Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuan yang maha esa karena berkat dan rahmat-Nya,penulis dapat menyelesaikan Laporan Kasus ini guna memenuhi persyaratan Kepaniteraan klinik Senior di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan (RSUPM) dengan judul Non Spesifik Uretritis Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK atas bimbingan dan arahannya selama penyusunan Lapoan Kasus ini. Penulis menyadari bahwa Laporan Kasus ini masih banyak kekurangannya dikarenakan masih terbatasnya ilmu yang penulis miliki, karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga Laporan Kasus ini dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan bagi kita semua.

Medan, November 2012

Penulis

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 1

Non Spesifik Uretritis


Pendahuluan
Non Spesifik Spesifik (NSU) memiliki pengertian yang lebih sempit dari Infeksi Genital Non Spesifik, dimana peradangan hanya terjadi pada uretra yang disebabkan oleh kuman non spesifik. Sebelum tahun 1970 hampir 90% kasus uretritis belum diketahui penyebabnya. Dengan semakin majunya fasilitas diagnostic sesudah tahun 1970, penyebab uretritis sudah diketahui 75% sedangkan sisanya 25% lagi masih dalam taraf penelitian.(1,2,3,6,7) Uretritis merupakan kondisi urologis yang normal terjadi dan sulit ditegakan dagnosanya oleh dokter, sehingga mempersulit pemberian pengobatan yang tepat. Organisme seperti Chlamydia Trachomatis, dan Mycoplasma spp dilaporkan menjadi penyebab terjadinya Uretritis. Namun, sebagian pasien dengan uretritis tidak memiliki organisme tersebut. Dengan demikian, diagnose urethritis belum ada komposisi yang jelas mengenai komposisi flora uretra pada pria normal maupun penderita uretritis.(1,2,7) Uretritis merupakan kondisi inflamasi yang terjadi pada uretra yang dapat disebabkan oleh proses infeksi atau non infeksi dengan manifestasi duh tubuh, disuria, atau gatal pada ujung uretra. Temuan fisik yang paling sering ditemukan berupa berupa discar uretra, sedangkan temuan laboratorium menunjukan adanya peningkatan jumlah leukosit polimorfonuklear dengan pengecatan Gram pada usapan uretra atau dari sedimen pancaran urine awal.(1,2,6,7) Menurut uraian King dkk. Maka urethritis dikenal 2 golongan yaitu : Uretritis gonore dan Uretritis Non-Gonore yang keduanya merupakan penyakit dengan transmisi secara seksual. Kemudian Uretritis Non-gonore dibagi menjadi 2 sub golongan yaitu sub golongan yang penyebabnya telah diketahui dan sub golongan yang masih belum diketahui dan inilah yang dimaksud dengan Non Spesifik Uretritis.(7) Secara Umum, manajemen obat yang paling efektif adalah golongan tetrsiklin dan eritromisin. Namun, setelah pengobatan kira-kira 10% penderita akan mengalami eksaserbasi atau rekurensi.(1,2,3,6,7)

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 2

Definisi
Non Spesifik Uretritis memiliki pengertian yang lebih sempit dari infeksi genital non spesifik, dimana peradangan hanya pada uretra yang disebabkan oleh kuman non spesifik. Yang dimaksud dengan kuman spesifik adalah kuman yang dengan fasilitas laboratorium biasa atau sederhana dapat ditemukan seketika, misalnya Candidaalbcans dan Gardnerella Vaginalis.(1,2) Non spesifik urethritis ditandai dengan keluarnya secret dann juga adanya dysuria, tetapi mungkin juga asimptomatik. Chlamydia trachomatis merupakan mikroorganisme tersering di Negara maju yang menular melalui kontak seksual. Mikroorganisme ini utamanya menyerang traktus genitalia.(1,2,3)

Epidemiologi
Non spesfik urethritis banyak ditemukan pada orang dengan keadaan sosial ekonomi yang lebih tinggi, usia lebih tua dan aktifitas seksual yang lebih tinggi. Juga ternyata pria lebih banyak daripada wanita dan golongan heteroseksual lebih banyak daripada homoseksual.(1,2,7) Chlamydia trachomatis merupakan penyebab non spesifik terbanyak dibanding dengan organisme lain. Dari berbagi studi dilaporkan bahwa 30 50% dari penderita NSU dapat diisolasi C. trchomatis, selanjutnya 20 30% dari pria penderita gonore dan 0 7 % dari pria dengan urethritis asimtompmatik.(1,2,5,7)

