kawasan industri,
kecelakan akibat pekerjaan bertambah pula, juga dengan bertambah ramainya lalu
lintas, kecelakaan di jalan raya bertambah pula, serta kecelakaan mata biasanya
terjadi akibat mainan, seperti panahan, ketapel, senapan angin, atau akibat
lemparan, juga tusukan dari gagang mainan. Trauma dapat mengakibatkan
kerusakan pada bola mata, kelopak mata, saraf mata dan rongga orbita. Kerusakan
mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu
fungsi penglihatan.
Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan benda yang keras atau benda
yang tidak keras, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras
ataupun lambat. Bila mata terkena benda keras,maka akan terjadi:
Benda keras yang kecil dan lembut seperti mimis senapan mainan yang tidak
tajam membentur daerah mata dan bila mata dalam keadaan terbuka akan
mengenai kornea yang menimbulkan erosi yaitu lecetnya sel epitel. Pasien akan
merasa kesakitan yang sangat pedih pada mata, penlihatan menurun dan bila lecet
lebih dalam maka dalam penyembuhannya akan terjadi jaringan parut yang
mebekas keputihan di kornea, sehingga penglihatan akan turun.
Lebih lanjut, benturan yang cukup kuat akan mengakibatkan pembuluh-
pembuluh darah dalam bola mata pecah dan timbul perdarahan dalam bilik mata,
yang biasa tampak dari luar disebut dengan hifema. Akan terasa sakit pada bola
mata yang sertai penglihatan yang menurun. Perlu diketahui pula bahwa hifema
bisa saja terjadi tidak seketika setelah benturan, tetapi akan muncul pada hari-hari
berikutnya sampai hari ke 5.
Pada keadaan lain bisa saja benda tersebut secara keras membentur skera dan
meskipun hifema tidak terjadi, bisa menyebabkan perdarahan pada retina dengan
segala akibatnya.
Penggumpalan pada perdarahan dibilik mata, bisa mengakibatkan hifema
sekunder yang juga disertai dengan rasa sakit pada bola mata dan bila tekanan
pada bola mata meninggi akan mengakibatkan rasa mual dan muntah-muntah.
Akibat dari benturan-benturan keras tadi tidak berhenti disitu saja, bisa juga
terjadi pada bagian iris yang terlepas dari dasarnya dan bila iridodiliasis ini cukup
besar akan dapat mengakibatkan pandangan monoklear yang ganda.
Sedangkan pada lensa bisa menyebabkan terjadinya katarak traumatika lensa
bisa lepas dari ikatannya dan terjadi luksasi sebagian ataupaun luksasi penuh.
Akibat lanjut dari benturan pada kornea adalah gangguan pada sudut bilik mata
yang lebih dalam , dan pada gilirannya nanti bila terjadi pembentukan jaringan
ikat bisa timbul peninggian tekanan bola mata yang bersangkutan.
Bisa pula terjadi uveitis yang disertai dengan peninggian tekanan bola mata
yang memerlukan pengobatan yang serius.
Pada bagian belakang bola mata, gangguan bisa terjadi adalah edema pada
makula yang menyebabkan penglihatan menurun, robekan pada koroid yang
mengakibatkan gangguan atau penurunan penglihatan.
Bila terjadi robekan pada bagian-bagian mata, maka akibatnya akan lebih
buruk lagi, robekan bagian-bagia mata memerlukan tindakan koreksi bedah
dengan berbagai akibat sampingnya , mulai kornea di depan iris, lensa, badan
kaca, koroid, retina, sklera dan saraf optik.
Bila benda yang membentur bola mata berukuran besar, misalnya bola tenis,
maka struktur orbita ini terjadi didasar rongga orbita bisa menimbulkan celah
dimana otot-otot mata terjepit dan sehingga gerakan bola mata terhambat dan
pada gilirannya pandangan menjadi ganda karena aksis penglihatan tidak
sejajar lagi. Selain itu juga tampak mata yang cekung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Definisi
Hifema merupakan keadaan dimana terdapat darah di dalam bilik mata
depan, yaitu daerah di antara kornea dan iris, yang dapat terjadi akibat trauma
tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar dan bercampur
dengan humor aqueus (cairan mata) yang jernih. Darah yang terkumpul di
bilik mata depan biasanya terlihat dengan mata telanjang. Walaupun darah
yang terdapat di bilik mata depan sedikit, tetap dapat menurunkan
penglihatan.
Hifema atau darah di dalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma
tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar. Bila pasien
duduk hifema akan terlihat terkumpul dibawah bilik mata depan dan hifema
dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan.
Penglihatan pasien akan sangat menurun. Kadang-kadang terlihat
iridoplegia dan iridodialisis. Pasien akan mengeluh sakit disertai dengan
epifora dan blefarospasme.
Gaya-gaya kontusif sering merobek pembuluh darah di iris dan merusak
sudut bilik mata depan. Darah di dalam aqueous dapat membentuk suatu
lapisan yang dapat terlihat (hifema). Glaukoma akut terjadi bila anyaman
trabekular tersumbat oleh fibrin dan sel atau bila pembentukan bekuan darah
menimbulkan bokade pupil.
C. Epidemiologi
Angka kejadian dari hifema traumatic diperkirakan 12 kejadian per
100.000 populasi, dengan pria terkena tiga sampai lima kali lebih sering
daripada wanita. Lebih dari 70 persen dari hifema traumatic terdapat pada
anak-anak dengan angka kejadian tertinggi antara umur 10 sampai 20 tahun.
D. Klasifikasi
1. Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi:
a. Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang
disebabkan pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat
trauma pada segmen anterior bola mata.
b. Hifema akibat tindakan medis (misalnya kesalahan prosedur operasi
mata).
c. Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan silier,
sehingga pembuluh darah pecah.
d. Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah (contohnya
juvenile xanthogranuloma).
e. Hifema akibat neoplasma (contohnya retinoblastoma).
2. Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas 2 yaitu:
a. Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga hari ke 2.
b. Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma.
3. Berdasarkan tampilan klinisnya dibagi menjadi beberapa grade
(Sheppard):
a. Grade I : darah mengisi kurang dari sepertiga COA (58%)
b. Grade II : darah mengisi sepertiga hingga setengah COA (20%)
c. Grade III : darah mengisi hampir total COA (14%)
d. Grade IV : darah memenuhi seluruh COA (8%)
E. Etiologi
Hifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata seperti
terkena bola, batu, peluru senapan angin, dan lain-lain. Selain itu, hifema juga
dapat terjadi karena kesalahan prosedur operasi mata. Keadaan lain yang
dapat menyebabkan hifema namun jarang terjadi adalah adanya tumor mata
(contohnya retinoblastoma), dan kelainan pembuluh darah (contohnya
juvenile xanthogranuloma).
Hifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan
oleh kerusakan jaringan bagian dalam bola mata, misalnya terjadi robekan-
robekan jaringan iris, korpus siliaris dan koroid. Jaringan tersebut
mengandung banyak pembuluh darah, sehingga akan menimbulkan
perdarahan. Pendarahan yang timbul dapat berasal dari kumpulan arteri utama
dan cabang dari badan ciliar, arteri koroid, vena badan siliar, pembuluh darah
iris pada sisi pupil. Perdarahan di dalam bola mata yang berada di kamera
anterior akan tampak dari luar. Timbunan darah ini karena gaya berat akan
berada di bagian terendah.