Pembimbing:
Dr. dr. Linda Julianti Wijayadi, Sp.KK, FINSDV, FAADV
Disusun oleh:
Rudi (406192037)
Tiara Bambang Ginanti (220201001)
Referat Venerologi
Uretritis Non Spesifik
Disusun oleh:
Rudi (406192037)
Tiara Bambang Ginanti (220201001)
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang dilimpahkan Nya,
sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan Referat Venerologi dengan topik
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis menerima segala kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih atas segala bentuk dukungan yang telah diberikan selama proses
1. Dr. dr. Linda Julianti Wijayadi, Sp.KK, FINSDV, FAADV selaku dokter pembimbing
yang telah membimbing kami selama proses penyusunan referat dan kepaniteraan Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara periode 18
Juli 2022 - 13 Agustus 2022.
Akhir kata, semoga referat ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan
bagi pada pembaca.
Sebelum tahun 1970 hampir 90% kasus uretritis belum diketahui penyebabnya, sedangkan
10% sudah diketahui penyebabnya, yaitu Gonokok, Trichomonas vaginalis, Candida albicans
dan benda asing. Dengan semakin majunya fasilitas diagnostik sesudah tahun 1970, penyebab
uretritis sudah diketahui 75%, sedangkan sisanya 25% lagi masih dalam taraf penelitian. 1
Uretritis merupakan kondisi inflamasi yang terjadi pada uretra yang dapat disebabkan oleh
proses infeksi atau non infeksi dengan manifestasi discar, disuria, atau gatal pada ujung
uretra. Temuan laboratorium menunjukkan adanya peningkatan jumlah leukosit
polimorfonuklear dengan pengecatan Gram pada usapan uretra atau dari sedimen pancaran
urin awal. Untuk memudahkan dalam perawatan, seringkali infeksi uretritis diklasifikasikan
menjadi Uretritis Gonococcal dan Uretritis Non-gonococcal (disebut pula uretritis non
spesifik).2
Uretritis Nonspesifik (U.N.S.) atau Non-specific Urethritis (N.S.U.) karena
peradangan hanya terjadi pada uretra dengan pemeriksaan laboratorium sederhana yang
disebabkan oleh kuman non-spesifik. lnfeksi Genital Nonspesifik (I.G.N.S.) atau Nonspecific
Genital Infection (N.S.G.I.) adalah infeksi menular seksual berupa peradangan di uretra,
rektum, atau serviks yang disebabkan oleh kuman nonspesifik. IGNS pada wanita umumnya
menunjukkan infeksi pada serviks, meskipun infeksi menular seksual nonspesifik pada
wanita dapat menyerang uretra maupun vagina.1,3
Uretritis nonspesifik banyak ditemukan pada orang dengan keadaan sosial ekonomi
lebih tinggi, usia lebih muda, dengan pola aktivitas seksual aktif. Angka kesakitan pada laki-
laki lebih banyak daripada perempuan dan golongan heteroseksual lebih sering daripada
golongan homoseksual.1 Di Amerika Serikat, C. trachomatis tetap menjadi IMS (Infeksi
Menular Seksual) yang paling sering dilaporkan, dengan lebih dari 1,4 juta kasus dilaporkan
pada tahun 2012. Menurut data National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES), prevalensi keseluruhan infeksi klamidia antara 2007 dan 2012. Prevalensi
klamidia pada wanita yang aktif secara seksual berbanding terbalik dengan usia, dengan
tingkat infeksi tertinggi terjadi antara usia 14 dan 24 tahun. Selain itu, 1 dari 7 wanita kulit
hitam non-Hispanik dan 1 dari 22 wanita Meksiko-Amerika antara usia 14 sampai 24 tahun
terinfeksi klamidia dibandingkan dengan 1 dari 55 wanita kulit putih non-Hispanik.4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
lnfeksi Genital Nonspesifik (I.G.N.S.) atau Nonspecific Genital Infection (N.S.G.I.) adalah
infeksi menular seksual berupa peradangan di uretra, rektum, atau serviks yang disebabkan
oleh kuman nonspesifik.1 Uretritis Nonspesifik (U.N.S.) atau Non-specific Urethritis (N.S.U.)