Etiologi
Menurut uraian dari WHO scientific Group dilaporkan bahwa organisme penyebab dan yang telah dibuktikan ataupun diduga menyebabkan non spesifik urethritis serta yang dapat ditularkan melalui hubungan kelamin yaitu : 1. Chlamydia Trachomatis 2. Mycoplasma hominis 3. Alergi 4. Bakteri(1,2,3,8)

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 3

Infeksi Chlamydia Trachomatis Telah terbukti bahwa dari 50% kasus non spesifik urethritis disebabkan oleh kuman ini. Chlamydia trachomatis merupakan parasit intraseluler obligat, menyerupai bakteri gram negative. Chlamydia trachomatis penyebab non spesifik urethritis ini termasuk subgroup A yang mempunya tipe serologic D-K.(1,2,5,7) Chlamydia trachomatis merupakan penyebab penyakit menular seksual yang paling sering terjadi. Diperkirakan terjadi lebih 4 juta kasus infeksi Chlamydia tiap tahun nya dengan angka prevalensi > 10 % atau 15-40% dari kasus non spesifik urethritis atau dua kali prevalensi dari kasus Gonorrhea. Traktus urogenital merupakan daerah yang paling serng terinfeksi oleh C. trachomatis. Transmisi terjadi melalui rute oral, anal, atau melalui hubungan seksual. Gejala terjadi 1-3 minggu setelah infeksi. Namun demikian, sering terjadi infeksi asimtomatik sebesar 80% pada wanita dan 50% pria.(2,5)

Infeksi Mycoplasma Hominis Mycoplasma Hominis sebagai penyebab utama non spesifik urethritis masih diragukan, karena kuman ini bersifat komensal yang dapat menjadi petogen dalam kondisi tertentu.(1,2,4)

Alergi Ada dugaan non spesifik urethritis disebabkan oleh reaksi alergi terhadap komponen secret alat urogenital pasangan seksualnya. Alasan ini dikemukakan karena pada pemeriksaan secret non spesifik urethritis tersebut ternyata steril dan pemberian obat antihistamin dan kortikosteroid dapat mengurangi gejala penyakit.(1,4,7) Bakteri Mikroorganisme penyebab non spesifik urethritis ini adalah Staphylococcus dan Diphteroid. Sesungguhnya bakteri ini dapat tumbuh komensal dan menyebabkan urethritis hanya pada beberapa kasus.(1)

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 4

Gejala klinis
Tanda dan gejala urethritis gonococcal dan urethritis non-gonococcal pada dasar nya adalah sama, namun berbeda pada derajat keparahan gejala yang timbul. Kedua yretritis baik gonococcal maupun non-gonococcal menyebabkan ada nya lendir, dysuria, dan rasa gatal pada uretra. Lendir yang sangat banyak dan purulen lebih sering pada gonorrhea, sedangkan pada kondisi non- gonococcal , lendir yang dihasilkan lebih sedikit dan seropurulen. Pada non- gonococcal, lendir sering muncul pada pagi hari atau hanya terlihat bercak pada celana dalam.(1,2,3,6) Sering keluhan penderita tidak begitu menonjol sehingga dapat menyebabkan kesukaran dalam penentuan waktu inkubasinya, tetapi pada umumnya inkubasi non.gonococcal antara 1-3 minggu, lebih lama dari masa inkubasi gonorrhea yang memakan waktu 1-5 hari.(1,2,3,4,6)

Tanda pada pria Gejala pada mulai timbul setela 1-3 minggu kontak seksual dan umunya tidak seberat gonorrhea. Gejala berupa dysuria ringan, perasaaan tidak enak di uretra, sering kencing dan keluarnya duh tubuh seropurulen. Dibandingkan dengan gonorrhea, perjalanan penyakit lebih lama karena masa inkubasi yang lebih lama dan adanya kecendrungan kambuh kembali. Pada beberapa keadaan tidak terlihat keluarnya cairan duh tubuh, sehingga menyulitkan diagnosis. Dalam keadaan demikian sangat diperlukan pemeriksaan laboratorium.(1,2,4)

