Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN JENAZAH PADA

KORBAN DIDUGA ASFIKSIA


Hendricus Novaldo Widodo 102013262
Charlos Rohy 102017052
Hansel Sanchia 102017211
Mury Teresa Tahun 102016229
Febiyola 102017043
Magdalena 102017104
Dwi Anggraini 102017151
Natalia Margaretha Simalango 102017224
Skenario 2
Seorang anak laki-laki 2 th ditemukan di dalam sebuah rumah dalam keadaan sudah meninggal, dengan
banyak darah yang tercecer di lantai. Di dekat anak, ditemukan ibunya dalam keadaan kejang-kejang dan
dari mulutnya keluar busa. Oleh warga, ibu dan anak tersebut dibawa ke rumah sakit, dan kejadian ini
dilaporkan ke polisi. Di IGD, ibu berhasil diselamatkan oleh tim medis, sedangkan anaknya dipastikan
sudah meninggal sebelum tiba di RS dan dikirim ke Ins. Forensik untuk dilakukan otopsi.
• Dari hasil pemeriksaan jenazah anak: ditemukan lebam mayat pada punggung, tidak hilang pada penekanan. Kaku
mayat pada seluruh tubuh. Kuku jari-jari tangan dan kaki berwarna kebiruan. Pada pegelangan tangan kiri, terdapat
luka terbuka tepi rata, dasar jaringan otot, dengan tidak ada pembuluh darah yang terpotong. Pada seluruh permukaan
bibir atas dan bawah terdapat memar berwarna biru kehitaman. Pada dinding paru dan jantung ditemukan banyak
bintik perdarahan, serta pelebaran pembuluh darah pada organ-organ
• Hasil TKP : ditemukan gelas berisi cairan pembasmi serangga, satu buah pisau berlumuran darah, tidak ada barang
berharga yang hilang, tidak ada kerusakan pada pintu dan jendela rumah
• Dari keterangan saksi : tidak ada yang melihat orang lain yang masuk atau keluar dari rumah . Beberapa hari terakhir
si ibu dan ayahnya sering bertengkar hebat. Saat kejadian ayahnya sedang bekerja di kantor
Aspek Hukum dan Prosedur
medikolegal
Pasal 133 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan
ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang
dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau
pemeriksaan bedah mayat.
(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus
diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang
memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain
badan mayat.
Pasal 134 KUHP
(1) Dala hal sangat diperlukan di mana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi
dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban
(2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan dengan sejelas jelasnya tentang maksud
dan tujuan perlu dilakukan pembedahan tersebut
(3) Apabila dalam waktu 2 hari tidak ada tanggapan apa pun dari keluarga atau pihak yang perlu
diberitahu tidak diketemukan penyidik, segera melaksanakan ketentuan sebagaimana yang di maksud
dalam pasal 133 (3)
Pemeriksaan Thanatology
Ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan pada tubuh seseorang yang telah
meninggal serta faktor yang mempengaruhinya.

Menentukan apakah seseorang telah meninggal / belum

Memperkirakan saat kematian

Membedakan perubahan-perubahan post mortem dengan


kelainan-kelainan ante mortem
Pemeriksaan medis: tanatologi

Tanda Pasti Tanda Tidak Pasti

• Pernafasan berhenti > 10 menit


• Lebam mayat (Livor mortis) • Nadi tidak teraba > 15 menit
• Kaku mayat (Rigor mortis) • Kulit pucat
• Penurunan suhu (Algor mortis) • Tonus otot menghilang
• Pembusukan (Decomposition) • Segmentasi pembuluh darah retina
• Pengeringan kornea
Lebam mayat ( livor mortis )
Bercak berwarna merah kebiruan pada bagian bawah tubuh karena terbentuknya dipengaruhi oleh adanya
gravitasi. Namun pada bagian yang tertekan oleh tubuh tidak akan terbentuk. Warnanya tidak selalu sama
pada setiap kasus, bergantung pada kadar oksigenasi tubuh.
Warna Lebam mayat dapat memberikan petunjuk penyebab kematian.
Umumnya akan mulai tampak pada 20-30 menit pasca kematian dan menetap setelah 8-12 jam.
Kaku Mayat ( rigor mortis )
Hilangnya cadangan glikogen sehingga aktin-myosin menggumpal menyebabkan kelenturan otot
menghilang. Dimulai dari otot-otot kecil.
Muncul sekitar 2 jam setelah kematian, dan kekakuan lengkap seluruh tubuh setelah 12-18 jam. Kekakuan
dapat bertahan18-36 jam setelah kematian dan menghilang sesuai dengan urutan terbentuknya.
Bergantung pada aktivitas sebelum meninggal, suhu tubuh, suhu lingkungan, dan massa otot.
Asfiksia mekanik
Udara pernapasan yang terhalang masuk ke saluran pernapasan akibat kekerasan mekanik.

Fase dispneu Fase konvulsi Fase apneu Fase akhir

Gagging atau
Penjeratan
choking

Pembekapan Pencekikan Gantung


Pemeriksaan jenazah korban asfiksia
Pemeriksaan luar Pemeriksaan dalam

• Sianosis pada bibir, ujung jari, dan kuku • Darah berwarna gelap dan encer
• Lebam mayat merah kebiruan tampak lebih • Busa halus di saluran nafas
gelap • Perbendungan sirkulasi di seluruh organ sehingga
• Busa halus pada hidung dan mulut organ menjadi lebih berat dan gelap
• Petekie (tardieu’s spot) pada mukosa organ dalam
• Pelebaran pembuluh darah serta munculya
(pericardium, pleura visceral paru, aorta lobus dan
bintik-bintik perdarahan (tardieu’s spot) pada
busur, kelenjar tiroid, kelenjar timus, dan pielum
konunctiva bulbi dan palpebral ginjal.
• Tanda-tanda kekerasan dan perlawanan • Edema paru
• Kelainan lain yang berhubungan dengan kekerasan
Syarat Visum et Repertum
Permintaan tertulis dari penyidik berwenang

Dibuat secara tertulis dan diketik

Terdapat kop surat & institusi kesehatan sesuai SPV

Ada nomor dan tanggal surat

Tanda tangan, nama jelas, stempel instansi

Bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa singkatan

Minimalkan istilah asing

Diberlakukan sebagai surat rahasia


Format visum et repertum
• Pembukaan (pro justitia)
• Pendahuluan (identitas)
• Pemberitahuan (hasil pemeriksaan; objektif)
• Kesimpulan (pendapat pemeriksa; subjektif; ilmiah)
• Penutup
Kesimpulan
Pada mayat anak laki laki ini ditemukan luka pada pergelangan tangan kiri
terdapat luka terbuka tepi rata, dasar jaringan otot dengan tidak ada pembuluh darah
yang terpotong akibat kekerasan benda tajam dan pada seluruh permukaan bibir atas
dan bawah terdapat memar berwarna biru kehitaman akibat bekapan jalan napas. Luka
pada lengan kiri menunjukkan ciri-ciri yang sesuai dengan tusukan benda tajam
bermata satu. Sebab mati anak ini adalah pembekapan jalan napas sehingga membuat
seluruh permukaan bibir atas dan bawah luka memar berwarna biru kehitaman.

Anda mungkin juga menyukai