merupakan peradangan hanya terjadi pada uretra dengan pemeriksaan laboratorium sederhana
yang disebabkan oleh kuman non-spesifik.1,3 lnfeksi Genital Nongonokok (I.G.N.G.) atau
Nongonococcal Genital Infection (N.G.G.I.) merupakan peradangan di uretra, rektum, dan
serviks yang disebabkan bukan oleh kuman gonokok. Uretritis Nongonokok (U.N.G.) atau
Non-gonococcal Urethritis (N.G.U.) merupakan peradangan di uretra yang disebabkan oleh
kuman lain selain gonokok.1
Yang dimaksud dengan kuman spesifik adalah kuman yang dengan fasilitas
laboratorium biasa/ sederhana dapat ditemukan seketika, misalnya gonokok, Candida
albicans, Trichomonas vaginalis dan Gardnerella vaginalis. IGNS pada wanita umumnya
menunjukkan infeksi pada serviks, meskipun infeksi menular seksual nonspesifik pada
wanita dapat menyerang uretra maupun vagina. Istilah UNS dan UGN lebih sering digunakan
untuk pasien pria.1,3
2.2 Epidemiologi
Di beberapa negara ternyata insidens I.G.N.S cukup tinggi, angka perbandingan dengan
uretritis gonore kira-kira 2:1. Uretritis nonspesifik banyak ditemukan pada orang dengan
keadaan sosial ekonomi lebih tinggi, usia lebih muda, dengan pola aktivitas seksual aktif.
Angka kesakitan pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan golongan heteroseksual
lebih sering daripada golongan homoseksual.1
Chlamydia trachomatis merupakan sumber jumlah terbesar infeksi menular seksual
dan sebagian besar kebutaan terkait infeksi di seluruh dunia. 5 Di Amerika Serikat, C.
trachomatis tetap menjadi IMS (Infeksi Menular Seksual) yang paling sering dilaporkan,
dengan lebih dari 1,4 juta kasus dilaporkan pada tahun 2012. Menurut data National Health
and Nutrition Examination Survey (NHANES), prevalensi keseluruhan infeksi klamidia
antara 2007 dan 2012. Prevalensi klamidia pada wanita yang aktif secara seksual berbanding
terbalik dengan usia, dengan tingkat infeksi tertinggi terjadi antara usia 14 dan 24 tahun.
Selain itu, 1 dari 7 wanita kulit hitam non-Hispanik dan 1 dari 22 wanita Meksiko-Amerika
antara usia 14 sampai 24 tahun terinfeksi klamidia dibandingkan dengan 1 dari 55 wanita
kulit putih non-Hispanik. Alasan perbedaan ras tersebut tidak diketahui tetapi mungkin
karena perbedaan seksual, penurunan akses ke perawatan, dan pasangan yang tidak tepat.4
2.3 Etiologi
Organisme penyebab uretritis nonspesifik ialah:
- Chlamydia trachomatis. (30-50%)
- Ureaplasma urealyticum. (10-40 %)
Chlamydia trachomatis
Chlamydia adalah infeksi menular seksual umum yang memiliki implikasi dalam berbagai
sistem organ. Penyakit primer yang mempengaruhi selaput lendir mata, genitourinari, dan
sistem pernapasan. Tergantung pada sistem organ yang terkena, ada manifestasi klinis yang
berbeda yang terjadi. Telah terbukti bahwa lebih dari 50 daripada semua kasus U.N.S.
disebabkan oleh kuman ini. Chlamydia trachomatis merupakan parasit intraobligat,
menyerupai bakteri Gram-negatif.4 Chlamydia trachomatis penyebab U.N.S. ini termasuk
subgrup A dan mempunyai tipe serologik D-K. Dalam perkembangannya Chlamydia
trachomatis mengalami 2 fase:
- Fase I disebut fase noninfeksius, terjadi keadaan laten yang dapat ditemukan pada
genitalia maupun konjungtiva. Pada saat ini kuman terdapat intraselular dan berada di
dalam vakuol yang letaknya melekat pada inti sel hospes, disebut badan inklusi (BI).