Tanda pada wanita Infeksi lebih ringan terjadi di serviks bila dibandingkan dengan vagina, kelenjer batholin atau uretra sendiri. Sama seperti pada gonorrhea, umumnya wanita tidak menunjukan adanya gejala. Sebagian kecil dengan keluhan keluarnya duh tubuh vagina, dysuria ringan, sering kencing, nyeri daerah pelvis dan dyspareunia. Hasil dari penelitian melaporkan bahwa sekitar 20% para wanita sebagai teman hubungan dari pria yang menderita non spesifik urethritis maka bila dilakukan pemeriksaan akan dijumpai tanda-tanda infeksi dari alat genital yang bersangkutan.(1,2,4)

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 5

Diagnosis
Untuk menegakan diagnosa suatu non spesifik urethritis diperlukan anamnesa yang jelas dari pasien dan yang disertai pemeriksaan klinis serta ditopang denganpemeriksaan laboratorium, tetapi diperlukan laboratorium dengan kualitas baik yang dapat menopang dalam penentua penyebabnya.(1,2,3,4,7) Pemeriksaan menyeluruh pada pasien dengan penyakit menular seksual, termasuk uretritis, sangat penting dalam mengarahkan terapi yang tepat. Kuantitas duh tubuh pada uretritis dapat dikategorikan banyak (mengalir secara spontan dari uretra), sedikit (keluar hanya jika uretra di ekspos), sedang (keluar secara spontan, namun hanya sedikit). Warna dan karakter duh tubuh uretra harus diperhatikan. Lendir berwarna kekuningan atau hijau disebut sebagai lendir purulen. Lendir berwarna putih yang bercampur cairan jernih dinamakan lendir mukoid. Jika hanya lendir bening, dinamakan jernih. Adanya inflamasi pada meatus uretra, edema penis, dan pembesaran kelenjar limfe juga harus diperhatikan.(1,2) Dalam sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2008, didapatkan hasil bahwa tidak diperlukan adanya investigasi lebih lanjut menggunakan mikroskopi pada penderita yang asimtomatik karena hanya presentase kecil penderita didapatkan hasil yang positif akan bakteri patogen.(1,2,7) Non spesifik urethritis dikenal dengan timbulnya gejala duh tubuh dari uretra sedikit maupun banyak dan tidak disebabkan oleh gonokokus serta dapat dibuktikan dengan pewarnaan gram dari sediaan langsung maupun dengan biakan. Penderita dengan gejala tersebut didapat eksudat yang mengandung banyal sel-sel polymorph nuclear tanpa adanya diplococcus gram negatife intra dan ekstra selular. Penegakan diagnosis uretritis didasarkan pada tanda klinis serta pemeriksaan laboratorium, sebagai berikut:

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 6

1. Duh tubuh purulen atau seropurulen. 2. Pewarnaan Gram pada sekresi uretra menunjukkan adanya > 5 leukosit per lapang pandang. Pewarnaan Gram merupakan tes diagnostik yang umum digunakan untuk mengevaluasi uretritis. Pemeriksaan ini cukup sensitif dan spesifik untuk menentukan adanya uretritis dan ada tidaknya infeksi gonococcal. Infeksi gonococcal ditegakkan jika ditemukan diplococcus intraseluler pada leukosit. 3. Tes leukosit esterase pada pancaran urine pertama yang menunjukkan hasil positif atau pemeriksaan mikroskopis pancaran urine pertama menunjukkan 10 leukosit per lapang pandang besar.(5,7) Jika tidak ada kriteria diatas yang positif, pasien harus di tes untuk konfirmasi infeksi N. gonorrhea atau C. trachomatis. Jika hasil tes menunjukkan infeksi N. gonorrhea atau C.trachomatis, pasien harus diberikan perawatan yang sesuai, pasangan seksual ikut untuk menjalani tes.(1,3,6,7)

Diagnosa Banding
Diagnosis banding dari uretritis non spesifik adalah : Gonorrhea Gonore dalam arti luas menyangkut semua penyait yang disebabkan oleh Neisseria Gonorhea. Masa tunas yang sangat singkat. Pada pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari. Namun, pada wanita masa tunas sulit ditentukan karena pada umumnya asimptomatik. (1)

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 7

Trikomoniasis Merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah pada wanita maupun pria. Dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh Trichomonas Vaginalis dan penularannya

melalui hubungan seksual. Pada wanita yang terserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut maupun kronik. Pada kasus akut terlihat secret vagina seropurulen berwarna kekuningkuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak, dan berbusa. Pada pria yang terserang terutama pada uretra, kelenjer prostat, kadang-kadang preputium, vesikula seminalis, dan epididymis. Pada umunya gambaran klinis lebih ringan dibandingkan wanita.(1)

