• Seorang anak laki-laki 2 • Lebam pada punggung, • Gelas berisi cairan • Tidak ada orang yang
th ditemukan di dalam tidak hilang pada pembasmi serangga masuk atau keluar
sebuah rumah dalam penekanan • Sebuah pisau rumah
keadaan sudah • Kaku mayat seluruh berlumuran darah • Beberapa hari terakhir
meninggal, dengan tubuh • Barang berharga tidak ibu dan ayah sering
banyak darah yang • Kuku jari tangan dan hilang bertengkar hebat
tercecer di lantai. kaki berwarna kebiruan • Pintu dan jendela rumah • Saat kejadian, ayah
Didekat mayat anak dan • Pergelangan tangan kiri tidak ada tanda bekerja di kantor
ditemukan ibunya dalam terdapat luka terbuka kerusakan
keadaan kejang-kejang tepi rata, dasar jaringan
dan dari mulutnya keluar otot, tanpa pembuluh
busa. darah terpotong
• Seluruh permukaan bibir
atas dan bawah
terdapat memar biru
kehitaman
• Dinding paru dan
jantung terdapat bintik
perdarahan
• Pelebaran pembuluh
daran pada organ
02 PEMERIKSAAN LUAR & DALAM 03 INTERPRETASI TEMUAN
MIND MAP
Aspek Hukum dan Medikolegal
Dalam menentukan putusan perkara pidana setidak-tidaknya membutuhkan dua alat bukti
yang sah ditambah dengan keyakinan hakim bahwa memang benar telah terjadi tindak
pidana dan bahwa terdakwa yang bersalah melakukannya.
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
Dan juga, hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
Kewajiban Dokter dalam Membantu Peradilan
Pasal 133 KUHAP
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan maupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah
mayat.
Pejabat yang Berwenang Meminta Visum et
Repertum
Pasal 133 KUHAP
Yang berwenang adalah penyidik, dan menurut pasal 6 (1) KUHAP, penyidik
adalah
a. Pejabat polisi negara Republik Indonesia
b. Pejabat PNS tertentu yang diberikan wewenang
Penyidik dapat menerapkan Pasal 222 KUHP yang akan memberikan sanksi pidana
apabila keluarga menghalang-halangi guna pemeriksaan jenazah untuk keadilan.
Pemeriksaan Luar
Pemeriksaan luar pada tubuh mayat harus dilakukan dengan cermat, meliputi
segala sesuatu yang telihat, tercium maupun teraba, baik terhadap benda yang
menyertai mayat, pakaian, perhiasan, sepatu dan lain-lain.
Pemeriksaan luar meliputi:
• Kaku mayat disebut juga rigor mortis atau postmortem rigidity, adalah
suatu keadaan dimana terjadi pemecahan ATP menjadi ADP dan
2. Kaku Mayat penumpukan asam laktat yang tidak bisa diresintesis kembali menjadi ATP
karena tidak adanya oksigen yang masuk ke tubuh.
• Kaku mayat muncul sekitar 2 jam setelah kematian dan setelah 12 jam
menjadi sempurna pada seluruh tubuh dan sukar dilawan.
Tanda-tanda Kematian
• Pada 30-60 menit pertama suhu tubuh tidak akan mengalami
penurunan, baru setelah itu akan mengalami penurunan.
• Suhu tubuh akan turun sama seperti suhu sekitar
3. Penurununan Suhu
Mayat (Algor Mortis) • Hal yang dapat mempercepat turunnya suhu mayat adalah
suhu lingkugan rendah, badan kurus, dan pakaian tipis.
Pada bagian tubuh dapat ditemukan tardieu’s spot pada dahi, diatas kelopak mata, dibawah
konjungtiva dan di dekat pelipis. Sianosis dapat ditemukan pada kuku jari sementara pewarnaan
ungu pada kulit dapat terlihat pada ekstremitas bawah atau bagian bawah dari ekstremitas atas.
Traumatologi Forensik
Luka Akibat Kekerasan Benda Tajam
• Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau luka sayat, luka
tusuk dan luka bacok.
• Gambaran umum luka yang diakibatkan benda tajam dapat berupa tepi dan
dinding luka yang rata, tidak terdapat jembatan jaringan dan luka yang
berbentuk garis atau titik.
• Kulit di sekitar luka akibat kekerasan benda tajam biasanya tidak
menunjukkan adanya luka lecet atau memar, kecuali bila bagian gagang turut
membentur kulit.
Luka Akibat Kekerasan Benda Tumpul
• Luka ini merupakan luka dengan yang disebabkan oleh benda-benda yang
memiliki permukaan tumpul. Luka yang terjadi dapat berupa memar
(kontusio, hematom), luka lecet (ekskoriasi, abrasi) dan luka terbuka/robek
(vulnus laseratum).
• Kaku mayat
Kaku mayat pada seluruh tubuh. Kaku mayat yang sudah lengkap memberikan petunjuk
perkiraan waktu kematian sekitar 12 jam yang lalu.
Interpretasi Hasil Temuan
2. Identifikasi umum
Jenis kelamin: laki-laki
Umur: 2 tahun
Bangsa: Indonesia
JANTUNG
Ditemukan banyak
bintik perdarahan serta
pelebaran pembuluh
darah pada organ.
PARU-PARU
Pada dinding paru ditemukan
banyak bintik perdarahan serta
pelebaran pembuluh darah pada
organ menunjukkan terjadinya
asfiksia.
Interpretasi Hasil Temuan
Hasil olah TKP: ditemukan gelas berisi cairan pembasmi serangga, satu buah pisau berlumuran darah,
tidak ada barang berharga yang hilang, tidak ada kerusakan pada pintu dan jendela rumah.
Keterangan saksi : tidak ada yang melihat orang lain yang masuk atau keluar dari rumah, si ibu dan
ayahnya sering bertengkar hebat beberapa hari terakhir. Saat kejadian ayahnya sedang bekerja di kantor.
Teknik Pembuatan Visum et
Repertum
1. Pro Justitia
2. Pendahuluan
3. Pemberitaan (Hasil Pemeriksaan)
4. Kesimpulan
5. Penutup
Contoh Visum et Repertum
Contoh Visum et Repertum
Aspek Hukum
KUHP Pasal 341
“Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan
atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena
membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun”
(2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
(3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah).
• Sebab mati pada kasus ini adalah pembekapan yang mengakibatkan tersumbatnya jalan nafas
sehingga menyebabkan mati lemas, sedangkan mekanisme kematian adalah asfiksia.