- Fase II disebut fase penularan, bila vakuol pecah kuman keluar dalam bentuk badan
elementer (BE) yang dapat menimbulkan infeksi pada sel hospes yang baru.1,3
Alergi
Ada dugaan bahwa U.N.S. disebabkan oleh reaksi alergi terhadap komponen sekret genital
pasangan seksualnya. Alasan ini dikemukakan karena pada pemeriksaan sekret tersebut,
temyata steril dan pemberian obat antihistamin serta penambahan kortikosteroid mengurangi
gejala penyakit.1
Bakteri
Mikroorganisme penyebab U.N.S. adalah Staphylococcus dan difteroid. Sesungguhnya
bakteri ini dapat tumbuh komensal dan menyebabkan uretritis hanya pada beberapa kasus.1
2.5 Diagnosis
Diagnosis secara klinis sukar untuk membedakan infeksi karena gonore atau non-gonore.
Menegakkan diagnosis servisitis atau uretritis karena klamidia sebagai penyebab, perlu
pemeriksaan khusus untuk menemukan adanya C. trachomatis.
IGNS persisten ialah suatu keadaan masih terdapat tanda uretritis selelah dilakukan
pengobatan selama 4 minggu. IGNS rekurens adalah suatu keadaan setelah 2 minggu
pengobatan selesai keluhan uretritis timbul lagi. pada waktu itu penderita telah melakukan
hubungan seksual.3
Diagnosis banding untuk penyakit kelamin lainnya dibagi menjadi dua yakni penyakit
yang terlokalisir dan penyakit sistemik. Untuk penyakit yang terlokalisir antara lain infeksi
traktus urinarius, gonorea, pelvic inflammatory disease, trikomoniasis, virus herpes simpleks,
vaginosis bakterial, vaginitis, endometriosis, infeksi mikoplasma, orchitis, dan epididimitis.4
Metode yang terbaru adalah dengan cara mendeteksi asam nukleat C. trachomatis.
1. Hibridisasi DNA Probe/ Gen Probe
Metode tersebut mendeteksi DNA CT, lebih sensitif dibandingkan dengan cara ELISA,
karena dapat mendeteksi DNA dalam jumlah kecil melalui proses hibridisasi.
Sensitivitasnya tinggi (85%) dan juga spesifisitasnya (98-99%).
Medikamentosa
Obat yang paling efektif adalah golongan makrolide.
Pilihan utama
- Doksisiklin 2x100 mg sehari selama 7 hari, atau
- Tetrasiklin sampai saat ini masih efektif untuk pengobatan Chlamydia dan Ureaplasma
urealyticum. Dosis yang dianjurkan ialah 4 kali 500 mg sehari selama 1 minggu alau
lebih. Tetrasiklin dan doksisiklin tidak boleh diberikan untuk wanita hamil.
- Azitromisin 1 gram dosis tunggal, atau
- Eritromisin untuk penderita yang tidak tahan tetrasiklin, ibu hamil, atau berusia kurang
dari 12 tahun, 4 x 500 mg sehari selama 1 minggu atau 4 x 250 mg sehari selama 2
minggu. Eritromisin lebih efektif terhadap Ureaplasma dibandingkan terhadap
Chlamydia.1,3
Pengobatan kombinasi
Mengingat insidens infeksi campuran dengan infeksi gonore yang cukup banyak. Obat yang
digunakan ialah:
1. Siprofloksasin 500 mg hari pertama, lalu doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari, atau
Azithromizin 1 gram dosis tunggal
2. Azithromizin 2 gram dosis tunggal.
3. Tiamfenikol. Dosis 2,5 g hari pertama kemudian 3 kali 500 mg selama 5 hari.3
Nonmedikamentosa:
- Bila memungkinkan periksa dan lakukan pengobatan pada pasangan tetapnya (notifikasi
pasangan)
- Anjurkan abstinensia sampai infeksi dinyatakan sembuh secara laboratoris, bila tidak
memungkinkan, dapat dianjurkan penggunakan kondom
- Kunjungan ulang untuk follow up di minggu 1-2 sampai 3 kali berturut-turut tidak
ditemukan adanya keluhan dan pemeriksaan laboratorium menjadi negatif. Pengobatan
untuk IGNS dapat dilanjutkan sampai 4 minggu.1,8
- Lakukan konseling mengenai infeksi, komplikasi yang dapat terjadi, dan pentingnya
keteraturan berobat
- Lakukan Provider Initiated Testing and Counseling/PITC terhadap infeksi HIV dan
kemungkinan mendapatkan infeksi menular seksual lain.