Penatalaksanaan
Secara umum, manajemen obat yang paling efektif adalah golongan tetrasiklin dan eritromisin. Di samping itu dapat juga digunakan gabungan sulfa-trimetoprim, spiramisin dan kuinolon. Beberapa dosis obat yang dapat digunakan sebagai pada tabel berikut. (1,2,3,4,,7)

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 8

Tabel II. Medikamentosa Medikasi Tetrasiklin HCl Oksitertrasiklin Doksisiklin Eritromisin Dosis 4 x 500mg sehari selama 1 minggu atau4 x 250mg sehari selama 2 minggu 4 x 250mg sehari selama 2 minggu 2 x 100mg sehari selama 1 minggu 4 x 500mg sehari selama 1 minggu atau4 x 250mg sehari selama 2 minggu (untuk penderita tidak tahan tetrasiklin, hamil, atau < 12 tahun) Sulfatrimetoprim Azitromisin Spiramisin Ofloksasin 1 gram dosis tunggal 4 x 500mg sehari selama 1 minggu 2 x 200 mg sehari selama 10 hari 2 x 2 tablet sehari selama 1 minggu

Pasien dengan infeksi klamidia harus dimonitor selama 2 minggu. Pemberian informasi kepada pasangan, pencegahan hubungan seksual sementara serta penyelesaian terapi dengan benar harus dicek. Dalam hal ini pasangan maupun semua orang yang memiliki kontak seksual langsung dengan penderita harus diidentifikasi dan diberikan saran untuk mendapatkan terapi serupa.(1,2,3,6) Pengobatan untuk infeksi Mycoplasma genital, sama dengan pengobatan pada Chlamydia Trachomatis. Fluorokuinolon dapat digunakan sebagai terapi alternatif untuk M. Hominis dan Ureaplasma sp. pada kondisi resistensi terhadap antibiotik lain.(1,2,4)

Prognosis
Kadang-kadang tanpa pengobatan, penyakit lambat laun berkurang dan akhirnya sembuh sendiri (50-70% dalam waktu sekitar 3 bulan). Setelah pengobatan, kira-kira 10% penderita akan mengalami eksaserbasi atau rekurensi.(1,2,4)

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 9

Laporan Kasus
Telah datang seorang pasien laki-laki, berumur 24 tahun, suku jawa, agama islam, ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan pada tangggal 5 November 2012 dengan keluhan utama bercak nanah pada celana dalam yang disertai rasa nyeri saat buang air kecil sejak 1 minggu yang lalu. Nanah keluar tanpa disadari os dan sudah terlihat di celana dalam os. Os juga mengeluhkan rasa nyeri saat buang air kecil dan sesaat setelah buang air kecil. Dari anamnesis riwayat freesex dijumpai dengan terakhir berhubungan seksual yaitu 2 minggu yang lalu. Riwayat penyakit keluarga tidak dijumpai, riwayat penyakit terdahulu tidak dijumpai, riwayat pemakaian obat juga tidak dijumpai. Dari pemeriksaan fisik jumpai keadaan umum dan status gizi baik. Pada pemeriksaan langsung dijumpai bercak nanah kuning jernih pada celana dalam os. Lokalisasinya pada celana dalam os yang terkena bercak nanah. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik maka diagnosisbanding pada pasien ini adalah Non Spesifik Uretritis, Gonore dan Trikomoniasis. Dan diagnosis sementara pada pasien ini adalah Non Spesifik Uretritis. Penatalaksaan secara umum pada pasien ini adalah memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakit yang dideritanya. Dilarang berhubungan seksual selama masa pengobatan atau selama belum sembuh. Mitra seksual juga harus diobati. Sedangkan penatalaksaan khusus pada pasien ini adalah diberikan sistemik Dosisiklin (siklidon) 2 x 100 mg tablet setiap hari selama 1 minggu. Kemudian pemberian Phenazopyridine HCl (Urogetix) 200 mg 3 x 1. Prognosis pada pasien ini baik, bila pasien berobat secara teratur dan menghindari faktor penyebab selama masa pengobatan.

