Agus Cahyadi
102016044
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Email: agus.cahyadi15@gmail.com
Abstrak
Pendahuluan
Pembunuhan anak sendiri (PAS) merupakan pembunuhan yang dilakukan oleh ibu kandungnya
sendiri beberapa saat setelah melahirkan dengan rasa takut ketahuan telah melahirkan.
Beberapa saat saat melahirkan memiliki arti tidak ditemukan adanya tanda perawatan pada si
anak, seperti belum dibersihkan, belum dipotong tali pusatnya ataupun belum diberi baju dan
sebagainya. Hukuman pada PAS lebih ringan dibandingkan dengan kasus pembunuhan
lainnya, hal ini dikaitkan dengan status mental dan emosional ibu yang takut, malu, benci serta
rasa nyeri bercampur aduk.sehingga perbuatannya itu dianggap dilakukan tidak dalam keadaan
mental yang tenang, sadar serta dengan perhitungan yang matang. Cara yang paling sering
digunakan dalam kasus PAS adalah membuat keadaan asfiksia mekanik yaitu
pembekapan, pencekikan, penjeratan dan penyumbatan.
PROSEDUR MEDIKOLEGAL
1. Kewajiban Dokter Membantu Peradilan
Pasal 133 KUHAP
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan
secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan
luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah
sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap
mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan cap
jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.3
Penjelasan Pasal 133 KUHAP
2) Keterangan yang diberikan oleh ahli kedokteran kehakiman disebut keterangan
ahli, sedangkan keterangan yang diberikan oleh dokter bukan ahli kedokteran
kehakiman disebut keterangan.3
Pasal 179 KUHAP
1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau
dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.
2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang
memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan
sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan
sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.3
Aspek hukum
Pasal 340 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncanakan lebih dahulu menghilangkan nyawa
orang lain, dihukum karena pembunuhan direncanakan (moord), dengan hukuman mati atau
penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua puluh tahun
Untuk dapat menilai apakah seseorang sudah meninggal adalah dengan melakukan penilaian
dengan ilmu thantologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang kematian, perubahan yang terjadi
setalah kematian dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.
Terdapat 2 tanda kematian, secara tidak pasti dan tidak pasti. Untuk dapat memperkirakan saat
mati korban dapat kita liat beberapa tanda:
Proses mummifikasi lengkap dalam waktu 1 sampai 3 bulan, dan jenasah yang
mengalami mummifikasi ini dapat bertahan lama sekali.
Pemeriksaan jenazah :
i. Larva lalat
Siklus :
o Telur
o Larva
o Kepompong
o Lalat dewasa.
Syarat pemeriksaan: Tidak boleh ada kepompong, dicari larva lalat yang paling besar.
1. Larva lalat
Misalnya : Didapatkan larva yang berumur 3 hari., saat kematian korban adalah = (3 hari +
1 hari) = 4 hari yang lalu
Bila ditemukan: Lambung tak berisi makanan, rectum penuh dengan feces, kandung
seni penuh Diperkirakan korban meninggal waktu masih pagi sebelum bangun.
Bila lambung ditemukan berisi makanan kasar berarti korban meninggal dalam waktu
< 2 jam setelah makan terakhir.
Bila ditemukan lambung tak terisi makanan, duodenum dan ujung atas usus halus berisi
makanan yang telah tercerna, berarti korban meninggal dalam waktu > 4 jam setelah
makan terakhir.
4. Keadaan kuku :
Kekeruhan kornea :
0-4 jam : jernih
jam : kekeruhan berkurang jika ditetesi air
8 jam : kekeruhan tidak berkurang walau disiram air
(syarat pemeriksaan : kelopak mata dalam keadaan tertutup).
1. Suffocation
a) Entrapment: Terjebak diruang sempit
b) Environmental: Kadar oksigen dilengkungan yang minim (sumur).
c) Smothering: Obstruksi jalan nafas di bagian luar (hidung, mulut). Tidak ada yang
spesifik, namun yang sering ditemukan adalah adanya memar pada bibir.
d) Choking: Sumbatan jalan nafas (café coronary).
e) Gagging: Kain atau benda halus yang dimasukan ke mulut. Sering pada perampokan.
Menyebabkan lendir hidung dan edema menutupp nares posterior.