- Indikasikan pemeriksaan penapisan untuk IMS lainnya.1,3
2.9 Komplikasi
PID (Pelvic inflammatory disease) merupakan komplikasi dari infeksi C.trachomatis serta
infeksi gonokokal. PID adalah klinis menyeluruh yang mencakup kombinasi endometritis,
salpingitis, dan peritonitis. Sekuele dari kedua bentuk PID termasuk infertilitas, kehamilan
ektopik, dan nyeri panggul kronis akibat inflamasi dan jaringan parut. 4 Infeksi klamidia pada
kehamilan juga dapat meningkatkan risiko ketuban pecah dini (KPD), premature prelabour
rupture of membranes (PPROM), dan persalinan prematur.9 Komplikasi pada pria dapat
terjadi berupa prostatitis, vesikulitis, epididimitis, dan striktur uretra. 1,3 Infeksi klamidia dapat
menjadi infeksi perinatal yang menyebabkan konjungtivitis dan pneumonia. Konjungtivitis
neonatus atau oftalmia neonatorum dapat terjadi selama kelahiran dari orang yang terinfeksi
jalan lahir. Biasanya muncul 1 sampai 2 minggu setelah lahir dan ditandai dengan cairan
mata purulen dengan eritema dan pembengkakan kelopak mata.
Pneumonia klamidia neonatus biasanya muncul dalam 8 minggu kelahiran dan
ditandai dengan gejala ISPA, takipnea, dan batuk. Kultur positif C. trachomatis dapat
diperoleh dari spesimen nasofaring. Infeksi genital dengan C. trachomatis merupakan
spesifik patogen intraseluler yang bertanggung jawab untuk 30-40% untuk dapat
menyebabkan artritis reaktif.4,10 Artritis reaktif adalah artritis yang diperantarai imun akibat
infeksi mukosa, uretritis pada kasus klamidia, dengan konjungtivitis dan lesi kulit yang
melibatkan genital. Individu dengan histokompatibilitas marker HLA-B27 berada pada
peningkatan risiko terjadinya arthritis reaktif. Ureaplasma spp. dapat menyebabkan penyakit
diseminata, terutama pada pejamu dengan sistem imun yang lemah yang memiliki defisiensi
dalam produksi antibodi. Penyakit diseminata dapat menyebabkan invasi saluran pernapasan,
osteomielitis, atau artritis infeksi.4
2.10 Prognosis
Kadang-kadang tanpa pengobatan, penyakit lambat laun berkurang dan akhirnya sembuh
sendiri (50-70% dalam waktu kurang lebih 3 bulan). Setelah pengobatan ± 10% penderita
akan mengalami eksaserbasi/rekurens.1
BAB 3
KESIMPULAN
Uretritis Nonspesifik (U.N.S.) atau Non-specific Urethritis (N.S.U.) karena peradangan hanya
terjadi pada uretra dengan pemeriksaan laboratorium sederhana yang disebabkan oleh kuman
non-spesifik. Kasus uretritis yang diketahui kuman spesifik dan sudah diketahui penyebabnya
adalah kuman yang dengan fasilitas laboratorium biasa/ sederhana dapat ditemukan seketika,
misalnya gonokok, Candida albicans, Trichomonas vaginalis dan Gardnerella vaginalis.