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 10

Diskusi
Diagnosis non spesifik urethritis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis yang khas pada pemeriksaan fisik. Dari anamnesis pasien mengeluhkan utama bercak nanah pada celana dalam yang disertai rasa nyeri saat buang air kecil sejak 1 minggu yang lalu. Nanah keluar tanpa disadari os dan sudah terlihat di celana dalam os. Os juga mengeluhkan rasa nyeri saat buang air kecil dan sesaat setelah buang air kecil. Riwayat freesex dijumpai dengan terakhir berhubungan seksual yaitu 2 minggu yang lalu. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan gejala umum dari Non Spesifik urethritis adalah berupa dysuria ringan, perasaan tidak enak pada uretra, dan keluarnya duh tubuh seropurulen yang melekat dimeatus atau terlihat berak pada celana dalam yang biasanya timbul 1 - 3 minggu sesudah kontak seksual. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis maka diagnosis banding dari kasus ini adalah Non Spesifik Urethritis, Gonorhea, trikomoniasis. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa diagnosis banding dari Non Spesifik Uretritis adalah Gonorhea dan Trikomoniasis. Penatalaksaan secara umum pada pasien ini adalah memberikan edukasi kepada pasien tentang penyakit yang dideritanya. Dilarang berhubungan seksual selama masa pengobatan atau selama belum sembuh. Mitra seksual juga harus diobati. Sedangkan penatalaksaan khusus pada pasien ini adalah diberikan sistemik Dosisiklin (siklidon) 2 x 100 mg tablet setiap hari selama 1 minggu. Kemudian pemberian Phenazopyridine HCl (Urogetix) 200 mg 3 x 1. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyebutkan bahwa pengobatan dari kasus ini. Penting

untuk dijelaskan pada pasien dengan infeksi genital oleh C. trachomatis, mengenai resiko penularan kepada pasangan seksualnya, Contact tracing (pemeriksaan dan pengobatan partner seksual) diperlukan untuk keberhasilan pengobatan.

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 11

Untuk pengobatan dapat diberikan Tetrasiklin adalah antibodi pilihan yang sudah digunakan sejak lama untuk infeksi genitalia yang disebabkan oleh C.trachomatis. Dapat diberikan dengan dosis 4 x 500 mg/hari selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari selama 14 hari. Analog dari tetrasiklin seperti Doksisiklin dapat diberikan dengan dosis 2 x 100 mg/hari selama 7 hari. Obat ini yang paling banyak dianjurkan dan merupakan drug of choice karena cara pemakaiannya yang lebih mudah dan dosisnya lebih kecil. Kemudian dapat di berikan Azitromisin. Azithromisin merupakan suatu terobosan baru dalam pengobatan masa sekarang. Diberikan dengan dosis tunggal 1 gram sekali minum. Dan juga dapat diberikan Regimen alternatif lain yaitu Erythromycin 4 x 500 mg/hari selama 7 hari atau 4 x 250 mg/hari selama 14 hari dan Ofloxacin 2 x 300 mg/hari selama 7 hari.
Prognosis pada pasien ini baik, bila pasen berobat secara teratur dan menghindari faktor penyebab selama masa pengobatan. Foto Pasien

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 12

Daftar Pustaka
1. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan kelamin. Ed.5.Jakarta: Balai Penerbit FK-UI. 2007. 366-368. 2. Fitzpatrick TB, Wolff K, Johnson RA. Fitzpatricks Dermatologyin General Medicine. 7 th ed. 1996-1998 3. Landow RK. Kapita Seleta Terapi Dermatologik Handbook of Dermatologic Treatment. Jakarta: EGC. 19-20 4. Mainous AG. Management of Antimicrobials in Infectious Diseases. 2011. Humana Press. 196-199 5. Chlamydia, Avaiable from : http://www2a.cdc.gov/stdtraining/self-

study/chalmydia/chlamydia4.asp 6. Nasution MA, Zulilham. Penatalaksaan Gejala Duh Tubuh Uretra, Avaible from : http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/37_PenatalaksanaanGejalaDuhTubuhUretra .pdf/37_PenatalaksanaanGejalaDuhTubuhUretra.html 7. Uretritis Non Gonore, Avaiable from :

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/25_Uretritis-NonGonore.pdf/25_UretritisNonGonore.pdf

KKS ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN Pembimbing : dr. Irwan Fahri Rangkuti, Sp.KK Coass : Teguh Nugroho (0710070100039)

Page 13

Anda mungkin juga menyukai