Tentamen Suicide
Oleh :
dr Rusydiana
Pembimbing :
dr Ketut Ari Suastawa, Sp.PD
Katz K D, Sakamoto K M, Pinsky M R. Organophosphate Toxicity. Medscape eMedicine 2011. Available on: http://emedicine.medscape.com/article/167726-overview.
Neuroscience. 2nd Edition, 2001. Available on: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11143/
John Victor Peter, Thomas Isiah Sudarsan, and John L. Moran. Clinical features of organophosphate poisoning: A review of different classification systems and approaches. Indian J Crit Care Med.
2014 Nov; 18(11): 735–745. Available on: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4238091/
John Victor Peter, Thomas Isiah Sudarsan, and John L. Moran. Clinical features of organophosphate poisoning: A review of different classification systems and approaches. Indian J Crit Care Med.
2014 Nov; 18(11): 735–745. Available on: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4238091/
John Victor Peter, Thomas Isiah Sudarsan, and John L. Moran. Clinical features of organophosphate poisoning: A review of different classification systems and approaches. Indian J Crit Care Med.
2014 Nov; 18(11): 735–745. Available on: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4238091/
Gambaran Klinik
Pemeriksaan rutin tidak banyak menolong, pengukuran kadar KhE dalam sel darah
merah dan plasma, penting untuk memastikan diagnosis keracunan akut maupun kronik.
Keracunan akut:
– Ringan 40 – 70%
– Sedang 20 – 40%
– Berat < 20%
Keracunan kronik: bila kadar KhE menurun sampai 20 – 50%, setiap individu yang
berhubungan dengan insektisida ini harus segera disingkirkan, dan baru diizinkan bekerja
kembali bila kadar KhE telah meningkat > 75% N.
Terapi
– Resusitasi (ABC)
– A (Airway), bebaskan jalan nafas dari sumbatan bahan muntahan, lendir, dan pangkal lidah.
– B (Breathing), menjaga agar jalan pernafasan tetap dapat berlangsung dengan baik, kalua perlu
lakukan pernafasan buatan
– C (Circulation), tekanan darah dan nadi dipertahankan dengan infus D5, PZ, atau RL, kalau perlu
dengan cairan koloid.
– Eliminasi bertujuan menghambat penyerapan racun
– Kumbah Lambung (paling efektif bila dikerjakan 4 jam setelah keracunan)
– Indikasi
– Emesis tidak berhasil
– Kesadaran menurun
– Pasien tidak kooperatif
Terapi
Antidotum
– Atropin sulfat (SA), merupakan antagonis kompetitif dari AKh, bekerja dengan menghambat efek
akumulasi AKh
– Mula – mula diberikan bolus intravena 1 – 2.5 mg.
– Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5-10-15 menit sampai timbul gejala-gejala atropinisasi (muka merah, mulut
kering, takhikardia, dan midriasis)
– Kemudian interval diperpanjang setiap 15-30-60 menit, selanjutnya setiap, 2-4-6 dan 12 jam.
– Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2x 24 jam. Penghentian pemberian SA yang mendadak dapat
menimbulkan “rebound-effect” berupa edema paru dan kegagalan pernapasan akut, yahng sering fatal.
Reaktivator KhE (PAM)
– Bekerja dengan cara memotong ikatan organofosfat-KhE, hingga timbul reaktivasi enzim KhE. Salah satu
contohnya adalah Pralidoxime = Protopam. Hanya bermanfaat pada keracunan organofosfat, kontraindikasi pada
keracunan carbamate. Dosis 1 gram iv perlahan-lahan (10-20 menit), diulang setelah 6-8 jam. Hanya diberikan bila
pemberian atropine telah adekuat.
KASUS
Identitas Pasien
– Nama : Ny. N
– Umur : 29 tahun
– Jenis kelamin : Perempuan
– Agama : Islam
– Suku : Jawa
– Pekerjaan : Bidan
– Alamat : Kanigaran Probolinggo Sidomukti
– Tgl Masuk : 18 Februari 2021
– Tgl Pemeriksaan : 18 Februari 2021
Anamnesis
Keluhan Utama
Muntah sejak 2 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Kesimpulan :
Cor dan Pulmo tidak tampak kelainan
Working diagnosis
– Intoksikasi Organofosfat
– Tentamen Suicide
– Suspek covid 19
Tatalaksana di IGD
– Tirah baring
– Pasang NGT
– Bilas Lambung 2000 cc NaCl 0.9%
– Inj Ondansetron 3x4 mg kp muntah
– Inj. Omeprazole 2x40 mg
– Inj mecobalamin 2x1
– Inj SA 2 mg IV dilanjutkan dengan atropinisasi dengan SA 0.5 mg
tiap 5 menit sampai pupil midriasis
Planning Monitoring
– Observasi atropinisasi
– Observasi TTV
Diskusi
Diskusi
Literatur Pasien
Anamnesa: Anamnesa:
Keracunan ringan • Muntah sejak 2 jam smrs hingga > 10 kali
Anoreksia, nyeri kepala, rasa lemah, rasa takut, • Perut terasa panas
tremor lidah, tremor kelopak mata, pupil • Tenggorokan terasa panas
miosis
Keracunan Sedang • Nyeri perut
Nausea, muntah – muntah, kejang / kram • Gelisah
perut, hipersalivasi, hyperhidrosis, fasikulasi • Pasien berteriak minum racun pestisida
otot, bradikardi dan tidak diketahui mereknya
Keracunan berat • Pasien berteriak menitipkan anaknya
Diare, pupil ”pin-point”, reaksi cahaya berulang kali kepada suami
negative, sesak nafas, sianosis, edema paru,
inkontinensia urin dan feses, konvulsi, koma,
blockade jantung, dan akhirnya meninggal • Suami pasien mengatakan pasien minum
racun tapi tidak diketahui jenisnya
• Adanya masalah sosial di lingkungan kerja
pasien
Diskusi
Literatur pasien
Pemeriksaan Fisik : Pemeriksaan Fisik
Literatur pasien
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan rutin tidak banyak menolong,
pengukuran kadar KhE dalam sel darah merah • Leukositosis Stress injury dan
dan plasma, penting untuk memastikan
diagnosis keracunan IFO akut maupun kronik poisoning
• Keracunan akut • Antibody IgG covid 19 Reaktif
Ringan 40-70% N
Sedang 20 - 40% N
Berat <20 % N
• Keracunan kronik bila kadar KhE
menurun sampai 20– 50%
Diskusi
Literatur pasien
Terapi: Terapi :