IGNS pada wanita umumnya menunjukkan infeksi pada serviks, meskipun infeksi menular
scksual nonspesifik pada wanita dapat menyerang uretra maupun vagina. Istilah UNS dan
UGN lebih sering digunakan untuk pasien pria.1,3
Di beberapa negara ternyata insidens I.G.N.S cukup tinggi, angka perbandingan
dengan uretritis gonore kira-kira 2:1. Uretritis nonspesifik banyak ditemukan pada orang
dengan keadaan sosial ekonomi lebih tinggi, usia lebih muda, dengan pola aktivitas seksual
aktif. Angka kesakitan pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan dan golongan
heteroseksual lebih sering daripada golongan homoseksual.1 Di Amerika Serikat, C.
trachomatis tetap menjadi IMS (Infeksi Menular Seksual) yang paling sering dilaporkan,
dengan lebih dari 1,4 juta kasus dilaporkan pada tahun 2012.4
Diagnosis uretritis nonspesifik ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang yang dapat berupa pemeriksaan sediaan sitologi langsung dan
biakan dari inokulum yang diambil dari spesimen urogenital, pemeriksaan laboratorium
dengan pemeriksaan pewarnaan Gram, teknologi pemeriksaan terhadap antigen dan asam
nukleat C.trachomatis.1
Untuk penatalaksanaannya sesuai dengan pedoman tatalaksana pada infeksi genital
nonspesifik yang terbagi menjadi medikamentosa dan non medikamentosa. Obat yang paling
efektif adalah golongan makrolid yaitu azitromisin untuk Chlamydia dan eritromisin yang
lebih efektif terhadap Ureaplasma dibandingkan terhadap Chlamydia. Bila memungkinkan
periksa dan lakukan pengobatan pada pasangan tetapnya, anjurkan abstinensia sampai infeksi
dinyatakan sembuh secara laboratoris, kunjungan ulang untuk follow up di minggu 1-2
sampai 3 kali berturut-turut, lakukan Provider Initiated Testing and Counseling/PITC
terhadap infeksi HIV dan kemungkinan mendapatkan infeksi menular seksual lain serta
lakukan konseling mengenai infeksi, komplikasi yang dapat terjadi, dan pentingnya
keteraturan berobat.1,3
PID (Pelvic inflammatory disease) merupakan komplikasi dari infeksi C.trachomatis
serta infeksi gonokokal. Sekuele dari kedua bentuk PID termasuk infertilitas, kehamilan
ektopik, dan nyeri panggul kronis akibat inflamasi dan jaringan parut. Ureaplasma spp. dapat
menyebabkan penyakit diseminata, terutama pada pejamu dengan sistem imun yang lemah
yang memiliki defisiensi dalam produksi antibodi. Penyakit diseminata dapat menyebabkan
invasi saluran pernapasan, osteomielitis, atau artritis infeksi.4
DAFTAR PUSTAKA
1. Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.
Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019.p.439-442.
2. Fauci KB, Jameson HB, Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16 th ed. United
States: McGraw Hill Companies; 2005.
3. Daili SF, Makes WIB, Zubier F, editor. Infeksi Menular Seksual. Edisi ke-4. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014.p.77-83.
4. Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ et al.
Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. United States: McGraw-Hill Education; 2019.
5. Owusu-Edusei K, Chesson HW, Gift TL, Tao G, Mahajan R, Ocfemia MC, et al. The
estimated direct medical cost of selected sexually transmitted infections in the United
States. United States: Sex Transm Dis; 2013:40(3):197-201.
6. Usatine RP, Smith MA, Mayeaux EJJ, Chumley H. The Color Atlas of Family Medicine.
2nd ed. McGraw-Hill Education; 2000.
7. Non-specific urethritis (NSU) - Better Health Channel. (n.d.). Retrieved August 3, 2022,
from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/non-specific-
urethritis-nsu
8. Warren H. Non-specific urethritis and mycoplasma genitalium. London: Sexual Health;
2020.
9. Rours GI, Duijts L, Moll HA, Arends LR, de Groot R, Jaddoe VW, et al. Chlamydia
trachomatis infection during pregnancy associated with preterm delivery: a population-
based prospective cohort study. Eur J Epidemiol; 2011:26(6):493-502.
10. Xu WH, Chen JJ, Sun Q, Wang LP, Jia YF, Xuan BB, et al. Chlamydia trachomatis,
Ureaplasma urealyticum and Neisseria gonorrhoeae among Chinese women with urinary
tract infections in Shanghai: A community-based cross-sectional study. Shanghai:
Journal of Obstetrics and Gynaecology Research; 2017.