Berdasarkan mekanisme:
a) Traumatic: Beban yang berat menekan dada atau bagian perut atas, membuat respirasi
sulit terjadi. Pada otopsi, ada kongesti dari kepala, leher, dan bagian atas tubuh dengan
berbagai petechiae di ini daerah, sklera, konjungtiva dan kulit periorbital.
b) Positional: Berkaitan dengan keracunan alkohol atau obat. Seseorang yang
terperangkap, dengan posisi tubuhnya yang membuat kesulitan bernafas.
c) Riot-crush: Saat kericuhan orang-orang berebut untuk keluar mengakibatkan dada
terkompresi, sulit bernafas.
2. Strangulation
a) Hanging
Dimana tekanan jerat pada leher dihasilkan oleh berat badan si korban.
b) Manual
Tekanan pada leher oleh tangan, atau lengan. Semua kasus adalah pembunuhan Pada
leher ditemukan lecet, memar, fingernails mark.
c) Ligature
Sexual Asphyxia, Hypoxyphilia, Asphyxiophilia
3. Chemical asfksia
a) Hydrogen Cyanide (HCN), (KCN/NaCN)
Dari mulut & lambung tercium bau almond dan mukosa lambung, darah berwarna merah
terang, tidak bersifat kumulatif.
b) Hydrogen sulfide (H2S)
Tidak ada efek kumulatif dan mudah terdeteksi -> bau telur busuk
c) Carbon monooxide (CO)
1) Pada sudut kiri atas dituliskan “PRO YUSTISIA”, artinya bahwa isi visum et repertum
hanya untuk kepentingan peradilan;
2) Di tengah atas dituliskan Jenis visum et repertum serta nomor visum et repertum
tersebut;
3) Bagian Pendahuluan, merupakan pendahuluan yang berisikan :
a. Identitas peminta visum et repertum;
b. Identitas surat permintaan visum et repertum;
c. Saat penerimaan surat permintaan visum et repertum;
d. Identitas dokter pembuat visum et repertum;
e. Identitas korban/barang bukti yang dimintakan visum et repertum;
f. Keterangan kejadian di dalam surat permintaan visum et repertum.
4) Bagian Pemberitaan, merupakan hasil pemeriksaan dokter terhadap apa yang dilihat
dan ditemukan pada barang bukti;
5) Bagian Kesimpulan, merupakan kesimpulan dokter atas analisa yang dilakukan
terhadap hasil pemeriksaan barang bukti;
6) Bagian Penutup, merupakan pernyataan dari dokter bahwa visum et repertum ini dibuat
atas sumpah dan janji pada waktu menerima jabatan;
7) Di sebelah kanan bawah diberikan Nama dan Tanda Tangan serta Cap dinas dokter
pemeriksa.
Diperlakukan sebagai surat rahasia, hanya diberikan kepada penyidik yang berwenang
Interpretasi Temuan
Pada kasus, pemeriksaan jenazah anak ditemukan lebam mayat pada punggung, tidak
hilang pada penekanan. Kaku mayat pada seluruh tubuh. Kuku jari-jari tangan dan kaki
berwarna kebiruan. Pada pergelangan tangan kiri, terdapat luka terbuka tepi rata, dasar
jaringan otot, dengan tidak ada pembuluh darah yang terpotong. Pada seluruh permukaan
bibir atas dan bawah terdapat memar berwarna biru kehitaman. Pada dinding paru dan
jantung ditemukan banyak bintik perdarahan, serta pelebaran pembuluh darah pada organ-
organ.
Berdasarkan lebam mayat, diduga anak telah meninggal lebih dari 8 jam. Berdasarkan
kaku mayat, diduga anak telah meninggal kurang dari 12 jam karena setelah 12 jam, kaku
mayat akan hilang.
Kesimpulan
Pada pemeriksaan mayat anak laki-laki 2 tahun, pada pemeriksaan luar didapatkan luka
memar berwarna biru kehitaman pada bibir atas bawah sisi luar akibat kekerasan tumpul.
Pada pergelangan tangan kiri, terdapat luka terbuka tepi rata, dasar jaringan oto dengan
tidak ada pembuluh darah yang terpotong. Pada pemeriksaan dalam ditemukan banyak
bintik perdarahan pada jantung dan paru, serta pelebaran pembuluh darah pada organ.
Sebab kematian adalah akibat kekerasan tumpul pada mulut (saluran pernapasan atas) yang
mengakibatkan tersumbatnya jalan napas sehingga menyebabkan mati lemas,
kemungkinan cara mati tidak wajar (pembunuhan).
Visum et Repertum
Kesimpulan
Berdasarkan skenario, didapatkan Sebab kematian adalah akibat kekerasan tumpul pada
mulut (saluran pernapasan atas) mekanismenya adalah tersumbatnya jalan napas sehingga
menyebabkan mati lemas, dan kemungkinan cara mati tidak wajar (pembunuhan).